Kamis, 07 November 2013

M A H L I G A I



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Sepasang merpati ingin mendirikan mahligai. Mahligai adalah suatu
tempat  yang tiada terpermanai indahnya. Semua ingin  mendapatkan
dan mendambakannya. Setiap kali pasangan yang menginjak pelaminan
ingin  mendirikan mahligai kencana. mendirikan mahligai  bersama.
Inai masih merah di jari kata orang. Janji sehidup sematipun baru
saja  di ikrarkan. Ingin membahagiakan pasangan adalah niat  yang
dipasang.  Akan selalu bersama, hanya maut yang  akan  memisahkan
kita.  Sukamu  sukaku  jua. Ceriamu ceriaku  jua.  Dukamu  adalah
dukaku. Sakitmu adalah sakitku.

Untuk  pasangan yang ingin membangun mahligai kencana ini.  Ingin
saya  petikkan  sebuah artikel yang saya  baca  melalui  internet
semoga berfaedah bagi saya dan bagi kita semua.

Meriahnya pesta perkawinanpun masih terngiang-ngiang di  telinga.
Semasa  "honeymoon period" ini memang semuanya cantik dan  indah.
Tetapi  selepas kira-kira setahun  mulai terasa tekanan di  pihak
istri. Tapi taklah sampai menyebabkan pertengkaran.
Apa agaknya yang berlaku?
"Perempuan-perempuan  mempunyai  hak sebanding  dengan  kewajipan
mereka  dengan  cara yang baik, tetapi lelaki  mempunyai  derajat
yang lebih dari perempuan."
(Al-Baqarah: 228)
"Laki-laki  adalah pengurus bagi perempuan, lantaran Allah  telah
melebihkan sebahagian mereka atas sebagiannya, dan lantaran laki-
laki itu telah memberikan nafkah dengan harta-harta mereka."
(An-Nisaa': 34)
"Katakanlah  : Inilah jalan (agamaku), aku dan  orang-orang  yang   
mengikutku  mengajak  (kamu)  kepada  ALLAH  dengan  hujjah  yang      
nyata.  Maha Suci ALLAH, dan aku tidak termasuk orang-orang  yang
musyrik"                         
"Sebaik-baik  kamu  adalah yang terbaik terhadap  isterinya,  aku
adalah  yang  terbaik di antara kamu  terhadap  isteri.  Tidaklah
menghormati perempuan kecuali laki-laki yang mulia dan tidak pula
menghinakannya kecuali laki laki yang hina."
"Sebaik-baik isteri ialah apabila diberi dia bersyukur dan apabi­
la tidak diberi dia bersabar.  Engkau merasa suka apabila  meman­
dangnya dan dia juga taat apabila engkau menyuruhnya."

WAHAI SUAMI .......
* Taati dan cintailah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Ketahuilah  bahwa kamu mendirikan rumah  tangga  adalah  untuk 
mendapatkan  keridhoan Allah SWT dan bukan untuk melepaskan nafsu
semata-mata.
* Nasihatilah isterimu dengan cara yang baik.
*  Layanilah  isterimu dengan cara yang baik  karena  sebaik-baik
orang di  antaramu adalah orang yang paling lemah lembut terhadap
isterinya.
*  Hiasilah  dirimu  untuk isterimu  sebagaimana  kamu  suka  dia
menghiasi dirinya untukmu.
*  Jagalah perasaan isterimu dan janganlah memuji wanita lain  di
hadapannya  dan janganlah mengumpatnya di hadapan orang lain.
*  Bertimbang  rasalah kamu dan jangan menuntut sesuatu  yang  di
luar kemampuan  isterimu.
*  Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW tidak pernah  memukul  isteri-
isterinya.    Jika  kamu terpaksa, elakkanlah dari  pukulan  yang
menyakitkan.
* Janganlah kamu terlalu menurut kemauan isterimu karena ini akan
merusakkan  akhlaqnya dan menjatuhkan kewibawaanmu.
* Bersabarlah atas kelemahan isterimu karena mungkin kamu memben­
ci sesuatu  yang Allah menjadikan kebaikan yang banyak kepadanya.
WAHAI ISTERI....
* Taati dan cintailah Allah SWT dan Rasul-Nya.
* Utamakanlah hak suamimu lebih daripada hak-hak yang lain melain
kan hak-hak  Allah SWT dan Rasul-Nya.
*  Senantiasalah  bersikap  malu dan taat  kepada  suamimu  serta
berilah perhatian  ketika ia berbicara di samping menghormatinya.
* Berpuas hatilah dengan apa saja rezki yang telah diperoleh oleh
suamimu  dari Allah SWT.
* Muliakanlah anggota keluarga suamimu dan saudara saudaranya.
* Tumpukanlah perhatian kepada kewajiban dan urusan dalam  rumah­
tanggamu.
* Jagalah perasaan dan maruah suamimu.
*  Hiasilah dirimu untuk suamimu saja.
* Janganlah merasa bangga kepada suamimu lantaran harta, kecanti­
kan dan keturunanmu.
* Janganlah keluar dari rumahmu melainkan dengan izin suamimu.

Orang yang menjadi panutan biasanya rendah hati, selalu  berusaha
memperbaiki  diri  dan mau mendengar nasehat dari  siapapun,  tak
kenal  apakah  nasihat itu dari orang yang lebih tua  atau  muda,
suami  atau istri, laki-laki  atau perempuan, kaya  atau  miskin,
berpendidikan  atau buta huruf.  Orang yang menjadi panutan  juga
biasanya   simpathy kepada nasib orang  lain, mau  mendengar  dan
tak  buru-buru  mengadili. Orang yang  menjadi  panutan  biasanya
tidak  ditakuti tapi disegani. Manusia tidak ada  yang  sempurna,
baik  itu laki-laki maupun perempuan. Itu berarti ada  sisi  sisi
tertentu  pada mereka  yang bisa dipanut, dan yang perlu  memanut
dari orang lain.
Untuk  itu saya petikkan sebuah Firman suci_Nya  dalam  Al-Qur'an
surat Al-Baqarah ayat 187 :
"...mereka pakaian bagi kamu dan kamu pakaian bagi mereka..."
P a d a n g  18 juli 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar