Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Namanya Nasrul, dia selau menolong dan
meringankan beban
orang lain, setiap kali saya bersua dengannya,
selalu saya lihat
dia sedang menolong seseorang,
menolong dan membimbing orang-
orang yang sedang di latihnya. Tiga
kali dalam seminggu saya
berkumpul bersamanya, ada-ada saja yang
dikerjakannya menolong
dan meringankan beban saya. Orangnya agak
kecil dan ke hitaman,
tapi hatinya baik, jujur dan tulus dalam
menolong, memcurahkan
ilmu dan membimbing setiap orang yang dilatihnya.
Setiap selasa,
kamis dan sabtu, pagi-pagi sekali dia sudah berada
diruangan itu,
dia yang membula pintu, dia pula yang
membersihkan ruangan dan
dia pula kembali yang menutup pintu. Dengan
penuh kesabaran, di
bimbingnya dan dilatihnya kami, bagaimana cara
pemanasan dan cara
mengangkat beban serta apa tujuan otot di beri
beban dan mengapa
latihan mengangkat beban di perlukan oleh
otot-otot dan anggota
gerak. Walaupun banyak gerakkan kami yang
salah, namun dia tak
pernah menyalahkan, dia hanya membimbing ke
arah yang baik saja
tanpa menyalahkan. Dengan sistem dan caranya
melatih itu, saya
jadi dekat dengannya dan selalu saya
kerjakan apa-apa yang di
anjurkannya. Dan dia tahu persis apa yang baik
kita kerjakan dan
berapa beban serta kenaikkan beban yang harus kita
pikul.
Kami sekeluarga termasuk pendatang baru
dalam Fitness dan
kebugaran Jasmani di GOR IKIP, dan di kelompokkan
dalam rombongan
orang-orang yang sudah lama berlatih dan ahli
dibidangnya, seper
ti Mulyati yang dapat juara pertama dalam aerobic
seluruh Indone
sia, dalam kelompok usia 45 tahun keatas, juga di
samakan latihan
saya dengan Teti Thamrin pelatih
senam Aneline. Dibandingkan
dengan kedua orang itu saya selalu
kalah, kalah lincah, kalah
gesit, kalah stamina, saya sudah ngos-ngosan, tapi
mereka tampak
masih bugar. Saya sadari saya kalah bersaing dan
kelas saya jauh
berada di bawah mereka. Tapi Nasrul tak
pernah mengatakan bahwa
saya banyak punya kekurangan, Nasrul tak pernah
memojokkan, seba
liknya dia selalu memberikan sugesti dan sugesti,
sehingga seman
gat saya tak pernah padam. Saya menganggapnya
bukan hanya sebagai
pelatih dalam fitness, tapi juga sebagai
guru. Banyak ilmu yang
dapat saya timba dari dirinya yang akan saya
contoh dan tauladani
Saya berlari diapun ikut berlari. Satu kali saya
salah arah, saya
berlari berputar sesuai dengan arah jarum
jam, lalu Nasrul men
contohkan sebaiknya berlari itu berputar
berlawanan dengan arah
jarum jam, yaitu berputar ke kiri, karena
jantung kita di kiri
katanya lagi, lihatlah semua atlit, semua
pelari dan semua per
tandingan juga larinya itu selalu berlawanan
dengan arah jarum
jam. Betul, saya perhatikan memang demikian,
lalu saya teringat
waktu menunaikan ibadah Haji mengelilingi ka'bah
juga kita berpu
tar berlawanan dengan arah jarum
jam. Rupanya kaidah-kaidah
agama, kaidah-kaidah olah raga dan kaedah-kaedah
kesehatan searah
dan setujuan. Memang saya rasakan
kalau berlari dan berputar
kekiri terasa lebih enak dan badan lebih segar,
jika di banding
kan dengan berlari berputar ke arah kanan.
Ber macam-macam ilmu yang di
ajarkan oleh pelatih saya
Nasrul ini. Satu kali saya tanya padanya apa
artinya kata-kata
Nasrul itu?.
Dengan serius dia berceritra, Nasrul itu adalah
nama pemberian ayah dan ibu sewaktu saya pertama
lahir ke dunia,
ulasnya. Nasrul itu, kata orang tua saya berarti
penolong. Kedua
orang tua saya mengharapkan agar kalau saya
kelak dewasa, bisa
jadi penolong sesama dan selalu mendo'akan agar
dalam perjalanan
hidup saya, saya dapat menolong seseorang sesuai
dengan ilmu yang
saya miliki. Petuah dan pesan orang tua
inilah yang tak kunjung
hilang dari ingatan saya, kemanapun saya pergi dan
dimanapun saya
berada, selalu tergiang pesan dan harapan itu agar
saya bisa jadi
penolong.
Kami semua yang dilatih Nasrul telah
menerima dan memetik
pertolongan itu, memang dimanapun Nasrul
berada, disana pulalah
dia tampak melakukan pertolongan, sesuai
dengan namanya. Memang
dalam urusan memberi nama untuk setiap anak yang
lahir. Rasulul
lah selalu menganjurkan; berilah nama yang
terbaik untuk anak-
anakmu. Dalam nama terselip doa dan harapan,
kiranya anak-anak
yang terlahir sesuai dengan nama yang diberikan
kepadanya. Dalam
nama terselip cita-cita semoga anak
yang terlahir ini sesuai
dengan cita-cita dan keinginan semua yang
menyaksikan kelahiran
waktu itu. Maka kita dianjurkan memilih
nama-nama yang terbaik
yang punya arti dan makna, semoga anak yang
terlahir akan menjadi
orang seperti yang di ingin dan di
cita-citakan. Banyak juga
orang tua yang memberi nama seperti
nama-nama orang-orang besar
dalam sejarah dan nama-nam yang telah mengharumkan
dunia, semoga
kelak nanti anaknyapun bisa demikian. Dan banyak
pula yang meme
tik nama dari bahasa Arab, seperti Irham artinya
yang penyayang,
penuh Rahmat. Ihsan dengan tujuan yang punya
nama menjadi orang
yang terbaik atau Irdhan dengan harapan anak yang
terlahir menja
di orang yang selalu di Redhai setiap
tingkah, polah dan peran
gainya serta menjadi orang yang selalu mencari
keredhaan_Nya dan
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Šselalu sabar. Ada juga yang meberi nama Irsyad, supaya yang punya
nama itu menjadi orang yang pintar, Arif dan
bijak sana. Banyak
lagi nama-nama yang terbaik menurut agama
kita. Untuk semua itu
kita teringat akan pesan Rasul, kalau ada anak
yang lahir, beri
lah nama yang terbaik untuknya, jangan asal dan
sembarang menama
kan saja. Karena nama adalah doa, nama adalah
harapan nama adalah
cita-cita.
„
„
Memang tidak jarang kita lihat, nama menunjukkan
bangsa, dan
nama sering melahirkan perangai. Dan banyak orang
bertingkah laku
seperti nama yang di embannya. Lalu saya teringat
dengan pelatih
saya Nasrul, betul sesuai dengan namanya dan
harapan serta doa
ibu dan ayahnya, sekarang dia telah jadi pelatih
kami dan selalu
menolong dan meringankan beban kami. Salam
untuknya. Dan Tuhanpun
melarang seseorang memanggil nama dengan
nama yang jelek, serta
memperolok-olokkan sebuah nama, serta menghina
serta merendahkan
nama dan memberi gelar-gelar buruk pada nama
seseoranmg, seperti
dalam sebuah Firman suci_Nya dalam surat Al
Hujuraat ayat 11 :"
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
suatu kaum meng olok-
olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang di olok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang
meng olok-olokkan) dan
jangan pula wanita-wanita (meng olok-olokkan)
wanita lain (kare
na) boleh jadi wanita yang (Yang di per
olok-olokkan) lebih baik
dari wanita (yang Meng olok-olokkan) dan
janganlah kamu mencela
dirimu sendiri. Dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
ialah (panggilan)
yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa
yang tidak bertaubat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim".
P a d a n g
4 Februari 1993
ð73 Š
ð73 Š
Tidak ada komentar:
Posting Komentar