Rabu, 13 November 2013

Prof dr HAR Syahrial Guruku


Oleh dr. H.K Suheimi

Bajunya masih   berlepotan darah sesudah  opeasi histerekomi yang    cukup sulit.  Sambil menanggakan baju operasi itu Pak Syahrial memanggil saya. sebagai Guru yang  saya kagumi   beliau tidak hanya mengajar operasi dari yang  mudah sampai   yang  sulit.
Bertahun-tahun saya diajarnya, bermacam-macam ilmu telah   diturunkannya, sampai akhirnya saya jadi spesialis kebidanan dan kandungan... 
Namun dihari itu beliau selesai mngajar saya tentang tehnik operasi, dilanjutkan dg  mendidik saya, dalam sisi yang lain yaitu tentang bagaimana menapaki kehidupan akhirat kelak.
Dalam waktunya yang  sangat sempit itu Pak syahrial ingin berceritra tentang keihklasan sebuah amal
Di negeri syam  atau Syria  kata beliau mengawali ceritanya, Adalah seorang Pak tua  sebut saja namanya H Mansyur, H Mansyur yang  di masa mudanya kaya raya, kemudian jatuh miskin. Dihari tua dan miskin itu Mansyur tertidur dan dalam tidurnya ia bermimpi. Dalam mimpinya serasa dia sudah sampai d Padang masyhar.  Di Padang Masyhar ini dlakukan penimbangan  pahala dan dosa,,  
Malaikat bertanya apa saja amalmu selama di dunia?. H Mansyur dengan   bangga mulai menghitung amalnya, karena selama ini dia tekenal sebagai dermawan.
“Saya pernah membangun Mesjd besar yang  indah”, kataya dengan  sedikit bangga. lalu amal masjd itu ditimbangkan ke timbangan sebelah kanan betapa terkejutya pak haji ternyata amalan membuat mesjid itu hanya sedikit saja mengoyang timbangan, “Oh” kata pak haji terperanjat “kok amal saya sebesar itu nilainya hanya segini?” katanya dalam hati.  
Mana amalmu lagi kata Malaikat,, lalu H Mansyur mengatakan dia pernah mmebuat sekolah untuk  kemaslahatan orang   banyak,  tenyata amal membuat sekolah itupun sedikit saja menggerakkan timbangan itu.
“Apa amalmu lagi”, kata malaikat.   saya pernah membuat jalan yang  panjang dan bagus,,  tenyata amal membikin jalan itupun niainya sangat rendah.
Lalu Malaikat menyuruh kumpulkan semua amal-amalnya. Setelah semua amal terkumpul ternyata tak banyak mmbantu,  Timbangan dosanya jauh lebih   berat ketimbang amal baiknya.
H Mansyur tersentak, dia terperangah ketakutan, “tentu akhirnya saya masuk  Neraka, keluh Pak Haji sambil menghapus keringat dingin.
Malaikat bertanya lagi  mungkin   masih  ada amalmu coba ingat-ingat.  Sambil mengingat-ingat H Mansyur berkata,  “saya malu Malaikat, karena   amal saya itu amat kecil dan tak ada artinya”.. “katakan saja” kata  Malaikat.
“Sewaktu saya tua dan jatuh miskin dan kelaparan  datang seorang pengemis yang  juga sangat kelaparan”  Lalu nasi yang  sedianya aKan saya makan saya serahkan pada    pengemis itu. “Tentu dia lebih lapar dari saya, tentu dia lebih membutuhkan nasi ini ketimbang saya”  sambil menyerahkan nasi yang akan syaya makan. Betapa senang dan lahapnya pengemis itu makan. Dan saya betkata pada  diri sendiri   “Anna shaim   saya berpuasa”. 
Lantas amal memberi pengemis sepiring nasi itu diletakkan diatas timbangan betapa terkejutnya pak haji terjata  timbangan  bergerak dan bergerak terus sehinga jauh lebih  berat dari timbangan dosa,  Pak Haji terkejut dan dia tesentak dari mimpinya,dia  merenung  apa takwl mimpinya itu.
Dalam renunganya H Mansyur teringat 
KetiKa membangun masjid dia ngin namnya diukir Dengan  huruf emas di Masjid  bahwa   dialah demawan yang  pemurah  mau membangun masjid..
ketika mebuat sekolah  sama halnya dia ingin agar di sekolah itu di pahatkan namanya.
Begitu pula ketika membikin jalan dia ingin agar jalan itu dinamakan dengan  namnya.
Semua it sekaang dirasakannnya  bahwa  semua tindakkannnya itu mengharapkan pujian dan ada unsure rianya,  sehingga nilainya disisi Allah sangat kecil.
Kalau kemu mengharap pujian dan sanjungan mintalah balasan amalmu itu kepada yang menyanjungmu,, tapi kalu kau ikhlas karena  Allah maka balasan dari Allah tak berhingga besarnya.
Begitulah ketika dia memberi sepiring nasi, nasi yang sangat berharga untuk  menyambung hidupnya,, dan nasi itulah diberikan pada pengemis. “Mungkin dia lebih butuh dari pada saya” Dan saya shaim saya berpiasa. dia betul2 ikhlas tak ingin org lain tahu.
Maka kata pak syahrial,mengakhiri nasehatnya. “amalan yang  kita kerjakan  disisi Allah dinlai dari segi keikhlasannya,,, luruskanlah niat dan  biar Allah  akan mbalasnya    Ditutupnya buku laporan operasi dan diakhirinya  kuiah dalam rangka mendidik muridnya. Murid beliau tersebar diseantero Indonesia   maka pesan Prof HAR Syahrial ini ingin saya ungkapkan kembali pada semua muridnya  dan pada siapa saja  membaca tulisan ini
Hari ini 8 April Guruku Prof Syahrial berulang tahun yang  ke 70,  dan diusianya yang  ke 70 beliau purna bakti ,  pensiun,  dari lubuk hat yang  terdalam aya ucapkan  Selamat ulang tahun Guruku,  
Semua amal terputus kata Nabi kcuali  3 hal... amal saleh dan sedakah jariah.  Ilmu yg bermanfaat yg diajarkan,, serta do.a anak yg saleh,,Pak guru ilmu yg engkau ajarkan  luar biasa,  dengan  ilmu yang  kau tebarkan  membekali kami murld-muridmumu mengharungi hidup ini.
Bersama ini saya tulis puisi





PROF. SYAHRIAL GURUKU
by
Prof.Dr. H.K. Suheimi, SpOG (K)

Dalam sibukmu,
     kau slalu memikirkan kami
Dalam sakitmu,
     kau terus hadir
Dalam sakitmu,
     kau masih berkarya
Dalam sakitmu,
     kau hadir di hati kami

Tapi, seluruh kesibukanmu,
     adalah kesibukan
     untuk orang lain

Engkaulah guru kami
Banyak hal baik yang kami
     petik darimu
Engkau adalah panutan kami

Di hari ini,
Satu lagi sejarah terukir,
Sekali lagi sejarah mencatat,
Tujuh puluh tahun berlalu sudah

Demi amanah yang dipikul
     untuk kemajuan


Kami tahu,
     kau tak pernah mengeluh



Banyak kemelut hidup
     yang telah kau lalui
Tapi engkau bagaikan karang
Semakin ditempa ombak
     dan badai
Akan semakin kokoh

Di hari ulang tahunmu ini,
Kami panjatkan doa
Kiranya semua yang engkau
     kerjakan, jadi ibadah bagimu

Diwajahmu terpancar
     Ilmu amaliah,
     dan amal ilmiah
Dan ilmu yang kau sebarkan
     adalah ilmu yang bermanfaat
Hanya Dia-lah
     yang akan membalasnya

Engkau telah saksikan
     kami selalu berusaha mengenal dirimu
     berusaha meneladanimu
     tapi…
      inilah yang tak pernah kami bisa
     maafkan kami,Prof…

Kami kagumi pribadimu
Dan untuk itulah kami hadir di sini hari ini
Selamat Ulang Tahun, Guruku
Salam hormat kami
     murid-muridmu...

Padang  8 April 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar