Senin, 11 November 2013

N U R H A M A



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Saya cium wajah itu, wajah ibu, wajah yang sudah kaku, wajah
yang  sudah di bungkus kain kafan. Wajah itu lembut,  wajah  yang
dulu  sering menciumku dan sering saya cium. Kali ini  wajah  itu
tak  lagi bergerak dingin nemun tercium harum dan  sangat  wangi,
sangat  wangi...sekali.  Saya peluk erat  seakan-akan  tak  ingin
kulepaskan. Saya tatap dia dengan sepuas hati, walau dia tak bisa
lagi menatapku. Saya bisikkan rasa rindu dan haru  namun dia  tak
mendengar lagi bisikkan itu. Saya usap bibir yang bisanya  sering
komat  kamit,  tapi  bibir itupun  membisu.  Saya  seru  namanya,
ibu......, namun tak ada jawaban. Ya Allah terimalah ibuku, orang
yang paling baik di dunia ini, satu-satunya yang paling  berharga
dalam  hidupku. Disaat aku bisa memandang ibu dengan  sepuas-puas
nya,  ketika itu ibu tak bisa memandangku lagi. Disaat aku  ingin
berbisik  dengan segenap duka, disaat itu dia tak  bisa  berbisik
padaku  lagi.  Seperti dulu disaat kami  sering  berbisik  disaat
beliau sering mengajarku. Ibu adalah segalanya bagiku, tapi  kini
beliau telah tiada, Tuhan telah memanggilnya kembali.

Saya  cium  wajah itu kembali disaat ibu itu ada  di  lobang 
lahat,  ketika saya menguburkannya. Ketika kain kafannya di  buka
dan  pipinya harus di cecahkan ketanah. Saya tak tahan wajah  ibu
yang sangat saya cintai itu saya cium untuk yang terakhr kalinya,
kerna  mulai  detik itu, tak akan bisa ku tatap wajah  itu  lagi.
Itulah  yang  terakhir perpisahan kami, ciuman di  lobang  lahat.
Lunglai tangan saya ketika harus menimbunkan tanah kering ketubuh
ibu  tercinta, habis daya saya ketika ibu tertutup papan  dan  di
timbun  tanah.  Tergiang kembali lagu yang  sering  di  nyanyikan
beliau sewaktu menidurkan saya.
Dulu dibadung di pangku,Dibuaikan ibuku
Bila daku tertidur,di selimutinya
Nasi dipipis dilumatkan, dibimbingnya berjalan
Diajarnya, berkata, kasih sayang ibu.

Tapi kini hanya, kulihat pusaranya

Tertegak batu mejan, tempat ibuku berbaring
Pahit getir ibu, tak dapat kutanggungkan
Kunanti sampai pulang, akhir hayat ku temukan

yanyian  itu mengiang kembali, seakan ibu itu  hidup  lagi, 
seakan  dia datang lagi, dan kamipun seakan tak  rela  melepasnya
pergi, saya tergoda, namun wajah itu telah tiada.

Pergilah  ibu.   engkau  memenuhi  janjimu,  Engkau  menemui
Chalik yang kau cintai. Hari ini ibu berpuasa, puasa bulan rajab.
Sudah  beberapa  hari sebelumnya beliau  berpuasa.    tadi  malam
shalat tahjud.   Dan pagi ini seusai menjemur kain beliau  menja­
hit baju si ronal cucunya.

Tanpa diduga beliau berteriak Lailahaillallah. teriakkan itu 
menyebabkan  adik  saya Sulastri terkejut  melihat  ibu  memegang
kepala  karena sakit yang sangat hebat. Tiba-tiba beliau  muntah,
lalu tak sadar diri. Saya datang, dipandangnya saya sekejap,  dan
itulah pandangan yang terakhir kalinya. Sewaktu saya larikan ke I
C  U, nyawanya tak tertolong lagi "Innalillahi wainna  ilahi  Ra­
jiun"            


Ya Allah terimalah ibu kami yang tercinta, beliau  mencintai 
kami  tapi lebih mencintai_Mu. Karena dalam sakit  dalam  sendiri
dia  menyebut nama_Mu. Ya Allah tempatkanlah ibu kami  ke  tempat
yang  semulia-mulianya, ke tempat yang sebahagia-bahagianya.  Dia
selalu  berbuat baik dan suka melapangkan orang  lain.  Lapangkan
pulalah syorga untuknya.

Saya  sadar ibu memulai memasuki hidupnya yang  kedua  hidup
yang terakhir kali yang tak akan ada lagi mati sesudah hidup yang 
kedua  itu. Sebagai di katakan oleh Allah dalam surat al  baqarah
bahwa manusia itu mati dua kali dan hidup dua kali. Dulunya  kamu
mati,  kemudian  di hidupkan, lalu di matikan untuk  kemudian  di
hidupkan untuk selamanya dan kepada Allah tempat kembalimu.  Saya
saksikan  ibu dalam keadaan rela pasrah dan ikhlas  memasuki  hi­
dupnya  yang kedua. Saya berbisik selamat menempuh  dan  memasuki
hidup  yang terang cemerlang di syorga sana wahai ibu  kami  yang
tercinta  "Hajjah Nurhama". Kepergian beliau yang tenang  mengin­
gatkan saya akan ayat yang terakhir dalam surat fajar.

"Wahai  jiwa  yang tentram, kembalilah  pada  Tuhanmu  dalam
keadaan  Redha dan di redhai. Masuklah kedalam golongan  hamba-Ku
dan masuklah kedalam syorgaKU"

P a d a n g, di hari duka  2 desember 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar