Jumat, 15 November 2013

S U B U H



Oleh : Dr.K.Suheimi
 
  Subuh  ini  saya terbangun dan tersadar dari  tidur  setelah
semalaman tertidur dengan nyenyaknya. Tidak sadar dan tidak  tahu
apa-apa,  tidak  tahu bahwa hari hujan, tidak tahu  bahwa  banyak
mobil  bersileweran. Mata tertutup tidak melihat , telinga  tidak
mendengar,  tidak tahu kejadian apa-apa di  sekeliling,  sehingga
nyamuk  yang  menggigitpun tidak terasa, ketika  pagi  saja  baru
tampak bekas gigitannya. Demikian nyenyak dan demikian lelap saya
malam ini.

  Subuh  ini saya tersentak sewaktu mendengar azan di  Mesjid,
lalu saya tersadar dan tercenung sejenak. Andaikan kesadaran saya
tak di kembalikan oleh Tuhan, atau saya tidur saja terus  menerus
tidak  sadar-sadarnya.  Atau mata saya tak bisa  di  bukakan  dan
telinga  say  tak  bisa mendengar, tentu saya  tetap  saja  lelap
seperti orang mati. Andaikan subuh ini Roh itu tidak di  kembali­
kan  oleh Allah kepada saya, entah akan jadi apa saya  ini.  Maka
pertama  saya  terjaga dan tersadar di subuh ini  saya  panjatkan
Syukur, karena Tuhan masih mempercayai dan meminjamkan Roh  dalam
kehidupan  saya, untuk di pertanggung jawabkan kembali waktu  Roh
itu pulang pada_Nya. Subuh ini saya berdoa, kiranya saya di  beri
petunjuk,  di tunjuki_Nya jalan yang lurus dan yang  benar  dalam
menempuh hidup di hari ini, agar di beri_Nya bimbingan.
Karena  pada hakekatnya setiap subuh, setiap kali kita  terbangun
dan  setiap  kali kita tersadar, maka setiap hari itu  pula  kita
terlahir  kembali.  Setiap hari adalah hari  kelahiran,  maka  di
mulai  lagi hidup baru perjuangan baru, kerja baru dan  kesulitan
dan kesukaran baru.

  Saya  teringat  akan sebuah Firman-Nya "Kami  tahan  Rohnya
sewaktu  tidurnya, dan kami kembalikan lagi  sewaktu  bangunnya".
Kalau Tuhan mau, tentu Roh itu bisa ditahan-Nya terus menerus dan
tak di kembalikan-Nya
Wajar  dan pantas sekali kita bersyukur, tadinya kita  tidak
saadar, sekarang jadi sadar dan segar kembali. Begitupun  sewaktu
akan  tidur  saya kembalikan lagi Roh yang  telah  di  percayakan
Tuhan itu, dan menghitung-hitung apakah yang telah saya  kerjakan
hari  ini  ada untung ruginya. Pada penyerahan Roh  itu  sekalian
saya  minta ampun mungkin dalam pemakaian Roh-Nya hari  ini  saya
tersalah, tersandung dan melakukan hal-hal yang keliru. Dan mohon
kiranya Roh itu di pinjamkan lagi esok hari agar dapat saya pakai
dan  pergunakan.  "Hitung-hitung atau  hisablah  dirimu,  sebelum
datang hari perhitungan kelak" pesan Rasul
  Shalat  subuh  ini di mulai  dengan  mengucapkan  Takbiratul
Ihram,  memutus ingatan pada dunia dan mencurahkan segala  perh­a
tian perasaan dan Fikiran hanya bagi-Nya dan meminta dan  berdo'a
hanya  pada-Nya. Dengan hubungan yang vertikal garis tegak  lurus
keatas.  Dan  di akhir shalat saya  ucapkan  Assalamualaikum  W.W
kekiri dan kekanan, artinya akan melakukan dan memelihara  hubun­
gan  baik dan mencari keselamatan, rahmat dan  keberkatan  dengan
sesama manusia. Garis hubungan sesama manusia adalah garis  hori­
zontal, garis mendatar. Maka dalam setiap shalat tersirat pwerin­
tah  Hablumminallah wa Hablumminannas. Garis vertikal  di  gabung
dengan  garis  horizontal. Apabila garis tegak  lurus  di  gabung
dengan  garis mendatar, maka akan terbentuk tanda  tambah,  nilai
positif.  Artinya  selama manusia menjaga  hubungan  baik  dengan
Allah dan sekali gus hubungan baik dengan Manusia akan memperoleh
setiap  saatnya nilai-nilai tambah yang merupakan  insentif  atau
pahala  baginya  kelak di syorga. Atau dalam  berhubungan  dengan
manusia  di  niatkan sebagai ibadah kepada Allah.  Dalam  berbuat
baik  atau mengerjakan sesuatu di pasang niat dan di sebut  nama-
Nya  dengan  ucapan Bismillah, maka pekerjaan  itu  akan  menjadi
tanda  tambah akan menambah setiap amal dan pahala. Maka  setelah
saya  selesai menunaikan Shalat Subuh seakan-akan saya di  bisik­
kan, perteballah tali dengan Allah dan pertebal pula tali  dengan
manusia.  "Lamak dek awak, katuju dek Urang dan Tuhanpun  Redha".
Subuh  di lalui dengan satu niat akan menjaga dan memelihara  Roh
pinjaman  Tuhan ini dan bila malam tiba dengan suatu ke  pasrahan
mengembalikan  Roh  ini kembali pada-Nya. Demikianlah  hidup  ini
berlalu sepanjang hari dan sepanjang waktu.

  Lalu  saya teringat akan petuah guru ; Setiap  akan  memulai
satu pekerjaan awali dengan menyebut Bismillah, karena  pekerjaan
yang  tak di awali dengan Bismillah, akan di cabut  berkahnya  di
sisi Allah. Artinya pekerjaan itu, muspra, sia-sia, tak ada  arti
dan nilainya, pekerjaan itu batal di sisi Alla S.W.T. Dan setelah
selesai  satu  pekerjaan  ucapkanlah  Alhamdulillah,  agar  Tuhan
menambah-nambah  nikmatnya  dalam bekerja  itu.  Dengan  demikian
orientasi kita selalu pada Allah, dari-Nya kita datang dan  kepa­
da_Nya  kelak  kita kan kembali dan untuk_Nya apa-apa  yang  kita
kerjakan  ini. Tak sedetikpun ada ke inginan untuk  meninggalkan-
Nya dan menjauh dari-Nya

  Sebagaimana tertera dalam bacaan kita waktu Shalat :"Sesung­
guhnya  Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk  Allah
seru sekalian alam".




P a d a n g  8 September 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar