Hari ini Minggu 12 Ramadhan bertepatang dengan 12 Februari
1995, terasa benar berkat serta manfaatnya. Detik
demi detik
hari-hari puasa terasa sangat nikmat dan terasa penuh
berkah.
Setiap detik adalah detik-detik berharga dalam hidup ini.
Setelah makan Sahur saya pergi ke Mesjid Bahrein, memberi
kuliah subuh disitu dan saya berbicara perihal Penyaakit Dengki
yang sukar disembuhkan dengan segala
akibat buruk untuk diri dan
masyarakat sekeliling, serta asal-usul dengki, kenapa dengki dan
jalan-jalan yang di pimpimkan Rasul dalam
mencegah dan mengobati
dengki. Selesai Ibadah shalat subuh kami bersenam dan
berolah
raga Porpi di GOR H Agus Salim, lalu memberi ceramah untuk semua
peserta PORPI , ini adalah kerja rutin saya yang tak pernah
di
lupakan setiap minggu pergi berceramah tentang kesehatan,
olah
raga dan agama. Kemudian kami lanjutkan berbelanja di pasar pagi
dan dilanjutkan dengan kunjungan pasien ke Air Tawar. Sesampai di
Rumah langsung vesite dan memeriksa pasien di Rumah Sakit BUNDA,
yang kebetulan di Bulan Ramadhan ini, Rumah sakit Bunda
penuh,
banyak yang melahirkan dan banyak yang dirawat. Asyik dan sibuk
di tengah-tengah pasien, merawat sambil bercengkrama dan memberi
kan penyuluhan tentang penyakit yang sedang di idapnya. Menjelang
lohor kami mengikuti arisan kampung, Dan sesudah Lohor langsung
memberi ceramah dan memimpin Diskusi tentang Penyakit AIDS yang
di gelar oleh Remaja Mesjid Nurul Hidayah di
kompleks Asrama
Polisi Lolong, Diskusinya berlangsung seru, dan pertanyaanyapun
tajam dan menggigit dari mahasiswa dan remaja
sekarang yang
banyak pintar dan terbiasa berdiskusi, Sampai menjelang
waktu
asyar baru dapat diakhiri. Kemudian menjelang berbuka saya harus
menolong seorang pasien melahirkan yang dikirim
oleh bidan,
karena sudah sehari semalam dirumah bidan sang anak tak kunjung
lahir. Berbuka terpaksa terlambat di laksanakan,
karena saat
orang berbuka saya sedang asyik menolong dan mengatasi perdarahan
yang terjadi pada pasien.
Selesai berbuka adalagi pasien yang hamil tapi
berdarah,
padahal dia sudah lama mendambakan anak, maka saya pasang infus
lalu saya rawat pasien ini. Mendekati Jam 20.00 kami sekeluarga
menunaikan Shalat Tarwih di Mesjid Muttatahirin di Rawang. Kebe
tulan saya diminta untuk memberi ceramah tentang "IBU",
ceramah
yang sudah saya persiapan dan sudah saya buat makalahnya.
Enak
dan sejuk Tarwih di Mesid ini apalagi sambil mendidik anak-anak
dan di sepanjang jalan kami berdiskusi tentang peranann ibu seba
gai tiang rumah tangga.
Malam ini diakhiri
dengan menolong dua orang paien, ada
yang abortus dengan perdarahan kemudian di kuret. Dan seorang ibu
tua 68 tahun datang dari B Tinggi
dengan kanker mulut Rahim yang
sudah lanjut. Ah penuh dan padat acara saya hari ini. Empat kali
memberi ceramah di empat tempat dengan judul yang berbeda-beda.
Menolong Pasien beberpa orang dan menunaikan puasa
siang dan
malamnya menegakan kiamu Ramadhan. Mingu terasa sebagi
minggu
yang penuh berkah dan penuh arti, serta bernilai tinggi, setiap
detiknya adalah detik-detik yang berharga dan tak pernah lewat.
Hari Minggu ini saya tutup dengan membuat catatan ini yang akan
saya suguhkan pada pembaca yang budiman, mengenai kegiatan
dan
rahmat yang dapat di petik dalam sehari puasa di bulan Ramadhan.
Padahal biasanya hari Minggu kami isi dengan pergi
raun
sabalik Ke B Tinggi atau keliling Sumbar. Satu hal
yang saya
petik, kalau biasanya memberi ceramah setiap sebentar minum dan
selesai ceramah di suguhi kue kecil. Dan setiap memberi ceramah
tengorokkan kering. Tapi di hari ini empat kali memberi
ceramh
tak setegukpun minum air, padahal dari rumah tak ada minum, panas
terasa menyengat, namun tenggorokan tidak kering, dan
suarapun
tidak parau, padahal waktu berdiskusi dengan pemuda siang
itu
berlanjut selama 2 jam. Di hari-hari lain biasanya suara
mulai
parau dan beberapa kali minum.
Begitupun pagi tadi kami berolah raga di GOR Agus
Salim,
biasanya setiap olah raga saya selalu membawa sebotol air
dan
selalu minum, tapi hari ini saya tidak minum selam berolah raga,
tapi kok ngak terasa haus?. Entahlah saya sendiri tak mengerti,
agaknya karena niat yang di pasang sehingga puasa ini terasa
sangat nikmat, penuh Rahmat dan penuh Berkah. Tadinya saya sangsi
apakah semua kerja dan semua beban ini bisa di
pikul apalagi
dalam berpuasa, tapi ternyata berjalan lancar, mulus dan berman
faat.
berat itu di waktu berpuasa Bulan Ramdhan. Lihatlah kota Mekkah
di taklukkan di Bulan Ramdhan, dan Nabi dengan rombongan
naik
Onta di panas terik dari Madinah menuju Makkah,
Ramadhan itu
disebut Tahun kemenangan. Di Bulan Ramdhan ini pula Rasul meman
jat Gua Hira di Jabal Nur. Sebuah bukit batu yang curam, terjal
dan sangat tinggi. Dan di bulan Ramadhan itu pula Turun Al_Qur'an
dan pelantikkan Nabi menjadi Rasul. Di Bulan Ramdhan ini
pula
terjadi peristiwa Perang Badar, dengan prajurit yang sedikit tapi
mencapai kemenangan yang gemilang. Artinya Nabi
Muhammad dan
Ummatnya sangat sehat dan sangat kuat di Bulan Ramadhan, karena
nya bisa menghasilkan Karya Besar dan kerja berat, karena bulan
Ramdhann adalah bulan yang penuh Rahmat, penuh magfirah dan penuh
berkah.
„
„
Kenapa demikian?, lalu saya coba balik-balik catatan tentang
hikmah puas, disana terbaca seperti berikut;
Puasa adalah ibadah yang berarti menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkan ibadah tersebut mulai dari terbit fajar
sampai terbenam matahari, menahan diri dari segala keinginan syahwat,
perut serta faraj dan dari segala sesuatu yang masuk ke dalam tenggorokkan.
Banyak hikmah yang terkandung didalam ibadah puasa, Puasa
merupakan sarana pendidikan agar tetap
bertaqwa kepada Allah SWT Membiasakan diri untuk patuh pada
perintah-perintah Allah dan mendambakan diri hanya
kepada_Nya. Mendidik jiwa dan membiasakannya untuk tetap sabar dan tahan terhadap segala penderitaan dalam
memempuh dan melaksanakan perintah Allah SWT.
Puasa menjadikan orang dapat menahan
di dari atau tidak
menuruti segala keinginan
dan hawa nafsunya. ia senantiasa berjalan diatas
petunjuk syarak. Merupakan sarana untuk menumbuh kan kasih sayang
dan rasa persaudaraan
terhadap orang lain
hingga terdorong untuk
membantu dan menyantuni
orang-orang yang melarat dan tidak berkecukupan.
Dapat menanamkan taqwa kepada Allah degan senantiasa
melaksanakan
perintah-perintah_Nya , baik dalam keadaan
terang-terangan maupun
sembunyi-sembunyi dan meninggalkan segala yang dilarangnya.
Puasa merupakan perwujudan ketaatan
terhadap perintah Allah yang dapat
menjauhkan seorang muslim dari siksan Allah, karena puasa merupakan alat penebus dosa. Puasa menjadi
sarana pendididikan moral yang tinggi
yang dapat menimbulkan perangai -perangai yang luhur. Puasa merupapakan
alat yang ampuh untuk memerangi hawa nafsu. Puasa mengajar kejujuran, kesabaran
dan kedisiplinan, memperkuat tekad untuk melaksanakan setiap pekerjaan dan
membantu
menjernihkan fikiran. Puasa dapat menimbulkan rasa kasih sayang
dan dan persaudaraan yang
tinggi, menimbulkan solidritas dan gotong royong di kalangan orang
Islam dan mendorong mereka untuk ikut
merasakan perlunya berhunbungan dengan orang lain.
Untuk semua itu saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya
dalam Al-Qur;an Surat Al-Baqarah ayat 185 :
" Bulan Ramadhan itulah bukan yang didalamnya diturunkan Al-
Qur'an yang menjadi petunjuk bagi manusia dan menjadi keterangan-
keterangan dari petunjuk itu dan yang membedakan antara yang hak
dan yang batal, maka barang siapa diantara kamu melihat
bulan
itu, hendaklah ia berpuasa, dan barang siapa yang
sakit atau
dalam perjalanan, maka (Wajib ia berpuasa) beberapa hari yang di
tinggalkan itu di hari-hari yang lain. Allah menghendaki kela
pangan bagimu dan Allah tidak menghendaki kesulitan bagimu. Dan
hendaklah kamu menyempurnakan bilangan dan supaya kamu mengagung
kan Allah terhadap sesuatu yang Allah telah menunjuk kamu
dan
mudah-mudahan kamu mensyukuri_Nya ".
P a d a n g 12 Februari 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar