Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Hari ini 2
oktober kami sampai di Taipei,
jam menujukkan pk
10.28
malam waktu setempat, rupanya waktu malam terlalu
lama
sudah 12
jam kami berjalan, dan seharusnya kalu berangakt senja
hari,
seharusnya sekarang sudah pagi, tetapi sesampai kami di
taipei hari
baru menunjukan jam 10.28. Berarti setelah terbang 12
jam
seakan-akan baru di hitung 4 jam.
Untung toko sudah pada tutup,
kalau tidak pasti ibu-ibu
sudah menyelonong kesana sini beli itu
dan ini, maklum hari
terakhir, uang dollar masih bersisa. Kalau ibu-ibu
pergi shop
ping, pastilah
bapanya ikut-ikutan, minimal sebagai pengikut yang
setia.
Salah
seorang teman berciloteh "untung toko tutup sehingga kita
bisa
duduk santai menunggu dan beristirahat, kalau tidak pasti
kita mundar
mandir masuk keluar toko". Lalu saya teringat, selama
20 hari
dalam perjalanan ini memang ibu-ibu sangat senang bila
ada
acara shopping, bila ada acara masuk keluar toko.
Kadang-
kadang kalau
sampai di suatu tempat rekreasi atau di suatu taman
yang pantas
dan perlu di lihat, tapi kalau di tempat itu ada toko
yang
buka, maka dapat di pastikan waktu lebih banyak di gunakan
di dalam
toko katimbang di tempat-tempat yang menarik untuk di
lihat
dan di nikmati. Begitulah selalu.
Beberapa bapak yang sempat
saya tanya :"Pekerjaan yang
paling berat
itu adalah mengiringi para ibu pergi shopping, baik
di Indonesia
apalagi di luar negeri".
"Biarlah saya mengerjakan
2 sectio
atau histerektomi dari pada harus keluar masuk toko",
pengakuan
seorang bapak. Tapi beda dengan ibu-ibu,
walaupun
matanya sudah
mengatuk dan tertidur di Bus, tapi bila Bus berhen
ti dan
di katakan shopping, maka keletihan hilang, mata yang
tadinya sayu
karena menahan kantuk akan bersinar ceria, cemerlang
dan
berbinar-binar, mereka bisa berjalan dari pagi sampai petang
asal keluar
masuk toko. Tapi memang mereka pandai berbelanja dan
tahu
memilih. Setelah belanja masing-masing memperlihatkan pada
temannya apa
yang telah di perdapat dan di peroleh dengan komen
tar yang
bermacam-macam :"Yang ini lho, tak ada di Indonesia;
Yang ini lho
sudah payah saya mencari baru dsini di temukan, dan
yang ini
bagus sekali, disini bagus disana bagus, dimana-mana
barangnya
bagus, semua buatan luar negeri, bermutu tinggi. Dengan
segala merk
yang saya betul-betul tidak tahu. Kalaulah saya yang
dilepas keluar
masuk toko, paling-paling saya binggung dan pasti
tak akan
menemukan apa yang di cari dan mungkin tak akan ada
oleh-oleh
yang terbawa pulang. Untunglah ibu-ibu pergi bersama,
saling
memberi tahu dan saling menemukan mana yang terbaik dan
mana
yang langka d Indonesia dan mana yang sedang lagi "In"
dan
lagi mode.
Tapi tak seorangpun yang memberi komentar "Barang ini
murah".
Karena memang berbelanja di Canada atau Amerika dengan
memakai Dollar dan kena pajak, kalau di Kurskan ke dalam mata
uang
Indonesia , maka harganya akan tinggi. Tapi untunglah
ma
sing-masing
ibu-ibu punya credit Card, cukup dengan mengesek atau
mensterika
credit card, maka semuanya dapat di ambil. Dengan
credit
Card itu lebih meringankan beban suami. Dengan demikian
pengetahuan
ibu-ibu bertambah dan belanjaannyapun meningkat,
sehingga koper
besar yang di bawa dari Indonesi masih kempis maka
sampai
di Canada dan Amerika menjadi bunting tua , hamil Aterm,
ada
koper itu yang sudah beranak pinak, bahkan adapula
yang
bercucu. Makin
hari koper rombongan itu makin bertambah, sehingga
semua
over weight, semua kelebihan muatan dan kelebihan timban
gan. Saya beruntung karena istri saya tahu memilih
dan mengerti
mana yang
perlu, dan sayapun banyak tahu sekarang bermacam-macam
merk dan
bermacam-macam harga.
Kata seorang teman membelinya payah,
membawanya repot, tapi
yang
lebih letih adalah mengiringi ibu-ibu masuk keluar
toko.
"Tapi
jangan coba-coba perlihatkan bahwa kita letih, kita cape
dan kita bosan, bisa bermacam-macam nanti akibatnya.
Kembali kenangan saya menerawang ke
Singapura, 3 tahun yang
silam juga ada
kongres semacam ini, dan juga ada acara shopping.
Maka teman
saya dr Karjani bersama keluarga juga pergi shopping.
Sebenarnya
sudah cukap banyak belanja di hari itu, sehingga dr
Karjani
keletihan; lalu membiarkan istri belanja di dalam toko
dan
beliau menunggu sambil duduk-duduk di luar toko. Si
istri
dapat
memilih sehelai pakain bagus, tapi untuk membeli beliau
bertanya
dulu pada pak Karjani yang duduk di luar toko.
Apa
lacur,
karena pakaian itu di bawa melewati pintu keluar, maka
secara
otomatis alarm di toko itupun berbunyi, polisipun segera
tiba, dan istri dr Karjani di tuduh mencuri baju. Peraturan di
jalankan, sang
istri di tangkap polisi, tidak ada ampun dan tidak
ada
maaf, harus dibawa di interogasi dan mendekam lebih dulu di
kantor
polisi, walaupun di katakan bahwa tujuannya membawa baju
keluar untuk di
perlihatkan pada sang suami, tapi polisi singapu
ra tetap
menjalankan peraturan, walaupun sudah dikatakan, bahawa
kami dr
Kandungan yang sedang mengikuti kongres, polisi tetap
geleng-geleng
kepala. Apalah arti baju sehelai, mungkin toko dan
isinya itupun
bisa di beli, tapi nasib menimpa di katakan penco
pet di toko
singapura. Kebetulan hari itu rombongan harus berang
kat
pulang ke Jakarta, kecuali saya yang minta undur
sehari
karena
menunggu pesawat pulang langsung ke Padang. Maka di hari
Dr
Karjani di Tahan oleh Polisi, barang-barannya terpaksa
di
titipkan
di kamar saya. Oh Bukan barang-barang dr Karjani saja,
tapi
juga 3 buah koper besar-besar kepunyaan dr Razartwin, juga
saya tampung
untuk di kirimkan Ke Jakarta sedangkan dr Razartwin
harus ke Medan.
Lamunan
saya terhenti ketika di Bandara Chiang Kaisek di
Taipei
itu mengalun petikkan gitar yang sangat merdunya, rupanya
dr Heu yang
dari surabaya mengeluarkan gitar yang baru di belinya
di Montreal.
Alunan suara gitarnya sangat merdu, acustiknya
sangat
bagus, betapa tidak baru saja di beli dr Heru seharga 2
Juta
rupiah. Mahal tapi bagus, di Indonesia belum masuk
Gitar
yang
seperti ini kata dr Heru. Dr Herupun ahli dalam memmtik
senar-senar
gitar dan mengalunlah lagu demi lagu di malam itu di
Bandara Chiang Kaisek Taipei.
Petikan-petikan
suara gitar di malam itu mengalun di lapangan
udara Taipei.
Diawali dengan lagu Panjang umurnya karena di
malam itu 2 oktober 1994 Hasnah Siregar berulang
tahun, dengan
cara yang
sederhana tapi gembira semua kami membuka mulut, semua
kami
melantunkan senandung lagu, lalu beruntun di ikuti
oleh
lagu-lagu
yang lain, ternyata banyak permitaan untuk lagu-lagu
minang.
Mengalunlah malam itu lagu , Bareh solok, Kamiri, ayam
den lapeh ,
usah di kana juo. Mungki karena lagu minang itu mudah
di mengerti
dan enak di dendangkan dan dokter Herupun pas memetik
senar gitar
dan iramanya,, jadilah di malam itu lagu-lagu minang
bergema
dan berirama. Petugas di Airportpun senang, baru sekali
ini air
port di gunakan untung bersuka ria berdendang gembira
pakai
gitar segala, sehingga waktu 2 jam menunggu di
rasakan
sangat
cepat berlalu, namun kemesraan ini terus dan akan tetap
berlanjut.
Ndak tahulah rombongan kali ini dibawa melucu semua
bisa di
bawa bercanda semua ketawa, dan diajak bergitar semua
bisa,
sesuai irama dan semua pintar bergaya dan bersuara. Malam
di
Taipei bisa di nikmati bersama karena malam itu toko
pada
tutup. Coba
kalau toko buka, tentu semua ibu-ibu akan masuk toko.
Untunglah
di malam itu tak satupun orang berjualan tidak
ada
sale-sale sehingga semua kita bisa
berkumpul dan semua
bisa
berdendang.
Saya pinjam gitar dr Heru dan saya
petik melodi lagu-lagu
Amerika latin
dan lagu-lagu spanyol yang di ajarkan oleh Almarhum
ayah
saya. Ayah saya H Karimuddin adalah salah seorang anggota
Symphoni
sebuah Orkes di kota Padang beliau sering Muhibah ke
Malaysia
dan ke tempat-tempat lain. Jiwa seninya tidak menurun
kepada
saya, Biolanya yang berkepala manusia dengan suara yang
halus,
saya titipkan di sanggar Asri, karena saya tak
begitu
pandai
memainkannya. Cuma beberapa lagu saya pernah di ajarkan,
dan
ternyata lagu yang diajarkan beliau itu saya petikkan
di
Taipei, dan
bisa diikuti oleh banyak orang yang baru kembali dari
Montreal dan
di Monteral sendiri, memang lagu-lagu Ameerika latin
dan spanyol
yang banyak bergema. Padahal saya tidak pandai bergi
tar, tapi
kawan-kawan mengira saya bisa karena lagu-lagu spanyol
bisa
saya melodikan di tengah malam di Taipei. Dan saya petik
juga
melalui Gitar sebuah kagu kesayangan :"Jangan
di tanya
kemana
Ku pergi". Melodi ini diiringi bersama oleh suara dr
Biran,Ucke,
Heru dan teman-teman lain.
Memang sebetulnya saya tidak pandai bernyanyi
apalagi bergi
tar, sehingga
saya sering di olok-olok oleh Hasnah, :"Si Suheimi
kalau
orang berlagu Inggeris dia diam saja, tapi kalau
lagu
Indonesia,
mulailah mulutya terbuka, dan kalau lagu minang baru
lah dia
beruara lantang". Lantas saya jawab :"Jangankan lagu-lagu
bahasa
Inggeris, lagu-lagu Barat, lagu Indonesia sajapun banyak
saya yang ndak
tahu, dan lagu minang yang saya dendangkan adalah
lagu
yang baru saya hafal, karena pesan dr muki hafalkan
lagu
daerah
masing-masing yang bisa di dendangkan bersama.
Memang
dalam tarik
suara dan memainkan alat-alat musik saya jauh keting
galan di
bandingkan dengan dr Heru dan Dr Ucke.
Kegembiraan kami terhenti ketika
datang pengumuman dari
petugas, semua
penumpang tujuan Singapura di persilahlan menaiki
pesawat Eva
Air, dengan rasa berat kami tinggalkan Bandara Chiang
Kaisek
di Taipei dengan segala kenangan dan kegembiraan,
dan
kamipun di
salami oleh petugas, di remasnya tangan kami erat-erat
dan dari
mulutnya terucap kata-kata :"Kamsia". Diruang
tunggu
dalam masa
penantian tak terasa lama karena setiap detik waktunya
kami
manfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam acara bersama
dan
kebersamaan.
seakan-akan di malam itu adalah merupakan malam
terakhir
kami bersama, malam terakhir kami berdendang ria dan
malam
terakhir bersenda ria. Esok kami akan sampai di Indonsia
dengan
tugas masing-masing, saya ucapkan :" Bapisah,
bukannyo
bacarai".
Tak ada pertemuan yang tidak di akhiri dengan perpisa
han.
Kami langkahkan kaki menuju pintu pesawat yang malam
itu
juga
membawa kami terbang ke Singapura. Dan setiap ke gembiraan
saya
teringat akan sebuah firman suci-Nya dalam Al-Qur'an surat
At
Taubah ayat 111 :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari ma
sing-masing
mukmin diri dan harta mereka degan memberikan syorga
untuk
mereka. Mereka berperang pada jalan Allah , lalu mereka
membunuh atau terbunuh (itu telah menjadi) janji yang
benar
dari
Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah
yang
lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah?
Maka
bergembiralah
dengan jual beli yang telah kami lakukan itu, dan
itulah
kemenangan yang benar".
Taipei 2 Oktober 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar