Oleh : Dr.H.K.Suheimi
"Lihatlah
bunga sakura yang indah, menyejukkan mata. Semua sen
ang, semua
suka mentap dan menikmati ke indahannya. Tapi tahukah
engkau betapa
berat perjuangan bunga itu?", kata sang guru, ingin
memperlihatkan
ayat=ayat dan tanda ke besaran_Nya melalui sekun
tum bunga
sakura
"Di
ujung musim dingin", kta sang guru; nampak pohon sakura
masih menunggu saat
nan tepat menguncupkan kembang dari
kelopaknya.
Tak hanya itu, burung-burung pun menanti
saat nan
ditunggu untuk bercengkerama mengitari pohon
sakura nan cantik
berhias
bunga-bunga mungil.
Semenjak
pungguguran dedaunannya,
pohon sakura itu berjuang
untuk
menjaga kelangsungan hidupnya
diantara badai angin,
hujan
saljupun. Dimulai, sang angin
telah bertiup keras seakan
mengingati
dirinya, pohon sakura itu,
untuk berhemat makanan.
Direlakanlah
dedaunan nan menghias dirinya dilepas berpisah,
jatuh ke
atas tanah. Sang angin pun terus menurunkan suhu, mem
buat
mahluk semakin menggigil, menahan dingin. Semakin
terasa
dingin, tatkala
angin dingin membekukan
titik-titik air nan
jatuh,
berwujud salju. Pantang menyerah, pohon sakura
terus
berjuang menentang angin dingin pun selimutan
salju-putih yang
membekukan.
Detik demi detik, hari demi hari, bulan pun telah berganti
wajah lebih
dari empat kali, kini pohon sakura
mengharap keda
tangan angin nan hangat. Namun ternyata, masih saja sang-hujan
menghunjami
dirinya dengan butiran-butiran
air nan rintik pun
juga
yang deras dan lebat.
Masih saja, ia berjuang untuk
menopang
dedahanan pun ranting, tetap menyongsong saat
yang
dinanti-nantikan. Saat-saat kelopak
bunga dari rantingnya
mekar
perlahan.
Mahluk semacam
pohon sakura nan keras berjuang untuk hanya
abdikan
segenap dirinya keharibaan ALLAH Maha Pencipta,
di pen
gembanan tugas untuk tunjukkan sosoknya sebagai prasasti
hidup dengan
memercik tanda-tanda kebesaranNYA. Sosok mahluk yang
sabar,tabah,tawakkal
bagi meraih ketaqwaan tinggi
luhur dalam
penantian
hadiah yang selalu diharap dari
Penciptanya, ALLAHU
AKBAR.
"....Jika
kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya
yang
demikian itulah
yang menentukan untuk segala urusan"
["...wa in
tashbiruu wa tattaquu fa inna dzaa
lika min 'azmil umuur"
Qs.Al'Imron(3):186].
Bagaimana
dengan manusia. Manusia telah menyebar menjejak seluruh
muka
muka bumi. Yang tua renta pun sering
gemeletar terkadang
terbatuk-batuk. Disaksikannya, manusia berlaku tak
beda dari
saat ke
saat dalam sikap, meski
kendaraan tunggang manusia
semakin cepat
bergerak, pun suara bicara manusia
di atas bumi
semakin cepat
beresonansi. Rasa
haus dan dahaga
selalu
meliputi mahluk
bernama manusia. Haus
pun dahaga akan
meraih kenikmatan, kenyamanan pula kebahagiaan.
Dicarinya semua
itu di
seluruh pelosok bumi,
bahkan seakan kini semua pelo
sok
telah terjelajahi namun masih
juga belum teraih apa yang
dicari. Nan
kini pula, melesatlah manusia-manusia terbang
mengudara menembus
atmosfir, sang selimut bumi.
Begitu
gemuruh, terdengar keinginan tak terumuskan,lalu
rasa
syukur pun semakin tak nyaring tersebut. Seringlah tampak,
mahluk manusia enggan menitikkan keringat
sedikitpun, tak mau
bersimpuh
lumpur, tak hendak
memanggul beban,
segan kan
kulit tergores luka. Seandainya
memang dibalik semua itu
terdapat
apa nan dicari, lalu manusia berlomba menuju itu. Tapi
benarkah
pencarian itu?.
Ada
baiknya kata guru saya kita bercermin pada alam ini,
pada
bunga
sakura yang berjuang, tabah dan sabar dalam setiap cobaan
yang
menghimpiy dirinya. Sabar itu pahit, tapi buahnya
manis.
Semua
berdecah kagum sewaktu bunga sakura menguak kelopak dan
menampakkan
bunganya.
"peliharalah
dirimu dengan sabar dan Shalat pesan Tuhan pada
hamba-hamba_Nya.
Untuk
itu saya petikkan sebuah firman suci_Nya dalam Alqur'an
surat Al
Baqarah ayat 153 :
Hai
Orang-orang yang beriman. Mintalah pertolongan
(kepada
Allah) dengan
sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang
sabar".
P a d a n g 14
Juli 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar