Oleh dr. H.K Suheimi
Bajunya
masih berlepotan darah sesudah opeasi histerekomi yang cukup sulit. Sambil menanggakan baju operasi itu Pak
Syahrial memanggil saya. sebagai Guru yang
saya kagumi beliau tidak hanya
mengajar operasi dari yang mudah
sampai yang sulit.
Bertahun-tahun
saya diajarnya, bermacam-macam ilmu telah
diturunkannya, sampai akhirnya saya jadi spesialis kebidanan dan
kandungan...
Namun dihari itu
beliau selesai mngajar saya tentang tehnik operasi, dilanjutkan dg mendidik saya, dalam sisi yang lain yaitu
tentang bagaimana menapaki kehidupan akhirat kelak.
Dalam waktunya
yang sangat sempit itu Pak syahrial
ingin berceritra tentang keihklasan sebuah amal
Di negeri
syam atau Syria kata beliau mengawali ceritanya, Adalah
seorang Pak tua sebut saja namanya H
Mansyur, H Mansyur yang di masa mudanya
kaya raya, kemudian jatuh miskin. Dihari tua dan miskin itu Mansyur tertidur dan
dalam tidurnya ia bermimpi. Dalam mimpinya serasa dia sudah sampai d Padang masyhar. Di Padang Masyhar ini dlakukan
penimbangan pahala dan dosa,,
Malaikat
bertanya apa saja amalmu selama di dunia?. H Mansyur dengan bangga mulai menghitung amalnya, karena
selama ini dia tekenal sebagai dermawan.
“Saya pernah
membangun Mesjd besar yang indah”,
kataya dengan sedikit bangga. lalu amal
masjd itu ditimbangkan ke timbangan sebelah kanan betapa terkejutya pak haji
ternyata amalan membuat mesjid itu hanya sedikit saja mengoyang timbangan, “Oh”
kata pak haji terperanjat “kok amal saya sebesar itu nilainya hanya segini?”
katanya dalam hati.
Mana amalmu lagi
kata Malaikat,, lalu H Mansyur mengatakan dia pernah mmebuat sekolah untuk kemaslahatan orang banyak,
tenyata amal membuat sekolah itupun sedikit saja menggerakkan timbangan
itu.
“Apa amalmu
lagi”, kata malaikat. saya pernah
membuat jalan yang panjang dan
bagus,, tenyata amal membikin jalan
itupun niainya sangat rendah.
Lalu Malaikat
menyuruh kumpulkan semua amal-amalnya. Setelah semua amal terkumpul ternyata
tak banyak mmbantu, Timbangan dosanya
jauh lebih berat ketimbang amal
baiknya.
H Mansyur
tersentak, dia terperangah ketakutan, “tentu akhirnya saya masuk Neraka, keluh Pak Haji sambil menghapus
keringat dingin.
Malaikat
bertanya lagi mungkin masih
ada amalmu coba ingat-ingat.
Sambil mengingat-ingat H Mansyur berkata, “saya malu Malaikat, karena amal saya itu amat kecil dan tak ada
artinya”.. “katakan saja” kata Malaikat.
“Sewaktu saya
tua dan jatuh miskin dan kelaparan
datang seorang pengemis yang juga
sangat kelaparan” Lalu nasi yang sedianya aKan saya makan saya serahkan
pada pengemis itu. “Tentu dia lebih
lapar dari saya, tentu dia lebih membutuhkan nasi ini ketimbang saya” sambil menyerahkan nasi yang akan syaya
makan. Betapa senang dan lahapnya pengemis itu makan. Dan saya betkata
pada diri sendiri “Anna shaim
saya berpuasa”.
Lantas amal
memberi pengemis sepiring nasi itu diletakkan diatas timbangan betapa
terkejutnya pak haji terjata
timbangan bergerak dan bergerak
terus sehinga jauh lebih berat dari
timbangan dosa, Pak Haji terkejut dan
dia tesentak dari mimpinya,dia
merenung apa takwl mimpinya itu.
Dalam renunganya
H Mansyur teringat
KetiKa membangun
masjid dia ngin namnya diukir Dengan
huruf emas di Masjid bahwa dialah demawan yang pemurah
mau membangun masjid..
ketika mebuat
sekolah sama halnya dia ingin agar di
sekolah itu di pahatkan namanya.
Begitu pula
ketika membikin jalan dia ingin agar jalan itu dinamakan dengan namnya.
Semua it sekaang
dirasakannnya bahwa semua tindakkannnya itu mengharapkan pujian
dan ada unsure rianya, sehingga nilainya
disisi Allah sangat kecil.
Kalau kemu
mengharap pujian dan sanjungan mintalah balasan amalmu itu kepada yang
menyanjungmu,, tapi kalu kau ikhlas karena
Allah maka balasan dari Allah tak berhingga besarnya.
Begitulah ketika
dia memberi sepiring nasi, nasi yang sangat berharga untuk menyambung hidupnya,, dan nasi itulah
diberikan pada pengemis. “Mungkin dia lebih butuh dari pada saya” Dan saya
shaim saya berpiasa. dia betul2 ikhlas tak ingin org lain tahu.
Maka kata pak
syahrial,mengakhiri nasehatnya. “amalan yang
kita kerjakan disisi Allah dinlai
dari segi keikhlasannya,,, luruskanlah niat dan
biar Allah akan mbalasnya Ditutupnya buku laporan operasi dan
diakhirinya kuiah dalam rangka mendidik
muridnya. Murid beliau tersebar diseantero Indonesia maka pesan Prof HAR Syahrial ini ingin saya
ungkapkan kembali pada semua muridnya
dan pada siapa saja membaca
tulisan ini
Hari ini 8 April
Guruku Prof Syahrial berulang tahun yang
ke 70, dan diusianya yang ke 70 beliau purna bakti , pensiun,
dari lubuk hat yang terdalam aya
ucapkan Selamat ulang tahun
Guruku,
Semua amal
terputus kata Nabi kcuali 3 hal... amal
saleh dan sedakah jariah. Ilmu yg
bermanfaat yg diajarkan,, serta do.a anak yg saleh,,Pak guru ilmu yg engkau
ajarkan luar biasa, dengan
ilmu yang kau tebarkan membekali kami murld-muridmumu mengharungi
hidup ini.
Bersama ini saya
tulis puisi
PROF. SYAHRIAL
GURUKU
by
Prof.Dr. H.K.
Suheimi, SpOG (K)
Dalam sibukmu,
kau slalu memikirkan kami
Dalam sakitmu,
kau terus hadir
Dalam sakitmu,
kau masih berkarya
Dalam sakitmu,
kau hadir di hati kami
Tapi, seluruh
kesibukanmu,
adalah kesibukan
untuk orang lain
Engkaulah guru kami
Banyak hal baik
yang kami
petik darimu
Engkau adalah
panutan kami
Di hari ini,
Satu lagi
sejarah terukir,
Sekali lagi
sejarah mencatat,
Tujuh puluh
tahun berlalu sudah
Demi amanah yang
dipikul
untuk kemajuan
Kami tahu,
kau tak pernah mengeluh
Banyak kemelut
hidup
yang telah kau lalui
Tapi engkau
bagaikan karang
Semakin ditempa
ombak
dan badai
Akan semakin
kokoh
Di hari ulang
tahunmu ini,
Kami panjatkan
doa
Kiranya semua
yang engkau
kerjakan, jadi ibadah bagimu
Diwajahmu
terpancar
Ilmu amaliah,
dan amal ilmiah
Dan ilmu yang
kau sebarkan
adalah ilmu yang bermanfaat
Hanya Dia-lah
yang akan membalasnya
Engkau telah
saksikan
kami selalu berusaha mengenal dirimu
berusaha meneladanimu
tapi…
inilah yang tak pernah kami bisa
maafkan kami,Prof…
Kami kagumi
pribadimu
Dan untuk itulah
kami hadir di sini hari ini
Selamat Ulang
Tahun, Guruku
Salam hormat
kami
murid-muridmu...
Padang 8 April 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar