Oleh: dr. K.Suheimi
“Semir pak, semir pak” kata anak kecil tukang semir sepatu itu mengampiri saya. Saya buka sepatu lalu di semirnya. Iba hati saya melihat anak kecil itu bekerja sebagai tukang semir. Saya beri dia uang lebih sebagai rasa iba saya. Anak itu mengucapkan terima kasih, sekejab dia menghilang lalu kembali lagi dengan rokok terseelip di bibirnya.
“Semir pak, semir pak” kata anak kecil tukang semir sepatu itu mengampiri saya. Saya buka sepatu lalu di semirnya. Iba hati saya melihat anak kecil itu bekerja sebagai tukang semir. Saya beri dia uang lebih sebagai rasa iba saya. Anak itu mengucapkan terima kasih, sekejab dia menghilang lalu kembali lagi dengan rokok terseelip di bibirnya.
Jadi uang yang saya beri itu di belikannya
rokok. Dihirupnya dalam-dsalam rokok itu. Dalam hati saya rasa bersalah “Ah
uang yang saya beri itu di belkan nya rokok, uang saya itu di gunakannya untuk
beli rokok dan dia ndak tahu rokok yang dihisapnya itu adalah racun dan bahan
kimia yang akan merusak dirinya. Dia telah menganiaya dirinya sendiri (bahasa
Arab di sebut Fahsya”) Dan Asap yang di hembuskannya jika terhisap oleh orang
laian juga akan merusak kesehatan orang dan pencemaran udara (disebut Munkar).
Lalu saya
teringat pengajian guru saya;
"FAHSYA'
dan. Munkar adalah membuat kerusakan dan kebinasaan di permukaan bumi,"
kata guru saya ketika berbicara tentang kerusakan. "Fahsya' merusak diri
sendiri, sedangkan Munkar merusak orang lain," ulas beliau lagi.
Di
rumah saya merenung, salahkah saya? Entahlah, tetapi peristiwa itu selalu
membayang, uang yang saya berikan pada anak kecil tukang semir menghasilkan asap rokok yang menyusahkan dan merusak orang lain, lalu
saya baca artikel tentang rokok ini.
Kendati
pun di setiap bungkus rokok tertulis, "rokok berbahaya bagi kesehatan.
anda", namun orang tetap merokok. Rokok yang mengandung ter, rokok yang
mengandung nikotin. Rokok yang di dalamnya terdapat benzo pirilen yang
merupakan penyebab dari kanker paru-paru. Asap rokok yang mengandung gas CO
atau carbon monoksida, yang akan mengalahkan 02 yang sedang berikatan dengan
Hb, sehingga orang yang sedang merokok sebetulnya kekurangan oksigen.
Bayangkan kalau semua organ-organ tubuhnya mengalami kekurangan oksigen,
tentu organ-organ tubuh itu akan mudah sakit-sakitan. Apalagi kalau otak yang
kekurangan oksigen, tentu daya fikirnya akan menurun. Demikian pula kalau
organ-organ lain yang dihinggapinya.
Rokok
menyebabkan pengerasan pembuluh darah, disebut juga arterio sklerosis,
pembuluh darah kaku, tidak elastis lagi, menyebabkan tekanannya menjadi
tinggi, sehingga orang akan menderita tekanan darah tinggi. Beban jantungnya
akan menjadi berat, orang akan payah jantung dan nafasnya mudah sesak. Rokok
juga menimbulkan penyempitan arteri atau pembuluh darah yang mendarahi
jantung, sehingga jantung terasa nyeri, sering orang mengeluh, rasa berat di
dada kiri dan rasa sakit yang menjalar ke tangan kiri. Lama-lama akan menyebabkan sakit
jantung dan bisa-bisa mati mendadak.
Rokok juga menyebabkan penyakit Burger, di mana
ujung jari kaki menghitam dan mati, serta sakitnya bukan main. Semua ini
disebabkan penyempitan pembuluh darah di ujung-ujung anggota tubuh.
Pengobatannya hanya dengan amputasi atau memotong kakinya. Relakah anda, jika
anakmu, saudaramu atau dirimu sendiri, harus dipotong kakinya? Kalau tidak
rela, marilah dari sekarang mulai menjauhi rokok. Dalam beberapa penyelidikan
juga dibuktikan, bahwa ibu-ibu yang merokok selagi hamil, akan menyebabkan
anak yang terlahir akan berkurang berat badannya dan tidak baik
pertumbuhannya. Maka selalu dianjurkan agar selama kehamilan untuk tidak
merokok. Asap rokok yang ditiupkan, dan terisap oleh teman di sebelahnya,
juga bisa menimbulkan penyakit pada teman itu.
Teman si perokok disebut sebagai si perokok pasif,
kendati pun dia tidak merokok. Perokok pasif maupun perokok aktif akan
sama-sama menanggung akibat asap rokok yang terhirup olehnya. Berarti si
perokok di samping dia merusakkan dan menghancurkan dirinya sendiri, dia juga
merusak lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Padahal sebagai muslim,
kita tidak boleh menyakiti orang lain. Tetapi kenapa kita dengan semena-mena
menimbulkan penyakit kepada orang lain dengan menghisap rokok di dekatnya?
Makanya jauhilah merokok di tempat-tempat orang banyak, di atas bus kota, di
atas oplet, di tempat-tempat keramain, di dalam mesjid, di ruang-ruang
sidang, terutama wakil-wakil rakyat kita. Terlebih-lebih bagi orang yang
sudah jadi panutan, jadi suri dan tauladan. Jika orang-orang yang sudah
dianggap jadi panutan ini, mereka ikut pula merokok, ketahuilah, semua apa
yang dikerjakannya akan dicontoh oleh masyarakat banyak.
Oh, betapa inginnya kita mencari-seseorang sebagai
panutan, orang yang tidak merokok. Saya teringat ayah saya, yang tidak pernah
saya lihat merokok. Dan sewaktu saya di SMA, saya mencoba-coba merokok, ayah
cuma bertanya: "Sudah pandai kamu merokok, Suheimi?" Hanya itu
ucapan beliau, namun saya tidak berani sampai sekarang untuk memegang,
apalagi menghisap rokok. Kita butuh satu figur yang bisa diidentifikasi oleh
orang banyak. Figur yang akan kita jadikan sebagai panutan, figur yang akan
kita contoh karena dia tidak merokok. Di manakah figur itu sekarang berada?
Betapa rindunya kita akan kehadirannya.
Semua kita agaknya sepakat, bahwa rokok itu merusak,
dia merusak kesehatan, dia merusak organ dan anggota tubuh, dia juga merusak
lingkungan, mencemarkan udara dan merusak lingkungan di mana dia berada.
Walaupun demikian, orang masih juga merokok, masih juga merusak. Kalau
dikatakan bahwa mereka merusak, ada-ada saja helahnya, ada-ada saja
alasannya untuk membenarkan kebiasaannya merokok itu.
Susah dan sukar sekali berdebat dengan para perokok,
kita tidak akan pernah menang. Memang di dunia ini banyak orang yang membikin
kerusakan, kemudian berdalih mengatakan bahwa dia sedang mengadakan
perbaikan.
Untuk itu agaknya perlu kita memahami sindiran halus
Allah : "Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (surat Al Baqarah ayat
11).
Merusak diri sendiri dan merusak orang lain serta
mencemarkan lingkungan, sebetulnya adalah satu kezaliman. Kezaliman adalah
satu dosa. Merokok adalah bagaikan dosa. Perhatikanlah orang yang mengerjakan
dosa, mula-mula dosa kecil, karena merasa tidak apa-apa, lalu mereka
melakukan dosa besar, sampai akhirnya mereka tidak mau dan tidak bisa kembali
lagi. Mereka sudah ketagihan, mereka sudah kecanduan, tidak bisa dilerai
lagi.
Kita memang di suruh menghisap (berhitung) menghisap
diri sendiri. Hisaplah dirimu sebeluim datang hari penghisapan. Jangan sampai
waktu kita habis oleh perbuatan yang zalim tanpa kita sadari.
Dia tuli, dia bisu dan dia buta akan kebenaran, seperti
firman suci-Nya: "Mereka tuli, mereka bisu, mereka buta maka tidaklah
mereka kembali ke jalan yang benar." (surat Al-Bagarah ayat 18). Dan
kita lebih khawatir lagi kalau sampai Allah mencapnya seperti tertera dalam
surat Al-Bagarah ayat 7: "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran
mereka, dan penglihatan mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat
pedih."
Agaknya untuk semua ini perlu kita renungkan sebuah
firman suci-Nya: "Barang siapa yang berbuat baik, maka hal itu adalah
untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat, maka hal itu
adalah atas tanggungan dirinya sendiri. Dan sama sekali tidaklah Tuhanmu itu
zalim kepada hamba-hambanya." (surat Fushshilat ayat
46).
Jika
kita belum sepakat mengatakan bahwa merokok itu adalah merusak diri sendiri
dan merusak lingkungan di mana kita berada, berarti kita sedang melakukan
perbuatan fahsya' dan munkar. Bararti kita belum lagi shalat. Karena katanya
shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Merusak itu disebut juga
dengan dzalim, dzalim pada diri sendiri dan dzalim pada orang lain. Untuk
menjauhi dan menghindari semua itu, kita teringat akan sebuah doa yang
diajarkan oleh Rasulullah. Marilah kita sama-sama memanjatkan doa
kehadirat-Nya: "Ya Allah, kami telah dzalim kepada diri kami sendiri,
kalau tidaklah karena keampunan dan kasih sayangMu, tentulah kami terkelompok
ke dalam golongan orang-orang merugi. Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa
kami. Mulai hari ini ya Tuhan, kami akan menjauhi rokok dan tidak akan
merokok lagi. Perkenankanlah doa kami ini Ya Allah, amin, amin Ya Rabbul
'Alamin."
Padang 29 Januari 2009
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar