Jumat, 15 November 2013

SEPATU SENDAL



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

   Namanya  sepatu  sendal,  karena  fungsinya  sebagai  sepatu
tetapi  bentulnya seperti sendal atau terompa. Enak,  ringan  dan
sedap  serta  praktis  dipakai. Dengan telapak  dari  karet  asli
putih,  menyebabkan dia lengket di lantai,  lebih-lebih  dilantai
keramik  yang  licin bila pakai sepatu lain, maka  dengan  sepatu
sendal  ini,  saya tidak gamang dan tak  takut  tergelincir  bila
berlari-lari  diatas  lantai keramik. Apalagi  sekarang  musimnya
keramik, keramik dipasang dimana=mana, di koridor rumah sakit, di
trotoar,  di  tepi-yepi jalan jembatan. Maka  sepatu  sendal  ini
terasa sekali faedahnya,

  Saya kira untuk dibawa ke mekahpun sangat bermanfaat,  tidak
perlu  pakai  kaus kaki, tidak mudah tergelincir  dan  tak  mudah
terpijak  oleh  desakkan orang. Saya senang  dengan  sepatu  ini,
karena  tak perlu pakai kaus kaki, sehingga jari-jari kaki  bebas
dapat udara langsung dari luar, sehingga kaki terbebas dari  bau,
dan  sepatu  itupun tidak berbau busuk kendatipun  lama  dipakai.
Terkesan praktis, karena setiap kali masuk mesjid, mudah  membuka
dan memasangnya. Apalagi bagi saya yang tiap sebentar harus  buka
sepatu bila memasuki "clean zone" di kamar operasi , masuk  ruan­
gan RR atau perawatan intensif, atau masuk kamar bersalin. Sepatu
yang tak bertali ini, praktis sekali untuk di buka dan  dipasang.
Dan ada lagi yang membikin saya bangga memakai sepatu ini  karena
buatan  B.Tinggi  atau ada juga yang buatan Padang  dengan  kulit
asli dan karet asli. Saya bangga dengan buatan Indonesia dan saya
bangga  dengan  buatan kampung halaman sendiri. Ada  famili  yang
jauh  di  rantau justru minta tolong kirimkan sepatu  yang  model
ini,  karena  tahan lama kata mereka. Biasanya orang  rantau  itu minta  belikan  sepatu  sendal dan  berikut  kopiah  H.Syarbaini,
dengan  beludunya  yang  halus dan modelnya  yang  tinggi.  Entah
kenapa kopiah H Sarbaini ini di senangi oleh perantau-perantau di
Jawa. Sehingga banyak pejabat sampai mentri menyukai kopiah  asal
B. Tinggi ini.
 
  Nah  hari ini minggu 24 Desember, sengaja saya  mencari  dan
membeli sepatu sendal dan kopiah H.Syarbaini, apalagi untuk masuk
puasa dan lebaran, kan perlu sepatu baru dan kopiah baru.

  Mungkin kaki saya kaki kampungan, senang dengan udara terbu­
ka,  dan semakin banyak kaki itu berkontak dengan  udara  terbuka
dan udara bebas, semakin sejuk rasanya kaki ini. Kalau pakai kaus
kaki sering tampak bekasnya di betis, dan kalau lama pakai sepatu
dengan  kaus  kaki, tampak kaki ini agak  pucat  dan  gatal-gatal didaerah  betis  yang tercekam kuat oleh  karet-karetnya.  Karena
saya suka hal-hal yang praktis dan tak suka sibuk, berhabis  hari
memasang  tali  sepatu dan kaus kaki. saya  carilah  sepatu  yang
paling  praktis dan dwi fungsi, ya sebagai sendal dan ya  sebagai
sepatu.   Dan   harganya,   harganya  jauh   lebih   murah   dari
sepatu=sepatu  yang  pernah  saya pakai,  apalagi  di  bandingkan
dengan sepatu yang dibuat dari negeri jauh sana.
Ketika kemarin saya beli sepatu ini terniat dalam hati, saya
ingin  memasyarakatkan  memakai sepatu ini,  praktis  dan  senang
dikaki, dan kaki banyak di beri kesempatan menghirup udara  bebas
walaupun  sedang  memakai sepatu. Murah dan meriah  serta  buatan
kampung sendiri.

  Saya lihat juga sepatu sendal yang saya beli hari ini. Ingin
saya menganjurkan pada jemaah haji yang kelak tiap sebentar harus
kemesjid,  tiap sebentar harus mencopot sepatu atau  sendal.  Dan
dari  pada  harus membawa sepatu dan membawa  sendal.  Kan  lebih
praktis  bawa  sepatu sendal yang bisa berfungsi  sebagai  sendal
sekali gus juga sebagai sepatu. Dan sepatu inipun tahan.

  Teringat  ketika  saya ke mentawai keliling masuk  desa  dan
berlayar  di  atas  sampan, sepatu inilah  yang  banyak  berjasa.
Kemana  pergi  sepatu ini selalu menemani  saya,  namanya  sepatu
sendal.

  Tujuan  bersepatu adalah untuk melindungi kaki  dan  menjaga agar
 kaki  tetap sehat dan bersih, bersih  itu  adalah  sebagian
iman,  dimana-mana  kita di suruh untuk bersih  dan  membersihkan
kaki, karena kebersihan adalah pangkal kesehatan, Untuk semua itu
ingin saya kirimkan sebuah Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an, surat
Al_Baqarah ayat 125 :

  "Ingatlah  ketika Kami jadikan Bait (Ka'bah)  tempat  pulang
balik bagi manusia (tempat ziarah) serta aman. Dan ambilah  maqam
Ibrahim  jadi  tempat  sembahyang, dan  Kami  perintahkan  kepada
Ibrahim dan Ismael, supaya keduanya membersihkan rumahKu  (Ka'bah
Allah)  untuk orang-orang tawa,f orang-orang i'tikaf  dan  orang-
orang rukuk dan sujud".

B.Tinggi  24 Desember 1995.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar