Rabu, 13 November 2013

P R A M U G A R I



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Pramugari itu duduk bersimpuh di lantai pesawat, dan  dengan 

mata  yang tak berkedip satu demi satu saya di tanyainya  tentang

isian formulir yang sudah saya isi tapi banyak salahnya.

Untuk masuk USA kita harus mengisi formulir dengan bermacam-

macam pertanyaan, ada beberapa pertanyaan yang saya salah menger­

ti,  dan  hasil jawaban saya pada formolir itu  di  koreksi  oleh

Pramugari,  demikian  ramahnya  pramugari dari  Taiwan  ini,  dia

bersimpuh di lantai pesawat dan mengoreksi setiap kata dan setiap

jawaban  yang saya tulis, dengan halus dan ramah dia  menunjukkan

kekeliruan  yang telah saya buat, dengan menunjukkan dan  memper­

baiki dan lalu mencarikan kertas ganti formolir dia tekun melaya­

ni dan menolong saya, bagaikan guru yang sedang membimbing  murid

yang  baru  belajar. "Sudah berapa kali  ke  Amerika?",  Tanyanya

dengan  sopan.  "Baru pertama kali" jawab saya  "Ndak  apa-apa  ,

orang yang sudah sering ke Amerikapun masih ada juga yang  keliru

menjawab",  ulasnya. "Di Amerika setiap kata di teliti dan  kalau

salah  tulis, kita dianggaonya berdusta dan orang Amerika  paling

tak  senang kalau ada  yang berdusta". KAtanya menjelaskan.  Maka

kembali  saya isi formulir itu hati-hati sambil di  koreksi  oleh

pramugari  yang cantik. Rasanya servis seperti itu tak akan  saya

peroleh di Indonesia.

Memang untuk melanjutkan  perjalan menuju Taipei kami mengu­

nakan pesawat Taiwan "Eva Air" Boing 747 yang berbadan lebar  dan

berwarna  serba  hijau di juluki dengan  "ever  green".  Semuanya

hijau,  pesawatnya  hijau,  baju pilot  dan  pramugarinya  hijau,

cangkir  dan piring-piringnya hijau, semua warna dan hiasan  yang

ada didinding depanpun hijau.

Pesawat Taiwan ini terkesan mewah dan canggih dengan  tempat 

duduk  yang  lebar, ditangan-tangan kursinya  terdapat  bermacam-

macam  peralatan, dapat  mendenganr musik dari  9  Chanel,  dapat

menikmati  video  yang  layar monitornya  terpasang  di  sandaran


tempat  duduk kursi yang di depan kita. Dan  walaupun  berlapang-

lapang,  setiap  barisnya di jejelai 8 buah  kursi  dan  semuanya

terisi penuh. Pramugari yang ramah hormat dan sopan, chas Taiwan,

semua  berbaju hijau, sangat kontras dengan kulitnya  yang  putih

bersih dan mereka sangat muda-muda, umur belasan tahun tapi gesit

dan  lincah.  Tiap sebentar kami dihampirinya, ada saja  yang  di

tawarkan, kuelah ,teh, kopi penganan, ah bermacam-macam  makanan, 

sehingga perut yang tadinya kelaparan selama menunggu dI  Bandara

Changi Singapura, sekarang betul-betul terisi padat. 

Perjalanan  hari  ini ke Taipei, bukan Taipeh  seperti  yang 

biasa saya sebut, tapi TAIPEI, sangat menyenangkan sambil menyak­

sikan putaran-putaran flim, tinggal pilih flim apa melalui  video

dengan bermacam kebudayaan di dunia. 

Perjalanan  menuju Taipei di tempuh selama 4 Jam  dengan  ke 

tinggian  jelajah  35.000  Kaki, artinya yang  dilihat  di  bawah

lautan  china  selatan  semua tampak kecil  sehingga  kapal  yang

berlayarpun  terlihat  sangat kecil-kecil di bawah  sana.  Taipei

adalah  ibu kota Taiwan, saya ngak menduga bahwa ternyata  Taiwan

sudah demikian maju dan bagus sekali. Hidangan makan yang disaji­

kan  menerbitkan selera makan yaitu sea food, saya selalu  senang 

makan ikan dan udang dari laut, Ah pesawat ini terkesan mewah dan

baru, apalagi layanan dan pramugari yang seakan tak pernah  lelah

memberikan  servis yang baik. Di Taipei kami transit  dan  sempat

menikmati  pelabuhan Chiang Kaisek selama 2 Jam, cukup baik  rapi

dan  manusianya bekerja dan ngomong sama cepatnya.  Kembali  kami

pindah dengan pesawar Eva Air  BR 034 untuk tujuan Seatle USA,

Semua  kami  ngumpul  di ruang Tunggu, tapi  ada  saja  yang 

melancong naik keatas , melihat-lihat kesana sini, sehingga waktu

mengumpulkan  Paspor mengalami keterlambatan karena  mereka  yang 

pergi  melancong  kemana-kemana tanpa izin dan tak  melapor  pada

Kiki menyebabkan keterlambatan pula dalam pemberangkatan. 

   


 
Petugas  disini  muda-muda, berpakaian rapi,  mereka  tegas, 

tapi  tidak seram dan tak seorangpun yang berpakaian satpam  atau 

pakaian  polisi. Yang terbayang di wajah mereka  bagaiman  supaya 

pekerjaan  cepat  selesai dan tepat waktu,  serta  bisa  menolong 

orang,  tidak  bertele-tele namun tegas. Ruang tunggu  di  Taipei 

sederhana  namun  bersih dan tertib. Walaupun banyak  yang  antri 

waktu  mau naik pesawat atau memperlihatkan pasport, namun  tidak 

berdesak-desak dan tidak bergegas dan tidak stress.

   


 
Taipei menuju Seattle ditempuh dalam waktu 10 Jam, sebetuln­

ya  adalah waktu yang panjang dan membosankan, apalagi  tak  bisa 

tidur  dengan nyenyak, namun karena pesawat Eva Air Taiwan  Boing 

747-400                  ini mempunyai tempat duduk yang cukup lapang, dan  jarak

antara  2  kursi cukup panjang, sehingga mereka  yang  bertungkai

Panjangpun dengan leluasa dapat meluncurkan kakinya, apalagi kaki

kursi  di buat mirip seperti kaki kursi tukang pangkas,  sehingga

nyaman  dan enak, sambil di depan mata atau pada punggung  kursi,

ada layar monitor TV dengan 8 channel, sehingga kita bisa memilih

flim  yang disenangi, atau kalau ingin mendengar lagu-lagu,  juga

bisa  memilih  8 channel dengan  nyanyia-nyanyian  yang  seronok.

Begitu  pesawat  take  off  meninggalkan  Taipei,  berturut-turut

pramugari  memberikan selimut dan bantal, memberikan aipon  untuk 

dapat  menikmati nyanyian dan siaran video, memberikan  odol  dan 

sikat  gigi kecil beserta penutup mata kalau ingin  tidur  dengan 

lelapnya,  dan  juga memberikan sepasang sendal  yang  lunak  dan

lembut, enak di pakai dan perlu diatas pesawat, semua hadiah  itu

boleh  dimanfaatkan dan di bawa pulang sebagai kenangan dari  Eva

Air. Memasuki pulau-pulau Jepang, udara jelek, pesawat yang besar

itu  terguncang, mungkin diluar banyak awan atau ada Taifun,  dan

goncangan-  goncangan ini berulang datang karena  kami  melintasi


Samudra  dan  lautan Pasifik untuk mendarat sekitar Jam  2  Siang

waktu setempat. Agak aneh yang saya rasakan, Kami berangkat  dari

Singapura  jam 1. 15 Siang, Singgah di Taipei  Taiwan,  menjelahi 

kepulauan  jepang,  melintasi Samudra  Pasifik,  eh  Tahu-tahunya

sampai  di  Amerika Serikat di Seattle jam 1.50 Siang  pada  hari

yang sama. Hal ini bisa terjadi karena kami terbang kearah  mata­

hari  terbit, menyusur ke Timur, sehingga Siang  hari  berangkat,

juga  siang  hari sampai pada hari yang sama, karena  beda  waktu 

antara Indonesia dan Seattle adalah 10 Jam. Jadi kalau Siang hari 

di  Seattle berarti malam hari di Indonsia. NAmun walaupun  siang 

panas  menyengat,  namun pramugari menutupkan  daun  jendela  dan  

memadamkan  semua  lampu, sehingga di  pesawat  seakan=akan  hari 

telah  malam dan kami di persilahkan tidur, dan dalam  tidur  itu

sang  pramugari  selalu mengawasi  dan  memperhatikan  kebutuhan-

kebutuhan  kami. Telatan, ramah, sopan, cantik, muda gesit,  tapi

terhormat.  Itulah kesan saya tentang pramugari di Eva  Air  yang

tak kan mungkin bisa di lupakan.

Untuk itu saya teringat akan ajaran agama kita, sebetulnya mereka

pramugari  itu telah banyak mentrapkan ajaran-ajaran agama  kita.

Karena  ciri  agama  kita, adalah kita harus  bekerja  keras  dan 

sungguh-sungguh,  semua pekerjaan adalah ibadah asal  di  niatkan

karena Allah, maka mulai dengan Bismillah dan jika selesai  sebu­

tlah  Alhamdulillah, supaya kita selalu berorientasi pada  Allah.

Sehingga  apa yang kita lakukan, sebagai Tema  sentralnya  adalah

Allah.  Darinya  kita  datang, kepada_Nya kita  kan  kembali  dan

untuk_Nya  segala apa yang kita kerjakan. Tak sedetikpun  terniat

di hati ini untuk melupakan dan meninggalkan-Nya. Padan_Nya  kita

berharap dan pada_Nya jua kita meminta

Eva Air, diatas samudra Pasifik  16 September 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar