Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Salmon adalah
nama ikan yang sangat lezat,di tangkap di cari
dan di minati di Canada, sangat gurih, enak rasanya
dan bagus
khasiatnya
serta mahal harganya. Ikan Solmon hidup dan besar di
lautan
Pasifik, cuma kalau tiba musim kawin dan bertelur mereka
masuk ke
sungai-sungai, meloncati jeram-jeram, berjuang melawan
arus,
betapun tingginya jeram di lompatinya, sehingga
banyak
diantara
ikan-ikan ini kalau terbentur pada jeram yang sangat
tinggi, mereka
gagal meloncatinya dan berusaha lagi sekuat tena
ga, meloncat
setingi mungkin, akhirnya dia terjatuh terhempas dan
terbentur,
menyebabkan ikan ini pusing dan sakit serta sering
menemui ajalnya.
Dan di jeram-jeram inilah biasanya
menumpuk ikan-ikan itu
dan di
jeram-jeram ini pulalah orang-orang Indian di Zaman dahulu
menunggu
dengan tombak dan panah yang terhunus menangkapi ikan-
ikan Salmon.
Bukan hanya orang Indian, Beruangpun
mengintai dan mencari
makan dengan
menangkap ikan Solmon, begitupun Srigala yang berke
liaran di
sepanjang hutan-hutan. Tidak jarang terjadi perkelahian
untuk
memperebutkan tempat yang banyak ikan itu, antara beruang
dengan beruang
yang lain, dengan srigala dan juga dengan manusia,
perjuangan untuk kehidupan "Strugle for
life". Tapi
sekarang
zaman makin
maju dan orang menyelidiki, ternyata di tempat-tempat
jeram
yang tinggi ikanpada banyak mati, karena melonjat
dan
terbentur
ke batu, maka kalau adajeram-jeram sungai itu
yang
terlalu
tinggi tentu ikan banyak mati, sehingga populasi ikan
Solmon
akan berkurang, maka jera-jeram yang ada di sunga-sungai
di bikan tidak
terlalu curam, dan ikanpun leluasa berenang sampai
ke hulu sungai
untuk bertelur beranak dan berkembang biak. Sema
kin dekat
ke masa bertelur semakin berubah kulit
ikan itiu, yang
tadinya hitam
berubah menjadi kuning, jingga dan akhirnya merah,
kemudian
menetaslah telur-telur itu, dan si Induk langsung melin
dungi
anak-anaknya dengan memasukkan kedalam mulutnya, bagaikan
ikan
mujair. Setelah cukup besar anak-anak itu di lepaskan, dan
si ibu
kembali kelaut, dan apabila sianak cukup besar diapun
pergi kelaut,
dan pada bulan-nulan tertentu dia kembali menyusuri
sungai untuk
bertelur dan berkembang biak.
Nah peristiwa bertelur, beranak, berkemabng
biak dan menyu
suri
arus dan meloncati jeram-jeram. inilah yang kami lihat dan
kami
saksikan di pinggiran sungai Capillano. Ribuan ikan-ikan
Solmon,
mulai dari yang baru menetas,sampai yang akan bertelur,
dan
sengaja di buat jeram-jeram buatan dan dalam satu
taman.
Proses berawal
dari lautan ke sungai dan ke jeram, sampai berte
lur dan
beranak di perlihatkan dengan jelas dan tuntas dalam
kolam
dan dalam aquarium. Kami lihat betapa tingginya loncatan
seekor
Induk Salmon, betapa ganas dan beraninya dia kalau sudah
berubah
warna menjadi merah. Ribuan Solmom berenang dan ribuan
dia mencari
makan.
Saya termenung
dan tercenung, dari lautan Pasifik salmon itu
berenang ke hulu sungai, dihadangnya bahaya di
tantangnya maut,
di
jalaninya liku-liku sungai yang sulit dan jeram-jeram
yang
mematikan,
namun dia dengan semangat yang tinggi tetap
saja
menuju
hulu sungai. Untuk apa semua ini?. Hanya untuk mencari
suatu
tempat bertelur yang suasananya baik untuk
pertumbuhan
anak-anaknya.
Di tempuhnya jalan yang jauh dan berliku, di kor
bankannya
dirinya, hanya sekedar untuk membahagiakan
anak-
anaknya.
Kalau bolehlah kita bertanya, siapakah yang
paling
sayang
dan paling memperhatikan anak-anaknya, agaknya jawabnya
ialah
ikan Solmon. Padahal nantinya sianakpun tidak kenal lagi
dengan ibu
bapaknya. Melihat perjuangan dan pengorbanannya untuk
anak-anaknya
mengajarkan kepada saya, bahwa kasih anak sepanjang
pengalan,
kasih ayah sepanjang jalan dan kasih ibu sampai mati.
Tidak
seedikit ibu-ibu ikan Solmon yang menemui ajalnya dalam
memperjuangkan
kelahiran anaknya. Entahlah renungan saya terhenti
sampai
disini, karena pak Alvon memanggil agar segera berkumpul
dan kita akan
berangkat.
Hanya di papan pengumuman ada ketukkan hati
bagi mereka yang
menyayangi
dan ingin Solmon tetap berkembang biak mohon bantuan
melemparkan
uang recehan ke dalam kolam. Maka dasar kolam di
penuhi setiap
hari oleh uang-uang logam mulai darisatu sen sampai
satu dollar
Kepada kita
di sajikan pemandangan sungaio capillano yang
indah tapi menyeramkan, kepada kita di sajikan
betapa orang
Indian
mengharungi kehidupannya dengan menggunakan perahu-perahu,
dan
perahu-perahu yang langsing tapi tidak pakai cadiak yang di
manfaatkan oleh orang Indian dalam berburu Ikan-ikan Solmon. Dan
kepada kitapun
di sajikan pula bagaimana Ikan-ikan Solmon memper
tahankan
kehidupannya. Ikan Solmon yang bisa hidup di laut dan
bisa jidup di air tawar. Betapa berat mereka meperjuangkan ke
langsungan
hidupnya. Dan bagaimana pula usaha manusia menjaga dan
melestarian
agar ikan-ikan ini tidak mengalami kepunahannya.
Di Taman itu kita diajak berekreasi, kita
diajak belajar dan
mengetahui
seluk beluk ikan dan seluk beluk kehidupan Indian. Dan
bagaimana pula
perjuangan Beruang, perjuangan srigala memperebut
kan
lahan kehidupan. Dan di perlihatkanpula burung-burung yang
menunnggu
rezki menghabiskan sisa-sisa beruang. Berebutan burung-
burung
itu mengerumuni sisa bangkai ikan yang telah di
makan
beruang.
Tampak rangkaian kehidupan di sungai capillano, mulai
dari ikan,
Manusia, Sri gala, Beruang dan burung yang menyebabkan
kehidupan
itu terus mengalir dan terus bergulir. Makanya mereka
melarang keras
orang berburu ikan dengan mengunakan di namit dan
bahan peledak,
karena akn merusak lingkunagn dan merusak sarang-
sarang ikan
serta membunuh bibit-bit yang akan kembang. Jangankan
menggunakan
bahan peledak, untuk memancing sajapun mereka harus
mempunyai
lisensi izin untuk memancing, dan itu di taati oleh,
semua penduduk
di Canada. Saya puas saya
senang menyaksikan ikan-
ikan
salmon, saya lemparkan uang sen kedalam kolam itu, tampak
uang itu
berkelip-kelip sebelum mencapai dasar kolam. Dan permu
kaan
kolam itupun di pagar dengan kawat -kawat halus
mencegah
orang mencuri
ikan dan mencuri uang didasar kolam.
Lalu saya teringat akan sungai-sungai di
Sumatera BArat yang
juga
banyak ikan-ikan larangan. Seperti di kinali, Pasaman, di
lubuak Landua
Simpang Ampat, Batu Basa Sungai Garingging, Sungai
jernih
di Baso, dan dibawah-bawah jembatan pasar usang dan di
sepanjang
jalan ke medan di palupuh, banyak dan banyak sekali
ikan-ikan
garing dan besar-besar, dan banyak juga pengunjungnya.
Kan
lebih bagus pada setiap pengunjung dimimntakan iyuran
dan
kepada
pengunjung di harapkan disamping
melemparkan jagung dan
kerupuk
untuk makanan ikan juga melemparkan uang logam kedalam
kolam untuk
membenahai dan membangun tempat tinggal ikan-ikan itu
sendiri.
Mulailah dan laksanakanlah dengan cara demikian kita
bersangsuran
dan dapat melestraikan ikan-ikan larangan dan seba
gai
tempat-tempat pariwisata, dan orang Asingpun akan ikut-ikutan
dan bagi
mereka uang begitu sudah di rencanakan untuk di bagikan
pada tempat-tempat yang bernilai tinggi itu
Entah bagaimana setiap melihat
ikan saya selalu seperti
kekurangan
waktu, ndak mau puas saya menatpa dan mengamati ikan-
ikan
yang berenang seperti tak ada istirahatnya. Tempat
yang
palingsaya
senangi waktu kecil adalah ke Sungai jernih baso,
melihat
ikan-ikan garing besar-besar. Dan sayapun masih sering
membawa
anak-anak berkunjung kesana.
Untuk semua itu pada pembaca saya
kutipkan sebuah Firman
Suci_Nya dalam
Al-Qur'an surat Al Kautsar ayat 1-3 :
"Sesunggunya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka
dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
Sesungguhnya
orang-orang yang membencimu dialah yang terputus"
Di tepian
Sungai Capillano 16 September 1994.
ð73
Š
Tidak ada komentar:
Posting Komentar