Oleh : dr. H.K Suheimi
Tempayan digunakan untuk membawa air. Kalau di kampung kami tampung air
dari pincuran dengan tempayan lalu tempayan itu kami bawa mendaki tebing terus kerumah, dan disimpan
dalam bak penampungan. Setiap sudah
mandi atau setiap shalat di perigi kami
selalu membawa tempayan tempat air ini.
Coba bayangkan kalau tempayan itu
retak. Dari tempat yang retak itu akan
merembes air disepanjang jalan, Dan tentu air ini sedikit yang sampai dirumah.
Nah bagaimana nasib sebuah tempayan retak?, Hari ini saya menyimak dan
mendengar siaran Radio Classy Fm . Saya terperangah mendengarnya dan ceritra
ini bisa kita jadikan pegangan dalam menempuh hidup ini. Ceritra ini bagus
menarik dan ingin saya ceritrakan juga pada Pembaca, dan saya ucapkan terima
kasih pada Yanti yang menyusun ceritra ini
Kita semua adalah tempayan yang
retak
Seorang tukang air di India
memiliki dua tempayan yang besar. Masing-masing bergantung pada kedua ujung
sebuah pikulan yang dibawa menyila pada bahunya. Ternyata satu dari tempayan
itu retak sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak
retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata
air ke rumah majikannya sedangkan tempayan yang retak hanya membawa air setengahnya.
Selama dua tahun hal ini terjadi setiap hari, si tukang air hanya dapat membawa
satu setengah tempayan air kerumah majikannya, tentu saja sitampayan yang tidak
retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat melaksanakan tugasnya dengan
sempurna. Namun sitempayan retak yang malang
itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia
hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.
Setelah dua tahun tertekan oleh
kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata ke situkang air, saya sungguh
malu pada diri saya sendiri tuan, dan saya ingin minta maaf kepadamu. Kenapa,
kenapa kamu harus malu tanya situkang air, ya selama dua tahun ini saya hanya
mampu membawa setengah porsi air yang seharusnya yang saya dapat bawa. Retakan
pada sisi saya ini telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan
menuju rumah majikan kita. Karena cacat itulah tuan saya telah membuat anda
rugi, jawab tempayan retak dengan sedih.
Situkang air merasa sedih pada
sitempayan retak dan dalam belas kasihannya. Ia berkata jika kita kembali
kerumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di
sepanjang jalan, ketika ia naik ke bukit, di tempayan retak memperhatikan dan
baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, itu
membuatnya sedikit terhibur, namun pada akhir perjalanan ia kembali sedih,
karena separoh air yang dibawanya telah bocor dan kembali tempayan retak itu
meminta maaf pada situkang air atas kegagalannya, si tukang air berkata pada
tempayan retak apakah kamu memperhatikan bunga-bunga disepanjang jalan di
sisimu, tapi tidak ada bungan di sepanjang jalan disisi tempayan yang tidak
retak itu, itu karena aku selalu menyadari akan kecacatanmu dan aku
memanfaatkannya, aku telah menanam benih-benih bunga disepanjang sisimu dan
setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih benih
tersebut, selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah untuk
menghiasi meja majikan kita, tanpa kamu sebagaimana kamu adanya, majikan kita
tidak dapat menghiasi rumahnya seindah sekarang.
Classy people setiap dari kita
memiliki kecacatan dan kekurangan kita sendiri, kita semua adalah tempayan
retak, namun jika kita mau tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghiasi
mejaNya. Dimata tuhan yang bijaksana tidakada yang terbuang percuma, jangan
takut akan kekurangan anda. Kenalilah kelemahan anda dan anda dapat menjadi
sarana keindahan tuhan.
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam
Al Qur'an
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu
Dia memberikan kecukupan. (QS. 93:8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar