Oleh dr.H.K.Suheimi
Aceh Porak poranda, Gempa dan Badai Tsunami
meluluh lantakan dan menerjang
apa yang di laluinya. Teriakan memilukan membahana. Mayat bergelimpangkan 27 000 nyawa melayang seketika kembali keketiadaannya. Airmata bercucuran,
airmata seluruh Rakyat Indonesia. Indonesia menangis. Siapa yang tak tersentuh
siapa yang takkan terhenyak menyaksikan tayangan demi tayangan di Metro
Tv. Tidak kemana mau mengadu. Di belahan
bumi sana orang Amerika mengirimkan bala bantuan. Dari ambon datang kiriman.
Dari Surabaya orang berdatangan, dari seluruh pelosok Indonesia rebutan orang menyumbang, harta tenaga dan
waktu. Tapi dari Sumatera Barat gemanya tak begitu terasa, sepertinya kita di
Sumbar tak cepat tanggap..
Padahal kalau kita lihat penduduk sepanjang Pantai Barat yang di dera gempa
itu kebanyakan berasal dari Sumbar. Dunsanak kita tergeletak, mereka wafat menghembus
bafas meregang nyawa. Dan ribuan
diantara mereka hilang. Hilang tak tentu rimbanya hanyut tak tentu
muaranya. Ratap tangis yang
memilukan membahana mengetuk hati seluruh penduduk dunia. Aceh
berduka Indonesia menangis
Kalau kita lihat titik gempa dengan getaran 8,9 scala reuter, letaknya tak
berapa jauh dari Sumbar. Tapi Tuhan
melindungai sumbar gelombang Tsunami itu
tak menhampiri pantai sumbar . tak menimbulkan korban. Padahal India yang jauh
dari Titik gempa, Colombo yang jauh dari titk Gempa. Banglades yang juga jauh, begitupun Thailand. Yang jauh
dari titik gempa. Justru dinegara-negara itu ribuan korban meninggal dan
ratusan bangunana datar dengan tanah.
Betapa bersyukurnya kita sewaktu menyaksikan semua ini, dan betapa Allah
swt menyelamatkan Sumbar dari Malapetaka dan bencana yang mengerikan
Saya coba baca di internet tentang Tsunami ini sebagai berikut, semoga kita
dapat memetik hikmah dan pelajaran. Bencana gempa dan tsunami di Indonesia tidak hanya terjadi kali ini. Sebelumnya, peristiwa serupa telah terjadi
berkali-kali dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Gelombang tsunami
yang menyebabkan korban jiwa paling banyak dilaporkan saat terjadi peristiwa
letusan gunung berapi Krakatau pada 1883. Saat itu diperkirakan 36 ribu jiwa
meninggal akibat letusan gunung yang mengakibatkan ombak setinggi bangunan 12
tingkat. Ombak akibat letusan gunung yang terletak di Selat Sunda itu mencapai
sekitar 120 kilometer dari pusat letusan.
Pasca meletusnya Krakatau, setidaknya sejak selama periode 1900-1996, setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami besar di Indonesia. Lima belas di antaranya terjadi di Kawasan Timur Indonesia, yang memang dikenal sebagai daerah seismotektonik aktif dan kompleks. Tsunami tersebut diakibatkan oleh aktivitas kegempaan yang terdapat pada zona-zona seismmotektonik aktif seperti zona subduksi, zona bukaan, dan zona sesar yang tersebar di hampir seluruh kepulauan di Indonesia.
Gelombang besar tsunami yang juga menelan korban yang tidak sedikit terjadi pada 19 Agustus 1977 di daerah Sumba. Dalam peristiwa ini sekitar 189 nyawa melayang. Lalu, peristiwa serupa terjadi pada 12 Disember 1992 di Flores. Gelombang besar ini mengakibatkan 2.100 nyawa melayang. Peristiwa tumpahnya air laut yan melanda kawasan Banyuwangi Jawa Timur pada 3 Juni 1994 menelan korban tewas hingga 208 orang.
Lima bencana tsunami (Banda 1938, Sigli 1967, Bandanaira 1975, Sumba 1977, dan Banyuwangi 1994) itu diakibatkan aktivitas zona subduksi Sunda-Banda yang terletak memanjang dari Kepulauan Andaman sampai ke Laut Banda.
Aktivitas zona sesar naik yang terletak memanjang dari utara Bali sampai ke Alor menghasilkan tiga tsunami di Ende 1908, Larantuka 1982, dan Flores 1992. Tsunami-tsunami yang terjadi di Tinambung 1967, Sulteng 1968, Majene 1969, dan Mamuju 1984 diakibatkan aktivitas zona bukaan yang terletak di Selat Makassar. Aktivitas zona sesar Palu-Koro dan sesar Sorong yang melalui Palu, utara Pulau Buru sampai ke selatan Biak telah mengakibatkan empat bencana tsunami yang terjadi di Teluk Tomini 1938, Sana Maluku 1965, Sanana Maluku, 1975 dan Toli-Toli 1996. Sementara itu tsunami yang terjadi baru-baru ini di Biak, diperkirakan akibat aktivitas sesar Sorong atau subduksi lempeng Carolina. Bencana tsunami yang terjadi di Indonesia diakibatkan gempa-gempa dangkal dan kuat yang terjadi di dasar laut. Gempa-gempa tersebut mempunyai kedalaman bervariasi antara 13 sampai 95 km, magnitudo 5,9 sampai 7,5 SR, intensitas gempa antara VII sampai IX dalam skala MMI (Mo-dified Mercalli Intensity), dan jenis pensesaran gempa yang dominan adalah sesar naik.
Tinggi gelombang tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara empat sampai 24 meter, dengan magnitudo tsunami berkisar antara 1,5 sampai 4,5 dalam skala Imamura. Sementara itu, jangkauan gelombang tsunami ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Pasca meletusnya Krakatau, setidaknya sejak selama periode 1900-1996, setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami besar di Indonesia. Lima belas di antaranya terjadi di Kawasan Timur Indonesia, yang memang dikenal sebagai daerah seismotektonik aktif dan kompleks. Tsunami tersebut diakibatkan oleh aktivitas kegempaan yang terdapat pada zona-zona seismmotektonik aktif seperti zona subduksi, zona bukaan, dan zona sesar yang tersebar di hampir seluruh kepulauan di Indonesia.
Gelombang besar tsunami yang juga menelan korban yang tidak sedikit terjadi pada 19 Agustus 1977 di daerah Sumba. Dalam peristiwa ini sekitar 189 nyawa melayang. Lalu, peristiwa serupa terjadi pada 12 Disember 1992 di Flores. Gelombang besar ini mengakibatkan 2.100 nyawa melayang. Peristiwa tumpahnya air laut yan melanda kawasan Banyuwangi Jawa Timur pada 3 Juni 1994 menelan korban tewas hingga 208 orang.
Lima bencana tsunami (Banda 1938, Sigli 1967, Bandanaira 1975, Sumba 1977, dan Banyuwangi 1994) itu diakibatkan aktivitas zona subduksi Sunda-Banda yang terletak memanjang dari Kepulauan Andaman sampai ke Laut Banda.
Aktivitas zona sesar naik yang terletak memanjang dari utara Bali sampai ke Alor menghasilkan tiga tsunami di Ende 1908, Larantuka 1982, dan Flores 1992. Tsunami-tsunami yang terjadi di Tinambung 1967, Sulteng 1968, Majene 1969, dan Mamuju 1984 diakibatkan aktivitas zona bukaan yang terletak di Selat Makassar. Aktivitas zona sesar Palu-Koro dan sesar Sorong yang melalui Palu, utara Pulau Buru sampai ke selatan Biak telah mengakibatkan empat bencana tsunami yang terjadi di Teluk Tomini 1938, Sana Maluku 1965, Sanana Maluku, 1975 dan Toli-Toli 1996. Sementara itu tsunami yang terjadi baru-baru ini di Biak, diperkirakan akibat aktivitas sesar Sorong atau subduksi lempeng Carolina. Bencana tsunami yang terjadi di Indonesia diakibatkan gempa-gempa dangkal dan kuat yang terjadi di dasar laut. Gempa-gempa tersebut mempunyai kedalaman bervariasi antara 13 sampai 95 km, magnitudo 5,9 sampai 7,5 SR, intensitas gempa antara VII sampai IX dalam skala MMI (Mo-dified Mercalli Intensity), dan jenis pensesaran gempa yang dominan adalah sesar naik.
Tinggi gelombang tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara empat sampai 24 meter, dengan magnitudo tsunami berkisar antara 1,5 sampai 4,5 dalam skala Imamura. Sementara itu, jangkauan gelombang tsunami ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Slalu dingatkan apabila ada gempa besar dan air laut surut, hati-hati
segera menghindar jauhi laut, usahakan
mencari tempat ketinggian seperti Gunung.
Meneurut penelitaian biasanya masih ada waktu 2 jam dari mulai surutnya air
sampai hantaman gelombang Tsunami . Artinya kita mewaspadai kemungkinan akan
ternya Tsunami , sehingga masih bisa menyelamatkan diri. 2 jam waktu yang cukup
lama untuk menghindar dan menjauh dari tepi pantai. Mungkin tak bisa
menyelamaykan harta namun bisa menyelamatkan nyawa.
Tsunami telah terjadi kita hanya bisa meratap dan menangisi. Agaknya kita
perlu orang yang arif dan mengerti akan terjadinya Tsunami . Sebeteulnya secara
sederhana alam memberikan tanda dan gejala akan kedatangan Tsunami , tinggal
kita mau membaca dan menyimaknya.
Kita ngak Tahu Hikmah apa yang ada di balik ini, berita terakhir mengatakan
27 000 rakyat acEh yang wafat seketika,
ada beberapa pulau dengan penduduk yang
banyak, hilang dari permukaan laut. Ya Allah, ampunlah mereka yang
syahid ini, Tempatkanlah pada tempat yang sebahagia-bahagianya disismu. Di dunia mereka menderita terhempas di
bawa Tsunami , semoga di akhirat mereka bahagia disisi Mu
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman SuciNya dalam Al Qur'an
.......Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar. (QS. 3:146)
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan:"Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa
sesuatu bencana mereka mengatakan:"Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah:"Semuanya (datang) dari sisi Allah".
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun. (QS. 4:78)
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi
Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. 4:79)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar