Senin, 11 November 2013

MUSIK ANAK JALANAN



Oleh :Dr.H.K.Suheimi

"Kami  ini adalah kawanan musik anak jalanan"  kata  seorang

pemuda  tanggung  bergaya  seniman dengan  rambut  sebahu,  penuh

hormat dan sopan. Caranya mereka memperkenalkan diri dengan pakai

Assalamualaikum,  mebikin saya tertarik padanya.  Diawali  dengan

kata-kata pembukaan "mohon maaf, seandainya kami menganggu  kete­

nangan dan ketentraman, bapak ibu, kakak-kakak kami penompang Bus

NPM ini, juga tak lupa terima kasih pada pak sopir dan  kondektur

yang  telah memberi kesempatan pada kami menyenandungkan lagu  di 

atas  bus ini". Dengan sedikit berbasa basi, diawalinya  nyanyian 

dengan  lagu "Mata dewa dan Pak tua" ciptaan Iwan Fals,  kemudian 

diiringi dengan lagu-lagu Franki dan diakhiri dengan sebuah  lagu 

minang  kesayangan  ialah "Pasan Mande".  Menyimak  dan  merenung 

syair dan untaian kata yang di senandungkan, pakai suara satu dan 

suara  dua menambah ke kaguman saya pada sang pengamen ini.  Ram­

butnya panjang sebahu, pakaiannya persis seniman, gitarnya  usang 

tapi suaranya masih bagus, tutur katanya lembut; saya berkesimpu­

lan bahwa mereka anak-anak muda ini adalah anak-anak yang berpen­

didikan  dan  ramah serta sopan. Cuma kehidupanlah  yang  agaknya 

telah membanting mereka, hingga mereka terseok-seok dan  terpaksa 

mencari  kehidupan dengan jalan jadi pengamen. Tanpa  terasa  Bus 

yang  cukup  padat  itu telah sampai di  tujuan  yaitu  B.Tinggi. 

Seperti  biasa  mereka mengedarkan kotak celengan,  hampir  semua 

penumpang  Bus itu dengan rela , mengeruk saku mengisi  celengan, 

sebagai  rasa  terima kasih atas hiburan yang telah  di  nikmati. 
 
ð73 ŠSaya  intip  isi celengan itu, lumayanlah penghasilan  mereka  se 

trip itu.

   


 
Sebelum turun bus NPM, merekapun dengan hormat  menyampaikan 

kata-kata  perpisahan dengan doa, agar setiap  penompang  selamat 

sampai  ke tujuan dan sukses dalam usaha yang di  jalankan.  Saya 

tak  mengira  ucapan kata-kata yang manis itu keluar  dari  mulut 

seorang pengamen, yang kalau di lihat selintas, berambut gondrong 

kayak  pareman. Saya nikmati perjalan Padang - B.Tinggi hari  ini 

diatas Bus NPM yang sopirnya tidak ngebut, dan sejak dari  Padang 

Pak sopir sudah menstel kaset dengan nyanyian-nyanyian yang merdu 

dari petikkan kaset Sweet memory. Sama seperti kaset yang ada  di 

mobil  dan  di  kamar kerja saya, memang dari  dulu  saya  senang 

mendengar  nyanyian-nyanyian  lama yang  terhimpun  dalam  "Sweet 

Memory"  kenangan yang teramat manis. Seperti itu  pulalah  kesan 

yang  saya peroleh sewaktu naik Bus NPM ini, sehabis kaset  sweet 

memory, di Padang Panjang naik dua orang pemuda bergitar,  beram­

but gondrong berpakaian seniman. Jadi dalam perjalanan ini,  mata 

asyik  memandang  keindahan alam, karena cuaca  pagi  ini  memang 

sangat  cerah,  telingapun sejuk  mendengarkan  lagu-lagu  merdu.

Disana  senang,  disini senang, dimana-mana hatiku  senang,  kata

sebuah  syair  Orangpun merogoh sakunya dengan senang  hati,  tak

terasa  bahwa  untuk  setiap syair yang di  dengarnya  dia  harus

hargai dan bayar.

Saya  hitung-hitung  penghasilan  sang  pengamen  itu  dalam

sehari  cukup lumayan, karena dia pulang pergi saja setiap  waktu

antara  B.Tinggi  dan Padang Panjang. Dan sayapun  salut  padanya

yang telah bekerja sambil berdendang, ini adalah lapangan  peker­

jaan  yang  baru, yaitu membikin orang  senang  dan  menyenangkan

orang lain sambil mencari rezki yang halal. Karena tidak  sedikit

pula pemuda-pemuda yang seusia mereka justru membuang-buang waktu

ke tempat-tempat yang tak menentu dan sering menimbulkan  kericu­

Tidak ada komentar:

Posting Komentar