Jumat, 08 November 2013

M E N G A J I



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Saya senang mengaji, dan kalau mengaji saya selau  menyimak,

saya simak setiap kata yang di ucapkan guru dan saya  perhatikan

setiap  gerak  gerik dan tekanan suara guru, dan  biasanya  kalau

guru  selesai  menerangkan  sesuatu, saya  dapat  pula  mengulang

kembali.  Apalagi kalau guru berceritra dan  mengisahkan  sesuatu 

hal, dengan demikian saya makin sayang dan makin cinta pada guru.

Dan kalau saya berceritra teringat wajah guru saya dan  terbayang

bagaimana  cara dan mimik  beliau mengajar.

Bagi  semua  guru-guru selalu saya  panjatkan  doa,  kiranya 

beliau  di  beri kemudahan dan kelapangan dan di  tempatkan  pada

tempat  yang sebahagia-bahagia dan semulia-mulianya  di  sisi_Nya

dan terkelompok dalam golongan hamba_Nya yang saleh. Entah kenapa

hari ini saya teringat kembali saat-saat saya mengaji.

Satu  hari beliau menerangjan tentang Al_Qur'an.  "Al-Qur'an

berasal  dari  kata Qaraa", kata beliau  menjelaskan.  Qaraa  itu

berarti  himpunan. Menghimpun huruf menjadi kata, dan  menghimpun

kata  menjadi  kalimat dan menghimpun kalimat  jadi  bacaan,  dan

jadilah  Al-Qur'an  itu menjadi bacaan yang mulia  yang  beririsi

penjelasan dan keterangan yang menerangkan sejarah masa lalu  dan

kejadiaan  saat  ini  dan juga menjelaskan  peristiwa  yang  akan

datang. Didalamnya sarat dengan himpunan dan informasi masa  lalu

masa  kini dan masa yang akan datang. Didalammnya terhimpun  apa-

apa  yang  ada dan terdapat pada kitab-kitab  sebelumnya  seperti

Taurat,  zabur  dan Injil. Semua yang tertera  dalam  kitab-kitab

suci  itu  di himpun dan di sempurnakan oleh  Al-Qur'an.  

Makanya  dalam  Al- Qur'an terhimpun semua yang  kita  cari,

disana terhimpun apa yang kita ingini disana terhimpun  petunjuk,

penjelasan  tentang  hal-hal yang selama ini kita  tak  tahu  dan

dalil-dalil yang jitu. Karena kata guru saya Al-Qur'an itu sangat

pasti  ;  tidak  ada satu kitabpun di muka Bumi  ini  yang  dapat

menandinginya,  kitab yang tiada cacatnya. Al  haq,  kebenarannya

mutlak, karena isinya penuh kepastian. Lihatlah pada ayatnya yang

pertama dalam membuka lembaran Al-Qur'an. Inilah kitab yang tiada

sak  dan  tiada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk.  Tak  ada

satu  kekkhilafan  maupun  satu kekeliruan,  sejak  ayat  pertama

sampai  ayat  terakhir, sampai nanti sampai kiamat.  

Saya  senang  dengan ilmu pasti, dan  dari  kecil  mengambil

jurusan ilmu pasti, tapi dalam ilmu pasti selalu saja ada  ralat,

selalu  saja  ada kesalahan selalu saja ada standar  deviasi  dan

standar  error.Artinya dalam ilmu pastipun ada penyimpangan,  Dan

setiap penelitian yang telah memakai laboratoriun dan  percobaan-

percobaan, selalu saja di ujung penelitian itu di sebutkan  bahwa

hasil-hasil  yang  di peroleh diatas tidak semuanya  benar.  Tapi 

kalau  kita baca Al-Qur'an, disana di temukan tiada  keraguan  di 

dalamnya,  satu ayatpun. Bahkan apa-apa yang di ragukan di  zaman

dahulu,  sekarang  terbukti kebenarannya, dan  mungkin  apa  yang

diragukan  sekarang, nanti akan terbukti bahwa  memang  Al-Qur'an

itu benar adanya. Makanya saya senang membaca Al-Quran karena  di

dalamnya  ada  kepastian,  kepastian di dunia  dan  kepastian  di

Akhirat  dan di jamin sampai akhir zaman kelak. Inilah  satu-satu

nya  kitab yang dapat jaminan dari Allah S.W.T. Karena  Al=qur'an

itu  pasti  sifatnya, maka dialah sebagai  huda  sebagi  petunjuk

untuk manusia. Sesuai dengan fitrah manusia yang selalu mendamba­

kan sesuatu yang pasti.

Kalau berbuat baik dan beramal saleh pasti mendapat  pahala.

Kalau bekerja sungguh-sungguh pasti dapat uang.

Al-Qur'an  adalah  Nur, kata guru saya. Nur  adalah  cahaya,

sehingga kita bisa melihat dengan jelas dan dengan benar.  Perha­

tikanlah  di  dalam  gelap, kadang-kadang  batang  pisang  tampak

seperti hantu. Tapi kalau ada cahaya Matahari, maka Batang pisang

sangat  indah  di  pandang dengan warna daunnya  yang  hijau  dan

buahnya  yang  kuning  dan jantungnya  yang  merah.  Beruntunglah

mereka yang melihat sesuatu dengan Al-Qur'an, karena dia  melihat

dengan  cahaya.  Dia dapat melihat Qur'an besar  Atau  alam  yang

terkembang melalui Qur'an kecil kitab suci yang selalu di bawanya

dan di bacanya di manapun berada. Dengan adanya nur dengan cahaya

sehingga  manusia tidak salah lihat, sehingga dia  bisa  berjalan

pada jalan yang lurus dan yang benar.

Al-Qur'an kata guru saya adalah Basyir, sebagai hati nurani.

Hati nurani yang selalu punya pertimbangan kearah yang benar  dan

yang baik. Betapapun orang mempengaruhinya namun selalu saja hati

nurani mempberi pertimbangan yang benar. Jadi mereka yang  berpe­

gang  pada  Al-Qu'an bagaikan orang yang punya hati  nurani  yang

suci.  Mata  hati Al-Qur'an yang terus memberi  petunjuk  tentang

kepastian. Sebaliknya tanpa Al Qur'an, manusia bagaikan tak punya

hati nurani, tak bermata hati.

Kemudian  lanjut  guru saya, Al-Qur'an adalah  shifa,  yaitu

penyembuh.  Bacalah dia disaat hatimu resah, gelisah.  rusuh  tak

menentu,  maka akan kau dapat ketentraman, ketenangan  dan  keda­

maian. Jelas salah satu sarat untuk sehat dan bahgaia adalah hati 

yang  penuh kedamaian, jiwa yang penuh ke tentramn  dan  perasaan 

yang  penuh dengan ke tenagan. Bacalah dia akan kau dapatkan  apa

yang kau cari. Sebagai penawar hati nan lara dan segai penyembuh.

Dan  setiap kali membacanya di nilai sebagi ibadah.  Ibadah  yang

semakin  mendekatkan  hamba dan Khaliknya. Betapa jiwa  tak  akan

tentram, kalau Sang Penguasa dan Yang Maha Perkasa dan Yang  Maha

Kuasa itu yang berada di dekat kita.

Al-Qur'an pun mengajarkan bermusyawarah. Kalau kamu berseli­

sih  tentang satu perkara, maka kembalilah pada  Al-Qur'an,  cari

didalamnya, pasti kamu menemukan cara penyelesaian satu  perkara.

Dan isinya adalah menyuruh tawaduk, merendahkan diri pada  Allah,

jangan menjadi orang yang sombong, pongah dan ka gadang-gadangan.

Jangan  Sok-Sok an kata guru saya. SOK itu kependekkan dari  Som­

bong.  Ongas, Ka gadang-gadangan. Saya simak pengajian guru  saya

yang menjelaskan Al=Qur'an dan saya catat, dan catatan itu  pula­

lah yang saya coba tuliskan untuk pembaca yang setia. Untuk semua

itu lalu saya teringat akan ayat suci dalam surat Al Baqarah ayat

2.  "Inilah kitab (Al-Qur'an) yang tiada syak lagi, yang  mengan­

dung petunjuk-petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa".

P a d a n g  12 Desember 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar