Jumat, 08 November 2013

MINAMATA DAN MINAHASA


Oleh dr.H.K.Suheimi

Pagi ini saya terlibat dengan pembicaraan yang mengasyikan dengan dr Meiti Frida spesialis penyakit syaraf, tentang topik yang hangat minggu ini yaitu  tentang penyakit Minamata
Penyakit yang mengenai orang jepang di sekitar teluk Minamata akibat keracunan limbah mercuri atau air raksa. Penyakit akibat keracunan logam berat ini kata dr meiti dapat menimbulkan gangguan sistem saraf neuropati,kesemutan, kejang-kejang tu pada perut, mual gigi mudah copot, susah bergerak,bisa lumpuh, sakit waktu dibawa berjalan, sempoyongan. Otot-otot mencecil atau atrofi , kemunduran fisik, susah tidur, sakit di sendi-sendi. Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran, serta bisa juga menimbulkan  gejala seperti penyakit parkinson.
Mendengar tuturan dr Meiti saya jadi silu. Penyakit inilah yang dulu menjangkiti penduduk sekitar teluk Minamata. Ketika semalam saya saksikan tayangan SCTV, mengerikan sekali pasien-psien yang mengidap penyakit ini. Nah penyakit ini disebut dengan penyakit  Minamata, sesuai dengan tempat pertama kalinya ditemukan penyakit ini. Penyakit serupa sekarang di temukan pula di Minahasa Selatan. Media masa dan electronik berkutat, kita telah kecolongan.
Penyakit ini, kata dr meiti adalah penyakit keracunan akibat logam berat, berbeda dengan keracunan gas atau makanan. Penyakit ini tidak segera diketahui, dia mengalami proses dan memakan waktu yang lama.
Biasanya ikan yang terpapar oleh mercuri ini dimakan manusia, dan logam berat ini menumpuk, pelan tapi pasti dia akan menggeroti syaraf. Penyakit ini di golongkan pada penyakit degeratif yang tidak bisa atau susah sekali mengobatinya. Maka saya terkesima sewaktu menyaksikan tayangan SCTV semalam
Yang susahnya kata dr Jane di Teluk Totok Bay penyakit ini mengenai nelayan yang miskin yang sehari-hari kelaut, dan memakan ikan. Waktu diperiksa kadar mercuri dalam air laut tak begitu nyata karena logam berat ini mengendap didasar laut. Didasar laut baru ditemukan kadar yang tinggi dari logam ini. Dan ikan mencari makan di dasar laut, sehingga daging ikan terpapar oleh logam berat mercuri atau arsen.
Lalu saya teringat di sekitar kita banyak logam berat ini beredar. Seperti timbal dari BBM. Mercuri banyak di dalam betery dan lampu neon.
Pernahkah kita mempertanyakan tentang pembuangan neon dan batery yang usang?. Seharusnya logam-logam berat agar tidak menimbulkan malapetaka harus dikubur pada tempat yang tertentu. Kalau tidak akan menimbulkan kerusakan yang mengerikan.
Sering kita menyaksikan orang-orang membuang sampah seenaknya, dan sampah yang berbahaya yang banyak mengandung mercuri adalah bola lampu neon dan batery. Di dalamnya banyak mengandung air raksa. Kalau neon atau batery di buang di tanah, bila datang hujan dia akan larut masuk ketanah, Kemudian ditanah di tanam sayur maka sayur itu akan tercemar oleh mercuri. Kalau di tanam buah maka buah itu mengandung mercuri. Kalau di bawa oleh hujan dan terus kesungai maka ikan disungai tercemar mercuri. Dan kalau sampai dilaut  maka ikannya akan tercemar mercuri. Maka pernahkah  kita memperhatikan dan membedakan sampah yang mengandung mercuri dengan sampah lain? Sampah yang mengandung mercuri adalah sampah yang berbahaya dan harus di jauhkan
Lalu saya teringat tulisan Abraham Maukar dalam makalahnya yang dipresentasikannya pada Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI di Bandung tanggal 15 Juli 2004 yang menuliskan sebagai berikut : Merkuri  atau lebih dikenal dengan nama air raksa yang dalam bahasa latin disebut  hydragyrum (Hg) adalah logam berat, berupa cairan yang berwarna putih keperakan dengan titik beku -38,87oC dan titik didih 356,90oC serta berat jenis 13,6 dan berat atom 200,61. Logam berat ini  banyak digunakan terutama terkait dengan perkembangan industri dan produk obat.  Logam berat (heavy metals) atau logam toksik (toxic metals) adalah terminologi yang umum digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam, yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh.2   Merkuri adalah logam berat yang sangat  beracun, bahkan bersifat oligodinamik (daya bunuh) terhadap berbagai jasad renik (bakteri, jamur, ragi, virus, dan sebagainya) pada konsentrasi yang sangat kecil. Hal yang  menarik dalam kaitan ini yang perlu diketahui adalah lumpur sisa produksi, mengikat senyawa logam berat dalam jumlah besar yang dengan sendirinya mempengaruhi proses kehidupan yang berlangsung dalam air
Dari aspek lingkungan, pada saat ini terdapat peningkatan pencemaran akibat merkuri, hal ini terkait dengan perkembangan industri, pertambangan dan penggunaan di bidang pertanian. Pencemaran merkuri atau air raksa, yang dikalangan masyarakat dikenal sebagai air perak, dapat melalui udara, tanah dan air. Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan lesi toksik pada manusia.  Pencemaran udara, air dan tanah sebagai hasil industrialisasi yang intensif  mengakibatkan penimbunan limbah dalam jumlah yang luar biasa
Di Indonesia beberapa tahun belakangan ini pernah dilaporkan mengenai keracunan merkuri di daerah Jakarta Utara sebagai akibat konsumsi ikan hasil tangkapan perairan Teluk Jakarta7.  Pengaruh keracunan merkuri pada ibu dan anak, pernah dilaporkan juga tahun 1953-1960 akibat malapetaka besar di sebuah desa dekat teluk Minamata di perairan Kyusu, bagian selatan Jepang. Terjadi tragedi keracunan merkuri, dimana didapatkan lebih dari 121 anak menderita gangguan kecakapan yang berat dan menetap, dan mengakibatkan ribuan orang meninggal. Setelah dilakukan penelitian ternyata kejadian tersebut akibat memakan ikan dari teluk Minamata yang telah terkontaminasi dengan metal merkuri yang berasal dari pabrik plastik yang terletak dekat dengan teluk tersebut.. Selama periode ini terdapat 25 bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu pemakan ikan, mempunyai kelainan otak. Periode  tahun 1955-1959 terdapat sekitar 6% bayi yang lahir dari ibu-ibu pemakan ikan di daerah itu, menderita cerebral palsy
Dan ini pulalah yang di hebohkan oleh masyarakat sekitar Totok Bay di sebuah teluk di Minahasa Selatan dengan gejala yang mirip dengan penyakit Minamata. Kampung kitapun akan di jangkiti oleh penyakit Minamata bila kita serampangan membuang lampu neon dan batery di sembarang tempat dan juga berhati-hati padadaerah tempat penambangan emas tradisional yang menggunakan air raksa.

Untuk itu ingin saya petikkan firman suciNya dalam Al-Quran : Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab:"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". (QS. 2:11). Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar