Kamis, 21 November 2013

ZIKIR DAN FIKIR



Oleh :Dr.H.K.Suheimi

Menarik  sekali tulisan  Mohammad Nabil dalam Internet yang  saya
baca  hari ini. Beliau mengupas perihal zikir dan  fikir.  Jelas,
tuntas  dan mudah di mengerti. Lalu saya fikir masih banyak  dia
ntara  kita yang belum dapat mengikuti dan membuka internet  ini.
Ingin  saya salinkan apa-apa yang disampaikan Mohammad Nabil  dan
saya persembahkan pada pembaca yang budiman.

Zikir  dan  pikir  (tafakkur) adalah dua  aktifitas  ibadah  yang
memiliki  ma'na tersendiri dalam Islam. Walaupun zikir dan  pikir
adalah  aktivitas  yang dilakukan oleh dua entiti  yang  berbeda,
namun  keduanya  adalah aktivitas yang  bersifat  ruhaniyah  yang
harus  berjalan seimbang dan saling mengisi. Sayang sekali  seba
gian besar yang mengaku dirinya Muslim seringkali tidak menjalan
kan keduanya dengan seimbang atau bahkan sama sekali tidak melak
sanakan aktifitas zikir dan pikir seperti yang dikehendaki Allah
SWT.

Manusia terdiri dari dua unsur yang berasal dari alam yang berbeda,
yaitu  jasad manusia yang berasal dari alam  material  (syahadah)
dan ruh manusia dari alam (ruhaniyah). Kemuliaan manusia terletak
pada  unsur ruhaniyah itu, sedangkan unsur materi  manusia  tidak
memiliki  banyak kelebihan dibandingkan mahluk-mahluk hidup  lain
yang yang ada di bumi.

Pikir   adalah   aktivitas  akal  dan  zikir   adalah   aktivitas
rasa/syu'ur.  Pikir mengasah kepekaan akal sehingga menjadi  akal
yang  cerdas,  sedangkan zikir mengasah kepekaan  rasa,  sehingga
sensitif  dan mudah menangkap nur Ilahi yang tak dapat  dijangkau
melalui  akal.  Zikir  juga merupakan  aktivitas  untuk  mengasah
kepekaan  terhadap  sifat-sifat yang mulia seperti  adil,  indah,
sabar,  bijaksana  dan lain sebagainya.  Seseorang  yang  terlalu
mengutamakan pikir (berat di kepala) dan melupakan zikir  berarti
melupakan keterbatasan pikir itu sendiri, sehingga sulit  menang
kap  fenomena-fenomena  yang  sifatnya  di  luar  ruang   lingkup
akal--dan  sayangnya orang-orang yang demikian ini menutupi  keku
rangannya  dengan membuat justifikasi bahwa sesuatu yang di  luar
daya pikir tidak bernilai sama sekali--dan seringkali orang-orang
yang  "berat  di kepala" ini mengakali sesuatu yang  tidak  masuk
akal, sehingga jadi akal-akalan.

Sebaliknya orang yang terlalu mengutamakan zikir (berat di  dada)
telah melupakan karunia Allah yang sangat besar yaitu akal.  Akal
adalah pemberian Allah untuk manusia yang di beri tanggung  jawab
sebagai  Khalifah  di bumi. Dengan akal kemampuan  manusia  dapat
berkembang    untuk    hidup   sesuai    dengan    hukum-hukumNya
(sunnatullah).  Orang-orang yang berat di dada  ini lupa  mengapa
kata  pertama yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW  adalah
"iqra".  Iqra adalah input akal dan input ini tidak akan  berguna
kalau tidak diproses dengan pikir.

Zikir  adalah  suatu  aktivitas  yang  mempertahankan  komunikasi
dengan Allah melalu kesadaran di setiap tempat dan di setiap wak
tu.  Berzikir  kepada Allah pada keadaan berdiri,  duduk  ataupun
berbaring  yang artinya kontak dengan Allah di setiap  waktu  dan
tempat. Zikir seringkali dipersempit ma'nanya hanya kepada memba
ca asma Allah (asmaulhusna) berulang-ulang, bahkan dengan  metode
khusus pada jumlah yang khusus pula. Memang tidak salah melakukan
hal  yang demikian, bahkan semakin banyak disebut  semakin  baik,
karena  sesuatu  yang  disebut  berulang-ulang  berpotensi  untuk
meresap  dalam sanubari. Tetapi meresap saja tidak  cukup. 

Makna  zikir  lebih dari itu, yaitu berusaha  meniru  sifat-sifat
Allah  yang  tercermin dalam asma'ul husna  yang  dibaca.  Meniru
berari berusaha mewujudkan sifat-sifat yang mulia tersebut  dalam
kehidupan sehari-hari dalam perbuatan (amal). Zikir juga  berarti
kontak kepada Allah dan sadar betul bahwa Allah selalu  memperha
tikan gerak-gerik kita, sehingga orang yang benar-benar  berzikir
akan  selalu  membersihkan jiwanya  dari  penyakit-penyakit  yang
dapat  mengotorinya.  Dengan demikian  zikir  dapat  membersihkan
jiwa.  Jiwa menjadi sensitif terhadap signal-signal  yang  datang
dari Allah.

Dalam  kehidupan  sehari-hari  yang kita  saksikan,  makna  zikir
dipersempit  dengan menghitung buah tasbih. Berhenti disitu.  Dan
ini tentu tidak dapat menyadap keuntungan berzikir. Tetapi  orang
yang melakukan ini masih jauh lebih baik bila dibandingkan dengan
orang  yang  sama sekali tidak melakukannya, atau  hanya  melaku
kannya pada saat-saat kritis saja.

Perlu  diingat kembali bahwa zikir pada prinsipnya kontak  dengan
Allah,  oleh  karena itu shalat-pun adalah salah  satu  aktivitas
zikir. Oleh karena itu camkan betul kalau lagi shalat bahwa  anda
sedang  berkomunikasi  dengan Allah. Bila shalatnya  betul  dapat
mencegah  dari perbuatan yang keji dan munkar (QS 29:54).  Sayang
dalam kehidupan sehari-hari di negeri nusantara tercinta misalnya
di mana banyak yang shalat tetapi banyak pula korupsinya.  Ramai-
ramai  membangun  rumah  ibadah di  berbagai  perkantoran,  namun
korupsinya dalam berbagai bentuk semakin menjadi, itu  disebabkan
shalatnya  belum mampu mencegah perbuatan yang keji  dan  munkar,
jadi shalatnya belum benar. Ini satu bukti lagi zikir, dalam  hal
ini shalat, ruhnya harus dicamkan dan dilaksanakan dalam  aktivi
tas  sehari-hari,  bukan hanya pada waktu formal yang  lima  kali
itu.
Singkatnya, zikir dan pikir keduanya harus berjalan bersama.

Marilah kita telaah ayat al-Qur'an yang sangat terkenal tentang
seseorang yang memiliki kemampuan mengintegrasikan zikir dan pikir
yaitu surat Ali-Imran(3) ayat 190-191. Bunyi kedua ayat tersebut
terjemahannya sbb:
[1]" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi    serta  pergan
tian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi kaum yang  berfi
kir  (ulil  albaab);  (yaitu)  mereka  yang  senantiasa  berzikir   
kepada Allah baik dalam posisi berdiri, duduk atau berbaring. Dan
mereka  juga  selalu bertafakkur  (berpikir)  tentang  penciptaan
langit  dan  bumi, dan berkata: "Ya Robb  kami,  tidaklah  Engkau
menciptakan   semua ini dengan sia-sia,  SubhanaLlah,  jauhkanlah
kami dari azab neraka."
                                        
P a d a n g  23 Juli 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar