Jumat, 15 November 2013

BURUNG DALAM SANGKAR



Oleh Dr.H.K.Suheimi

  Bertandang  ke Rumah Pak Matsudin Anang, membuat  hati  jadi
senang  dan  perasaan jadi tenang. Lebih=lebih  kalau  sampai  di
tengah pekarangan  dalam yang ada taman dan burung dalam  sangkar
yang bagus tertata rapi. Burung-burung ini memberi ketenangan dan
ke  tentraman"  kata  pak wali kota solok  ini  sambil  menikmati
kicauan burung-burung yang menyanyi riang disiang itu. Ada burung
cacak  rawa ada burung balam, ada ketilang ada burung  yang  saya
lupa  namanya. Banyak jenis burung dalam sangkar yang  satu  itu.
"Lihatlah  pak  dokter"  kata pak Anang "Tak  pernah  burung  ini
berkelahi,  walaupun  mereka  tak sejenis  dan  tak  seketurunan,
padahal sangkar ini sempit di bandingkan dengan banyaknya  burung
di  dalamnya".  

Memang  saya lihat tak ada pertengkaran ataupun  perkelahian
dalam  kandang  yang tertata elok itu. "Asal  makannannya  cukup,
mereka  tak hendak mengambil makanan temannya" ciloteh pak  wali.
"Tak  habis  pikir  saya" lanjut pak wali  "Kenapa  manusia  yang
banyak punya kelebihan kalau sudah bersama, saling berebutan  dan
berkelahi?".  "Kenapa tak meniru tingkah burung yang penuh  keda­
maian ini". "Betul" kata saya dari dalam hati, "Dalam kebersamaan
dalam keramaian, justru timbul bunyi dan suara burung yang berma­
cam-macam  dan  bertingkah berupa-rupa, menambah  indahnya  bunyi
yang tercipta.

Bermacam  warna  dan  berbagai bulu-bulu  halus  burung  itu
menambah  nikmatnya suasana. Suasana dalam sangkar nan elok,  dan
suasana  hati yang sejuk menatapnya".  "Berjam-jam saya  habiskan
waktu  di  depan  sangkar burung ini.  Lebih-lebih  kalau  sedang
etress". Kata pak matsudin sambil mendengar kokok ayam berlenggek
yang  sudah sampai 9 lengggek iramanya. Memang 2 ekor ayam  kokok
lenggek  meningkah irama yang menyebabkan ruang tengah rumah  pak
wali kota ini tak pernah sepi.

Saya baru sekali ini kerumah pak wali kota solok.  Kebetulan
hari ini Minggu 29 Oktober, beliau ada hajat bermenantu, Walaupun
di  tengah  kesibukkan  beliau karena beberapa  hari  itu  kurang
tidur.  Beliau  masih  menyediakan waktu  untuk  omong-omong  dan
membawa  saya  ke sangkar burungnya. "Letih  saya  terobat  kalau
sudah  menyaksikan  kakobeh-kakobeh  burung-burung  ini".  penga­
kuannya

Memang  saya lihat, tadi pak matsudin Anang ini  sudah  cape
keletihan,  tapi begitu sampai di depan  sangkar-sangkar  burung,
mata  beliau  berbinar-binar menceritrakan  bermacam  sifat-sifat
burung  piaraan  itu. Dan semua burung-burung dalam  sangkar  itu
berkicau riang, karena di dalamnya di dalam sangkar itu ada  lagi
pohon-pohonan. Seakan saya mendengar sebait untaian lagu;
Dipucuk pohon yang rindang
Burung ketilang berbunyi
Bersiul-siul sepanjang hari
Dengan tak jemu-jemu.

Begitulah  rupanya burung-burung kalau di pelihara dan  kan­
dangnya  di tata apik dan kebutuhan burung itu di penuhi.  Karena
sangkarnya  yang luas dan bersih burung itu tampak sehat dan  ber
nyanyi riang

Begitu  pula  yang saya saksikan di depan  rumah  Pak  Yusuf
Aten's Kakanwil BKKBN. Juga berjenis burung ada di situ. Ventila­
si dan aliran udara dalam sangkar burung itu di perhitumgkan. Air
yang  mengalir  di luar dan di dalam sangkar  di  atur,  sehingga
serangga dan semut tak bisa mampir. Bagi pak dokter ini,  merupa­
kan  satu kebutuhan bercanda dengan burung "poksai hongkong"  dan
dengan "burung beo nias" yang sudah banyak bisa meniru kata-kata.
Kalau  berceritra  tentang burung bersama  beliau,  bisa  menyita
waktu berjam-jam.

Lain  lagi di rumah dr. H.Jusar Sulin, sangat  banyak  jenis
burung-burung  yang  terdapat  di dalam  sangkarnya.  Dan  burung
inipun  tahu, apabila Dr,Jusar datang, mereka berkicau  semuanya.
Dan  bila  Jusar mengeluarkan satu  bunyi,  burung-burung  itupun
menyahuti  bunyi ini dengan ramai. Sayapun ikut  serta  menikmati
kicauan  burung-burung  itu. Dan apabila melihat  burung  gembira
dalam  sangkar, lalu tergiang sebuah nyanyian yang  ternyata  tak
begitu cocok lagi
Wahai kau burung dalam sangkar
Sungguh nasibmu malang benar
Tak seorangpun ambil tahu
Duka dan lara di hatimu

Lalu saya coba bandingkan. Ternyata burung yang lepas sekar­
ang  terancam  kemerdekaannya dan banyak  musuhnya.  Sulit  lahan
hidupnya,  dimana  dia berada, dia di buru dan di  tembak.  Sulit
sekarang  mencari  burung yang bebas dan merdeka. Tapi  di  dalam
sangkar  yang  luas  mereka terpelihara  dan  seakan-akan  bebas.
Apalagi  kalau kita melihat taman burung di Singapura atau  taman
burung  di  Taman  Mini Indonesia Indah.  Kita  menyaksikan  para
penyayang binatang dan penyayang burung-burung. Diluar  negeripun
banyak  burung yang terbang bebas, tak seorangpun boleh  menembak
atau  menangkapnya. Karena ada peraturan dan sangsi  bagi  mereka
yang tak menyayangi burung-burung ini.

"Burung memang minta di sayangi dan di pelihara dengan penuh
perhatian" Kata pak Yusuf. Kalau kita sayang pada mereka  kitapun
akan mendapatkan kicauan dan nyanyiannya yang merdu,  menimbulkan
obat untuk penyakit stres, dan disana tampak tanda-tanda kebesar­
an Illahi" ulas Pak kakanwil BKKBN ini.

Ternyata  burung-burung  inipun bertasbih dan  memuji  Tuhan
dengan  caeanya  sendiri. Untuk semua itu  saya  petikkan  sebuah
Firman Suci_Nya dalam surat Shaad ayat 19 :
"Dan (Kami tundukkan) burung-burung dalam keadaan terkumpul  mas­
ing-masingnya amat taat (kepada Allah) "

P a d a n g  29 Oktober 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar