Oleh : K Suheimi
Dihari memperingati Ulang Tahun ke 62
Republik Indonesia, yang hampir
bersamaan dg usia saya yang mulai senja,
saya merenung
Kemerdekaan yang dulu dilihat sebagai jembatan emas,
kini ternyata jembatan itu tak begitu rapi, labil dan penuh rayap.
Diatasnya masih bergentayangan orang Miskin, Orang
terlantar dan orang-orang malang.
Allah pernah berkata "Falaqtahammal Aqabah; Wama
Adraa Kamal Aqabah?; Faqqu Raqabah" Tapi mereka tiada
mau menempuh jalan mendaki, Tahukah kamu apa itu jalan
mendaki. Kamu memerdekakan orang dari belenggu kemiskinan,
memerdekakan orang dari belenggu penderitaan, memerdekakan orang
dari belenggu kemelaratan dan kesakitan, memerdekakan orang dari belenggu
ke bodohan.
Inilah program kita Pengentasan kemiskinan. Pemberantasan kebodohan dan
Peningkatan Infra struktur. Seakan
menjawab tantangan yg di tawarkan Allah dalam surat Al Balad.
Ya Allah berilah kami kekuatan untuk dapat
memerdekakan dan meringankan beban-beban orang yang terlantar miskin dan
malang itu.
Sebuah hari ulang tahun, terasa pada saat kita merasakan bagaimana
pentingnya hidup dan hidup itu ternyata begitu berarti
bila di nikmati bersama dan sama-sama merasakan sakit dan
senangnya. Sehingga Sukamu adalah sukaku jua
Sejarah memang banyak menyajikan kekecewaan. Impian semula
tak seutuhnya terpenuhi. Tidak sedikit revolusi di
khianati oleh pendukung-pendukungnya sendiri. Sering terguncang dan
salah arah.
Ya Allah Tunjukkilah kami jalanmu yang lurus dan
yang benar, jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat,
bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan
orang-orang yang sesat.
Ya Allah Kami sering merasakan Kegagalan kami untuk
memaafkan, walaupun itu hanya soal kecil dan sepele, dendam selalu
membara di hati ini. Tolonglah ya Allah Engkau hapuskan dendam dan mudahkanlah
maaf dalam diri kami.
62 tahun yang silam , Masa silam
itu terasa begitu jauh, sehingga kami mudah melupakan jasa sang
pahlawan. Ingatkanlah kami akan perjuangan para pahlawan yang rela
mengorbankan harta dan jiwanya untuk kebahagiaan kami
sekarang. Dan tempatkanlah Para Pahlawan Kami pada tempat yang
semulia-mulianya, yang sebahagia-bahagianya
Waktu mengalir terus, ia tahu banyak hal yang hilang, dan banyak
yang di peroleh. Orang yang rugi ialah orang-orang yang waktunya
berlalu tapi imannya tidak bertambah, waktunya berlalu tapi
amalnya tidak bertambah, waktunya berlalu tapi
kebenarannya tidak bertambah, waktunya berlalu tapi kesabarannya tidak bertambah.
Ya Allah bimbinglah kami dalam setiap detik waktu yang kami
lalui menjadi waktu-waktu yang bermanfaat.
Kami sadari bahwa Tak semua orang bisa jadi pahlawan,
juga tak semua pahlawan di maksudkan untuk jadi pahlawan terus
menerus, tapi jadikanlah kami pahlawan pendidikan, pahlawana
kesehatan dan pahlawan kemanusiaan.
Kenyataan dan bukti yang tak dapat di ingkari ialah setiap hari yang di
lalui, semakin bertambah umur dan setiap kali ulang tahun di rayakan, tampak
wajah ini semakin jelek dan semakin mundur, mulai dari ujung rambut sampai ke
ujung kaki, jelas dan kentara sekali perubahnnya. Setiap tahun yang di lewati,
umur yang tersisapun semakin berkurang, sedangkan perangai dan doasa-dosa yang
di kerjakan bertambah terus. Setiap matahari
terbit ada-ada saja dosa yang dikerjakan, mulai dari dosa mata, dosa telinga
dan dosa lidah dan banyak lagi dosa-dosa yang lain. Kemudian saya coba
berhitung. Umur makin berkurang dan dosa makin bertambah, bentuk pun semakin
jelek. Dalam perhitungan masa atau waktu, itu adalah satu kerugian. Ah dosa
makin bertambah sedangkan umur makin berkurang, sudah masanya harus bertobat,
sudah masanya menyadari dosa-dosa yang tak di sengaja atau yang di sengaja,
dosa besar atau dosa kecil lalu dengan sungguh-sungguh minta ampun dan berjanji
tidak akan mengulangi lagi dosa-dosa serat tak akan menambahnya. Dosa yang
sudah ada saja demikian banyak, akankah di tambah juga lagi? Lihatlah tenaga
sudah makin berkurang, kekuatan sudah mulai menurun, amal dan kerja tidak bisa
sebanyak dulu lagi. Tidak ada jalan lain lagi selain, dosa jangan di tambah dan
yang sudah dikerjakan di minta ampunkan denga Tobatan Nasyuha, tobat
sebenar-benarnya tobat dan tak akan mengulanginya lagi.
Tiap hari berlalu, bentukmu semakin jelek, dan perangaimupun jangan
ikut-ikut jelek. Imbanganilah wajahmu yang jauh berubah jadi jelek itu dengan
perangai dan tingkah laku yang baik dan terpuji supaya jangan merugi betul.
mengingatkan saya akan sebuah Firman suci_Nya dalam surat Wal Asyri ayat 1-4
yang artinya kira-kira sebagai berikut:"Demi masa. sesungguhnya manusia
itu berada dalam merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan oarng yang ber
amal saleh, berfatwa dengan kebenaran dan berfatwa dengan kesasbaran"
Sedang asyik menulis tergiang sebuah
lagu dari Ebiet G Ade:
''Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi
waktu.
Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat
menghitung.
Hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya.
kita masih bertemu matahari.
Kepada rumpun ilalang, kepada bintang gemintang.
Kita dapat mencoba meminjam catatannya''
''Sampai kapankah gerangan, waktu yang masih
tersisa.
Semuanya menggeleng, semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti.
Yang terbaik hanyalah segeralah bersujud.
Mumpung kita masih diberi waktu''
Hidup adalah anugerah karena itu marilah
kita isi dengan kebaikan dan cinta kasih Kehidupan ini adalah laksana sebuah
perjalanan Kita memulainya dari satu titik, dan kita akan mengakhiri perjalanan
kita persis di titik yang sama, Dalam bahasa agama dikatakan bahwa kita berasal
dari Tuhan dan kita akan kembali kepada Tuhan
Dahulu kita tidak ada dan nantinya juga tidak ada
lagi. Kita memulai perjalanan kita dalam keadaan telanjang dan tidak memiliki
apa-apa Kita pun akan mengakhiri perjalanan kita dengan cara yang sama.
Semakin umur Anda bertambah, semakin pendeklah umur
Anda dan semakin dekatlah Anda pada ketiadaan.
Sore tadi saya menatap sebuah
pohon kayu yang sudah tua, daunnya tidak selebat
dulu lagi, rantingnya sudah banyak yang patah, pohonnya telah dihinggapi
benalu, badai yang berhembus kemarin mematahkan dahannya. Tapi yang saya
saksikan keinginan untuk bertahan dan hidup terus masih tampak pada pohon
tua itu, karena masih saya lihat, di sebagian rantingnya masih tampak
daun-daun baru, tunas-tunas baru. Kalau di sebatang pohon
masih tumbuh daun-daun baru dan tunas-tunas baru, pertanda pohon
itu masih panjang umurnya , karena dia masih produktif menghasilkan tunas
dan pucuk-pucuk baru. Tapi
begitu dia tak bisa lagi menghasilkan tunas dan daun, maka sebentar lagi
dia akan layu, terkulai dan mati. Agaknya manusiapun demikian, setiap
hari dia harus produktif, harus bisa dan mampu menghasilkan
sesuatu. Kalau dia tidak mampu lagi, maka hidupnyapun tidak akan lama
. Dan seseorang di nilai
dari produktifitasnya. Orang yang
berkualitas adalah orang yang bermanfaat bagi sesamanya, ialah orang yang
bisa menghasilkan sesuatu di setiap saat dan setiap waktu. Kalau
tidak, maka demi waktu mereka akan jadi orang-orang yang merugi.
Yang tidak merugi ialah mereka yang selalu beriman mendekat pada
Tuhannya, ber amal atau selalu bekerja dan mengerjakan perbuatan yang
baik, serta berfatwa untuk kebaikkan dan berfatwa dalam kesabaran.
"Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku untuk
mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkauberikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah
kebaikkan kepadaku dengan (meberi kebaikkan) kepada anak cucuku.
Sesung
guhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri".
Renungan di Ulang Tahun RI
ke 62
Tidak ada komentar:
Posting Komentar