Oleh : K Suheimi
Terkesima saya selesai
mendengar Resonansi jiwa dari Radio Classy. Betapa tidak kisah ini berceritra
tentang kasih seorang ayah Dan saya teringat ayah saya dengan segenap kasih dan cintanya dia berkorban utk
saya anaknya
Hari ini saya dengar suara
Adi yang khas menyentuh dan menyejukkan
dia membacakan bahan dan ceritra yang telah di olah Yanti. Kisah ini sangat
menyentuh dan menarik Ingin saya ceritrakan juqa pada pembaca saya yang setia.
Agar kita sama-sama berbagi.
Suatu ketika ada seorang
pemuda yang akan di-wisuda sarjana, sebagai akhir dari jerih payah-nya selama
beberapa tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan yang lalu dia melewati
sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran
terbaru dari Ford.
Selama beberapa bulan dia
selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil
itu kepadanya.
Dia yakin, karena dia anak
satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti
dia pasti akan mendapatkan mobil itu.
Diapun berangan-angan
mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua
mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang
itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan
dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga
akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan
sebuah bingkisan. bukan sebuah kunci.
Dengan hati yang hancur
sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan
dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Kitab Suci .
Pemuda itu menjadi marah,
dengan suara yang meninggi dia berteriak,
"Yaahh.... Ayah
memang sangat mencintai saya... dan dengan semua uang ayah, ayah hanya
membelikan alkitab ini untukku ? "
Lalu ia membanting Alkitab
itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya
hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu,
sang anak telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang
cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah
yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.
Sementara itu ayahnya
semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi
meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat
bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu. Sang
anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa
yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang
sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah
meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada
anak satu-satunya itu.
Sang anak disuruh
menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua
harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya
menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu.
Dia merasa sangat menyesal
telah bersikap jelek terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang
menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu.
Dan ketika dia membuka
brankas ayahnya, dia menemukan Alkitab itu, masih terbungkus dengan kertas yang
sama beberapa tahun yang lalu.
Dengan airmata berlinang,
dia lalu memungut Alkitab itu, dan mulai membuka halamannya.
Di halaman pertama Alkitab
itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Untuk anakku selalu ku berikan
yang terbaik"
Selesai dia membaca
tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alkitab itu. Dia memungutnya,
dan ternyata benda itu adalah sebuah kunci mobil !
Di gantungan kunci mobil
itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan
! Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip STNK
dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian
mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi,
dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama
bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh
bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia
dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela
mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik
membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto
ayahnya, sedang tersenyum bangga.
Mendadak dia menjadi lemas,
lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir
terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar