Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Tangan saya hanya dua, itupun tidak
sekuat dulu lagi. Kalau
dulu beban berat bisa diangkatnya, kerna otot-ototnya kuat
dan
kekar. Tapi kini tangan itu sudah sering sakit dan pegal-pegal.
Lebih-lebih jari-jarinya, serimg kesemutan dan
kadang-kadang
serasa tebal. Akibatnya kekuatan dan kemampuannya tidak seperti
dulu lagi. Dulu semua pekerjaan dikerjakan sendiri, semua beban
dipikul sendiri, rasanya apa saja mau dikerjakan, tapi pekerjaan
itu pula yang tidak ada.
Tapi kini pekerjaan sangat banyak,
sampai bertumpuk-tumpuk,
sayang tangan cuma dua dan itupun tidak sekuat dan selincah dulu
lagi. Terasa tangan ini mulai lemah, diri inipun tidak
begitu
PERKASA, pemikiranpun tidak setajam dulu, tapi beBan makin ber
tambah, pekerjaanpun makin menumpuk.
Satu kali saya di wajibkan
membuat transparan untuk sebuah
ceramah. Biasanya ini di kerjakan sendiri, tapi karena pekerjaan
lain menuntut pula, maka saya minta bantuan mahasiswa untuk mem
buatkannya, saya meminjam tangan orang lain karena tangan
saya
cuma dua dan tak mungkin bisa mengerjakan pekerjaan
yang ber
macam-macam. Ternyata hasilnya sangat bagus. Tulisan masiswa itu
jauh lebih bagus dari tulisan saya, dan mahasiswa itu lebih cepat
menyelesaikan pekerjaan itu katimbang saya. Ketika
itu saya
sadar, ternyata walaupun tidak saya yang mengerjakannya,
namun
hasilnya jauh lebih baik dari pada jika saya yang mengerjakannya.
Menyadari kekurangan ita dan tidak
sanggup megerjakan sesua
tu, lantas minta tolong pada orang lain, ternyata hasilnya jauh
lebih baik daripada apa yang di inginkan. Dan si mahasiswa
itu
sendiri dengan gembira bekerja, karena dia merasa
bangga dan
sekali gus dapat kepercayaan saya. Dia ngomong pada
temannya
"Saya dapat tugas dari dosen, saya dapat tugas
dari atasan".
Seperti waktu dulu saya dimintai tolong oleh pimpinan, maka saya
bangga karena dapat kepercayaan dari pimpinan, lalu mati-matian
saya menyelesaikan pekerjaan.
Ternyata pekerjaan itu banyak
yang dapat di selesaikan dan
di rampungkan jika kita mengerahkan tenaga orang
lain. Seni
mengerahkan tenaga atau tangan orang lain sebagai
perpanjangan
tangan kita, tampaknya memberikan hasil yang memuaskan.
Memang
kita hanya mempunyai dua tangan dan dua kaki,
kemampuan kita
terbatas, demikian juga dengan fikiran kita. Untuk semua kelema
han kita itu, kita kita
perlu dan butuh uluran tangan orang
lain. Cuma minta tolong jauh berbeda dengan memberi
perintah.
Karena pada satu hari saya memberi perintah kepada sekretaris di
kantor, saya kira esok perintah saya itu telah selesai di kerja
kan, ternyata waktu di tanya, jamgankan di kerjakan, dilihatnya
sajapun belum, saya kesal, tapi dia memberikan alasan-alasan yang
ber bagai-bagai.
Tapi jika dengan nada minta
tolong dan minta bantuan saya
menyuruhnya, atau dengan sedikit memberi penghargaan dan pujian
padanya, maka pekerjaan itu cepat selesainya.
Agaknya suksesnya
seorang pimpinan atau manager terletak
dalam seninya minta pertolongan orang lain. Manager itu
ialah
orang yang dapat memanfaatkan tangan orang lain untuk
mencapai
tujuannya. Tujuannya tercapai, walaupun bukan dia yang mengerja
kan, dia pinjam tangan orang lain dan dimanfaatkannya kepandaian
orang lain. Agaknya ini adalah satu seni dalam
menyuruh dan
memerintah orang.
Sering saya minta
tolong dan sering saya minta bantuan,
karena saya sadar bahwa tangan saya cuma dua dan saya ini sangat
lemah tak ada artinya apa-apa tanpa bantuan orang lain.
Begitu pula agama mengajarkan
kepada kita, kalau mau minta
pertolongan pada Allah, pujilah Allah itu terlebih dahulu, san
junglah Dia, kemudian sampaikan bahwa kita lemah, daif,
serba
kekurangan dan serba mohon perlindungan. Terakhir barulah sampai
kan permohonan dan permintaan itu. Insya Allah Tuhan akan kabul
kan. Jangan menyombong, jangan meninggikan diri, jangan
membe
sarkan badan dan jangan menepuk dada, jangan pongah. Tuhan sung
guh-sungguh tidak senang pada orang-orang yang sombong
dan po
ngah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar