Kamis, 21 November 2013

T O B A T



Oleh : Dr.H.K.Suheimi


  Setiap kali sesorang membikin kesalahan berbuat dosa, selalu

dapat  nasehat  "Bertobatlah,  kembalilah  pada_Nya,   kembalilah

kepada  jalan_Nya yang lurus dan yang benar. Mungkin kamu  selama

ni telah jauh menyimpang, mungkin engkau telah tersesat, kembali,

kembalilah  ke jalannya yang lurus dan benar, bacalah  doa  dalam

Shlatmu "Ihdinas Siratal Mustaqim".

  Sayapun teringat akan petuah Sang guru sewaktu saya  melaku­

kan  kesalahan  :" Wahai anakku, Kembalilah  dan  datanglah  lagi

kepada_Nya,  nanti akan di bukakan_Nya rahasia besar dan  terlin­

dung yang selama ini tak kau ketahui. Pintunya senantiasa  terbu­

ka, datanglah pada_Nya. sekali-kali Dia tak akan pernah  mengece­

wakanmu, bertobatlah".



  Tobat  berarti  menyesal,  atau  kembali.  Dengan  menyesali

keadaan  dan  kejadian  yang telah berlalu.  Tobat  kepada  Allah

mengandung arti antara lain kembali atau datang kepada_Nya dengan

perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang tidak benar

di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada_Nya; dengan  kata

lain  ia mengandung arti kembali pada sikap perbuatan yang  lebih

baik dan lebih benar.

  Beberapa  macam tingkatan Tobat. Ada tobat dari dosa  besar,

ada tobat dari dosa kecil dan ada pula tobat  dari perbuatan atau

sikap  yang  sudah baik, kepada perbuatan atau sikap  yang  lebih

baik. Dengan demikian tobat itu dapat dipahami sebagai upaya yang

harus di wujudkan sepanjang hidup dan sepanjang hayat. Jadi tobat

tidak  lain dari upaya seseorang untuk meninggalkan keadaan  yang

telah  mewarnai  ke pribadiannya untuk mendapatkan  keadaan  yang

lebih  baik dan lebih utama bagi kehidupannya di dunia  dan  akhi 

rat.  Ia tak lain dari upaya terus menerus meniti  tangga  menuju

puncak ke utamaan hidup.  

  Mengingat  taraf dan tingkatan tobat itu  berbeda-beda,  dan

meskipun Tuhan penerima Tobat dan tidak pernah menolak orang yang

ingin  bertobat  atau kembali mendekat  kepada-Nya.  Namun  taraf

kesulitan untuk melakukan tobat itu juga berbeda-beda.

  Tobat  dapat  di ibaratkan dengan upaya  seseorang  mencabut

dosa  dari  dirinya, sedangkan dosa dapat di  ibaratkan  bagaikan

sebuah pohon. Bila dosa telah berulang-ulang dilakukan dan  telah

berlangsung  lama, maka ia seperti pohon besar yang  tidak  mudah

mencabutnya.  Bila  ia baru sekali dua dilakukan,  maka  ia  baru

seperti  benih yang baru tumbuh dan mudah  mencabutnya.  Bertobat

dari  perbuatan  buruk yang telah  berulang-ulang  dilakukan  dan

telah berlangsung lama, penyakitnya sudah khronis, sudah menahun,

sulitnya  seperti  sulit mencabut pohon yang  besar.  Bila  orang

sangat  sulit  mengupayakan tobat, atau  bahkan  hampir  mustahil

melakukan  tobat,  maka hatinya dapat disebut sebagai  hati  yang

sudah berkarat oleh dosa-dosanya.

  Itulah  sebabnya Islam mengajarkan bahwa setiap kali  muncul

dosa  atau kesalahan, ia haruslah segera bertobat dan  mengiringi

nya  dengan  perbuatan baik.  Dengan segera  bertobat  itu,  daya

tarik  dosa  atau pengaruhnya terhadap diri segera  pula  lumpuh.

Melalaikan  tobat  berarti  membiarkan dosa  itu  mengusai  diri,

sehingga ia tetap berada dalam kerendahan.

  Nah  di  bulan Ramadhan tahun ini, agaknya  kesempatan  bagi

kita untuk merenung sejenak, segala dosa dan kesalahan yang telah

kita perbuat. Menghitung atau menghisab diri sebelum  di  lakukan

perhitungan kelak. Dan memasang serta meluruskan niat yang  sung­

guh-sungguh  dan ihklas, akan merobah sifat jelek  yang  mewarnai

diri, berjanji dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.  Kita

masuki Bulan suci ini dengan mensucikan diri, membasuh semua dosa

dan  kesalahan. Semoga didalam bulan pengampunan  dan  pembakaran

dosa  ini  semua  dosa  kita di  ampuni  dan  kesalahan  kita  di

maafkan_Nya. Semoga di dalam bulan yang penuh berkah ini kita  di

berkati_Nya.  Dan dalam bulan yang penuh Rahmat ini, kita  berada

dalam lindungan Kasih Sayang dan Rahmat_Nya. Amin.

  Tobat yang diinginkan itu adalah tobat yang  sungguh-sungguh

yang  disebut  dengan Tobat nasuha. Yakni tobat  tanpa  keinginan

lagi kembali kepada kesalahan atau kekkeliruan yang sebelumnya di

perbuat. Setiap Tobat yang sungguh-sungguh dengan niat yang tulus

dan  ihklas,  niscaya disambut Tuhan dengan  senang,  Karena  Dia

Adalah  penerima tobat dan senang pada orang yang  terus  menerus

bertobat.  Untuk  itu saya teringat akan sebuah  Firman  suci_Nya

dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 104 :"Tidakkah mereka menge­

tahui bahwasanya Allah meneerima Tobat dari hamba_Nya dan meneri­

ma  saksi  dan  bahwasanya Allah Maha penerima  Tobat  lagi  Maha

Penyayang"



P a d a n g  12 Februari 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar