Kamis, 31 Januari 2013

PEMBULUH DARAH

Oleh K Suheimi

Kuliah subuh saya di Masjid AnNur Pekanbaru

Assalamu’alaikum WR.WB
Minggu lalu kita telah berbicara tentang manusia bahwa manusia itu terdiri dari seratus  triliun sel dan masing-masing sel itu harus dapat darah, dapat metabolisme, dapat semuanya. Itu diatur oleh Allah dengan mengirim semua itu melalui alat transportasi yaitu darah dan pembuluh darah yang mengalir ditubuh kita itu panjangnya 80.000 km. Kalau kita keliling dunia panjangnya 40.000km berarti panjang pembuluh darah itu 2 kali kita keliling dunia pada garis katulistiwa. Kemudian kita sampaikan kemarin bahwa yang merusak pembuluh darah itu kalau pembuluh darah itu bocor, bocor pembuluh darah itu karena ada racun, dan racun yang ganas itu kita kenal dengan racun yang dihasilkan oleh nyamuk aides aigepti virus danque, virus danque itulah menyebabkan kalau dia mengeluarkan racun, racunnya itu mengalir di dalam darah dan menyebabkan pembuluh darah itu rapuh, sehingga darah yang ada dalam pembuluh darah itu keluar.
Keluarnya darah dalam pembuluh darah itu dapat kita tes misalnya dengan kita pasang testimeter dekat pangkalangan kita ini, kita jepit dia sehingga alirannya terbendung, maka di lengan kita ini kita lihat ada bintik-bintik merah menandakan bahwa ada pembuluh darah yang rapuh sehingga darah bisa keluar dari situ, nah kalau darah itu banyak yang keluar maka sifat dari tubuh kita itu ingin memperbaikinya maka pembuluh darah yang rapuh itu ditambal dengan zat pembeku darah yang disebut dengan trombosit, maka trombosit itu dikirim ke aliran-aliran darah itu dikirim untuk menempel pembuluh darah itu, maka kita lihat kadar trombosit yang ada dalam tubuh kita itu karena dipakai untuk menempel pembuluh darah ini, kadarnya jauh berkurang, dihasilkan juga, dia berkurang juga. Kalau kebetulan daya tahan manusia itu rendah pembuluh darah yang rapuh itu tidak kuat, tidak terlatih, maka pembuluh darah itu banyak bocornya. Pembuluh darah itu yang terbanyak di dalam usus, didalam lambung diperut kita ini, karena disitu yang banyak terjadi kerusakan maka darah itu keluar dari pembuluhnya masuk ke dalam usus atau keluar dari pembuluh masuk ke rongga perut, menyebabkan perut kita menjadi tegang, orangnya sering mual, muntah dan kalau dia berak, dari berak itu bewarna hitam.
Kalau orang kampung kita mengatakan kalau sudah hitam beraknya ndak panjang lagi umurnya dan kalau darah itu keluar melalui rongga perut maka perutnya itu tegang dan jika ditekan sakit, karena darah banyak keluar dari pembuluh darah maka tekanan darah orang itu turun, rendah, mukanya pucat dan trombositnya turun sekali, makanya sering kematian terjadi karena tidak bisa mengatasi stroke, karena kalau darah itu turun sekali namanya stroke. Kalau sudah stroke itu menjadi stop, kenapa orang meninggal karena demam darah itu karena daya tahan dari pembuluh darah itu sangat rapuh dan tidak kuat dan trombosit yang akan menempel bocoran-bocoran pembuluh darah itu rendah maka kita lihat, kadang-kadang anakanak meninggal, kadang-kadang orang dewasa juga meninggal dan kita lihat anak-anak yang meninggal itu biasanya gemuk, wajahnya cantik, orang-orang yang berduit, orang yang biasa manja, sehingga karena kemanjaan itu kurang menggerakkan otot, sehingga pembuluh darahnya itu tidak kuat, rapuh dan kita lihat maka kematian-kematian sering kita lihat orang yang memanjakan diri dan demikian. Untuk mengatasinya tentu kita pelajari sifat-sifat dari nyamuk ini. Nyamuk aides aigepti itu nyamuk yang perlente bentuknya itu cantik, dan kalau kita lihat kakinya itu seperti berkaus belang-belang, badannya belang-belang dan kalau kita lihat cantik nyamuknya. Dia itu parlentenya hanya keluar dan terbang antara jam 8-11 kemudian tidur lagi dan keluar jam 4-7 kemudian dia tidur lagi, jadi kalau malam kita digigit nyamuk berarti itu bukan nyamuk demam berdarah. Kenapa dia hinggap dirumah kita karena kita memanjakan dan memberi kesenangan hidupnya, kalau kita tidak memberikan kesenangan hidupnya, tidak memberikan makan maka dia tidak akan pernah mau hinggap dipekarangan kita.
Apa kesenangan nyamuk aides aigepti ini, dia itu suka hinggap, beranak bertelur di air yang jernih, terutama yang ada wadah hitam seperti kantong plastik yang bewarna hitam, bejana yang bewarna hitam dan ban hitam kalau disitu ada air maka nyamuk itu suka ditempat itu, sering ada kaleng-kaleng kosong. Nah kapan kaleng-kaleng kosong itu berisi ialah ketika musim hujan, lupa kita menyampakkan sehingga parit-parit yang kosong berisi air dan kemudian air tersebut menjadi jernih, sehingga tempat-tempat yang jernih itu mengundang tempatnya nyamuk aides aigepti itu dan dia merasa dirinya tidak terancam. Dimana lagi? Ialah pada tanah-tanah kosong, ada orang-orang kaya dibelinya tanah untuk menyimpan urang, dibiarkan tanah itu kosong, bahkan dipagarnya tanah itu, melihat tanah dipagar kecenderungan orang sering membuang sampah ke dalam pagar itu sehingga tidak terbersihkan, ada kaleng dilempar ke tanah kosong, sehingga tanah kosong itu ada kantong-kantong plastik kita lihat yang kalau hari hujan basah, ada kaleng-kaleng kosong kita lihat berisi, ada ban bekas kalau hari hujan dia terisi maka kalau bapak-bapak dan ibu-ibu coba letakkanlah bejana hitam dan diisi air bersih, lihat seminggu kemudian kita akan mendapatkan disitu telur-telur nyamuk dan jentik-jentik nyamuk, bertanda tempat itu dia senang dan kita mengundang dia ke tempat itu.
Bagaimana supaya dia nyamuk itu tidak senang, tentu tempat-tempat tersebut kita musnahkan seperti kaleng kosong, bejana kosong ban-ban bekas, sehingga tidak ada air tergenang yang jernih, kemudian apa lagi, dipeliharalah ikan-ikan didalam parit, kalau airnya dangkal berilah ikan kecil-kecil, kalau airnya agak dalam berilah ikan lele, ikan nila, peliharalah ikan-ikan itu, karena ada empat keuntungan kita memelihara ikan itu: pertama, kalau ada bau-bau busuk dengan adanya ikan itu dia makan bau-bau busuk itu, yang kedua kalau ada telur nyamuk itu dimakannya, dan biasanya kalau ada ikan, nyamuk itu takut bertelur di sana.   Jadi menghilangkan bau yang busuk diparit-parit, memusnahkan nyamuk, karena kalau digigit nyamuk aides aigepti itu bukan nyamuk orang lain. Itu adalah nyamuk yang ada dipekarangan kita, nggak mungkin dari pekarangan orang lain, karena jarak terbangnya antara 20 sampai 40m. lebih dari itu nggak sanggup lagi nyamuk itu, jadi kalau seandainya kita dapat sakit demam berdarah itu adalah karena kita memanjakan dan memelihara nyamuk di pekarangan kita sendiri.
Nah kita datangkanlah musuhnya, musuhnya hampir setiap ikan itulah musuhnya, disamping itu kita bisa juga menikmati ikan itu, karena ikan itu tidak pernah tidur siang dan malam, makanya orang cina suka sekali memelihara ikan itu karena semangat kerjanya jarang dia tidur, siang malam dia bekerja, mudah-mudahan dengan demikian terimbas pula kita tengah malam kita asyik juga melihat,  diri kita jadinya bekerja juga, melihat binatang kecil saja bekerja masa kita nggak.
Dan dari segi ekonomi menguntungkan sekali karena ikan itu kalau dia beranak pinak, satu kilo berat ikan itu telurnya sepuluh ribu. Jenis binatang hewan mana yang menjanjikan untung yang sangat besar, karena kalau berat ikan itu telurnya sepuluh ribu,kalau dua kilo beratnya, telurnya dua puluh ribu, semakin besar ikan itu semakin banyak telurnya dan semakin banyak telurnya semakin banyak anaknya. Semakin banyak anaknya kalau ada nyamuk-nyamuk semakin banyak makanan untuk ikan itu. Ada kutu air dan ada segala macam bintik itu dimakan oleh ikan itu, tempat kita bersih sambil dia mengembang biakkan dirinya dan kalau kita makan ikan itu adalah protein yang terbaik untuk demam berdarah karena dia mengandung albumin yang tinggi, dia akan menghasilkan trombosit yang tinggi, dia akan menyembuhkan dan merekat pembuluh darah itu dengan baik.
Jadi disamping ekonomi baik dengan adanya pemeliharaan ikan, parit itu  disekat saja sehingga dia tergenang, karena kalau parit dibiarkan kering baunya bukan main. Tapi kalau parit itu disekat-sekat, ada air didalamnya baunya kurang, masukkan ikan dan baunya hilang. Nyamuk hilang, bau hilang, dan kalau dia berkembang biak Alhamdulillah, kalau tidak dia sudah bisa jadi mainan, dia sudah bisa untuk hiburan menghilangkan stress dan segala macam. Makanya kalau memang kita benci pada nyamuk dan tidak suka nyamuk ada tempat kita, sediakanlah. Dan kalau nyamuk itu masih ada, apa yang kita siapkan dirumah, ialah kipas angin, sebab nyamuk itu tidak bisa terbang kalau ada kipas angin, jadi anak-anak aman  kalau ada kipas  angin, kalau pakai AC nyamuk itu senang, dingin dia senang, tidak ada yang menghalangi dia terbang, tapi kalau kipas angin yang kita berikan maka kipas angin itu akan berputar dan sayap nyamuk itu tidak bisa dikepakkannya dan dia tidak bisa terbang.
Maka dari pada kita memberikan zat racun yang juga dihisap oleh anak dan menimbulkan racun terhadap anak, lebih baik untuk tidur kita itu disediakan kipas angin. Jadi dengan demikian, mudah-mudahan kita terhindar dari penyakit demam berdarah yang mematikan dan kalau sakit perawatannya mahal obatnya, tidak sedikit kita lihat yang dirawat sampai ke ICU. Sebagai kesimpulan, jangan berikan hal-hal yang menyenangkan nyamuk, air tergenang dan jernih. Kalau airnya kotor nyamuk malaria yang ada atau nyamuk-nyamuk yang lain dan semua nyamuk-nyamuk itu akan dimusnahkan oleh ikan, apakah itu nyamuk malaria atau nyamuk lain, tidak peduli oleh ikan itu disapu bersihnya semua dan kemudian pakailah pakaian muslim, dengan pakaian muslim lengan panjang dan kakinya juga celana panjang sehingga sedikit sekali daerah yang bisa digigit oleh nyamuk karena ditutupi oleh kain dan bajunya, tidurlah pakai kipas angin kemudian tanah-tanah kosong tolong dibersihkan jangan biarkan air tergenang, dan kalau juga air yang tergenang lepaskanlah ikan yang sesuai dengan kemauan ikan yang hidup disitu. Mudah-mudahan kita terhindar dari penyakit demam berdarah dan kalau ini dianggap penting dan perlu tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita supaya rumahnya bersih.

Rabu, 30 Januari 2013

Maulid Nabi 1434 H



PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1413 H DI STIKes PMC DI ISI DENGAN TABLIGH AKBAR

        
       Seperti tahun tahun sebelumnya, pada tahun ini umat Islam di seluruh dunia kembali memperingati kelahiran nabi dan rasul akhir zaman yang sering disebut dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
       STIKes PMC Pekanbaru sesuai dengan visi misinya yang ingin mencetak tenaga kesehatan  handal yang beriman dan bertaqwa juga memperingati Maulid Nabi tersebut dengan mengadakan Tabligh Akbar di Mesjid Al Fath kompleks kampus STIKes PMC dan RS PMC pada hari Jum’at tanggal 25 Januari 2013 lalu .
     Pada kali ini STIKes PMC mengundang penceramah dari luar kampus. Dalam ceramahnya ia mengajak para hadirin civitas akademika STIKes PMC untuk meningkat ketakwaan kepada Allah SWT dan meneladani akhlak Rasulullah SAW  yang tertuang dalam dua pusaka yang diwariskan beliau yaitu Al Qur’an dan Hadist untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada empat sifat mulia Rasulullah yang terkenal yaitu Shiddiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh. Dengan gaya remaja yang diselingi humor segar sang ustad berhasil memukau para jemaah untuk tetap di tempat sampai acara usai.           
      Hadir dalam kegiatan tersebut para pimpinan, dosen dan staf karyawan serta mahasiswa STIKes PMC.(AP)    

Pesan Sang Guru

Oleh : K. Suheimi

Hari ini saya teringat beberapa pesan guru, mungkin kita butuh pesan sang guru sbb;


Dengan selalu berupaya menjadi orang baik dan melakukan yang terbaik, maka kebaikan akan selalu berada disekitarmu.


Terkadang lebih baik merelakan dan biarkan Tuhan yang menentukan. Hanya Tuhan yang mampu menyelesaikan berbagai masalah hidupmu

Hidup akan selalu indah meski seberapapun beratnya masalah jika kamu tetap berbuat baik.



Pikirkan sebelum memutuskan. Karena terkadang, yang kamu benci belum tentu buruk, pun yang kamu suka belum tentu baik.

Terima kasih

Selasa, 29 Januari 2013

Silaturahmi



SILATURAHMI KE ROKAN HULU

       Di pagi hari tanggal 17 Desember 2012 ketika embun pagi masih menempel pada dedaunan, berangkatlah kami dari Pekanbaru - ibukota Provinsi Riau menuju Kabupaten Rokan Hulu salah satu kabupaten di Riau untuk melaksanakan silaturahmi ke sekolah – sekolah SMA sederajat yang ada di daerah yang berjulukan Negeri Seribu Suluk tersebut.
         Sepanjang perjalanan yang dilalui terlihat aktifitas warga mulai dari anak sekolah yang berangkat sekolah, para pedagang membawa dagangannya  ke pasar, pegawai baik negeri maupun swasta hendak ke kantor serta kendaraan dari berbagai jenis ke tujuannya masing-masing. Cuaca yang masih sejuk plus AC bus kampus yang dingin, terkalahkan dengan  semangat kami  yang “panas” menyala-nyala  sejak dari rumah.
         Setelah menempuh perjalanan lebih kurang dua jam tibalah kami di tempat pertama yang dikunjung yaitu SMAN 1 Kabun. Kami disambut dengan hangat oleh pihak sekolah, yang membuat kami terharu sehingga rasa capek yang sedikit terasa menjadi hilang seketika.




         Setelah beramah tamah dengan kepala sekolah beserta jajarannya, maka mulailah kami berkunjung ke kelas - kelas  menjumpai para siswa. Para generasi penerus bangsa itu antusias dan happy dengan dengan kedatangan kami. Dengan diselingi tanya jawab kami menjelaskan tentang STIKes PMC. Bahwa STIKes PMC Pekanbaru terdiri dari dua Program Studi (Prodi) yaitu S1 Keperawatan dan DIII Kebidanan, memiliki keunggulan yaitu mempunyai rumah sakit sendiri yaitu RS PMC, asrama yang berada dilingkungan kampus dan RS PMC, bea siswa langsung dari kampus, Wifi 24 jam, program CCT (Continue Clinical Teaching), kuliah kepribadian, pendidikan berbasis pasien, bus kampus, ruangan  kampus ber AC serta halaman yang luas dan lapangan olahraga  yang memungkinkan para civitas akademi bisa beraktivitas dengan nyaman dan gembira.          
         Akhirnya tak terasa waktu sejam telah berlalu, maka setelah brosur dibagikan dan pemberian cendera mata ke pihak sekolah serta pemasangan spanduk maka kami dengan hati yang berat pamitan kepada kepala sekolah beserta staf dan tentunya adik-adik siswa dengan harapan tali silaturahmi ini tidak terputus. Dan Insya Allah tahun depan bisa berjumpa lagi.
         Selanjutnya kami melanjutkan silaturahmi ke sekolah lainnya seperti SMA Negeri 1 Tandun, SMA Negeri Rambah, SMA Negeri 5 Rambah Samo, SMK Negeri Rambah, SMA Negeri 1 Rambah Hilir  dan SMA Negeri 3 Rambah Hilir dengan agenda dan suasana persaudaraan yang sama. Ada dua hari kami berada di Rokan Hulu, pada sore hari Selasa 18 Desember 2012 kami kembali ke Pekanbaru, kota Bertuah dengan penuh kenangan. (AP)
          

Jumat, 25 Januari 2013

Presentasi Mahasiswa S1 Keperawatan



ASKEP PRE MENSTRUASI SYNDROM
by. Asniaman Jaya
A. Pengertian Premenstruasi Sindrom

Premenstruasi sindrom adalah sekelompok gejala yang terjadi menjelang periode menstruasi. Gejala ini bisa fisik, perilaku atau keduanya. Setiap wanita mengalami gejala yang berbeda. Kenyataan, ada lebih dari seratus lima puluh gejala terkait dengan sindrom premenstruasi ini. Gejala-gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Pada beberapa kasus, gejala ini muncul pada hari pertama atau kedua menstruasi (Ramaiah,2006). Sindrom premenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menstruasi, dan disusul dengan periode tanpa gejala (Mary, 2006) Premenstruasi sindrom adalah gejala-gejala yang dialami wanita sehingga fungsi normal wanita dan hubugan antar pribadinya terganggu (terutama dilingkungan keluarga) (Glasier, 2005).



B. Etiologi

Penyebab pasti premenstruasi sindrom tidak jelas, tapi kondisi berikut diyakini sebagai penyebab premenstruasi sindrom menurut Ramaiah (2006).

      1. Rendahnya progesterone

      2. Tertahannya cairan

Banyak wanita merasa “berat” atau kembung beberapa hari sebelum menstruasi ini karena tubuh mengeluarkan cairan lebih sedikit perharinya sebelum menstruasi. Tertahannya cairan dalam otak diyakini menyebabkan perubahan suasana hati, tertahannya cairan dalam payudara menyebabkan nyeri payudara dan tertahannya cairan dalam saluran percernaan bisa menyebabkan gangguan sistem pencernaan.

3. Kekurangan vitamin

    Vitamin B6 memiliki banyak fungsi dalam tubuh salah satunya adalah pembentukan hormon yang penting untuk fungsi otak. Jadi, ketika vitamin B6 tidak memadai, beberapa hormon untuk otak juga tidak mencukupi.

       4.Tingkat glukosa rendah
Sebagian besar wanita memiliki tingkat glukosa lebih rendah dalam darah mereka sebelum menstruasi dimulai tingkat glukosa kembali normal setelah menstruasi.


5. Alergihormon

Menjelang periode menstruasi, tingkat progesteron meningkat. Banyak wanita diyakini alergi terhadap progesteron.

      6. Tingkat prolaktin lebih tinggi

Prolaktin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Hormon ini merangsang perkembangan pertumbuhan payudara. Semua bukti yang mendukung teori-teori bersifat tidak langsung, bukti defisiensi serotonin berasal dari riset yang memperlihatkan a) kadar serotonin darah perifer berkurang b) selective serotonin re-uptake inhibitor, (SSRI) menurunkan gejala.

Apabila filosofi yang luas pada teori-teori ini benar, maka tampak bahwa siklus ovulasi normal menjadi pemicu untuk kejadian pada wanita yang memiliki respon abnormal terhadap progesterone (atau steroid terkait) yang dapat disebabkan oleh defisiensi fungsi serotonin. Dengan demikian, premenstruasi sindrom adalah suatu gangguan psikoneuro endokrin yang berespon terhadap pemicu yaitu steroid ovarium sehingga pendekatan untuk mengobatinya dimasukan ke dalam dua kategori umum :

1) Memperbaiki anomaly neuroendokrin
2) Menekan (atau memodulasi) pemicu di ovarium


C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala premenstruasi sindrom yaitu emosi meliputi, sedih, cemas, marah, kesal, suasana hati tak menentu. Nyeri meliputi, sakit kepala, payudara lunak, nyeri sendi dan otot. Perilaku meliputi motivasi rendah, efisiensi rendah, tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Perubahan kulit seperti, jerawat, kulit berminyak, rambut lepek rambut kering (Ramaiah,2006). Gejala psikologis yang khas adalah agresi, ketegangan, depresi, yang berubah-ubah dan perasaan lepas kendali. Gejala fisik yang sering dilaporkan adalah rasa kembung serta pembengkakan dan nyeri payudara. (Glasier, 2005)

a.  Tanda-tanda psikis:

1.      Gelisah, cemas, takut sendirian, suasana hati serba tak nyaman, rasa lelah dan letih, cemberut, rasa mau marah, mudah marah

2.      Kepribadian seakan sirna, hilangnya rasa percaya diri, kurang konsentrasi, mudah menangis terhadap hal-hal kecil

3.      Depresi, perasaan tertekan, mudah tersinggung, kadang agresif, marah (meledak-ledak) .

     

b. Tanda-tanda fisik:

1.      Payudara melunak (kadang  sakit)

2.      Perut mengembang, kembung

3.      Badan terasa berat

4.      Kaki dan sendi terasa lunglai

5.      Sakit kepala, dapat juga migraine, dll

    

D. Penatalaksanaan
Penanganan premenstruasi sindrom dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :

      1. Therapy non hormon

      a. Diet

Harus mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dengan banyak sayuran dan buah segar. Beberapa wanita mengalami pengurangan gejala setelah makan karbohidrat dan garam lebih banyak. Sereal seperti nasi, gandum, jagung dan sebagainya adalah sumber makanan yang kaya karbohidrat. Minum lebih dari lima hingga enam gelas teh perharinya meningkatkan keparahan gejala pada beberapa wanita. Karena itu harus menghindari minum teh terlalu banyak pada paruh kedua siklus menstruasi     

      b. Olahraga

Berolahraga setidaknya 3 hingga 4 kali seminggu, khususnya selama paruh kedua siklus menstruasi. Riset menunjukan bahwa wanita yang berolahraga teratur lebih kecil kemungkinannya untuk marah atau depresi. Olahraga juga meningkatkan sekresi hormone dan pemanfaatannya, khususnya esterogen.

c. MengurangiStres
Stress meningkatkan beratnya gejala sindrom premenstruasi, karena itu harus menghindari stress dengan latihan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi secara teratur.

d. Diuretik

     Diuretik adalah obat-obatan yang berfungsi mengeluarkan lebih banyak air dari tubuh. Obat-obatan ini diberikan dalam dosis kecil bila gejala utamanya rasa kembung dan tubuh terasa berat. Obat-obatan ini tidak memiliki efek samping yang serius pada dosis kecil. Diuretic bisa menyebabkan pusing, sempoyong, malas dan mulut terasa kering.

e. Psikotherapi
Therapy perilaku kognitif telah semakin luas diterima, terutama diantara para psikolog klinis. Terdapat beberapa studi terkontrol yang membuktikan efektivitas psikotherapi, tetapi sebagian studi tidak dapat membuktikannya.

f.  Obat psikotropik
Golongan benzodiazepine, litium, penghambat monoamine oksidasi, dan anti depresan trisiklik pernah dicoba dan dinilai dalam sejumlah kecil uji.

      g.  Inhibitor prostaglandin
Asam mafenamat dan natrium naproksen telah dikaji dalam lima uji control acak. Semua melaporkan perbaikan gejala yang bermakna. Banyak pengidap premenstruasi sindro juga mengeluh disfungsi menstruasi sehingga terapi untuk yang terakhir mungkin memperbaiki keadaan umum secara keseluruhan.



2.Terapi Hormon

      a. Progesteron

          Obat pemancing atau perangsang jarang menyebabkan infeksi dan ruam di vagina, kram pada abdomen. Iritasi setempat atau tingginya gas di perut bila dimasukkan dalam anus.

      b. Estrogen
Supresi ovulasi dengan koyo dan implant estradiol telah meunjukkan bermanfaat. Apabila diberikan peroral tampaknya estrogen tidak memperlihatkan mnfaat dibandingkan dengan placebo.

 c. Pil kontrasepsi oral

Empat uji gagal mempelihatkan superioritas dibandingkan dengan placebo. Dalam teori, terapi pil terus menerus seharusnya efektif tetapi dalam hal ini belum diteliti. Karena banyak wanita muda menginginkan pil untuk kontrasepsi. Maka secara empiris terapi ini tampak bermanfaat untuk dicoba.

d. Danazol

Obat ini efektif untuk depresi, kembung, nyeri payudara dan gangguan emosional. Danazol tidak mengubah siklus menstruasi dalam dosis-sosis yang dianjurkan untuk perawatan sindrom premenstruasi. Efek sampingnya adalah penambahan berat badan, kram otot dan ruam kulit.

e. Bormokriptin

Obat ini dianjurkan untuk pembengkakan dan nyeri di payudara. Biasanya diberikan selama paruh kedua siklus menstruasi.

f.  Lithium Karbonat

Obat ini kadang diresepkan untuk mengontrol perilaku abnormal berulang terkait dengan sindrom premenstruasi. Ini bisa menimbulkan efek samping ringan seperti letih, lemah otot, tangan gemetari, kencing berlebihan, haus, pusing, mual muntah dan diare. Lithium karbonat diberikan dalam dosis kecil selama hari yang bersangkutan untuk meminimalkan efek samping ini.



2.5 Pencegahan


1) Tidak minum alkohol
2) Mengurangi kopi
3) Menghindari (tidak) merokok
4) Belajar mengenali premenstruasi sindrom dan mengendalikan perasaan
5) Pengaturan pola makan, maksudnya gizi seimbang
6) Olah raga 3 kali seminggu, dengan aerobic sekitar 20-45 menit sebelum premenstruasi datang
7) Memanajemen stress misalnya: meditasi, jalan-jalan, berkebun, dll.




ASKEP PADA PMS



1. PENGKAJIAN

a. Riwayat penggunaan kontrasepsi: kontrasepsi dapat menganggu siklis menstruasi

b. Riwayat seksual: tanda pubertas sekunder, pola dan aktivitas seksual

c. Riwayat obstetric: pernah hamil, melahirkan

d. Riwayat menstruasi: menarche umur berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak, banyak atau  sedikit.

e.  Riwayat Penyakit seperti DM, tiroid, tumor

f.  Persepsi wanita tentang budaya dan etnik

g.  Gaya hidup: aktivitas yang berlebihan menyebabkan gangguan menstruasi

h.  Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi

i.  Nyeri : lokasi( di punggung, simpisis, paha, abdomen,dll), intensitas, kualitas, pola, gejala penyerta, serta koping terhadap nyeri

j. Status emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak ada kekuatan, merasa tidak berguna.



DIAGNOSA KEPERAWATAN



a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi..

b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi.





PERENCANAAN KEPERAWATAN



a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …1..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.
Kriteria  hasil: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.



1.Intervensi;

1. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien.  R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.

2. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk mendapatkan sumber nyeri.

3. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10. R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.

4.Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan.R/ ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat.

5. Jelaskan penyebab nyeri klien. R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.

6. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage. R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri

7. Lakukan kompres/mandi air panas.R/ meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia tidak terjadi.

8.  Berikan pujian untuk kesabaran klien.R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri

9. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol. R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.



b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penanganannya berhubungan dengan kurang informasi.

Tujuan: setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi
Kriteria hasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya ,serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.





2. Intervensi:

a. Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi,penyebab, gejala dan penanganannya. R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.



b. jelaskan mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejala, dan penanganannya. R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya.



c. Jelaskan metode-metode untuk mengurangi nyeri R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang penanganan nyeri secara non farmakologis.

d. Beri kesempatan klien untuk bertanya. R/meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang menstruasi.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3, Jakarta:EGC..

Carpenito LD.1995.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta: EGC.

Price & Wilson.2003.Patofisiologi konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Vol 2.Edisi 6.Jakarta:EGC.



III. Makalah Reza S


Dosen Pembimbing :
Ns. Syafrisar Meri Agritubella, S. Kep

TUGAS MANDIRI
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS







DI SUSUN OLEH :
REZA SURYA JUHARTI
100 100 08




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEKANBARU MEDICAL CENTER (PMC)
PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
2012



KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
            Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada ibuk selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis.Pada makalah ini penulis membahas materi ASKEP PADA KANKER SERVIKS.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari kesempurnaan disebabkan keterbatasannya pengetahuan dan literature penulis.Oleh sebab itu, penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan makalah ini.Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penulisan berikutnya.Semoga makalah kali ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.



                                                                                                                                        Pekanbaru,19 September 2012


               Penulis



DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.                    Latar Belakang…………………………………………………………....       1
1.2.                    Manfaat dan Tujuan…………..………………………………………….       2

BAB II TINJAUAN TEORI
2.1.                    Definisi…………………………………………………………………...       3
2.2.                    Etiologi…………………………………………………………..……….       3
2.3.                    Patofisiologi……………….……………………………………………..        5
2.4.                    Manifestasi Klinik……………………………………………………….        6
2.5.                    Penatalaksanaan……………………………………………………….....        7
2.6.                    Komplikasi …………………….…………………………………..…….       7         
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.                    Pengkajian………………………………………………………………..        9
3.2.                    Diagnosa Keperawatan………………………………………………......      10
3.3.                    Tujuan dan Kriteria hasil……………………………..…………...……..       10       
3.4.                    Intervensi dan Rasional………………………………………..………....      12
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan………………………………..……………..…………….......................      15
4.2.Saran…………………………………………………………………..........................      15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
           Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang.

           Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara  berkembang. Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks.Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang. Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara.

           Sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi.Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi prognosisnya.Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian.Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit.Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.

1.2  Manfaat dan Tujuan Makalah
Manfaat
-        Agar dapat memahami tentang kanker serviks, penyebab dari kanker serviks serta Asuhan keperawatan kanker serviks
Tujuan
-        Dapat menjelaskan dan memahami pengertian dari kanker serviks
-        Dapat menjelaskan penyebab kanker serviks
-        Dapat menjelaskan dan memahami konsep medis kanker serviks
-        Dapat memahami Asuhan keperawatan kanker serviks



BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1  Pengertian
           Kanker Serviks adalah suatu keadaan dimana sel kehilangan kemampuanya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. (Prawiroharjo, Sarwono: 1994)

           Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada lapisan endometrium (servik uterus), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kea rah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker servik ini terjadi paling sering pada usia 30 sampai 45 tahun tetapi dapat pula terjadi pada usia dini yaitu 18 tahun. (Hanifa, 2006)

           Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya . (FKUI, 1990;FKPP, 1997)

           Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan.Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah menderita kanker ini.Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun.Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.

2.2  Etiologi
           Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a)      Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
b)      Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
c)      Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
d)      Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
e)      Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f)        Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g)      Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.





2.3  Patofisiologi
     Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih.Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supresor gene, dan repair genes. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna, sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%.
     Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992). Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998).
2.4  Manifestasi Klinik
£     Keputihan
         Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
£     Perdarahan
         Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%).Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker serviks.Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut.
£     Nyeri
         Dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.


2.5  Penatalaksanaan
·        Terapi local
®    Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku.
·        Histerektomi
®    Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus limfa para aurtik.
·        Pembedahan dan terapi radiasi
-        Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker.
-        Dilakukan pada kanker serviks invasive
-        Pada terapi batang eksternalbertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan tumor
·        Radioterapi batang eksternal
-        Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas.
-        Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap  berada di tempat tidur, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk  mencegah defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator)
·        Eksenterasi pelvic
-        Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang
-        Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.
·        Terapi biologi
®                   Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (system imun)
·        Kemoterapi
®    Dengan menggunakan obat-obatan sitostastik.




Kategori stadium pada kanker serviks
ü   Stadium 0 : Kanker masih terbatas pada wilayah epitel serviks, kanker serviks stadium 0 disebut karsinoma pemula
ü   Stadium I : sel kanker hanya sebatas serviks, sudah mulai terlihat ada kelainan.
ü   Stadium II : sel kanker sudah menjalar ke bagian vagina, namun belum mencapai 1/3 nya bagian vagina. jaringan ikat paraservikal telah mengalami gangguan, namun tidak mencapai dinding panggul.
ü   Stadium III : sel kanker telah menjalar menuju bagian bawah lebih vagina lebih dari 1/3 bagiannya, atau sel kanker telah menjalar ke tulang panggul dan tampak penumpukan cairan di kedua belah ginjal.
ü   Stadium IV : sel kanker telah menutupi seluruh bagian organ kewanitaan, atau sudah melebihi area tulang panggul serta telah mengalami penyebaran ke bagian bagian lainnya seperti rectum, kantong kemih, atau bahkan ke bagian lainnya.

2.6  Komplikasi
1.      Berkaitan dengan intervensi pembedahan
a.       Vistula Uretra
b.      Disfungsi bladder
c.       Emboli pulmonal
d.      Infeksi pelvis
e.       Obstruksi usus
2.      Berkaitan dengan kemoterapi
a.       Sistitis radiasi
b.      Enteritis
3.      Berkaitan dengan kemoterapi
a.       Supresi sumsum tulang
b.      Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
c.       Kerusakan membrane mukosa GI
d.      Mielosupresi



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  Pengkajian
1.      Identitas klien
2.      Keluhan utama
Perdarahan dan keputihan
3.      Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal.Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
4.      Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi.
5.      Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.
6.      Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan agaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
Pemeriksaan Fisik
·        Inspeksi : Perdarahan dan keputihan
·        Palpasi : Nyeri abdomen dan nyeri punggung bawah
Pemeriksaan Dignostik
·       Sitologi
·       Biopsi
·       Kolposkopi
·       Servikografi
·       Gineskopi
·       Pap net (pemeriksaan terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif).

3.2  Diagnosa Keperawatan
a.       Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intraservikal
b.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan
c.       Gangguan rasa nyama (nyeri) berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal
d.      Cemas berhubungan dengan terdiagnose kanker serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang kanker Serviks dan pengobatannya.
e.       Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam penampilan terhadap pemberian sitostatika.

3.3  Tujuan dan Kriteria Hasil
a.       Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan masif intra cervikal
Tujuan :
Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik.
Kriteria hasil :
-        Perdarahan intra servikal sudah berkurang
-        Konjunctiva tidak pucat
-        Mukosa bibir basah dan kemerahan
-        Ektremitas hangat
-        Hb 11-15 gr %
-        Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37 Derajat C, RR : 18 - 24 X/mnt.
b.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi.
Kriteria hasil :
-        Tidak terjadi penurunan berat badan
-        Porsi makan yang disediakan habis.
-        Keluhan mual dan muntah kurang

c.       Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami

Kriteria hasil :
-        Klien dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan
-        Intensitas nyeri berkurangnya
-        Ekpresi muka dan tubuh rileks

d.      Cemas yang berhubungan dengan terdiagnose kanker serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang kaker serviks, penanganan dan prognosenya.

Tujuan :
Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosenya.

Kriteria hasil :
-              Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita
-              Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien.
-              Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi.
-              Sumber-sumber koping teridentifikasi
-              Ansietas berkurang
-              Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.
e.       Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil

Kriteria hasil :
-              Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
-              Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
-              Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif
-              Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.


3.4  Intervensi dan Rasional
a.       Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan masif intra cervical.
Intervensi :
-        Observasi tanda-tanda vital
-        Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )
-        Cek Hb
-        Cek golongan darah
-        Beri O2 jika diperlukan
-        Pemasangan vaginal tampon
-        Therapi IV

b.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan
Intervensi :
-        Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
-        Berika makan TKTP
-        Anjurkan makan sedikit tapi sering
-        Jaga lingkungan pada saat makan
-        Pasang NGT jika perlu
-        Beri Nutrisi parenteral jika perlu.

c.       Gangguan rasa nyama (nyeri) berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal
Intervensi :
-        Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien
-        Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.
-        Ajarkan teknik relasasi dan distraksi
-        Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
-        Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri.

d.      Cemas berhubungan dengan terdiagnose kanker serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang kanker Serviks dan pengobatannya.
Intervensi :
-        Berikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan persaannya.
-        Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara mengentrol dirinya.
-        Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan penyesuaian. ( Ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah tidak efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem pendukung yang positif).
-        Tunjukkan adanya harapan
-        Tingkatkan aktivitas dan latihan fisik.

e.       Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam penampilan terhadap pemberian sitostatika.
Intervensi :
-        Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.
-        Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikanbperasaan dan pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.
-        Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya.
-        Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
-        Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya .
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
-        Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
-         Jumlah kehamilan dan partus
-        Jumlah perkawinan
-        Infeksi virus
-        Sosial Ekonomi
-        Hygiene dan sirkumsisi
-        Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

4.2 Saran
         Saya  selaku penulis berharap kepada pembaca khususnya saya sendiri agar dapat meningkatkan lagi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki di bidang mata kuliah Maternitas II khususnya pada Kanker serviks dan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker serviks.




DAFTAR PUSTAKA

1.      Dongoes.(2001).Konsep Keperawatan Maternal. Jakarta : EGC
2.      Brunner & Suddarth. (2000).  Keperawaatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
3.      Dongoes M.E. (2001). Rencana Perawatan Maternal. Jakarta : EGC
4.      Lynda Jual Carpenito. (2001). Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi 8. Jakarta : EGC




LAMPIRAN
Tanya Jawab :
1.            Apa faktor resiko dari penyakit kanker serviks yang di alami wanita muda ? (Sadam)
Jawab :

2.            Kenapa karsinoma serviks di katakan penyakit yang progresif, intraepitel kemudian berubah menjadi neoplastik ? (Riri)
Jawab :



 IV. Makalah T. Indah G


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS
(DIABETES GESTASIONAL)














 










T.INDAH GUSTIKHA HUTRISARI
10010014

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang............................................................................................................... 1
b.      Manfaat dan Tujuan Makalah.........................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI
a.       Pengertian...................................................................................................................... 2
b.      Etiologi........................................................................................................................... 2
c.       Faktor Risiko..................................................................................................................2
d.      Klasifikasi Diabetes........................................................................................................ 3
e.       Patofisiologi................................................................................................................... 3
f.        Manifestasi Klinis..........................................................................................................3
g.       Penatalaksanaan..............................................................................................................4
h.       Komplikasi...................................................................................................................12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS
a.       Pengkajian........................................................................................................14
b.      Diagnosa Keperawatan.....................................................................................15
c.       Tujuan dan Kriteria Hasil.................................................................................15
d.      Intervensi dan Rasional.....................................................................................15

BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
 PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Masalah selama masa hamil adalah hal yang umum bahwa seseorang wanita,yang memiliki masalah medis,menjadi hamil. Akan tetapi,kehamilan tidak mambuat wania terhindar dari masalah-masalah medis atau cedera. Perawat maternitas tertantang untuk memberi kan perawatan yang baik dan efektif untuk memenuhi kebutuhan unik ibu dan janin yang muncul akibat kondisi-kondisi medis. Sasaran utama asuhan keperawatan ialah mengarahkan dan mendukung wanita dan keluarganya dalam mencapai hasil akhirkehamilan yang optimal,baik untuk wnita hamil maupun untuk janinnya. Perawat berperan sebagai guru,konselor,dan pendukung wanita dan keluarganya dalam mencapai hasil akhir yang paling baik dan menangani masalah dan kekecewaan yang mungkin timul.
Untuk mencapai hasil akhir yang baik pada kasus kehamilan diabetik,dibutuhkan komitmen dan partisipasi aktif wanita. Ia harus mematuhi jadwal kunjungan prenatal yang sering,mematuhi program diet dengan ketat,melakukan dengan mandiri pemantauan kadar glukosa secara teratur,melakukan pemeriksaan laboratorium dengan sering,melaksanakan surveilen janin secara intensif dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan hospitalisasi.
Perawat yang memberikan asuhan kepada wanita diabetik yang sedang hamil harus memiliki pemahaman yang benar tentang respons fisiologis normal terhadap kehamilan dan perubahan metabolisme akibat diabetes.

b.      Manfaat dan tujuan makalah:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan diabetes melitus.
2.      Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis diabetes melitus.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui faktor resiko setiap jenis diabetes dalam masa hamil.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi yang terkait dengan kehamilan diabetes.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui etiologi,patofisiologi dan manifestasi klinis pada diabetes melitus.


BAB II
TINJAUAN TEORI
a.       Pengertian
Diabetes melitus merupakan gangguan sistemik pada metabolisme karbohidrat,protein dan lemak. Diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler. Diabetes  dialami oleh seorang ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu mengalami DM pada saat hamil disebut Diabetes Mellitus Gestasional (syafei Piliang,1993).
Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan (Murray et all.,2002).
Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes melitus[GDM]) didefenisikan sebagai “intoleransi karbohidrat dengan berbagai tingkat keparahan,yang awitannya atau pertama kali dikenali selama masa hamil saat ini” (ADA,1990). Walaupun GDM umum nya akan hilang pada akhir kehamilan,ada kemungkinan besar GDM terjadi lagi pada kehamilan berikutnya(Jovanovic-Peterson,1992;Philipson,Super 1989). GDM dialami oleh sekitar 2% sampai 6% seluruh wanita hamil dan bertanggung jawab terhadap 90% kasus diabetes selama masa hamil (Radak,1991;Siddiq,1989).

b.      Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel.

c.       Faktor risiko
Hal-hal yang menjadi faktor risiko pada diabetes melitus adalah sebagai berikut:
1.      Riwayat keluarga dengan DM
2.      Glukosuria dua kali berturut-turut
3.      Kegemukan
4.      Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan
5.      Adanya Hidramnion
6.      Kelahiran anak sebelum besar.
d.      Klasifikasi Diabetes
Ada beberapa macam klasifikasi,salah satunya menurut White (1965) yaitu sebagai berikut:
1.   Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan,tetapi terjadi peningkatan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin,cukup diobati dengan pengaturan diet.
2.  Kelas B. Diabetes dewasa,terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10 tahun,tidak disertai kelainan pembuluh darah.
3.   Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-19 tahun  dengan tidak disertai dengan penyakit vaskuler.
4.   Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun,tetapi diderita sebelum usia 10 tahun disertai kelainan pembuluh darah.
5.    Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul termasuk arteri uterusnya.
6.   Kelas F. Diabetes dengan nefropati,termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis. Kemudian dibuat modifikasi tambahan. Kelas untuk ibu dengan komplikasi retinitis proliferatus atau dengan perdarahan dalam korpus vitreum.

e.       Patofisilogi
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih masih banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesteron dan HPL menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin dan menghasilkan enzim yang disebut insulinase yang dihasilkan oleh plasenta,sehingga mempercepat terjadinya insulin.
            Bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat,maka akan timbul suatu keadaan yang disebut hiperglikemia,sehingga dapat menimbulkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi),mengekresikan cairan (poliuri),dan mudah lapar (polifagia).

f.        Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa: polidipsi,poliuri,polifagia,penurunan berat badan,lemah,mengantuk (somnolen),dan dapat timbul ketoasidosis.
Pengaruh diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut:
1.         Hiperemesis gravidarum
2.         Pemakaian glikogen bertambah
3.         Meningkatnya metabolisme basal

Dampak diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut:
1.         Abortus dan partus prematurus
2.         Preeklampsia
3.         Hidramnion
4.         Kelainan letak janin
5.         Insufisiensi plasenta

Pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah sebagai berikut:
1.         Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus
2.         Cacat bawaan
3.         Dismaturitas
4.         Janin besar
5.         Kelinan neurologis

g.       Penatalaksanaan
a)    Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik.Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah  3J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :
·      Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %, protein 20 %.
·      Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
·      Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
·      Diet B1 dan B­2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.
No
Tipe diet
Indikasi diet
1
Diet A
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya
2
Diet B
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
  1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.
  2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3.      Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami cerobrovaskuler accident (cva) penyakit jantung koroner.
  1. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
  2. Telah menderita diabetes dari 15 tahun
3
Diet B1
Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu penderita diabetes terutama yang :
  1. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
  2. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
  3. Masih muda perlu pertumbuhan.
  4. Mengalami patah tulang.
  5. Hamil dan menyusui.
  6. Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
  7. Menderita tuberkulosis paru.
  8. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
  9. Menderita selulitis.
  10. Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
4
Diet B2 & B3
Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).

Sifat-sifat diet B2
  1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein kurang.
  2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan 20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.
  3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori / hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Diet B3 (Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt).

Sifat diet B3
  1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
  2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40 gram/hari.
  3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan 2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah protein).
  4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
  5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan BB. Penyuluhan kesehatan, untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui media-media cetak dan elektronik.





Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1.    Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin mendadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2.    Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3.    Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa.
4.    Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5.    Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6.    Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
·       Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
·       Kalori kegiatan jasmani 10-30%
·       Kalori untuk kehamilan 300 kalori
·       Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
1.    Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
2.    Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3.    Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4.    Mencegah episode hipoglikemia
5.    Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6.    Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah).Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan.Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin. Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri                                                                          
·       NST – USG serial
·       Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
·       Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
·       Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
·       Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
·       Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
·       Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
Penatalaksanaan pada DMG
Meningkatkan jumlah insulin
1.    Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)
2.    Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
3.    Insulin injeksi
4.    Meningkatkan sensitivitas insulin
5.    Biguanid/metformin
6.    Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
7.    Mempengaruhi penyerapan makanan
8.    Acarbose
9.    Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau permen) 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu tersebut melakukan test plasma glukosa puasa dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun kemudian.

a)      Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik.Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi.Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum.Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini.Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu.lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37 minggu.Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis.Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa atau dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut jantung janin terus – menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan olah raga.
b)      Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalor.

Manajemen teraupetik
Manajemen teraupetik yang di berikan bertujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka keselamatan bayi (salvage fetal rate).
Ada tiga tujuan utama pengobatan diabetes melitus gestasional adalah sebagai berikut:
1.      Mencegah timbulnya ketosis dan hipoglikemia
2.      Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin
3.      Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin

Diet diabetes ibu dalam kehamilan tidak berbeda dengan diet diabetes lainnya,kecuali penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12 kg selama hamil dan menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200 gram/hari. Di perhatikan diet yang teratur dan asupan kalori total yang tepat diselingi dengan makanan kecil (4-6 kali sehari).
     Saat tidur diberikan tambahan 25 gram karbohidrat untuk mencegah ketosis pada malam hari. Pada wanita dengan glukosa dimana GTT intoleransi glukosa tidak diberikan insulin,tetapi memerlukan pengawasan ketat.

a.       Komplikasi
a)      Masalah pada Ibu
1.      Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan
2.      Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin
3.      Infeksi saluran kemih
4.      Preeklampsi
5.      Hidramnion
6.      Retinopati
7.      Trauma persalinan akibat bayi besar
b)      Masalah pada anak :
1.      Abortus
2.      Kelainan kongenital seperti sacral agenesis,neural tube defek.
3.       Respiratory distress
4.      Neonatal hiperglikemia
5.      Makrosomia
6.      Hipocalcemia
7.      Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
8.        Hiperbilirubinemia
c)        Tanda terjadi komplikasi pada DM gestasional
1.      Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,ulkus/ gangren.
2.      Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf (stroke,neuropati).
3.      Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke


 BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS

a.       Pengkajian
1.      RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)
a)    Riwayat Diabetes
b)   Riwayat anak lahir besar

2.      RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga)
a)    Adanya keluarga yang menderita DM

3.      RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang)
a)    Ditemui adanya tanda-tanda DM,seperti polidipsi,poligafi,poliuri,dan lain-lain.

Saluran urinarius
                        Dapat mengalami riwayat poliuria,Infeksi Saluran Kemih (IK),nefropati makanan dan cairan,polidipsia,polifagia,mual,muntah,serta penurunan berat badan.

Keamanan
                        Integritas kulit lengan,paha dapat berubah karena injeksi insulin yang sering terdapat kerusakan penglihatan/retinopati,serta riwayat gejala-gejala infeksi dan atau positif terhadap infeksi perkemihan dan vagina.

Status Kebidanan
                        Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau rendah dari normal terhadap usia gestasi (hidramnion,ketidaktepatan pertumbuhan janin);riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi (LGA);hidramnion;anomali kongenital;dan kematian janin tidak jelas penyebabnya.

Sosial Ekonomi
                        Masalah faktor sosial ekonomi dapat meningkat kan risiko komplikasi,ketidakadekuatan,atau kurangnya sistem pendukung yang bertanggung jawab.

Pemeriksaan Diagnostik
            Hemoglobin glukosa (HbAlc) kadar glukosa serum acak,kadar keton urine,protein urin dan kreatinin (24 jam),tes fungsi tiroid,hemoglobin hematokrit,kadar estriol,tes toleransi glukosa,albumin glukosa,elektrodiagram,kultur vagina,tes nonstres (NST),ultrasonografi,contraction sters test (CST),oxytocyn chalenge test (OCT),amniosintesis,serta kriteria profil biofisik.

b.      Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrien dengan tepat.
2.      Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal akibat perubahan pada sirkulasi.
3.      Risiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan perubahan pada kontrol diabetik,profil darah abnormalatau anemia hipoksia jaringan dan perubahan imun.

Intervensi keperawatan


No
Diagnosa
Tujuan/kriteria hasil
Intervensi
Rasional

Mandiri:

1.   Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
2.   Tinjauan ulang pentingnya makan kudapan yang teratur bila menggunakan insulin.
3.   Bila terjadi hipoglikemia asimtomatik,atasi dengan segelas susu sebanyak 8 oz dan ulangi tiap 15 menit bila kadar glukosa serum tetap dibawah 70mg/dl.
Mandiri:

1.   Membantu dalam mengevaluasi pemahaman ibu tentang diet dan/atau pentingnya menaati aturan diet.
2.   Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial dan ketosis puasa/kelaparan.
3.   Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang dapat menimbulkan metabolisme lemak dan terjadi ketosis.

1
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrien dengan tepat
Tujuan: setelah dilakukan tindakan ini diharapkan nutrisi ibu terpenuhi

Kh:
1.   Nutrisi ibu akan meningkat 24-30 lb pada masa prenatal atau yang tepat berat badan sebelum kehamilan.
2.   ibu akan memperhatikan glukosa darah puasa antara 60-100mg/dl 1 jam prapartum tida lebih 140 mg/dl.

Kolaborasi:

1. Diskusikan dosis,jadwal,dan tipe insulin.
2. Sesuaikan diet atau cara pemberian insuli untuk memenuhi kebutuhan individu.
3. Tentukan hasil HbAlc setiap 2-4 minggu.
Kolaborasi:

1.   Penggunaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemia menyebabkan nilai glukosa darah meningkat cepat.
2.   Pembagian dosis mempertimbangkan kebutuhan maternal dan rasio waktu mkan terhadap makanan dan memungkinkan kebebasan dalam penjadwalan makanan.
3.   Memberikan keakuratan gambaran rata-rata kontrol glukosa serum selama 60 hari.

2
Risiko cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal akibat perubahan pada sirkulasi.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan ini janin tidak cedera dengan peningkatan kadar glukoa maternal.

Kh:
1.      Ibu akan menunjukkan reaksi NST secara normal dan oxytocin chalengge test dan/atau tes stres kontraksi negatif.
Mandiri:
1.    Kaji kontrol diabetik sebelum konsepsi.
2.    Kaji gerakan jnin dan DJJ setiap kunjungan sesuai indikasi. Anjurkan untuk mencatatnya mulai usia gestasi 18 minggu dan setiap hari mulai minggu ke 34.
3.    Pantau adanya tnda hipertensi dalam kehamilan(edema,proteinuria dan peningkatan tekanan darah)
Mandiri:
1.     Kontrol ketat sebelum konsepsi membantu resiko mortalilitas janin dan anomali kongenital.
2.     Terjadinya insufiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin secara negatif akan mempengaruhi gerakan janin dan DJJ.
3.     Bermanfaat untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan yang abnormal.

Kolaborasi:
1.    Kaji HbAlc setiap 2-4 minggu sesuai indikasi.
2.    Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein (AFP) pada gestasi 14-16 minggu.
3.    Siapkan untuk USG pada usia kehamilan 8,12,18,28,dan 36 sampai 38 minggu sesuai indikasi.

Kolaborasi:
1.     Pengetahuan membantu ibu membuat keputusan tentang melaksanakan aturan dan dapat meningkatkan kerja sama.
2.     Insiden bayi malformasi secara kongenital meningkat pada wanita dengan kadar tinggi pada awal kehamilan buruk.
3.     USG bermanfaat dalam memastikan tanggal gestasi dan membantu mengevaluasi Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)






BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN

A.     Kesimpulan
Jadi ibu yang mengalami DM pada saat hamil itu disebut denan Diabetes Melitus Gestasional. Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Walaupun GDM umum nya akan hilang pada akhir kehamilan,ada kemungkinan besar GDM terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel.
Manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa: polidipsi,poliuri,polifagia,penurunan berat badan,lemah,mengantuk (somnolen),dan dapat timbul ketoasidosis.

B.     Saran
Bagi ibu yang mengalami DMG perhatikan makanan yang dikonsumsi dan sering-sering lah untuk memeriksakan kehamilan ibu ditempat pelayanan kesehatan ataupun rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA

1.    Bobak,Lowdermilk,Jensen (2003).Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta:EGC
2.    Mitayani (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:Salemba Medika
3.    Doenges E, Marilynn (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
4.    Mochtar, Rustam. Prof. DR(1989). Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.
Jakarta:EGC
5.    Prawiroharjo, Sarwono (1976)Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka






Sesi tanya jawab pada saat diskusi
Pertanyaan :
1.    Diantara klasifikasi DMG menurut white yang mana yang paling sering terjadi pada ibu hamil??
2.    Apa maksud dari keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan?

Jawaban:
1.    Yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu kelas D,E dan F. Dan  berdasarkan umur.
2.    Karena terjadi kelainan syaraf pada panggul dan mungkin terdapat pada penelitian sebelumnya.


Soal :
1.      Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil anak yang kedua dengan  usia kandungan 16 minggu datang ke rumah sakit PMC didampingi oleh suami nya,dengan keluhan pusing,kemudian mengeluh selalu haus  lebih dari seminggu ini terjadi. Setelah di periksa, gula darah klien meningkat dan klien juga mengatakan mempunyai riwayat diabetes dan kelahiran anak sebelumnya besar. Dari kasus diatas penyakit yang tepat dialami oleh klien adalah?
a.       Diabetes Melitus
b.      Diabetes Melitus Gestasional
c.       Diabetes Melitus tipe I:IDDM
d.      Diabetes Melitus tipe II:NIDDM

2.      Seorang perempuan berusia 25 tahun sedang hamil 24 minggu datang ke rumah sakit PMC didampingi oleh suami nya,dengan keluhan lemas, pusing,mual ,muntah dan terjadi ketosis,kemudian klien selalu haus,dan rasa lapar meningkat serta mengantuk yang berlebihan kaki mengalami edema. Setelah diperiksa Gula darah klien puasa meningkat 110 mg/dl dan pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat. Apa masalah keperawatan yang tepat pada kasus diatas ?
a.      Risiko tinggi cedera b.d fluktuasi kadar glukosa darah
b.      Defisit pengetahuan b.d diet diabetik
c.      Risiko cedera maternal b.d perubahan kontrol diabetik
d.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna da menggunakan nutrien dengan tepat.

3.      Apa rencana intervensi perawat (mandiri) dalam mengatasi masalah yang terdapat pada kasus klien diatas?
a.       Kaji masukan kalori dan pola makan klien dalam 24 jam
b.      Sesuaikan diet atau cara pemberian insulin untuk memenuhi kebutuhan klien
c.       Kaji kontrol diabetik sebelum konsepsi
d.      Tentukan hasil HbAlc setiap 2-4 minggu

4.      Seorang perempuan berusia 27 tahun sedang hamil,setelah dilakukan pemeriksaan ternyata klien positif terkena penyakit DMG. Klien mengalami keluhan seperti polidipsi,pliuri,polifagia,penurunan berat badan yang drastis,lemah dan sering mengantuk dan timbul ketoasidosis. Dari kasus diatas dampak diabetes pada kehamilan klien adalah?
a.       Abortus
b.      Partus premarturus
c.       Cacat bawaan
d.      Abortus dan partus prematurus