Rabu, 16 Oktober 2013

F I D Y A H



Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Ibu  hamil itu tampak keletihan, letih karen dia  memaksakan
dirinya  berpuasa.  "Gerak  bayinya kurang terasa  pak  dokter  "
Katanya sambil memeriksakan diri di sore dekat waktu berbuka itu.
"Kalau  terlalu letih jangan dipaksakan berpuasa buk"  kata  saya
sambil  menasehatinya.  "Tuhan kan sudah  beri  keringanan  bahwa
orang  yang  sakit, orang yang dalam perjalanan dan  orang  hamil
serta menyusui boleh tidak berpuasa". Ulas saya berlagak  seperti
ustads.  "Betul pak dokter" katanya lagi. "Tapi,  tapi  disamping
membayar  fidyah, juga harus mengganti puasa di bulan yang  lain,
apalagi  di bulan nanti itu saya kan sedang menyusui,  kapan  mau
mengganti  dan meng Qadha puasa, lebih baik saya  berpuasa  terus
biar letih akan saya usahakan". Katanya dengan memelas.
"Tidak perlu di Qadha buk, cukup bayar Fidyah saja". jawab  saya.
"Ah tidak pak dokter, banyak orang berkata; kalau orang hamil dan
menyusui,  fidyah  di bayar dan puasapun harus diganti  di  bulan
yang  lain, begitu yang saya dengar dari orang-orang lain".  Kata
nya  memberi  ketegasan  kepada saya. Dan  itu  dirasakan  berat,
"Sudahlah  bayar,  Fidyah, puasapun di bayar  pula,  kan  terlalu
berat  beban yang di pikulkan pada orang hamil".  Katanya  sambil
memegang  perutnya yang gendut, sambil mengatakan  gerak  anaknya
tidak  sekuat  waktu pagi. "Kalau pak dokter mau  menolong  saya,
tolonglah  carikan  saya  dasar hukum bahwa  cukup  dengan  bayar
Fidyah dan tak usah ganti puasa".
"Baiklah buk", kata saya seperti menjanjikan akan mencarikan dasar
hukum tentang  Fidiyah ini.
Saya  balik-balik buku catatan yang pernah saya  coret-coret
dan  saya cari bab tentang Fidyah dan tentang puasa orang  hamil.
Akhirnya  saya dapatkan dan akan saya hadiahkan pada pasien  saya
yang sedang hamil dimanapun mereka berada.

Memang bagi mereka yang sedang hamil dan sanggup serta  kuat
menunaikan ibadah puasa, tidak merasa berat dan tidak mengganggu,
saya  tidak pernah melarang dan membiarkan keyakinannya;  "Boleh"
kata saya pada suatu hari pada ibu yang memeriksakan diri,  "tapi
jangan  sampai dipaksakan dan kalau letih berbuka saja  buk,  kan
kasihan bayi yang didalam Rahim dia kan butuh makanan. Dan  untuk
jalan  keluarnya  ibu bayar  saja Fidiyah   yaitu  memberi  makan
orang Miskin sebanyak hari yang di bukakan itu."

Berikut  ini keterang tentang Fidyah, semoga bermanfaat  dan
berguna bagi kita dalam menunaikan ibadah puasa.

Fidyah  adalah  penebusan sesuatu  yang  diserahkan  sebagai
tebusan.  Dalam surat Al-Baqarah  ayat 184,  menjelaskan  tentang
kewajiban  membayar fidyah yang berkaitan dengan ketidak  mampuan 
seseorang  untuk  melaksanakan  puasa.  Ayat  tersebut   berbunyi
"...Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankanya  membayar
fidyah"  Ayat  ini menunjukan  bahwa  orang-orang  yang  mendapat
kesulitan   yang  sangat  besar jika  melakukan  puasa   mendapat
keringanan   untuk tidak berpuasa dengan membayar fidyah.  Orang-
orang tersebut adalah :"
1. Orang  yang sudah sangat tua
2. Orang sakit yang sulit di harapkan kesembuhannya
3. Perempuan hamil dan yang sedang menyusui jika mereka khawatir bahwa puasa
akan menimbulkan efek  negatif terhadap perkembangan dan kesehtan bayinya
4.  Para  pekerja berat yang tidak mempunyai  sumber  rezki  lain 
kecuali dari pekerjaan berat tersebut.

Bentuk fidyah adalah memberi makan fakir miskin setiap  hari
sebanyak hari-hari ia tidak berpuasa.

Jadi  seseorang yang sedang hamil boleh tidak berpuasa.  dan
tidak  harus  mengganti puasanya dengan Qadha (puasa  pada  bulan
yang  lain) akan tetapi cukup dengan membayar  fidyah.  Ketentuan
tersebut berdasaerkan hadis di bawah ini.
1.  Menurut  hadis Annas bin Malik. Ka'bi, bahwa  Rasulullah  saw
bersabda:  " Sungguh Tuhan Allah Yang Maha Besar dan Mulia  telah
membebaskan  puasa dan  setengah shalat bagi orang yang bepergian 
serta  membebaskan puasa dari orang hamil dan menyusui   (Riwayat
lima ahli hadis)
2.  Dari  Ibnu Abbas yang berkata kepada jariahnya  yang  sedanag
hamil  "Engkau  termasuk   orang yang  keberatan  berpuasa,  maka
engkau  hanya  wajib  berfidyah dan tidak perlu  mengganti  puasa
(Riwayat Bazzar dan disahihkan  Daruquthni)
3.  Diriwayatkan  oleh  Abu Daud dari Ibnu  Abbas  ia  berkata  :
"Ditetapkan  bagi orang yang mengandung dan menyusui untuk  boleh 
berbuka (tidak puasa) dan sebagai gantinya  memberi makan  kepada
orang miskin setiap harinya".

Setelah  semua ini saya coba jelaskan pada si ibu yang  sore
itu  jadi  pasien saya, tampak matanya  berbinar.  "Kalau  begitu
agama  kita  tidak berat pak dokter, dan selalu  saja  ada  jalan
keluar  dan pemecahan dalam segala persoalan". "Betul buk  ,agama
kita tidak berat, namun tidak di peringan-ringan, semua ada jalan
dan  cara mengatasinya, serta cocok dengan akal.  Masakkan  Tuhan
akan membebani orang hamil yang memang sedang memikul beban berat
dengan tambahan beban lagi. Sedangkan orang yang dalam perjalanan
saja,  cukup mengganti puasa di bulan lain, tanpa  bayar  fidyah.
Kok orang hamil harus bayar fidyah dan dan juga ganti puasa?".

Seulas senyum tersungging dari bibirnya, dia puas, dia lega,
wajahnya  tidak  seletih seperti tadi, dengan langkah  tegar  dia
keluar  karena dia sudah punya peganggan. Sayapun puas  di  senja
ini dan dari RRI terdengar "Beberapa saat lagi akan di kumandang­
kan bunyi beduk dan Azan magrib, pertanda berbuka".

P a d a n g  10 Februari 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar