Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Allahu
akbar 9 X
Allahu akbar, Allah Maha Besar.
Segalanya menjadi kecil dan tak berarti apa-apa bila berhadapan dengan
Allahu Yang Maha Besar. Bulan kecil, Bumi kecil, Matahari
kecil, Bintang Kecil dan Yang Maha Besar ialah Allahu akbar. Allah yang
telah menjadikan langit ini tujuh lapis. Dan pada lapis pertama langit itu
dihiasi dengan bintang gemilang. Dimanapun dan berapapun jauhnya
sebuah Bintang, dia masih berada dalam orbit lapisan langit yang
pertama.
Baru saja manusia menemukan sebuah
bintang yang diberi nama Bintang Quasar. Jaraknya dari Bumi setelah di
perhitungkan ialah sejauh 14 milyar tahun cahaya. Itu baru lapisan langit
yang pertama. Tak dapat kita bayangkan berapa jaraknya ke tujuh lapis langit
itu.
Kalau diambil perbandingan berapa besarnya
bumi yang kita naungi ini?. Maka Bumi kita ini adalah
bagaikan titik dibandingkan dengan Matahari. Dan Matahari
bagaikan titik jika dibandingkan dengan Bintang, sedangkan Bintang adalah
bagaikan titik di tengah-tengah Cakrawala yang luasnya tak
terpermanai ini. Dan bila cakrawala yang luas itu di hadapkan pada
Allah . Maka jawabnya adalah Allahu Akbar. Maka
diantara cakrawala. Bumi hanyalah bagaikan debu yang
beterbangan, lalu manusia sebesar apa?. Kok manusia yang kecil dan berumur pendek
itu pandai pula menyombongkan diri dan berbangga-bangga.
Seharusnya manusia sadar, bahwa segala yang
dilangit dan yang di bumi di tundukkan Allah pada Manusia seperti tertera dalam
Alqur'an surat 45 ayat 11. Dan diayat lain Tuhan berfirman bahwa Bumi ini
di ciptakan dalam 6 hari. Para ilmuwan menyelidiki bahwa 6 hari
dalam perhitungan Tuhan itu sama dengan 18 milyar Tahun,
karena satu hari perhitungan Allah bersamaan dengan 3 milyar tahun.
Selama 18 milyar tahun terjadi evolusi, dan selama 18
milyard tahun bumi ini di siapkan oleh Allah agar manusia bisa
menghuninya. Lihatlah minyak tanah dan batu bara. Yang berasal dari
fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan yang telah milyaran tahun. Semua
itu di ciptakan untuk kebutuhan manusia dan tunduk pada
manusia. Namun manusia tak bersyukur juga. Kita kumandangkan Takbir untuk
merayakan kemenangan Nabi Ibrahim dan lulusnya umat Islam dari godaan Iblis dan
syetan. Takbir dalam Islam dapat di pandang sebagai Ruh
ibadah, Dalam shalat setiap perubahan gerak diawali dengan takbir. Ketika
shalat berjamaah, maka takbir adalah komando bagi makmum untuk
segera mengikuti imam. Paling tidak 85 kali seorang Muslim bertakbir
mengagungkan Asma Allah. Takbir adalah Ikrar ke tundukkan
ego manusia pada kekuatan
Maha Besar yang mempengaruhi hidupnya..
Takbir
adalah pengakuan jujur ketidak berdayaan mahkluk yang lemah kepada
Khaliknya. Sekaligus pertanda ke
pasrahan diri pada Illahi..
Getaran takbir adalah obat yang paling
mujarab untuk membersihkan karat-karat kesombongan dan ke pongahan manusia..
Takbir bagaikan air jernih yang mengucur hati dan memunculkan kesegaran
rohani dan menyuburkan sikap Tawadlu.
Dengan menyebut Allahu Akbar
menimbulkan kesadaran bagi manusia bahwa dari Allah kita datang dan kepada_Nya
kelak kita kan kembali dan untuknya
semua apa yang kita kerjakan ini. Dengan Allahu Akbar menyadarkan
kita bahwa semua yang kita kerjakan adalah pekerjaan yang di
pekenankan_Nya, pekerjaan yang diredhai_Nya. Sekaligus menyadarkan
kita bahwa apa yang kita kerjakan ini adalah
pekerjaan yang bisa di pertanggung jawabkan, jika kelak kita di
panggil menghadap_Nya.
Allahu
Akbar 3 X
Idul adha disebut juga hari raya korban.
Korban yang dipersembahkan Ibrahim pertanda kepatuhannya kepada Allah SWT
dengan mengorbankan anak kesayangan satu-satunya Ismael. Dan
peristiwa itu bertepatan dengan waktu Adha. Adha adalah waktu
sesudah waktu dhuha tapi belum masuk waktu lohor. Disaat itulah
disuatu siang Ibrahim menggoroh merih Ismael anak yang
sangat dicintainya. Sehingga hari Raya itu disebut Hari Raya Korban yang
dilaksanakan pada saat waktu Adha. Disebut juga dengan hari Raya
Haji. Karena pada saat itu dilaksanakan ibadah haji.
Ibadah yang diawali dengan wukuf di Padang
arafah. Sewaktu menuju Padang Arafah itu kita mengumnadangkan Talbiah
:"Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik la syarikalaka labbaik. Innal hamda,
wanikmatalaka, walmulka lasyarikalaka" Aku datang-aku datang
memenuhi panggilan_Mu Ya Allah. Untukmu segala puji, segala nikmat
dan segala kerajaan. Tiada syarikat bagi_Mu.Tiap kali
kita di panggil_Nya dan tiap kali pula kita penuhi panggilan
itu. Setiap Jum'at, setiap shalat, setiap puasa dan setiap
berkurban. Siapa-siapa yang telah terbiasa memenuhi panggilan itu,
nanti tidak canggung ketika memenuhi panggilan_Nya yang terakhir.
Arafah yang berarti pengenalan,
mengenal kembali diri mengenang kembali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.
Diharapkan para haji mengenal jati dirinya, menyadari
kesalahannya, bertekad tidak mengulanginya serta menyAdari pula
kebesaran dan keagungan penciptanya.Maka sewaktu wukuf di
Padang Arafah semua orang mengenang dan menyesali dosa-dosa
yang pernah dibuat, dengan linangan dan deraian air mata yang
bercucuran semua jemaah meratapi dan menyesali dosa-dosa yang pernah diperbuat.
Semua orang hadir saat itu di Padang Arafah, baik yang sehat maupun
yang sakit, baik yang bersih maupun yang sedang datang
haid. semua berkumpul semua berhimpun berwukuf merenung
dan mengenang segala kesalahan dan
kekhilafan selama ini.
Di Padang Arafah semua berpakaian Ihram,
yaitu 2 helai kain putih yang tidak berjahit, dengan kepala yang terbuka.
Andaikan ada yang menutup kepala , andaikan ada yang memasang topi atau
mahkota sebagai pertanda dia Raja, maka ihramnya batal dan hajinya
tidak diterima. Andaikan ada yang memakai tanda pangkat tandanya dia sebagai
pejabat, atau bintang jasa didada, maka ihramnya akan batal dan hajinya
ditolak. Dengan pakaian yang sama dan tempat yang sama di Padang Arafah,
tidak bisa kita membedakan mana orang kaya dan mana yang miskin, mana
yang berpangkat dan mana rakyat jelata, semuanya sama. Melihat
semua kemah yang berwarna putih dan pakaian jemaahnyapun
putih-putih berpakaian ihram, seakan -akan berada di Padang Mashar waktu
menghadap Tuhan. Seakan-akan ada isyarat jika menghadap Tuhan,
lepaskanlah semua tanda kebesaran, hanya dua helai kain
putih yang tak berjahit, dengan sangat sederhana kita menghadap
Tuhan. Tinggi rendah seseorang ditentukan oleh Taqwanya.
Pakaian melahirkan perbedaan, dan
menggambarkan status sosial, serta menimbulkan pengaruh psikologis,
menanggalkan pakaian biasa berarti menanggalkan segala macam perbedaan
menghapus keangkuhan yang di timbulkan oleh status sosial,
mengenakan pakaian Ihram melambangkan persamaan derajat
kemanusiaan serta menimbulkan pengaruh psikologis bahwa yang
seperti itulah dan dalam keadaan demikinlah seseorang menghadap Tuhan pada saat
kematiannya.
Wukuf dengan mengenang segenap dosa dan kesalahan
yang pernah dibuat, baik yang disengaja ataupun yang tidak
disengaja , dosa besar ataupun dosa kecil. sebagaimana Adam
dan Hawa mengakui dosanya di Padang Arafah. Memang di Padang Arafah
inilah Adam dan Hawa bertemu kembali setelah berpisah selama 100
tahun dibukit Jabal Rahmah.
Sewaktu Adam dan Hawa
bertemu, Hawalah yang pertama minta maaf."Maafkan
saya karena sayalah engkau terusir dari sorga, kesalahan sayalah
yang menyebabkan engkau terbawa-bawa. Maafkanlah saya wahai junjunganku.
Padahal di Sorga, apapun yang kita inginkan dapat kita peroleh,
namun aku masih saja menginginkan yang lain". "Bukan
demikian wahai siti Hawa, kekasihku" Jawab Adam, "dalam hal
memakan buah khuldi sebetulnya juga karena keinginanku, aku sebetulnya
yang juga ingin merasakan bagaimana nikmatnya buah khuldi
itu".
Berdua mereka juga sama-sama melakukan
pengakuan dosa, dan mengucapakan doa yang terkenal yang tercantum dalam
Al-Qur'an Rabbana Dhallamna amfusana, waillam taghfirlana watarhamna
lanakunna na minal khasirin". Ya Allah kami telah aniaya pada
diri kami sendiri, kalau bukanlah karena keampunan dan kasih sayangMu, tentulah
kami kelompok pada orang-orang yang rugi.
Adam dan Hawa tobat, tobat yang
sebenar-benarnya tobat, menyesal dan tidak akan mengulang lagi kesalahannya.
Dan telah ditebusnya kesalahannya dengan tercampak kedunia menderita
bertahun-tahun.
Setiap kali seseorang membikin
kesalahn berbuat dosa, selalu dapat nasehat "Bertobatlah,
kembalilah padaNya, kembalilah kepada jalan Nya yang lurus dan yang
benar. Mungkin selama ini telah jauh menyimpang, mungkin engkau telah
tersesat, kembali, kembalilah ke jalanNya yang lurus dan benar, bacalah doa
dalam Shalatmu "Ihdinas Shiratal Mustagiim".
Sayapun teringat akan petuah
Sang guru sewaktu saya melakukan kesalahan : "Wahai anakku,
Kembalilah dan datanglah lagi kepada Nya, nanti akan dibukakan Nya
rahasia besar dan terlindung yang selama ini tak kau ketahui.
Pintunya senantiasa terbuka, datanglah pada Nya, sekali-kali Dia
tak akan pernah mengecewakannmu, bertobatlah".
Tobat berarti menyesal, atau kembali.
Dengan menyesali keadaan dan kejadian yang telah berlalu. Tobat
kepada Allah mengandung arti antara lain kembali atau datang
kepadaNya dengan perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang
tidak benar di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada Nya, dengan
kata lain ia mengandung arti kembali pada sikap perbuatan yang lebih baik
dan lebih benar.
Beberapa macam tingkatan Tobat. Ada
tobat dari dosa besar, ada tobat dari dosa kecil dan ada pula tobat
dari perbuatan atau sikap yang sudah baik, kepada
perbuatan atau sikap yang lebih baik. Dengan demikian tobat itu dapat
dipahami sebagai upaya yang harus diwujudkan sepanjang hidup dan sepanjang
hayat. Jadi tobat tidak lain dari upaya seseorang untuk meninggalkan
keadaan yang telah mewarnai kepribadiannya untuk mendapatkan
keadaan yang lebih baik dan utama bagi kehidupannya di dunia dan akhirat.
Ia tak lain dari upaya terus menerus meniti tangga menuju puncak ke utamaan
hidup.
Mengingat taraf dan tingkatan tobat itu
berbeda-beda, dan meskipun Tuhan penerima Tobat dan tidak pernah menolak
orang yang ingin bertobat atau kembali mendekat kepada
NYa. Namun taraf kesulitan untuk melakukan tobat itu juga
berbeda-beda.
Tobat dapat diibaratkan dengan upaya
seseorang mencabut dosa dari dirinya, sedangkan dosa dapat di ibaratkan bagaikan
sebuah pohon. Bila dosa telah berulang-ulang dilakukan dan telah
berlangsung lama, maka ia seperti pohon besar yang tidak mudah
mencabutnya. Bila dosa baru sekali dua dilakukan, maka ia baru seperti
benih yang baru tumbuh dan mudah mencabutnya.
Bertobat dari perbuatan buruk yang telah
berulang-ulang dilakukan dan telah berlangsung lama, penyakitnya
sudah kronis, sudah menahun, sulitnya seperti sulit mencabut pohon
yang besar. Bila orang sangant sulit mengupayakan tobat, atau bahkan hampir
mustahil melakukan tobat, maka hatinya dapat disebut sebagai hati yang sudah
berkarat oleh dosa-dosanya. Itulah sebabnya Islam mengajarkan bahwa
setiap kali muncul dosa atau kesalahan, ia haruslah segera bertobat dan
mengirinya dengan perbuatan baik. Dengan segera bertobat itu, daya tarik dosa
atau pengaruhnya terhadap diri segera pula lumpuh. Melalaikan tobat
berarti membiarkan dosa itu menguasai diri, sehingga ia tetap
berada dalam kerendahan.
Nah di bulan Haji tahun ini, agaknya
kesempatan bagi kita untuk merenung sejenak, segala dosa dan
kesalahan yang telah kita perbuat. Menghitung dan menghisap diri
sebelum di lakukan perhitungan kelak, Dan memasang serta meluruskan niat
yang sungguh-sungguh akan merobah sifat yang mewarnai
diri, berjanji dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi.
Tobat yang diinginkan itu adalah tobat yang
sungguh-sungguh yang disebut dengan Tobatan nasuha. Yakni tobat tanpa keinginan
lagi kembali kepada kesalahan atau kekeliruan yang
sebelumnya di perbuat. Setiap Tobat yang sungguh-sungguh dengan niat yang
tulus dan ikhlas, niscaya disambut Tuhan dengan senang,
Karena Dia adalah peneriam tobat dan senang pada orang yang
terus-menerus bertobat. Untuk itu saya teringat akan sebuah
Firman suci Nya dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 104 : "Tidakkah
kamu mengetahui bahwasanya Allah menerima Tobat dari hambanya dan
menerima saksi dan bahwasanya Allah Maha peneriam Tobat lagi maha
Penyayang".
Selesai melaksanakan ibadah
di Padang Arafah, malamnya kita berangkat untuk mabid di
Muzdhalifah. Memilih batu-batu kecil. Ibarat peluru yang
dipersiapkan untuk dilemparkan pada Iblis di Jumratul Ula, Wustha dan
Aqabah. Peristiwa ini menggambarkan dan mengulang kembali peristiwa pengorbanan
Nabi Ibrahim A.S. Seperti terbaca dalam sebuah Firman SuciNya dalam Al-Qur'an.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata :" Wahai
anakku, aku telah melihat dalam mimpiku, bahwa aku menyembelihmu,
maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu." Ismael menjawab :"Wahai
ayahku. laksanakanlah perintah Allah itu, ayah akan dapati
aku sebagai orang yang sabar."(QS. 37:102).
Sebagai ayah sebetulnya Ibrahim
berkuasa atas anaknya, tiada seorangpun yang bisa membantah
atau melarang apa yang dilakukannya pada anaknya, dia
berkuasa penuh, mau dihitamkan atau diputihkan terserah
dia. Sebagai Rasul dan nabi Ibrahim harus segera menjalankan
perintah Allah. Apalagi dia jelas menerima wahyu dan perintah
dari Allah untuk menyembelih anaknya sebagai korban, namun dia tetap
meminta kepada anak-nya, menyuruh fikirkan dan berdialog. Tidak terlihat
sedikitpun dalam peristiwa itu unsur pemaksaan dan tak terlihat
sedikitpun bahwa Ibrahim memperlihatkan kekuasaannya sebagai ayah
serta dia mau menjalankan perintah semaunya sendiri.
Dia bermusyawarah, diajaknya anaknya yang terkena akibat
perintah itu untuk mencari jalan dan ikut memutuskan.
Dalam ayat ini menggambarkan
kepemimpinan Nabi Ibrahim, sewaktu dapat wahyu dari Allah SWT yang
memerintahkan beliau agar menyembelih anak kandungnya Ismael as. Ibrahim
menyampaikan wahyu Allah itu kepada Ismael, dengan cara yang sangat
mengharukan.
Ibrahim ternyata menanyakan dulu pendapat
anaknya, Ismael. disertai nasehat agar Ismael memikirkan sendiri, makna
perintah Allah itu. Baru sesudah itu perintah itu terlaksana berdasarkan
keputusan bersama antara sang ayah dan sang anak. Bukan semata-mata
keputusan sang ayah, yang dalam hal ini bertindak sebagai atasan atau pimpinan.
Cara Ibrahim ini dalan manajemen modern
ternyata sangat menentukan keberhasilan setiap pemimpin, karena anak
buah merasakan bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan, sehingga komitmen mereka semakin
tinggi dan motivasi merekapun akan
sangat tinggi. Dengan demikian setiap orang akan memberikan partisipasinya
dalam menjalankan setiap keputusan.
Betapa tingginya partisipasi itu terlihat
dalam kisah Ibrahim dan Ismael sewaktu akan melaksanakan penyemblihan
itu, agar penyemblihan itu berjalan lancar. Berkata Ismael kepada ayahnya
:"Wahai ayahku, sebelum penyembelihan dilaksanankan ada 3
permohonanku padamu :
1.
Tolong asah pisau tajam-tajam
agar proses penyemblihan itu bisa
berjalan lancar.
2.
Tolong ikat kaki dan tanganku agar
engkau tidak melihat aku menggelepar-gelepar.
3.
Bajuku yang berlumuran darah
nantinya, tolong berikan kepada
ibuku, agar beliau tahu, bahwa saya adalah anaknya yang berbakti pada orang tua.
Dengan membawa serta bawahan mengambil
keputusan, maka pekerjaan yang akan dilaksanakan itu akan semakin tinggi
efesien dan efektivitasnya.
Sehingga ketika iblis menggoda ingin
membatalkan perintah itu di jumratul Ula
dengan membujuk Ismael dan Ibrahim dengan mengatakan, tak mungkin
Tuhan sekejam itu memerintahkan sembelih anak, langsung Ismael menjawab dan
meminta agar ayahnya terus melaksanakan perintah Tuhan Itu. Demikian pula
sewaktu anak dan ayah ini di goda di jumratul Wustha dan jumratul Aqabah. Anak
dan ayah ini tak mempan dengan bujukkan dan rayuan Iblis dan syetan. Sehingga
akhirnya kedua anak dan ayah itu sampai ketempat penyembelihan. Setelah
pisau diasah tajam-tajam, kai dan tangan Ismael dikat agar
dia tidak menggelepar, dan disaat Ibrahim menempelkan pisau yang
tajam keleher anaknya dan akan menggorohnya. Ketika itulah Tuhan
mengganti Ismael dengan seekor kibas. Cukup Ibrahim pengorbananmu sudah di
terima. Sesungguhnya Kata Tuhan :"Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tapi ke taqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya Surat Al-Haji ayat
37.
Di Jumratul Ula iblis di lempar
dengan batu, demikian pula di Jumratul Wustha dan Jumratul Aqabah. Ini
pulalah yang di syariatkan dalam menunaikan ibadah Haji; melempar di Mina, di jumaratul
ULa,Wustha Dan 'Aqabah. Dan disini pulalah perjuangan yang sangat berat
sewaktu menunaikan ibadah Haji, disini pulahlah
orang banyak mati, mati terinjak-injak dan bermacam cobaan dan
godaan justru banyak terjadi waktu melempar ini. Kitapun belum melupakan
korban yang jatuh waktu di Terowongan Al Mu'asyim beberapa tahun yang
silam.
Memang cobaan dan godaan sewaktu
menunaikan ibadah Haji sangat banyak dan sangat berat, maka dituntut bagi
siapa yang menunaikan ibadah Haji ke tulus dan keikhlasan, bahwa Ibadah
Haji yang di kerjakan itu semata-mata hanya Karena Allah, bukan karena
apa dan siapa.
Setiap ibadah, baru sah jika dibarengi
dengan niat karena Allah , dan
itupun diulangi sekali lagi ketika kitab suci itu berbicara tentang haji
dan umrah Surat Al-Baqarah ayat
196:"Dan sempurnakanlah ibadah Haji dan umrah karena Allah"
Rupanya jemaah Hajji
dituntut pertama kali untuk meluruskan niatnya. Tuntutan
dan tuntunan ini wajar, karena cukup banyak godaan yang dapat mengalihkan
niat suci itu. Bukan saja perjalanan ke tanah suci" atau
gelar "haji" yang bakal disandanag, tetapi juga status
sosial yang sedikit atau banyak dapat meningkat.
Ka'bah merupakan lambang
dan wujud keesaan Allah, bertawaf dikelilingnya melambangkan
aktivitas manusia yang tidak pernah terlepas dari
pada_Nya. Ka'bah bagaikan matahari yang menjadi pusat
tata surya dan di kelilingi oleh planet-planetnya. Ka'bah adalah
rumah ibadah yang pertama sekali didirikan seperti terbaca dalam Surat Ali Imran ayat96 :"Sesungguhnya
rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadat manusia ialah Baitullah
yang di Mekah yang di berkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, diantaranya Maqam
Ibrahim; barang siapa memasukinya Baitullah itu)
menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, Yaitu bagi yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari
kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha KAya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam".Dengan bertawaf disana, seseorang mengikat
janji untuk menjadikan segala aktifitasnya terikat oleh daya tarik
pusat wujud ini, Yakni Allah S.w.t.
Sa'iy yang berarti adalah usaha adalah lambang
dari usaha mencari kehidupan duniawi, bukankah Hajar Ibu Ismael as mondar
mandir disana mencari air untuk putranya. Dengan ber
sa'iy bertekad untuk tidak berpangku tangan menanti turunnya
"hujan" tetapi tekadnya itu berangkat dari Shafa yang
arti harfiahnya kesucian dan ketegaran dan berakhir di Marwah yang artinya
"kepuasan sikap menghargai bermurah hati dan memaafkan" Sehingga jika
kembalinya nanti usahanya masih berangkat dari kekotoran dan
atau tidak bermuara pada ketaqwaan, penghargaan dan kemurahan
hati, maka jauhlah panggang dari api.
Bulan Zulhijjah adalah
bulan pengorbanan, bulan peningkatan, peningkatan amal saleh,
peningkatan kerja. "Selesai menunaikan Shalat, bertebaranlah dimuka bumi,
cari rezki Allah", bekerja dan berusaha. "Bila engkau selesai dari
satu pekerjaan kerjakan pekerjaan yang lain" perintah Tuhan dalam
sebuah ayat_Nya.
Sebetulnya, tangan dan kaki
kalau tak di gerakkan, maka tubuh menafsirkan bahwa tangan dan kaki itu tak di
perlukan. Akibatnya calsium dan mineral yang terdapat pada tulang dan
otot kaki dan tangan akan di serap dan di keluarkan memalui
kencing. Orangnya akan menderita osteoporesis, tulang yang keropos,
bagaikan kayu di makan bubuk, tulang ini mengalami kerapuhan dan mudah patah.
Sebelum patah sebetulnya di dalam tulang itu sendiri telah terjadi
patah-patahan yang halus-halus di sebut dengan mikro fraktur yang
dirasakan sebagai sakit-sakit dalam tulang, penat dan pegal-pegal. Bagi mereka
yang malas bergerak, akan merasakan siksaan dunia atau neraka dunia, karena
sakit disana dan sakit di sini, dimana-mana terasa sakit. Rupanya Tuhan
memberikan semua organ tubuh untuk di manfaatkan dan di
pekerjakan. Agaknya kita semua ngeri menerima ancaman Tuhan Allah
dalam Al_Qur'an pada surat al 'araf ayat 179
"
Sesungguhnya telah Kami jadikan isi nereka jahannam kebanyakkan dari Jin dan
manusia Yang mempunyai hati tapi tak digunakan untuk mengerti, dan
punya mata tak digunakan untuk
melihat,punya telinga tapi tak digunakan untuk mendengar. Mereka bagaikan
ternak, bahkan lebih sesat. Maka mereka
itulah orang=orang yang lalai".
Maka bagi mereka yang malas-malas,
banyak tidur, merintang-rintang hari, menghabis-habisi umur. Tidak
menggunakan otak, mata, telinga, hati, kaki dan tangan. Didunia
saja sudah dirasakannya sakitnya hidup ini, bagaikan neraka. Karena
sering kita amati banyak orang yang sakit, ialah mereka yang tak
menggunakan alat geraknya. Banyak duduk dan tidur,
bermalas-malas. Tidak mengasah otak, tidak melatih mata dan tak
mempergunakan telinga.
Jadi ketika menunaikan Ibadah Haji,
seakan-akan kita di bawa menyelusuri dan menapaki jejak-jejak sejarah
yang telah diukir oleh Nabi Ibrahim a.s bersama keluarganya.
Kalau tidak, yakinlah bahwa anda
belum menunaikan ibadah haji. Memang anda telah berkunjung ke
Mekkah, tetapi belum melakukan Thawaf. Anda telah membeli kegersangan
Padang Pasir, tetapi anda belum tiba lagi di arafah.
Untuk
semua itu bagi yang menunaikan ibadah Haji. Marilah kita
luruskan niat, bahwa ibadah Haji hanya semata-mata ihklas karena Allah,
sesuai dengan Firman Suci_Nya dalam Al_Qur'an surat Al_Baqarah ayat
196 :"Sempurnakanlah ibadah Haji dan Umrah Karena Allah...."
kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit),
maka (sembelihlah korban yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya.
Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia
bercukur) maka wajiblah atasnya berfidiyah, yaitu berpuasa atau
bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah aman, maka bagi
siapa nyag ingin mengerjakan umrah sebelum haji (didalam
bulan Haji),(wajibliah ia menyemblih kurban yang didapat). Tetapi
jika ia tidak menemukan (binatangkorban atau tidak mampu) maka
wajib berpuasa 3 hari dalam masa haji dan 7 hari apabila
kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna.
Demikian itu (kewajiban membayar Fid-yah) bagi orang-orang yang
keluarganya tidak berada (di sekitar) MAsjidil haram (orang-orang yang
bukan penduduk Mekah). DAn bertaqwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan_Nya
Ibadah Haji dapat diselesaikan dalam 4
hari, tapi Al_Qur'an menyatakan bahwa "Haji adalah beberapa bulan tertentu
(Q,2:197) Syawal, Zulkaedah dan zulhijjah, Agar jemaah membawa bekal dan bekal
terbaik adalah Taqwa.. Pakaian biasa harus ditanggalkan dan pakaian Ihram
dikenakan.
Dalam masyarakat minang kabau,
rasa dibawa serta. Sesuatu "dipaiyokan", dengan menghargai
pendapat orang lain. Bulek aia di pambuluah, bulek kato dek mufakat, maka
kepemimpinan seperti ini terlihat jauh lebih berhasil.
Tapi kalau orang tak dibawa
beriya, maka kalau ada program yang tidak jalan timbul ciloteh
"Itulah awak kan indak dibawok sato, tangguanglah
surang." Memang ada orang yang kurang setuju dengan cara
manajemen yang seperti itu menyatakan, bahwa gaya itu hanya diterapkan
jika bawahan hampir se-taraf pengetahuan mereka dengan manajer. Tetapi bukankah
setiap manajer seyogianya juga seorang pendidik yang
bertanggung jawab dalam membangun stafnya ?
Lihatlah Rasulullah
Muahammad SAW, bukankah beliau telah merobah Umar bin Khatab, menjadi
kha-lifah yang ulung, demikian juga Abu Bakar, Ali dan Utsman ?
Bukankah bilal dulunya hanya seorang bu-dak yang tersiksa dan
hampir mati dalam siksaan-nya ? Yang pertama dan utama dijalankan Rasulullah
ialah memperlihatkan contoh dan tauladan, baik dalam ucapan
dan perbuatan beliau. Untuk meningkat-kan mutu bawahan beliau Rasul
melakukan latihan demi latihan dengan contoh-contoh yang mudah
diterima. Memberi tugas dan perintah sesuai dengan kemampuan bawahannya
(telling). Jika sudah mulai meningkat kematangan mereka, gaya
manajemenpun ditingkatkan menjadi selling, artinya perintah di-sertai
bimbingan. Jadi sudah mulai terjadi dialog, namun masih belum ada
pendelegasian tugas secara penuh. Baru sesudah bawahan mencapai tingkat
kema-tangan tertentu, yaitu kematangan yang menyebabkan mereka
telah mampu bekerja sendiri, tanpa bimbingan dan arahan.
Manajer muslim memikul kewajiban
moral untuk mendidik dan mengembangkan dan meningkatkan kematangan
bawahan sedemikian rupa sehingga akhirnya, setiap bawahan itu mampu duduk sama
rendah dan tegak sama tinggi dengan dia dalam
mengendalikan organisasi bersamasama.
Lihatlah cara pelaksanaan shalat
berjamaah. Untuk menjadi imam seseorang harus mempunyai persyaratan
yang tertentu. Imam itu berdiri didepan pada tempat yang khusus
disediakan untuk imam. Dibelakangnya berdiri orang yang tahu,
yang kalau imam salah dia bisa membetulkannya dan kalau
imam ada halangan dia bisa menggantikannya.
Kalau imam itu terkentut, imam
itu harus segera menyingkir dan meninggalkan jemaah dengan kesadaran
sendiri, walaupun kentut itu kedengaran bunyinya atau tidak. Jangan sampai ada
seorang imam yang tidak mau mengaku bahwa dia telah terkentut. Pura-pura
tidak tahu bahwa dia telah terkentut atau minta ditunjukan mana
bukti-buktinya bahwa
dia telah terkentut.Kan susah membuktikan :"Apakah
akan Engkau ciptakan padanya makhluk yang akan menciptaan bencana dan
menum-pahkan darah ? padahal kami senantiasa berbakti
dengan memuji-Mu dan mengagungkan Engkau ? Allah menjawab
:"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dalam ayat itu Allah
sebagai penguasa dam pemilik mutlak alam ini, memerlukan
berdialog dengan bawahan-Nya, malaikat tentang rencana
yang akan dibuatnya. Allah mendengar alasan logis malaikat itu kemudian
dipatahkan Allah dengan menonjolkan kelebihan-Nya ilmu pengetahuan yang tidak
dipunyai malaikat.
Bukankah dari ayat
ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Allah,
sebagai pemimpin, memerlukan berdiskusi dengan bawahan-Nya,
akan rencana yang akan dilakukannya, baru sesudah itu
ia mengambil keputusan ?
Kemudian dibuktikan oleh Allah
kebenaran yang diucapkan-Nya,yaitu setelah Adam diciptakan, lalu dikumpulkan
bersama-sama dan masing-masing ditanya oleh Allah tentang
sesuatu, Iblis dan Malaikat menggelengkan kepala menyatakan tidak
tahu. Hanya Adam lah yang dapat menerangkan dengan baik,
lalu malaikat sujud kecuali Iblis.
Hal ini menerangkan kepada
si mukmin bagaimana manajemen yang dikehendaki-Nya. Didalam membuat
suatu kebijaksanaan atau merencanakan sesuatu sebelum
mengambil keputusan, hendaklah dirembukan dahulu dengan
bawahan yang akan turut dipengeruhi oleh kebijaksanaan atau terlibat dalam
keputusan itu.
Manusia punya harga diri yang wajib
dipertahankannya sampai akhir hayatnya. Rasa harga diri inilah yang perlu
ditenggang oleh setiap menajer, jika berurusan dengan manusia yang dipimpinnya. Mengajak bawahan didalam
pertemuan untuk membincangkan rencana serta
mengambil keputusan, memegang peranan yang sangat penting didalam
menentukan keberhasilan seorang manajer.
Dengan berbincang-bincang
terlebih dahulu dalam mengambil keputusan akan menumbuhkan
"rasa dilibatkan dalam kepamimpinan"™ yang selanjutnya akan
menumbuhkan "rasa sama memiliki (sense of be-longing)"™
di dalam dada setiap bawahan. Rasa ini-lah yang
akhirnya akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang sangat penting dalam
manajemen yang berhasil. Jika tidak, anggota kelompok yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam satu organisasi ini akan
bersipat apatis terhadap kebijak-sanaan dan keputusan yang diambil
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar