Oleh dr.H.K.Suheimi
Pagi ini saya terlibat dengan pembicaraan yang
mengasyikan dengan dr Meiti Frida spesialis penyakit syaraf, tentang topik yang
hangat minggu ini yaitu tentang penyakit
Minamata
Penyakit yang mengenai orang jepang di sekitar
teluk Minamata akibat keracunan limbah mercuri atau air raksa. Penyakit akibat
keracunan logam berat ini kata dr meiti dapat menimbulkan gangguan sistem saraf
neuropati,kesemutan, kejang-kejang tu pada perut, mual gigi mudah copot, susah
bergerak,bisa lumpuh, sakit waktu dibawa berjalan, sempoyongan. Otot-otot
mencecil atau atrofi , kemunduran fisik, susah tidur, sakit di sendi-sendi. Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan
penglihatan dan gangguan pendengaran, serta bisa juga menimbulkan gejala seperti penyakit parkinson.
Mendengar tuturan dr Meiti saya jadi silu.
Penyakit inilah yang dulu menjangkiti penduduk sekitar teluk Minamata. Ketika
semalam saya saksikan tayangan SCTV, mengerikan sekali pasien-psien yang
mengidap penyakit ini. Nah penyakit ini disebut dengan penyakit Minamata, sesuai dengan tempat pertama
kalinya ditemukan penyakit ini. Penyakit serupa sekarang di temukan pula di
Minahasa Selatan. Media masa dan electronik berkutat, kita telah kecolongan.
Penyakit ini, kata dr meiti adalah penyakit
keracunan akibat logam berat, berbeda dengan keracunan gas atau makanan.
Penyakit ini tidak segera diketahui, dia mengalami proses dan memakan waktu yang
lama.
Biasanya ikan yang terpapar oleh mercuri ini
dimakan manusia, dan logam berat ini menumpuk, pelan tapi pasti dia akan
menggeroti syaraf. Penyakit ini di golongkan pada penyakit degeratif yang tidak
bisa atau susah sekali mengobatinya. Maka saya terkesima sewaktu menyaksikan
tayangan SCTV semalam
Yang susahnya kata dr Jane di Teluk Totok Bay
penyakit ini mengenai nelayan yang miskin yang sehari-hari kelaut, dan memakan
ikan. Waktu diperiksa kadar mercuri dalam air laut tak begitu nyata karena
logam berat ini mengendap didasar laut. Didasar laut baru ditemukan kadar yang
tinggi dari logam ini. Dan ikan mencari makan di dasar laut, sehingga daging
ikan terpapar oleh logam berat mercuri atau arsen.
Lalu saya teringat di sekitar kita banyak logam
berat ini beredar. Seperti
timbal dari BBM. Mercuri banyak di dalam betery dan lampu neon.
Pernahkah kita mempertanyakan tentang pembuangan
neon dan batery yang usang?. Seharusnya logam-logam berat agar tidak
menimbulkan malapetaka harus dikubur pada tempat yang tertentu. Kalau tidak
akan menimbulkan kerusakan yang mengerikan.
Sering kita menyaksikan orang-orang membuang sampah seenaknya, dan sampah yang
berbahaya yang banyak mengandung mercuri adalah bola lampu neon dan batery. Di
dalamnya banyak mengandung air raksa. Kalau neon atau batery di buang di tanah,
bila datang hujan dia akan larut masuk ketanah, Kemudian ditanah di tanam sayur
maka sayur itu akan tercemar oleh mercuri. Kalau di tanam buah maka buah itu
mengandung mercuri. Kalau di bawa oleh hujan dan terus kesungai maka ikan
disungai tercemar mercuri. Dan kalau sampai dilaut maka ikannya akan tercemar mercuri. Maka
pernahkah kita memperhatikan dan
membedakan sampah yang mengandung mercuri dengan sampah lain? Sampah yang
mengandung mercuri adalah sampah yang berbahaya dan harus di jauhkan
Lalu saya teringat tulisan Abraham
Maukar dalam makalahnya yang dipresentasikannya pada Pertemuan Ilmiah
Tahunan POGI di Bandung tanggal 15 Juli 2004 yang menuliskan sebagai berikut : Merkuri atau lebih dikenal dengan nama air raksa yang
dalam bahasa latin disebut hydragyrum (Hg) adalah logam berat, berupa
cairan yang berwarna putih keperakan dengan titik beku -38,87oC dan
titik didih 356,90oC serta berat jenis 13,6 dan berat atom 200,61.
Logam berat ini banyak digunakan
terutama terkait dengan perkembangan industri dan produk obat. Logam berat (heavy metals) atau logam
toksik (toxic metals) adalah
terminologi yang umum digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen
logam, yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh.2 Merkuri adalah logam berat yang sangat beracun, bahkan bersifat oligodinamik (daya bunuh) terhadap berbagai jasad renik (bakteri,
jamur, ragi, virus, dan sebagainya) pada konsentrasi yang sangat kecil. Hal
yang menarik dalam kaitan ini yang perlu
diketahui adalah lumpur sisa produksi, mengikat senyawa logam berat dalam
jumlah besar yang dengan sendirinya mempengaruhi proses kehidupan yang
berlangsung dalam air
Dari aspek lingkungan, pada saat
ini terdapat peningkatan pencemaran akibat merkuri, hal ini terkait dengan
perkembangan industri, pertambangan dan penggunaan di bidang pertanian.
Pencemaran merkuri atau air raksa, yang dikalangan masyarakat dikenal sebagai
air perak, dapat melalui udara, tanah dan air. Pencemaran lingkungan dapat
menyebabkan lesi toksik pada manusia.
Pencemaran udara, air dan tanah sebagai hasil industrialisasi yang
intensif mengakibatkan penimbunan limbah
dalam jumlah yang luar biasa
Di Indonesia beberapa tahun
belakangan ini pernah dilaporkan mengenai keracunan merkuri di daerah Jakarta
Utara sebagai akibat konsumsi ikan hasil tangkapan perairan Teluk Jakarta7.
Pengaruh keracunan merkuri pada ibu dan anak, pernah dilaporkan juga tahun
1953-1960 akibat malapetaka besar di sebuah desa dekat teluk Minamata di
perairan Kyusu, bagian selatan Jepang. Terjadi tragedi keracunan merkuri,
dimana didapatkan lebih dari 121 anak menderita gangguan kecakapan yang berat
dan menetap, dan mengakibatkan ribuan orang meninggal. Setelah dilakukan
penelitian ternyata kejadian tersebut akibat memakan ikan dari teluk Minamata
yang telah terkontaminasi dengan metal merkuri yang berasal dari pabrik plastik
yang terletak dekat dengan teluk tersebut.. Selama periode ini
terdapat 25 bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu pemakan ikan, mempunyai kelainan
otak. Periode tahun 1955-1959 terdapat
sekitar 6% bayi yang lahir dari ibu-ibu pemakan ikan di daerah itu, menderita
cerebral palsy
Dan ini pulalah yang di hebohkan oleh masyarakat
sekitar Totok Bay di sebuah teluk di Minahasa Selatan dengan gejala yang mirip
dengan penyakit Minamata. Kampung kitapun akan di jangkiti oleh penyakit Minamata
bila kita serampangan membuang lampu neon dan batery di sembarang tempat dan
juga berhati-hati padadaerah tempat penambangan emas tradisional yang
menggunakan air raksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar