Oleh : Dr. H. K. Suheimi
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak
cinta. Ungka
pan itu tepat rasanya bagi puyuh. Dulu
saya tak kenal dan tak
tahu serta tak memgerti puyuh, tapi ketika pekan
yang lalu seor
ang pasien memberi 200 ekor puyuh berikut
sarangnya, barulah saya
mengerti.
"Cobalah pelihara puyuh ini, pak
!". Katanya bersemangat
"Nanti bapak akan rasakan betapa banyak
faedahnya". "Puyuh ini
tak pernah sakit pak, tidak seperti ayam, yang
kalau sakit seekor
diikuti oleh yang lain, sehingga
bisa-bisa sekandang ayam itu
musnah, tapi puyuh tak pernah
sakit, asal tidak kena hujan"
Ulasnya lagi. "Karenanya tidak perlu di
suntik dan tak perlu di
immunisassi".Komentarnya, "Dan puyuh ini
tiap hari bertelur Pak"
cilotehnya dengan bersemangat dan membakar
semangat saya yang di
lihatnya masih ragu-ragu.
Sejak hari itu, minggu yang lalu
saya mulai memelihara
Burung puyuh sebanyak 200 ekor didalam
sebuah kandang ukuran
panjang 120 cm, lebar 90 cm dan tinggi 150 cm,
cukup kecil hanya
memakai tempat sesudut kecil dari pekarangan.
Memang seperti yang
di katakannya. Hari pertama puyuh itu bertelur
sebanyak 93 buah,
besoknya 110 buah dan sekarang
rata-rata puyuh itu bertelur
sebanyak 128 buah setiap hari. Betapa
enak dan asyik memilih
telur-telur puyuh sebanyak itu. Lalu saya
teringat petuah orang
tua-tua dahulu. "Kalau kamu sedang
lesu, tak bertenaga, kurang
gairah, makanlah telur puyuh". Ternyata
telur puyuh itu lezat,
tidak berbau anyir dan tidak terasa
pahit seperti telur-telur
yang lain. Walaupun ketika mentah, separo
matang atau waktu di
rebus dan di goreng atau di jadikan
seperti "bak so" atau di
campurkan kedalam sup, ternyata lezat
dan gurih. Apa yang di
katakan oleh orang tua itu saya rasakan, sewaktu
selesai melahap
telur puyuh badan terasa lebih
kuat, sehat dan segar dengan
gairah yang tinggi. Saya ngak
tahu zat dan hormon apa yang
terkandung dalam telur puyuh, tapi begitulah
yang saya rasakan.
Apalagi ketika saya saksikan puyuh-puyuh itu
tak pernah istira
hat, berlari kesana kemari, sangat lincah ,
sangat aktif, gesit
dan siang malam bergerak, siang malam,
makan dan siang malam
berkawin, juga ngak pernah sakit-sakitan, kata si
pembawa puyuh.
Akhirnya saya tertarik dan suka menyantap
telur-telur puyuh. Yang
saya rasakan seperti apa pituah orang
tua-tua. Disaat semangat
kendor, badan letih dan lesu, gairah kerja
menurun, maka telur
puyuh agaknya dapat membantu dan merubah suasana
yang demikian.
Yang paling terasa manfaatnya puyuh-puyuh
ini adalah untuk
anak saya Irdhan yang sekarang sedang duduk di
bangku SMP I kelas
II. Karena puyuh ini dia yang memeliharanya
berdua adiknya Ir
syad. Tiap pagi dia bekerja
membersihakan kandang puyuh dan
kotoran puyuh itu di simpannya dalam sebuah
lobang selama semi
nggu, kemudian dapat di olah menjadi pupuk yang
sangat baik untuk
menyuburkan
bunga dan tanaman serta bisa pula di serakkan ke
dalam kolam sebagai makanan ikan. Dua kali sehari
Irdhan memberi
makan puyuh dan menambah airnya yang sudah
kering. Dan dua kali
sehari pula dia memilih telur-telur yang
berserakkan di masing-
masing sarang puyuh itu. Dengan demikian
waktunya terisi. Seka
lian dalam dirinya terbit rasa
menyayangi binatang, terutama
puyuh. Selalu di monitornya kalau-kalau ada
puyuh yang terjepit
dan tersepit atau yang tampak kurang
sehat. Memang menanamkan
rasa sayang pada binatang pada anak-anak perlu,
bisa dengan cara
dia di serahi tanggung jawab mengontrol dan
mengamati hewan piara
annya. Di tangannya ada sebuah buku, didalam
buku itu tercatat
berapa telurnya per hari dan berapa makanan yang
di berikan, dan
berapa keiuntungan yang di peroleh. Secara tak
langsung dia sudah
belajar pembukuan sederhana. Yang
paling penting saya rasakan
adalah waktunya jadi banyak di rumah.
Karena untuk anak-anak
sebesar Irdhan kelas 2 SMP sampai kelas 2
SMA adalah masa-masa
rawan bagi remaja. Dan saya takut kalau ada
diantara anak-anak
ini yang terperosok kedalam pergaulan yang
mengerikan. Maka un
tuknya saya berikan tugas yang mengasyikkan,
sekaligus menyenang
kan serta mendatangkan hasil. Ternyata dari
penghasilannya dia
dapat memmenuhi kebutuhan
hari-harinya dan sedikit memenuhi
kebutuhabn sekolahnya. Saya cuma ingin mengajarkan
hidup mandiri
padanya. Terasa benar puyuh-puyuh ini
memberikan manfaat untuk
pendidikan anak serta mengajar dia jadi pengusaha
kecil-kecilan,
dari pada dia membuang waktunya secara tak
keruan.
Kemarin hati saya gundah, fikiran ini kacau. Maka
saya coba
menghibur hati ini dengan berdiri di depan kandang puyuh. Dengan
menyaksikan puyuh yang berlompatan,
berlarian, lincah bergelut
sesama teman, dan ada juga yang mencoba
terbang. Dan mendengar
kokok dan bunyi-bunyi puyuh jantan yang
ribut dan menmgasyikan
menyebabkan saya terhibur di depan kandang
puyuh. Sejenak saya
dapat melepaskan kelehan jiwa dan
keresahan yang tak menentu.
Saya larut meyaksikan permainan-permainan
puyuh itu. Cukup lama
saya di depan kandang puyuh, dan selepas
menyaksikan puyuh-puyuh
itu terasa beban yang menyesak itu
jadi reda, persoalan makin
berkurang dan fikiranpun menjadi
jernih. Banyak 'iktibar dan
ajaran yang di persdapat dari
mengamati puyuh-puyuh. Ternyata
puyuh bisa jadi obat stress,
ternyata puyuh dapat menghibur
disaat tidak menemui hiburan lain. Dan
akhirnya saya semakin
menyayangi puyuh-puyuh itu. Baunyapun tidak
sebusuk bau ayam, dan
makannannyapun tidak sebanyak makanan ayam.
Merawatnyapun tidak
sepayah merawat ayam. Ruangan yang di
perlukanpun tidak sebesar
kandang ayam. Untuk 200 ekor cukup memakan tempat
90 X 120 X 150
Cm. Begitu umur puyuh itu 41 hari, dia
mulai bertelur. Setiap
hari dia bertelur sampai umurnya 2
tahun, apalagi kalau dapat
makanan Comfeed yang tidak mahal tapi
merangsang nafsu makan
puyuh dan merangsang keinginannya
untuk bertelur setiap hari.
Saya tak tahu, mulanya saya tidak mengenal
puyuh, tapi setelah
memliharanya, ternyata dia
sangat bermanfaat. Kadang-kadang
timbul keinginan saya mengajak para orang tua yang
punya masalah
dalam mendidik anak-anak dan punya masalah
dalam membayar uang
pendidkan anak-anak. Agaknya puyuh
merupakan satu alternatif.
Dengan sedikit ruang di sudut pekarangan bisa
membantu dan menye
lesaikan masalah rumit itu. Juga bagi mereka yang
sering menderi
ta stress, agaknya puyuh dapat sedikit
meringankan beban dan
penderitaan itu. Saya teringat kepada Nabi
Sulaiman yang Tuhan
telah berikan ilmu mengenai burung-burung
ini. Sehingga dengan
memanfaatkan burung-burung nabi Sulaiman
jadi berjaya dan jadi
kaya. Dan semua ilmu yang di peroloeh oleh
NAbi Sulaiman adalah
dalam rangka bertasbih dan mengingat Tuhan. Dengan
demikian nabi
Sulaiman selalu dekat dengan Tuhannya. Dan
sayapun mengucapkan
puji syukur pada Tuhan yang telah memberikan
nikamt dan ilmu_Nya
melalu puyuh-puyuh ini. Yang jelas
saya senang dan saya lega.
Puas melihat hasil yang di capai dan di
peroleh. Untuk itu saya
teringat akan sebuah Firman Suci_Nya
dalam Al_Qur'an surat Al
Anbiyaa' ayat 79:
"Maka Kami telah memberikan
pengertian kepada Sulaiman
tentang hukum. dan kepada masing-masing
mereka telah Kami beri
kan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan
gunung-gunung dan
burung-burung. Semua bertasbih bersama
Daud. Dan Kamilah yang
melakukannya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar