Senin, 27 Oktober 2014

Wisuda STIKes PMC 2014

Hari yang ditunggu telah tiba. Ya hari itu Rabu yang cerah tanggal  01 Oktober 2014 bertempat di Ballroom Granada Gedung PMC lantai IV  Jalan Lembaga Pemasyarakatan Pekanbaru acara wisuda T.A. 2013/2014 buat angkatan II program studi (prodi) DIII Kebidanan dan angkatan I Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekanbaru Medcal Center (STIKes PMC).
Seluruh civitas akademica STIKes PMC telah siap menunaikan tugas pada "alek" tersebut. Sementara "sang penganten" alias para wisudawan/wisudawati telah terlihat gagah dan cantik dengan toga hitamnya beserta dandanan yang terbaik. Para orang tua dan keluarganya dengan suasana gembira turut menghadiri kegiatan yang bersejarah ini.
kampus STIKes dan RS PMC
Sebelum tamu undangan memasuki gedung PMC, yang merupakan tempat rumah sakit dan STIKes PMC berlokasi. maka mereka di halaman depan telah disambut oleh karangan bunga dari rekanan RS PMC, keluarga mahasiswa serta dari STIKes dan RS PMC sendiri. Isi karangan bunga tersebut beragam, tidak hanya ucapan selamat wisuda, karena bulan September adalah bulannya Milad PMC. Ulang tahun Rumah sakit, STIKes dan juga direktur RS PMC dan UPM STIKes PMC Ibu dr.Hj. Zurtias Suheimi, MARS.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB yang diprotokoli oleh pasangan Nia Desriva dan Rio Utomo, dimana prosesi Senat STIKes memasuki aula Granada. Pembukaan sidang senat terbuka STIKes PMC yang dipimpin langsung Ketua Senat Sekaligus Ketua STIKes PMC Prof.dr.H.K. Suheimi, SpOG (K) fer. Berturut - turut lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaaan doa oleh roha
Senat STIKes PMC
niwan dari Kemenag Riau yaitu Khairulnas, SHi, M.Pd. Disamping itu penampilan penari - penari binaan STIKes PMC sendiri yang melakukan tari persembahan pencak silat Minang dan tari persembahan Melayu yang diiringi oleh musik khas kedua suku yang bertetangga tersebut.
Jumlah wisudawan sendiri sebanyak 82 orang terdiri dari perawat 15 dan Kebidanan 67 orang. Pelantikan dilakukan oleh ketua STIKes PMC. Dalam sambutannya Koordinator Kopertis wilayah X Prof. Damsar, menyatakan agar lulusan baik pewrawat dan bidan untuk meningkatkan kualitas diri dan mengamalkan ilmunya ditengah masyarakat. tidak lupa juga menginagatkan untuk menjaga sikap yang sopan dan santun ketika melayani pasien. Karena sikap yang ramah tersebut akan mensugesti pasien dalam proses kesembuhannya. tak lupa juga mengucapkan selamat atas dilantik dan diwisudanya sebagai perawat dan bidan. 
Prof.dr. H.K.Suheimi, SPoG (K) Fer


 
Sedangkan Prof. Suheimi dalam sambutannya mendorong mahasiswa untuk terus belajar dan belajar serta tap memeperhatikan etika dalam bekerja dimanapun nantinya. Turut juga memberi kata sambutan  pada acara ini dan memberi kata sambutan perwakilan ketua IBI dan PPNI Provinsi Riau, Ketua Aptisi wilayah XB Riau. Disamping itu turut juga diundang gubernur dan walikota Pekanbaru kepala dinas kesehatan provinsi dan kota, para kepala puskesmas sekota Pekanbaru, pihak institusi pendidikan kesehatan se kota Pekanbaru, Upika se Kecamatan Sail, para lurah dan RT/RW tetangga seputaran kampus PMC. Tampil sebagai pemuncak dari Keprawatan adalah Wahyu saputra dengan IPK 3,80 dan dari Kebidanan Vika Ardianti IPK 3,82. Tepat pukul 12.30 WIB acara selesai dengan barisan prosesi senat meninggalkan tempat upacara.(AP)

Galery foto wisuda STIKes  PMC 2014:
Penyerahan Plakat oleh dr.Hj. Zurtias Suheimi, MARS kepada wisudawati
Pemasangan Syal Cumlaude oleh Ketua STIKes PMC
Tamu undangan VIP
Foto bersama dengan wisudawan/ti
Sekretaris APTISI XB dan Koord. Kopertis wil. X
Tamu Undangan VIP
Barisan Senat STIKes PMC

Paduan Suara STIKes PMC

Paduan Suara STIkes PMC


Tari persembahan oleh mahasiswi STIKes PMC
Pengambilan Sumpah

Para Wisudawan/ti

Keluarga wusidawan/ti






Foto Pimpinan STKkes dengan perwakilan APTISI, IBI, PPNI




Barisan prosesi wisudawan/i
Tim Penari STIKes PMC

Rabu, 08 Oktober 2014

A R A F A H

 oleh : K Suheimi
       Di Padang Arafah semua berpakaian Ihram, yaitu 2 helai kain putih yang  tidak berjahit, dengan kepala yang terbuka.  Andaikan ada yang menutup kepala , andaikan ada yang memasang topi atau mahkota sebagai  pertanda dia Raja, maka ihramnya batal  dan hajinya tidak diterima. Andaikan ada yang memakai tanda pangkat tandanya dia sebagai pejabat, atau bintang jasa didada, maka ihramnya akan batal  dan hajinya ditolak. Dengan pakaian yang sama dan  tempat yang sama di Padang Arafah, tidak bisa kita membedakan mana orang kaya  dan mana yang miskin, mana yang berpangkat dan mana  rakyat jelata,  semuanya sama. Melihat semua kemah yang berwarna  putih dan  pakaian  jemaahnyapun putih-putih berpakaian ihram,  seakan -akan berada di Padang Mashar waktu menghadap Tuhan. Seakan-akan ada  isyarat jika menghadap Tuhan, lepaskanlah semua tanda  kebesaran,  hanya  dua  helai kain putih yang  tak berjahit,  dengan sangat sederhana kita menghadap Tuhan. Tinggi rendah  seseorang ditentukan oleh Taqwanya.

Pakaian  melahirkan perbedaan, dan menggambarkan  status sosial, serta menimbulkan pengaruh psikologis, menanggalkan pakaian biasa berarti menanggalkan segala macam perbedaan menghapus  keangkuhan yang  di timbulkan oleh status sosial, mengenakan  pakaian  Ihram melambangkan  persamaan  derajat kemanusiaan serta  menimbulkan pengaruh  psikologis bahwa yang seperti itulah dan dalam keadaan demikinlah seseorang menghadap Tuhan pada saat kematiannya.

Wukuf  dengan  mengenang segenap dosa dan kesalahan  yang pernah dibuat,  baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja , dosa besar  ataupun  dosa kecil. sebagaimana Adam  dan  Hawa mengakui dosanya di Padang Arafah. Memang di Padang Arafah inilah Adam dan Hawa  bertemu kembali setelah berpisah selama 100  tahun dibukit Jabal Rahmah.

Sewaktu  Adam  dan  Hawa  bertemu,  Hawalah  yang  pertama minta maaf."Maafkan saya  karena sayalah engkau  terusir dari sorga, kesalahan sayalah yang menyebabkan engkau terbawa-bawa. Maafkanlah  saya wahai junjunganku. Padahal di Sorga, apapun  yang kita inginkan  dapat kita peroleh, namun aku masih saja menginginkan yang  lain".  "Bukan demikian wahai siti Hawa, kekasihku"  Jawab Adam, "dalam hal memakan buah khuldi sebetulnya juga karena keinginanku,  aku sebetulnya  yang juga  ingin merasakan  bagaimana nikmatnya buah khuldi itu".

Berdua mereka juga sama-sama melakukan pengakuan dosa, dan mengucapakan doa yang terkenal yang tercantum dalam Al-Qur'an Rabbana Dhallamna  amfusana, waillam taghfirlana watarhamna lanakunna  na minal  khasirin". Ya Allah kami telah aniaya pada diri kami sendiri, kalau bukanlah karena keampunan dan kasih sayangMu, tentulah kami kelompok pada orang-orang yang rugi.

Adam dan Hawa tobat, tobat yang sebenar-benarnya tobat, menyesal dan tidak akan mengulang lagi kesalahannya. Dan telah ditebusnya kesalahannya dengan tercampak kedunia menderita bertahun-tahun.