Jumat, 08 November 2013

NAMA BAIK DAN STATUS


Oleh : K Suheimi

Hari ini air mata saya menetes, ketika mendengar kisah yg sangat tragis. Satu kisah yang menarik saya dengar dari Radio Classy FM yang di tulis oleh Yanti dan di bacakan Adi. Suara Adi yang lembut itu menyentuh dan menggugah. Nurani saya tergugah, Rasa tergugah itu pulalah  yang ingin saya tuliskan untuk pembaca agar juga ikut tergugah.
 
Suatu siang ... seorang ibu bahagia sekali menerima telegram dari anak satu satunya yang telah ber-tahun2 ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 th yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir , orang tuanya tidak pernah menerima kabar lagi dari putera tunggalnya itu ,, Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan perang ,  Anda tentu bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu itu , dan dalam telegram tersebut tercantum bahwa anaknya akan pulang besok,,
Dan keesokan harinya sang ibu telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya , bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia , dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan2 bisnis dari suaminya diundang semua,, Maklumlah suaminya adalah Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota,,
Tapi pada siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport,
"Ibu... ini aku ... saya hanya ingin bertanya ... bolehkah saya membawa kawan baik saya ke rumah bu?" , tanya anaknya dari seberang telepon
"Oh sudah tentu , rumah kita cuma besar dan kamarpun cukup banyak , bawa saja , jangan segan2 bawalah!" ,, Jawab ibunya dengan antusias,,
"Tetapi bu ... kawan saya adalah seorang yang cacat , karena korban perang di Vietnam?" ,, sang anak kembali bertanya
"......oooh tidak jadi masalah , bolehkah ibu tahu , bagian mana yang cacad?", kini giliran ibunya yang bertanya dengan nada suara yang sudah agak menurun,,
"Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!" , jawab si anak pelan
Mendengar hal itu , si Ibu dengan nada agak terpaksa , karena ia tidak mau mengecewakan anaknya ,
"Ya sudah ... tidak masalah lah , asal hanya untuk beberapa hari saja ,
"tetapi ibu ..., masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu , kawan saya itu wajahnya juga turut rusak begitu juga kulitnya , karena sebagian besar hangus terbakar , maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau , sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!",,
Mendengar pertanyaan terakhir ini , si Ibu dengan nada kecewa dan kesal langsung berkata
"Na...ak lain kali saja kawanmu itu diundang kerumah kita , untuk sementara suruh saja ia tinggal di hotel , kalau perlu biar saya yang bayar nanti biaya penginapannya!"
"Tapi ... bu... ia tetap kawan baik saya, saya tidak ingin pisah dari dia!"
"aduuhhh... cobalah kamu renungkan , ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama , dan kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang2 penting yang berkunjung kerumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam , bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri,, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat tubuh yang cacad dan wajah yang rusak, bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? , apakah tidak akan menurunkan martabat kita , bahkan jangan2 nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu nanti.",,
penjelasan yang cukup panjang itu ternyat atidak menimbulkan jawaban lebih lanjut dari anaknya , hanya saja telepon diputuskan dan ditutup,,
Tanpa rasa bersalah , orang tua dari kedua anak itu maupun para tamu menunggu hingga jauh malam , dan ternyata anak itu tidak pulang , ibunya mengira anaknya marah , karena tersinggung , disebabkan temannya tidak boleh datang berkunjung kerumah mereka,,
Hingga jam tiga subuh pagi , mereka mendapat telepon dari rumah sakit , agar mereka segera datang kesana , karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri,, Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam , yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak karena kebakar,, Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya , tetapi alangkah terkejutnya mereka bahwa pada kenyataannya pemuda itu adalah anaknya sendiri ,,
Classy people , Untuk membela nama baik dan status , akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya! ,, mungkin anda akan menilai bahwa orang tua dari anak itu kejam , dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja , tetapi pertanyaan sekarang adalah bagaimana dengan diri kita sendiri? , Apakah kita lain dari mereka? ,,
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman suci Nya dalam Al Qur'an surat
  Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. 4:36)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar