Kamis, 28 November 2013

Tukang Semir Sepatu Merokok

 Oleh: dr. K.Suheimi
               “Semir pak, semir pak”  kata anak kecil tukang semir sepatu itu mengampiri saya. Saya buka sepatu lalu di semirnya. Iba hati saya melihat anak kecil itu bekerja sebagai tukang semir. Saya beri dia uang lebih sebagai rasa iba saya. Anak itu mengucapkan terima kasih, sekejab dia menghilang lalu kembali lagi dengan rokok terseelip di bibirnya.

Jadi uang yang saya beri itu di belikannya rokok. Dihirupnya dalam-dsalam rokok itu. Dalam hati saya rasa bersalah “Ah uang yang saya beri itu di belkan nya rokok, uang saya itu di gunakannya untuk beli rokok dan dia ndak tahu rokok yang dihisapnya itu adalah racun dan bahan kimia yang akan merusak dirinya. Dia telah menganiaya dirinya sendiri (bahasa Arab di sebut Fahsya”) Dan Asap yang di hembuskannya jika terhisap oleh orang laian juga akan merusak kesehatan orang dan pencemaran udara (disebut Munkar).

Lalu saya teringat pengajian guru saya;

"FAHSYA' dan. Munkar adalah membuat kerusakan dan kebinasaan di permukaan bumi," kata guru saya ketika berbicara tentang kerusakan. "Fahsya' merusak diri sendiri, sedangkan Munkar merusak orang lain," ulas beliau lagi.
Di rumah saya merenung, salahkah saya? Entahlah, tetapi peristiwa itu selalu membayang, uang yang saya berikan pada anak kecil tukang semir  menghasilkan asap rokok yang  menyusahkan dan merusak orang lain, lalu saya baca artikel tentang rokok ini.
Kendati pun di setiap bungkus rokok tertulis, "rokok berbahaya bagi kesehatan. anda", namun orang tetap merokok. Rokok yang mengandung ter, rokok yang mengandung nikotin. Rokok yang di dalamnya terdapat benzo pirilen yang merupakan penyebab dari kanker paru-paru. Asap rokok yang mengandung gas CO atau carbon monoksida, yang akan mengalahkan 02 yang sedang berikatan dengan Hb, sehingga orang yang sedang merokok sebetulnya kekurangan oksigen. Bayangkan kalau semua organ-organ tubuhnya mengalami kekurangan oksigen, tentu organ-organ tubuh itu akan mudah sakit-sakitan. Apalagi kalau otak yang kekurangan oksigen, tentu daya fikirnya akan menurun. Demikian pula kalau organ-organ lain yang dihinggapinya.
Rokok menyebabkan pengerasan pembuluh darah, disebut juga arterio sklerosis, pembuluh darah kaku, tidak elastis lagi, menyebabkan tekanannya menjadi tinggi, sehingga orang akan menderita tekanan darah tinggi. Beban jantungnya akan menjadi berat, orang akan payah jantung dan nafasnya mudah sesak. Rokok juga menimbulkan penyempitan arteri atau pembuluh darah yang mendarahi jantung, sehingga jantung terasa nyeri, sering orang mengeluh, rasa berat di dada kiri dan rasa sakit yang menjalar ke tangan kiri. Lama-lama akan menyebabkan sakit jantung dan bisa-bisa mati mendadak.
Rokok juga menyebabkan penyakit Burger, di mana ujung jari kaki menghitam dan mati, serta sakitnya bukan main. Semua ini disebabkan penyempitan pembuluh darah di ujung-ujung anggota tubuh. Pengobatannya hanya dengan amputasi atau memotong kakinya. Relakah anda, jika anakmu, saudaramu atau dirimu sendiri, harus dipotong kakinya? Kalau tidak rela, marilah dari sekarang mulai menjauhi rokok. Dalam beberapa penyelidikan juga dibuktikan, bahwa ibu-ibu yang merokok selagi hamil, akan menyebabkan anak yang terlahir akan berkurang berat badannya dan tidak baik pertumbuhannya. Maka selalu dianjurkan agar selama kehamilan untuk tidak merokok. Asap rokok yang ditiupkan, dan terisap oleh teman di sebelahnya, juga bisa menimbulkan penyakit pada teman itu.
Teman si perokok disebut sebagai si perokok pasif, kendati pun dia tidak merokok. Perokok pasif maupun perokok aktif akan sama-sama menanggung akibat asap rokok yang terhirup olehnya. Berarti si perokok di samping dia merusakkan dan menghancurkan dirinya sendiri, dia juga merusak lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Padahal sebagai muslim, kita tidak boleh menyakiti orang lain. Tetapi kenapa kita dengan semena-mena menimbulkan penyakit kepada orang lain dengan menghisap rokok di dekatnya? Makanya jauhilah merokok di tempat-tempat orang banyak, di atas bus kota, di atas oplet, di tempat-tempat keramain, di dalam mesjid, di ruang-ruang sidang, terutama wakil-wakil rakyat kita. Terlebih-lebih bagi orang yang sudah jadi panutan, jadi suri dan tauladan. Jika orang-orang yang sudah dianggap jadi panutan ini, mereka ikut pula merokok, ketahuilah, semua apa yang dikerjakannya akan dicontoh oleh masyarakat banyak.
Oh, betapa inginnya kita mencari-seseorang sebagai panutan, orang yang tidak merokok. Saya teringat ayah saya, yang tidak pernah saya lihat merokok. Dan sewaktu saya di SMA, saya mencoba-coba merokok, ayah cuma bertanya: "Sudah pandai kamu merokok, Suheimi?" Hanya itu ucapan beliau, namun saya tidak berani sampai sekarang untuk memegang, apalagi menghisap rokok. Kita butuh satu figur yang bisa diidentifikasi oleh orang banyak. Figur yang akan kita jadikan sebagai panutan, figur yang akan kita contoh karena dia tidak merokok. Di manakah figur itu sekarang berada? Betapa rindunya kita akan kehadirannya.
Semua kita agaknya sepakat, bahwa rokok itu merusak, dia merusak kesehatan, dia merusak organ dan anggota tubuh, dia juga merusak lingkungan, mencemarkan udara dan merusak lingkungan di mana dia berada. Walaupun demikian, orang masih juga merokok, masih juga merusak. Kalau dikatakan bahwa mereka merusak, ada-ada saja helahnya, ada-ada saja alasannya untuk membenarkan kebiasaannya merokok itu.
Susah dan sukar sekali berdebat dengan para perokok, kita tidak akan pernah menang. Memang di dunia ini banyak orang yang membikin kerusakan, kemudian berdalih mengatakan bahwa dia sedang mengadakan perbaikan.
Untuk itu agaknya perlu kita memahami sindiran halus Allah : "Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (surat Al Baqarah ayat 11).
Merusak diri sendiri dan merusak orang lain serta mencemarkan lingkungan, sebetulnya adalah satu kezaliman. Kezaliman adalah satu dosa. Merokok adalah bagaikan dosa. Perhatikanlah orang yang mengerjakan dosa, mula-mula dosa kecil, karena merasa tidak apa-apa, lalu mereka melakukan dosa besar, sampai akhirnya mereka tidak mau dan tidak bisa kembali lagi. Mereka sudah ketagihan, mereka sudah kecanduan, tidak bisa dilerai lagi.
Kita memang di suruh menghisap (berhitung) menghisap diri sendiri. Hisaplah dirimu sebeluim datang hari penghisapan. Jangan sampai waktu kita habis oleh perbuatan yang zalim tanpa kita sadari.
Dia tuli, dia bisu dan dia buta akan kebenaran, seperti firman suci-Nya: "Mereka tuli, mereka bisu, mereka buta maka tidaklah mereka kembali ke jalan yang benar." (surat Al-Bagarah ayat 18). Dan kita lebih khawatir lagi kalau sampai Allah mencapnya seperti tertera dalam surat Al-Bagarah ayat 7: "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat pedih."
Agaknya untuk semua ini perlu kita renungkan sebuah firman suci-Nya: "Barang siapa yang berbuat baik, maka hal itu adalah untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat, maka hal itu adalah atas tanggungan dirinya sendiri. Dan sama sekali tidaklah Tuhanmu itu zalim kepada hamba-hambanya." (surat Fushshilat ayat 46).
Jika kita belum sepakat mengatakan bahwa merokok itu adalah merusak diri sendiri dan merusak lingkungan di mana kita berada, berarti kita sedang melakukan perbuatan fahsya' dan munkar. Bararti kita belum lagi shalat. Karena katanya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Merusak itu disebut juga dengan dzalim, dzalim pada diri sendiri dan dzalim pada orang lain. Untuk menjauhi dan menghindari semua itu, kita teringat akan sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah. Marilah kita sama-sama memanjatkan doa kehadirat-Nya: "Ya Allah, kami telah dzalim kepada diri kami sendiri, kalau tidaklah karena keampunan dan kasih sayangMu, tentulah kami terkelompok ke dalam golongan orang-orang merugi. Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa kami. Mulai hari ini ya Tuhan, kami akan menjauhi rokok dan tidak akan merokok lagi. Perkenankanlah doa kami ini Ya Allah, amin, amin Ya Rabbul 'Alamin."


Padang  29 Januari 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar