Jumat, 15 November 2013

S A L M O N


 
Oleh : Dr.H.K.Suheimi

  Salmon adalah nama ikan yang sangat lezat,di tangkap di cari

dan  di  minati di Canada, sangat gurih, enak rasanya  dan  bagus

khasiatnya  serta mahal harganya. Ikan Solmon hidup dan besar  di

lautan  Pasifik, cuma kalau tiba musim kawin dan bertelur  mereka

masuk  ke sungai-sungai, meloncati jeram-jeram, berjuang  melawan

arus,  betapun  tingginya jeram di  lompatinya,  sehingga  banyak

diantara  ikan-ikan  ini kalau terbentur pada jeram  yang  sangat

tinggi, mereka gagal meloncatinya dan berusaha lagi sekuat  tena­

ga, meloncat setingi mungkin, akhirnya dia terjatuh terhempas dan

terbentur,  menyebabkan  ikan ini pusing dan sakit  serta  sering

menemui ajalnya.

  Dan  di jeram-jeram inilah biasanya menumpuk  ikan-ikan  itu

dan di jeram-jeram ini pulalah orang-orang Indian di Zaman dahulu

menunggu  dengan tombak dan panah yang terhunus menangkapi  ikan-

ikan Salmon.

  Bukan  hanya orang Indian, Beruangpun mengintai dan  mencari

makan dengan menangkap ikan Solmon, begitupun Srigala yang berke

liaran di sepanjang hutan-hutan. Tidak jarang terjadi perkelahian

untuk  memperebutkan tempat yang banyak ikan itu, antara  beruang

dengan beruang yang lain, dengan srigala dan juga dengan manusia,

perjuangan  untuk  kehidupan "Strugle for  life".  Tapi  sekarang

zaman makin maju dan orang menyelidiki, ternyata di tempat-tempat

jeram  yang  tinggi  ikanpada banyak mati,  karena  melonjat  dan

terbentur  ke  batu, maka kalau adajeram-jeram  sungai  itu  yang

terlalu  tinggi  tentu ikan banyak mati, sehingga  populasi  ikan

Solmon  akan berkurang, maka jera-jeram yang ada di  sunga-sungai

di bikan tidak terlalu curam, dan ikanpun leluasa berenang sampai

ke hulu sungai untuk bertelur beranak dan berkembang biak.  Sema­

kin dekat ke  masa bertelur semakin berubah kulit ikan itiu, yang

tadinya hitam berubah menjadi kuning, jingga dan akhirnya  merah,

kemudian menetaslah telur-telur itu, dan si Induk langsung melin­

dungi  anak-anaknya dengan memasukkan kedalam mulutnya,  bagaikan

ikan  mujair. Setelah cukup besar anak-anak itu di lepaskan,  dan

si  ibu  kembali kelaut, dan apabila sianak  cukup  besar  diapun

pergi kelaut, dan pada bulan-nulan tertentu dia kembali menyusuri

sungai untuk bertelur dan berkembang biak.


  Nah peristiwa bertelur, beranak, berkemabng biak dan  menyu­

suri  arus dan meloncati jeram-jeram. inilah yang kami lihat  dan

kami  saksikan  di pinggiran sungai Capillano.  Ribuan  ikan-ikan

Solmon,  mulai dari yang baru menetas,sampai yang akan  bertelur,

dan  sengaja  di buat jeram-jeram buatan dan  dalam  satu  taman.

Proses berawal dari lautan ke sungai dan ke jeram, sampai  berte­

lur  dan  beranak di perlihatkan dengan jelas  dan  tuntas  dalam

kolam  dan dalam aquarium. Kami lihat betapa  tingginya  loncatan

seekor  Induk Salmon, betapa ganas dan beraninya dia kalau  sudah

berubah  warna menjadi merah. Ribuan Solmom berenang  dan  ribuan

dia mencari makan.

  Saya termenung dan tercenung, dari lautan Pasifik salmon itu

berenang  ke hulu sungai, dihadangnya bahaya di tantangnya  maut,

di  jalaninya  liku-liku sungai yang sulit dan  jeram-jeram  yang

mematikan,  namun  dia  dengan semangat yang  tinggi  tetap  saja

menuju  hulu  sungai. Untuk apa semua ini?. Hanya  untuk  mencari

suatu  tempat  bertelur yang suasananya  baik  untuk  pertumbuhan

anak-anaknya.  Di tempuhnya jalan yang jauh dan berliku, di  kor­

bankannya  dirinya,  hanya  sekedar  untuk  membahagiakan   anak-

anaknya.  Kalau  bolehlah  kita bertanya,  siapakah  yang  paling

sayang  dan paling memperhatikan anak-anaknya,  agaknya  jawabnya

ialah  ikan Solmon. Padahal nantinya sianakpun tidak  kenal  lagi

dengan ibu bapaknya. Melihat perjuangan dan pengorbanannya  untuk

anak-anaknya mengajarkan kepada saya, bahwa kasih anak  sepanjang

pengalan,  kasih ayah sepanjang jalan dan kasih ibu sampai  mati.

Tidak  seedikit  ibu-ibu ikan Solmon yang menemui  ajalnya  dalam

memperjuangkan kelahiran anaknya. Entahlah renungan saya terhenti

sampai  disini, karena pak Alvon memanggil agar segera  berkumpul

dan kita akan berangkat.

  Hanya di papan pengumuman ada ketukkan hati bagi mereka yang

menyayangi  dan ingin Solmon tetap berkembang biak mohon  bantuan

melemparkan  uang  recehan ke dalam kolam. Maka  dasar  kolam  di

penuhi setiap hari oleh uang-uang logam mulai darisatu sen sampai

satu dollar

  Kepada  kita di sajikan pemandangan sungaio  capillano  yang

indah  tapi  menyeramkan,  kepada kita di  sajikan  betapa  orang

Indian mengharungi kehidupannya dengan menggunakan perahu-perahu,

dan  perahu-perahu yang langsing tapi tidak pakai cadiak yang  di
 
  manfaatkan oleh orang Indian dalam berburu Ikan-ikan Solmon.  Dan

kepada kitapun di sajikan pula bagaimana Ikan-ikan Solmon memper­

tahankan  kehidupannya. Ikan Solmon yang bisa hidup di  laut  dan

bisa  jidup di air tawar. Betapa berat mereka  meperjuangkan  ke­

langsungan hidupnya. Dan bagaimana pula usaha manusia menjaga dan

melestarian agar ikan-ikan ini tidak mengalami kepunahannya.

  Di Taman itu kita diajak berekreasi, kita diajak belajar dan

mengetahui seluk beluk ikan dan seluk beluk kehidupan Indian. Dan

bagaimana pula perjuangan Beruang, perjuangan srigala memperebut­

kan  lahan kehidupan. Dan di perlihatkanpula  burung-burung  yang
menunnggu rezki menghabiskan sisa-sisa beruang. Berebutan burung-

burung  itu  mengerumuni sisa bangkai ikan yang  telah  di  makan

beruang.  Tampak rangkaian kehidupan di sungai  capillano,  mulai

dari ikan, Manusia, Sri gala, Beruang dan burung yang menyebabkan

kehidupan  itu terus mengalir dan terus bergulir. Makanya  mereka

melarang keras orang berburu ikan dengan mengunakan di namit  dan

bahan peledak, karena akn merusak lingkunagn dan merusak  sarang-

sarang ikan serta membunuh bibit-bit yang akan kembang. Jangankan

menggunakan  bahan peledak, untuk memancing sajapun mereka  harus

mempunyai  lisensi izin untuk memancing, dan itu di  taati  oleh,

semua penduduk di Canada. Saya puas saya senang menyaksikan ikan-

ikan  salmon, saya lemparkan uang sen kedalam kolam  itu,  tampak

uang itu berkelip-kelip sebelum mencapai dasar kolam. Dan  permu­

kaan  kolam  itupun di pagar dengan kawat -kawat  halus  mencegah

orang mencuri ikan dan mencuri uang didasar kolam.

  Lalu saya teringat akan sungai-sungai di Sumatera BArat yang

juga  banyak ikan-ikan larangan. Seperti di kinali,  Pasaman,  di

lubuak Landua Simpang Ampat, Batu Basa Sungai Garingging,  Sungai

jernih  di  Baso, dan dibawah-bawah jembatan pasar usang  dan  di

sepanjang  jalan  ke medan di palupuh, banyak dan  banyak  sekali

ikan-ikan garing dan besar-besar, dan banyak juga  pengunjungnya.

Kan  lebih  bagus pada setiap pengunjung dimimntakan  iyuran  dan

kepada  pengunjung di harapkan  disamping melemparkan jagung  dan

kerupuk  untuk makanan ikan juga melemparkan uang  logam  kedalam

kolam untuk membenahai dan membangun tempat tinggal ikan-ikan itu

sendiri.  Mulailah  dan laksanakanlah dengan cara  demikian  kita

bersangsuran dan dapat melestraikan ikan-ikan larangan dan  seba­

gai tempat-tempat pariwisata, dan orang Asingpun akan ikut-ikutan

dan bagi mereka uang begitu sudah di rencanakan untuk di  bagikan

pada tempat-tempat yang bernilai tinggi itu

  Entah  bagaimana  setiap melihat ikan  saya  selalu  seperti

kekurangan waktu, ndak mau puas saya menatpa dan mengamati  ikan-

ikan  yang  berenang seperti tak ada  istirahatnya.  Tempat  yang

palingsaya  senangi  waktu kecil adalah ke  Sungai  jernih  baso,

melihat  ikan-ikan garing besar-besar. Dan sayapun  masih  sering

membawa anak-anak berkunjung kesana.

  Untuk  semua  itu pada pembaca saya kutipkan  sebuah  Firman

Suci_Nya dalam Al-Qur'an surat Al Kautsar ayat 1-3 :

"Sesunggunya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.

Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus"



Di tepian Sungai Capillano  16 September 1994.




 
ð73
Š

Tidak ada komentar:

Posting Komentar