Kamis, 07 November 2013

M A S J I D


Oleh :Dr.H.K.Suheimi

Masjid artinya tempat sujud.Suatu bangunan,gedung atau suatu
lingkaran  yang  berpagar  sekelilingnya  yang  didirikan  secara
khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT,khususnya  untuk
mengerjakan salat.Istilah masjid berasal dari kata sajada, yasju­
du yang berarti bersujud atau menyembah.

Karena masjid adalah Baitullah <rumah Allah>,maka orang yang 
memasukinya   disunahkan   mengerjakan  salat   Tahyatul   Masjid
<menghormati  masjid>  dua rakaat. Nabi  Muhammad  bersabda:"Jika
salah  seorang  kamu memasuki masjid jangan  dulu  duduk  sebelum
mengerjakan salat dua rakaat"<HR.Abu Dawud>.

Kata masjid (bentuk mufrat atau tunggal) dan masajid (bentuk
jamak)  banyak terdapat dalam Al-Qur'an, antara lain  dalam  ayat
ayat berikut:"Hai anak Adam,pakailah pakaianmu yang indah  setiap
<memasuki>  masjid.."<QS.7:31>;"Dan  siapakah  yang  yang   lebih
aniaya  dari  pada orang orang yang  menghalang-halangi  menyebut
nama    Allah   didalam   masjid-Nya   dan    untuk    merobohkan
nya?.."<QS.2:114>; "Hanyalah yang memakmurkan masjid masjid Allah
ialah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,dan
tetap  mendirikan salat,menunaikan zakat,dan tidak takut  (kepada
sesiapapun) selain kepada Allah.."<QS.9:18>;dan"Dan  sesungguhnya
masjid  masjid  itu  adalah kepunyaan  Allah.Maka  jangalah  kamu
menyembah    seseorangpun   didalamnya   disamping    (menyembah)
Allah"<QS.72:18>


Fungsi Masjid. Selain digunakan untuk tempat melakukan salat
lima  waktu,salat  jum'at,  salat  tarawih,  dan  ibadah   ibadah
lainnya,  masjid  juga digunakan untuk  syiar  Islam,  pendidikan
agama, pengajian, dan kegiatan lain yang bersifat sosial.

Fungsi  masjid yamg sesungguhnya dapat dirujuk pada  sejarah
masjid paling awal, yaitu pada penggunaan masjid pada masa  RAsu­
lullah  SAW, al-Khulafa' ar-Rasyidun, dan seterusnya. Pada  masa-
masa  itu masjid paling tidak mempunyai dua fungsi, yaitu  fungsi
keagaman  dan  fungsi sosial. Fungsi masjid  bukan  hanya  tempat
salat,  tetapi juga lembaga untuk mempererat hubungan dan  ikatan
jemaah  Islam  yang baru tumbuh. Nabi  SAW  mempergunakan  masjid
sebagai  tempat  menjelaskan wahyu yang  diterimanya,  memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang  berbagai
masalah,  memberi  fatwa, mengajarkan agama  Islam,  membudayakan
musywarah, menyelesaikan perkara-perkara dan  perselisihan-perse­
lisihan,  tempat  mengatur  dan membuat  strategis  militer,  dan 
tempat menerima perutusan-perutusan dari Semenanjung Arabia.

Masjid  Nabawi memiliki suatu ruangan yang  disebut  suffah, 
yaitu tempat menyantuni kaum fakir dan tempat tinggal bagi mereka
yang  ingin  memdalami Islam. Keadaan ini berlanjut  hingga  pada
masa  al-Khulafa' ar-Rasyidun. Mereka terpilih  sebagai  Khalifah
dan  dibaiat atau dilantik didalam masjid. Ruangan  depan  masjid
Nabawi dijadikan sebagai tempat menyelenggarakan administrasi ne­
gara.

Demikian  pula pada masa dinasti Umayyah.  Masjid  dijadikan 
tempat  pertemuan  politik. Para Khatib masjid  berperan  sebagai
ujung tombak dalam mendukung politik pemerintah.
Pada zaman Abbasiyah, fungsi politik masjid mulai ditinggal­
kan.  Semua urusan negara diselenggarakan diistana.  Masjid  pada
masa  itu  berfungsi sebagai tempat pertemuan  ilmiah  bagi  para
sarjana dan ulama. Masjid memiliki andil dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan  dan  kebudayaan Islam yang mencapai  puncaknya  pada
masa  dinasti  tersebut.

Masjidilharam  selain  pusat ibadah juga  dijadikan  sebagai 
tempat  mendalami ilmu-ilmu agama dalam berbagai  mazhab.  Masjid
yang memiliki beragam fungsi tersebut terdapat di Mesir, Spanyol,
Afrika Utara, Persia, dan sebagainya ketika Islam berjaya  ditem­
pat tempat tersebut.

Di Indonesia, terutama di daerrah pedesaan, masjid berfungsi 
sebagai  tempat  melaksanakan ibadah salat, belajar  membaca  Al-
Qur'an  bagi anak-anak , dan memperingati hari hari besar  Islam.
Sedangkan  di  daerah perkotaan, selain fungsi  tersebut,  masjid
juga digunakan untuk tempat pembinaan generasi muda Islam, ceram­
ah dan diskusi keagamaan, dan perpustakaan

Personalia  Masjid. Sejak masa permulaan Islam  di  Madinah, 
masjid  sudah  dilengkapi dengan  personalia,yaitu  imam  khatib,
muazin, dan staf pegawai. Pada masa permulaan pemerintahan  Islam
(paling tidak hingga masa al-Khulafa' ar-Rasyidun), Khalifah atau
kepala negara disamping sebagai pemimpin dalam perang dan  pemer­
intah, juga menjadi imam dalam salat. Para gubernur juga  bertin­
dak  sebagai  imam salat disamping kepala urusan  pajak.  Jabatan
khatib  sebanding dengan jabatan imam masjid. Kepala  negara  dan
gubernur juga bertugas sebagai khatib masjid. Khatib bukan  hanya
berpidato diatas mimbar, tetapi juga membuat keputusan dan menge­
mukakan  pandangan-pandangannya tentang  masalah-masalah  politik
dan  keinginan umum, seperti terdapat pada masa  al-khulafa'  ar-
Rasyid  dan dinasti Umayyah. Pada masa abbasiyah,  khatib  diper­
cayakan pada ulama atau orang yang terpelajar dalam bidang agama.

Untuk mengurus segala keperluan masjid diperlukan staf 
pegawai  yang  melayani keperluan jemaah  dan  membersihkan  seta 
merawat  masjid.  Staf pelayanan masjid sudah  ada  sejak  masjid 
Madinah  didirikan. Hal lain yang paling penting untuk  mengelola 
kegiatan  masjid adalah administrasi dan manajemen masjid  secara 
rapi dan teratur.
Selalu dianjurkan agar memulai usaha berangkat dari  mesjid, 
dan melekatkan hati di Mesjid. karena mesjid di zaman Rasul bukan
hanya  untuk  shalat saja, tapi juga untuk amal-amal  nyata  yang
lain.  Dan ada satu hadis Rasul yang berkesan ialah :"Di  akhirat
kelak.  Disaat tidak ada perlindungan, disaat tidak  kemana  lagi
untuk mencari perlindugan, maka yang masih di lindungi dan  dapat
perlindungan adalah pemuda yang hatinya terkait di Mesjid", tentu
bukan berarti tidur-tiduran didalam mesjid, tapi adalah  bekerja,
menuntut  ilmu akhirat dan ilmu duniawi serta menghasilkan  kerja 
untuk  lingkungannya, sehingga pemuda ini lahir  sebagai  manusia
yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

Ada  MAsjid  yang punya Aula. Aula mesjid  mempunyai  fungsi
penunjang  fungsi Mesjid, maka perlu pendayagunaannya agar  dapat 
berfungsi dan bemanfaat serta menghasilkan  dana dalam  memanmbha 
kas  mesjid, tentu tidak dimaksud komersial  sebagaimana  tempat-
temat lainya yang khususu di persewakan. Pendayagnaan ni bersifat  
dakwah dan ibadah dalam usaha untuk memarik masyarakat  agar  mau
meramaikan dan memakmurkan mesjid dengan berbagai kekgiatan  yang
positif
1.  Walimah  pernikaan.. kursi tempat duduk pengantin   da   hia­
sannya  opengeras suara, meja tempat makanan dan  minuman  piring sendok dan garpu
2.Musyawarah  dan seminar, training
Dengan melihart adanya kecendrugan , animo dan kesadaran ummat
untuk menyelenggarakan  berbagai kekgiatan di mesjid sehingga
dapat megahsilkan daan dan pemasukkan.
Sesunggunya yang memakmurkan Masjid Allah hanyalah orang-orang
beriman kepada Allah  dan hari kemudian, serta tetap mendirikan 
shalat menunaikan zakat, tidak takut keppada siapapn selain
Allah . Merkalah  yang di harapkan menjadi golongan orang yang
dapat petunjuk

Kenyataan  sekarang Mesjid adalah hanya sekedar "Rumah  iba­
dah"  Padahal masjid adalah merupakan pusat kegiatan Ummat  Islam 
dalam  segala  segi kehidupan, sepeti  yang pernah  dilakukan  di 
zaman  kehidupan  Rasulullah.  Dalam  perkemabangan   selanjutnya 
fungsi Masjid terbatas hanya sebagai tempat ibadah Mahdhda sepeti 
shalat  lma  waktudan rawatibnya, membaca Al  Qur'an  beri'tikaf, 
pengajian  dan  peringatan  hari besar Islam.  Masjid  jarang  di 
gunakan   untuk  membicrakan   mengentaskan  kemiskinan    ummat, 
kebodohan ummat dlsb

Masjid  Quba   pada zaman Nabi Muhammad  SAW  adalah  tempat  
beribadah,  pusat  menimba  ilmu  pegetahuan,  mengatur  strategi 
dakwah dan tempat  dan tempat menjalain ukhuwah  Islamiyah.  Maka 
kitahaus  melakuakn  reorientasi  wawasan,  dari  wawasan  ibadah 
vertikal ke wawasan ibadah horizontal. Dalam artian  kedua  wawa­
san  itu   berjalan  seiring. Wawasan  vertikal  terpancar   dari 
pelaksanaan ibadah ritual, sedangkan wawasan horozontal tercermin 
dari  kegiatan  sosial budaya sepeeti  proses  belajar  mengajar, 
kegiatan bakti ummat, dan ekonomi.   

Semangat  ummat  membangun  Masjid tampak  sangat  tinggi  . 
Mereka tidak segan-segan  mengorbankan waktu , tenaga dan fikiran  
dan dana agar masjid dapat berdiri. Namun setelah masjid berdiri, 
semangat  untuk  memakmurkannya menurun. Masjid  dibiarkan  sepi, 
sedikit jemaahnya dan  berkurang kegiatannya. Masjid hanya  ramai 
sewaktu  shalat  jumat dan shalat Tarwih. Masjid tidak  bisa  di­
biarkan dalam keadaan sepi dan kosong.


Banyak  Masjid  yang mewah dan megah tapi tak  berjiwa,  tak 
bersemangat,  kurang darah., lesu tak ada kegiatan, tak ada  apa-
apanya. Kadang-kadang terkunci, karena takut kalau ada  pencoleng 
yang masuk Masjid. Seperti kuburan cina saja, megah, mewah mahal, 
tapi  didalamnya  hanya  ada bangkai yang tak  bernyawa  dan  tak 
berjiwa.
Kegiatan  didalam  Masjid  harus di pebanyak  dan  di  tingkatkan 
kebearadaannya, seperti kegiatan pendidikan, ekonomi dan  perbai­
kan kehidupan masyarakat sekitarnya.

Di  Masjid tempat berkumpulnya penduduk di  sekitarnya.  Dan 
setiap penduduk yang masuk Masjid ingin berbuat baik dan  beramal 
serta  beribadah. Artinya di Masjid lebih mudah menghimpun  orang 
dan lebih mudah memilih orang-orang yang terbaik dan  orang-orang 
yang  mau  bekerja dan berkorban. Ini adalah  modal  yang  sangat 
besar. Ditunjang lagi oleh suasana mesjid yang luas, aman tentram 
dan pekarangan yang luas. Letak sebuah Masjid biasanya di tengah-

tengah pemukiman penduduk, maka komunikasi dengan penduduk  seki­
tarnya  sangat  mudah di laksanakan. Di  Masjid  airnya  mengalir 
dengan  lancar  dan  bersih, dan harga air  melalui  PDAM  adalah 
dengan  tarif sosial, sangat murah dan mudah.  Begitupun  Listrik 
juga dengan tarif yang sangat rendah. Dan setiap apapun yang akan 
di  kerjakan dan di amalkan di Mesjid sangat mudah  di  beritakan 
dan di pasarkan apalagi jika di embel-embel dengan kata amal  dan 
ibadah di ujungnya. Dengan potensi dan aset yang demikian,  sebe­
tulnya  di Masjid harus bisa banyak dikerjakan hal-hal yang  mena 
rik hati masyarakat. Dan yang lebih penting lagi, apapun usaha di 
Masjid,  angka penyelewengannya jauh lebih rendah,  hampir-hampir 
tidak ada atau nol. Maka pemuda yang di besarkan di pekerjakan di 
Masjid akan lebih rendah penyelewengannya dan lebih mudah mengem­
bleng  pribadinya,  sebagai yang di contohkan  Rasul  mengembleng 
pemuda  di  dalam Masjid. Mengajarnya memanah,  berkuda,  berolah 
raga dan mencari kehidupan melalui Masjid.

Misalnya dengan harga listrik yang rendah, tempat yang tidak 
perlu menyewa, serta belum di incar oleh pajak dan dapat  memilih
tenaga  yang  baik dan trampil di tambah dengan  ujungnya  adalah
ibadah,  maka  pekerjaan-pekerjaan  di bawah  ini  agaknya  dapat
segera di mulai untuk meramaikan Measjid di masa depan.

1.  Foto Copy, harga listrik murah, tempat  tidak  membayar, 
kejujuran  bisa di dapat. Pasaran adalah semua yang masuk  Mesjid
di  minta untuk memfoto copy semua kegiatannya di Masjid, dan  di
niatkan  sebagai Ibadah untuk menolong pemuda yang putus  sekolah
dan meanmbah lapangan kerja serta meningkatkan SDM dalam  mengen­
taskan  kemiskinan.  Pemuda yang bekerja di Masjid  ini  otomatis
akan bersedia membersihkan Masjid, karena Masjid juga di  samping
berfungsi  sebagai pendamai hati, tapi juga  tempat  menentramkan
perut.  Maka ia akan sungguh-sungguh karena di Masjid ada  periuk 
nasinya, dan mereka inipun setiap waktu shalat akan  menghidupkan 
Shalat berjemaah.

2.  Mesin Jahit, atau mesin jahit pinggir  yang  menggunakan 
listrik,  karena  banyak jahitan di pasar  yang  mencari  tukang-
tukang jahit. Dan selama mesin jahit ini berjalan dan berbunyi di
Masjid  maka  selama itu pulalah pahalanya akan  mengalir  kepada yang mendermakannya bagi orang-orang miskin yang selama ini 
susah mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.


3. Mendirikan toko koperasi yang menjamin kebutuhan  sehari-
hari  para penduduk di sekitar Masjid. Sehingga masyarakat  tidak
perlu jauh-jauh mencarai kebutuhannya ke Pasar yang sudah  kurang
aman serta jauh, perlu  parkir lagi dst. Dan sekalian  ditanamkan
bahwa  dengan berbelanja di koperasi masjid akan menambah  ibadah
karena dilaksanakan dalam rangka memajukan Masjid.. Koperasi  itu
adalah milik mereka dan mereka merasa memiliki dan ingin  memaju­
kan koperasinya sendiri.


Karena koperasi ini di Masjid, biasanya untuk membeli  bahan 
apakah  melalui  dolog dll lebih mudah dan  murah,  dan  pasarnya
sudah  jelas dari kita untuk kita, dari pada harus jauh-jauh  dan
memperkaya orang yang beda agama dengan agama kita.

4.  Mesjid  akan  bertambah ramai jika  di  lengkapi  dengan
perpustakaan.  Untuk buku-bukunya, cukup minta bantuan ke  pener­
bit-penerbit, biasanya buku akan dapat di peroleh  atau ke  dewan
dakwah  di jln Matraman Raya no 45. Atau dari donatur-donatur  di
sekitar  mesjid untuk menyumbangkan buku-bukunya.  Dengan  embel-

embel, setiap kali buku itu di baca orang, amalnya akan  mengalir
kepada  yang  mendermakan, sekalipun bangkainya  telah  luluh  di
dalam  kubur.  Tapi kebanyakan perpustakaan  Masjid  yang  tampak
selama ini adalah bagaikan gudang buku. Buku-buku disana menumpuk
tak  pernah di baca, karena lemari pustakanya di kunci, dan  kun­
cinya  di  simpan dan di bawa pergi oleh garin yang  berdinas  di
luar,  sehingga buku itu berdebu sebagai bukti tidak di baca  dan
tidak  di  buka oleh jemaah. Padahal perpustakaan  adalah  tempat
yang strategis untuk menimba ilmu dan berdiskusi.

5.  Karena  Listrik harganya murah, bisa di buat  mesin  air 
listrik,  dan  airnya dapat di buat kolam. Saya  terkesan  dengan
Masjid  di  Mlaysia yang membuat kolam di  tengah-tengah  Masjid,
sehingga  susananya menjadi dingin dan sejuk, orang  di  dalamnya
merasa  nyaman.  Dan ikan-ikan yang di pelihara dalam  kolam  itu
dapat pula jadi sumber dana untuk pembanguanan Masjid.

Jadi  bagi  mereka yang di percayakan jadi  pengurus  Mesjid 
terbuka  peluang  dan  kesempatan untuk  memakmurkan  Masjid  dan
memakmurkan penduduk sekitarnya. Kesalahan kita selama ini adalah
tidak melihat peluang dan tidak memanfaatkan peluang yang  sangat
besar dan berharga ini.
Dari sini dan dengan cara beginilah agaknya akan menimbulkan 
kecintaan orang pada Masjid, dan Masjidnya berjiwa karena  banyak
gerakkan  dan  kegiatan  yang dapat di tampung  di  dalam  sebuah
Masjid ternyata sangat banyak dan berdampak positif.

Sebagai penutup. Masjid akan jadi ramai apabila Masjid dapat 
memenuhi  dan  menjawab  kebutuhan penduduk  di  sekitarnya,  dan
penduduk  betul=betul merasakan bahwa Masjid adalah miliknya  dan
berusaha  memelihara, meramaikan dan memakmurkan Masjid dan  juga
memakmurkan  penduduk sekitarnya. Untuk semua itu  saya  teringat
akan sebuah Firman suci Nya dalam surat At Taubah ayat 18 :

"Hanya  yang  memakmurkan Masjid-Masjid Allah  ialah  orang-
orang  yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,  serta  tetap
mendirikan  Shalat,  menunaikan  zakat dan  tidak  takut  (Kepada
siapapun)  selain kepada Allah, maka merekalah  orang-orang  yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk".
Disampaikan pada Rapat LKAAM  di Padang 8 Aptil 1995

Azan mulai disyariatkan pada tahun 2 H.Ketentuan ini dida­
sarkan atas musyawarah nabi SAW dengan para sahabatnya tentang 
cara  memberi tahu umat Islam mengenai masuknya waktu salat  atau
memanggil mereka untuk salat. Dalam musywarah itu ada yang mengu
sul  agar meniup terompet,dan ada pula yang  menyarankan  memukul
kentongan,dan  ada yang lain menganjurkan menyalakan  api.Masing-
masing  merupakan  tradisi kaum  Yahudi,Kristen,dan  Majusi.Dalam
pada itu Abdullah bin Zaid mendapat mimpiyang sama.Akhirnya  yang
digunakan  adalah  dengan cara menyeru.Bilal bin  Rabah  terpilih
sebagai muazin pertama karena suaranya bagus dan merdu.  

1 komentar:

  1. Assalamu alaikum

    Halo salam kenal :) Blogmu bagus!
    Kalau ada waktu, mampir ke blog saya ya :-)

    BalasHapus