Oleh :Dr.H.K.Suheimi
Diatas pesawat Mandala siang ini tgl 3 Oktober
1994, membuat
hati saya berdebar jantung
bergetar keras, cemas, takut dan
khawatir. Cemas kalau-kalau pesawat tak bisa
mendarat, padahal
saya sudah janji tanggal tiga ini
sampai di Padang. Khawatir
karena kabut demikian tebal menutupi seluruh
pemandangan. Takut,
kalau-kalau pesawat ini menabrak gunung.
Kalau salah satu dari
hal diatas terjadi dan menimpa diri saya, tentu
semua yang telah
di rencanakan akan
berantakkan. Makanya saya komat kammit diatas
pesawat dan didalam kabut tebal itu. Saya pegang
tangan istri di
sebelah saya, tangannya dingin dan basah, basah
oleh keringat dan
keringat itunterasa dingin. Dia lebih penakut lagi
dan dia lebih
khawatir lagi, bermacam-macam bayangan yang
melintas di fikir
annya, sama saja dengan setiap orang
yang ada diatas pesawat
Mandala hari ini semua kelihatan tegang, termasuk
pramugari yang
biasanya mudah mengubar senyum dan selalu
menenangkan penompang,
hari itu duduk diam membisu bagaikan patung. Saya
perhatikan raut
wajah setiap orang di atas pesawat
Boing 374 itu semua berdoa
semua berharap agar di beri keselamatan
dalam pendaratan. Saya
lihat arloji yang melilit ditangan pakai
kompas. Pada jam ter
tera, seharusnya pesawat kami sudah mendarat,
namun dari kompas,
pesawat itu di belokkan kearah barat menuju
lautan lepas lautan
Indonesia. Kemudian saya perkiraan
didaerah Tiku, pesawat itu
belok arah ke Timur. Tak lepas-lepas mata
saya mengamati kompas
yang ada di tangan, lalu tampak pesawat di
belokkan ke ara sela
tan, menukik dan terus merendah, mungkin di
sekitar daerah lubuk
Alung baru tampak permukaan laut dan
pinggiran pantai, barulah
kecemasan saya berkurang. Kemudian
pesawat makin merendah dan
akhirnya dengan mulus mendarat di Bandara
Tabing. Alhamdulliah,
pilotnya berani dan menguasai benar
lapangan, sehinga dengan
penuh perhitungan dengan tepat dia bisa
mendaratlkan pesawatnya.
Biasanya setiap kali pesawat
mendarat kami bertepuk sewaktu
besama rombongan, hari itu saya
igin pula bertepuk, tapi di
sekeliling saya banyak orang tua-tua
dan ada pula yang pulang
karena sakit duduk di depan saya, maka
saya tak jadi bertepuk
tapi dalam hati saya memanjatkan syukur
yang sedalam-dalamnya,
serta ingin mengucapkan terima kasih pada pilot
yang namnya saya
lupa karena kecemasan tadi, tapi nama
itu seperti nama orang
Aceh, Fatilah atau apa saya lupa mencatatnya.
Ingin saya berjabat
tangan dengannya, tapi kedua tangan saya di penuhi
oleh cabin dan
koper-koper kecil yang saya bawa, maklumlah
perjalana yang sangat
jauh tentu membawa oleh-oleh bagi
sanak saudara di kampung..
Untung pilot itu orang Aceh, mengasai
lapangan dan penuh perhi
tunmgan serta berani, kalau orang Barat saya
kira tidak berani
mendarat, kalau melihat tebalnya kabut dan
banyaknya pegunungan
di daerah Sumatera. Seperti kejadian pada hari
selasa tanggal 27
1994. Peristiwa yang terjadi hari itu saya catat
diatas
pesawat yang membawa kami ke New York dan dalam
guncangan-guncan
gan diatas pesawat itu. Inilah cacatan saya ketika
itu.
Hari ini Selasa 27 September, kami
menuju Orlando, saya
memisah dari rombongan karena uingin
menyaksikan Dysney World.
Untuk mencapai Orlando yang jauh
dari Montreral, kami harus
mampir lebih dulu ke New York. Untunglah saya bisa
pergi bersama
keluarga pak parmanto, kalau saya saja
pergi sendirian karena
belum pernah tentu nanti kebingungan, bingung di
Pabean, bingung
di air port dan bingung kemana harus pergi
dan hotel apa yanga
akan dicari. Untung sekali kami bisa pergi
dua keluarga semoga
perjalanan ini diberi bimbingan oleh
Allaah SWT. Semalam saya
terbangun dan Shalkat Tahjud mohon kiranya
dalam perjalanan di
beri keselamatan. Karena kemarin seorang teman
saya di new ork dr
Farid azis di landa oleh seorang hitam dan Tas di
pinggangnya di
Rampok, sehingga tiket, pasport dan
ceredit cardnya kabarnya
hilang dan entah bagaimana nasibnya, entah di
pulangkan Ke indo
nesia entah bagaimana, saya ndak pernah lagi dapat
beritanya. Dan
kemarin siang pak Rohaditomopun di tubruk
oleh seorang lelaki,
kemudian dompetnyapun hilang yang
berisi credit card dan uang
serta barang berharga lainnya. Ya Allah
semoga Engkau beri kami
perlindungan dan keselamatan. Kami tinggalkan Montreal dengan
Air Canada 747, sebentar lagi insya ALlah
kami mendarat di New
York. Saya tulis tulisan ini diatas pesawat,
karena hanya diatas
pesawat saya punya waktu dan sedikit santai. Kalau
di darat saya
sibuk berjalan kesana sini, melihat kesitu dan
kesini dan berbe
lanja mencarikan oleh=oleh untuk mereka yang jauh
di kampung dan
tentu di sepanjang jalan ingat akan pesan
dan permintaan anak-
anak. Dalam setiap saya menyaksikan satu
pemandangan yang indah
dalam setiap kali saya melihat satu keajaiban
selalu saya terke
nang pada mereka, oh seandainya
saya bersama-sama anak-anak.
Karena memang dari kecil-kecil mereka tak pernah
saya tingalkan,
kemana pergi kami selalu bersama, setiap libur dan
setiap minggu
kami isi waktu kemana saja. Begitu
pula saat ini saya pingin
bersama mereka, tapi sayang mereka
pada sekolah. Alangkah in
ginnya nanti satu saat disaat mereka
libur bersama ingin saya
mengajaknya keliling, kemana saja, kesudut-sudut,
kepelosok=pelo
sok dunia, ternyata alam ini sangat luas dan yang
menciptakannya
Maha Sempurna. Dari atas pesawqat yang sedang
oleng karena mema
suki awan httam ini, saya ingin ceritrakan semua
apa yang pernah
saya alami dan apa-apa yang perlu dan kalau
ada sesuatu menimpa
bagaimana menghadapinya. Insya Allah saya
akan berbagi ilmu dan
berbagi pengalaman semoga apa yang saya tulis ini
bermanfaat.
Pesawatpun semakin goncang pilot berusaha menembus
gumpalan
awan. pesawat akan landing. ternyata awannya
begitu tebal, pesa
wat makin terguncang dan seperti
terhempas, perut saya kecut
karena penurunan
yang mendadak. Lalu pesawat naik lagi, berputar
diatas udara New York. Setelah 15 menit berusaha
untuk mendarat,
pilot memberi tahu, kita belum bisa mendarat, kita
coba 15 menit
lagi. dan kalau dalam 15 menit tidak ada
awan yang terkuak, dan
tidak ada celah tempat masuk, terpaksa
kita semua kembali ke
Montreal. Dan memang setelah 30 menit berusaha dan
mengitari kota
new York, pilot tak mau mengambil resiko,
tidak ada alternatif
lain kecuali pulang kembali ke Montreal.
Saya dan Istri dan Ny
Parmato bersama anaknya Aryo, cemas,
macam-macam yang di cemas
dan di takutkan. Waktu masuk awan tebal, langsung
istigfar menye
but dan minta pertolongannya, keringat dingin
membasahi tangan.
Tapi semua orang bule yang diatas pesawat itu
malah tenang-tenag
saja, seperti tak ada kejadian tak ada
apa-apa, tidak ada yang
tanya ini tanya itu
dan tidak ada suara ribut,
yang
membaca=membaca juga, yang ngobrol, ngobrol juga.
Saya perhatitan
raut-raut wajah mereka yangduduk
disamping dan di belakang,
tenang-tenang adem-adem saja.
Begitu waktu masuk awan hitam
begitu pula ketika di umumkan kita
harus kembali ke montreal.
Saya dan istri gelisah dan khawatir,
karena kami kan harus ke
Orlando, tentu tak kan mungkin hari
ini, di negeri asing yang
bahsanya masih sulit untuk di pahami, dan
tempat-tempatnya mem
bingungkan karena belum terbiasa dengan suasana ini.
„
„
Ibu parmanto lain lagi yang di gelisahkannya,
visanya sudah
di coret, karena hanya untuk satu kali masuk
Canada, bagaimana
nanti di bawah apakah boleh balik ke hotel atau harus
menunggu
diatas pesawat?, atau bagaimana supaya
tinggal di Montreal saja
sedangkan Pasportnya sudah di coret. Beliau
bertanya pada saya,
sayapun tak dapat memberi jawaban, saya tak
tahu dan tak pernah
mengalami hal seperti ini. Pikiran kami
kacau balau, bercamour
aduk antara resah dan gelisah, takut dan
khawatir, cemas karena
banyak yang tidak di ketahui, siapakah
yang salah apakah yang
salah. Padahal pesawat ini dilengkapi dengan
sistim serba komput
er, begitupun Bandara Udara di New York
terkenal canggih. Pasti
ada satu halangan yang demikian hebat sehingga terhalang menda
rat di New York. Kami rugi, tentu perusahan Air
Canada lebih rugi
lagi, tapi rugi itu sengaja di hadang untuk
menghindari bahaya
yang mungkin menimpa atau menghindari
kerugian yang lebih besar
lagi.
„
„
Sayapun bimbang dan ragu karena sudah Check Out
dari hotel,
kemana lagi akan menginap. Semua tahu kita tahu,
betapa sulitnya
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Šsulitnya mencari hotel di Montreal, apalagi karena bertepatan
dengan adanya kongress sedunia yang di
hadiri kira-kira 13.000,
peserta.
„
„
Berkecamuk, berkacau balau, berantakkan,
sehingga fikiran
kusut, mukapun cembrut. Tapi bagi mereka , bagi si
bule masih ada
yang bercanda, masih ada riang dan
gembira. Padahal saya tahu
mereka sibuk semua pakai jas pakai dasi, pasti ada
urusan penting
mereka dari Canada ke Amerika, pakai
pasport, mengisi formolir
segala, pasti urusan penting,
namun tak terbayang dari raut
wajahnya bawah dia sebal dan dia kesal, Oh
pandai benar mereka
menyembunyikan rasa hati mereka. Tapi memang apa
yang di lakukan
mereka itulah rupanya yang terbaik. Ketika
menghadapi satu hal
yang tak bisa di robah, menghadapi sesuatu yang
harus di terima,
suka atau tidak suka, kita harus tenang dan
berusaha memunculkan
hal-hal yang positif. Mungkan mereka
berdo'a. "Ya Allah berilah
kami kekuatan untuk bisa merobah apa
yang bisa kami robah dan
beri pulalah kami ketabahan untuk
dapat menerima apa yang tak
bisa kami robah". Do'a yang sama juga
pernah saya ucapkan, cuma
sewaktu menerima kenyataan saya tak siap,
seperti mereka. Saya
resah saya gelisah, saya kesal karena
rencana saya berantakkan,
sebelumnya sudah terbayang bahwa sebentar
lagi akan mendarat di
New York, kemudian pindah pesaat menuju
Orlando mau menyaksikan
Dysney World Mau menyaksikan cap caneveral Kennedy
mau menyaksi
kan Future, ah banyak lagi , tapi semua kandas,
semua berantakkan
pesawat saya tak bisa mendarat
di New York. Kami kembali ke
Montreal, barang-barang diturunkan semua.
„
„
Rencana kami akan berangkat kembali, kalau
keadaan memung
kinkan, tapi rupanya semua pesawat memang tak bisa
di berangkat
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Škan hari itu ke New York harus di tunggu sampai besok. Saya ndak
tahu apa benar yang menyebabkan kok hampir
semua pesawat ke New
York di batalkan. Esoknya baru saya
mengerti setelah menerima
berita, bahwa bukan awan tebal saja
yang menyelimut New York,
tapi pada hari
itu juga New York di terjang badai topan, sampai
sebuah kapal yang berpenompang 600 orang hancur
bagian haluannya
dan kapal itu terbalik, waktu tulisan ini di
tulis, baru seratus
orang yang di temukan, sedang yang lainnya masih
dalam pencahar
ian. Dan juga hari itu terjadi kebakaran di
sebuah gedung ber
tingkat diNew York dan untuk memadamkan
kobaran api di butuhkan
15 helicopter.
„
„
Barulah sekarang saya mengerti kenapa
pesawat Air Canada
yang telah di lengkapi dengan Komputer serba
canggih, begitupun
Landasan di New York begitu hebat, tapi pesawat
dan pilotnya tak
mau landing. Jarang dan sangat jarang terjadi
pesaawat yang ngak
bisa mendarat di New York. Kemarin saya
kesal karena perjalanan
kami tertunda, tapi hari ini saya bersyukur,
untung ndak jadi ke
New York, rupanya apapun yang terjadi pasti
ada hikmahnya, cuma
saat kejadiaan saya tak menduga yang
demikian. Ternyata Tuhan
ingin menyelamatkan kami.
„
„
Dan hari ini kabut semakin tebal menyelimuti
kota Padang.
KAbut yang demikian gelap, menimbulkan
keresahan dan berakibat
ber macam-macam. KAbut menyebabkan
pemandangan terhalang, kabut
menyebakan pesawat tak bisa mendarat. Kabut
menyebabkan kerugian
penerbangan dan kerugian para penumpang, rugi
materi rugi waktu.
KAbut menjadi penghalang untuk mencapai tujuan,
dan tidak sedikit
pula kabut dapat menimbulkan kecelakaan. Banyak
kecelakaan kapal
dan tabrakkan mobil yang terjadi di
hari berkabut ini, tulis
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Šsebuah harian.
„
„
Saya bersyukur saya telah selamat
sampai di Padang dari
perjalanan yang sangat jauh.
Tuhan telah kabulkan do'a kami
sekeluarga. Saya berterima kasih pada semua, pada
pilot Mandala.
Pilot yang telah berusaha dengan sungguh-sungguh
dan perhitungan
yang tepat, sehingga menyelamatkan pesawat
dan penompang. Saya
tidak tahu apakah besok pesawat masih bisa
mendarat di Bandara
Tabing, mengingat semakin tebalnya kabut
yang menyelimuti kota
Padang tercinta ini. Saya cuma berdoa semoga
turun hujan lebat
yang dapt melarutkan dan menghanyutkan
asap-asap dan debu-debu
ini. Dan untuk pilot mandala saya
hadiahkan sebuah ayat suci
Al=Quran yang berbunyi : "Barang
siapa melakukan usaha penuh
kesungguhan itu, maka Allah akan
menunjukkan berbagai (tidak
satu) jalan menuju kepada_Nya (Q,29:69).
P a d a n g
3 Oktober 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar