Jumat, 18 Oktober 2013

K O P I A S I N



Oleh : K Suheimi


Terhenyak  saya ketika mendengar  resonansi  jiwa dari  Radio Classy FM.   Betapa tidak  dia berceritra tentang seseorang yang mampu menahan derita selama bertahun-hanya di sebabkan  karena dia tak mau menyakiti orang yang di cintainya. Kisah ini jadi menarik karena penyesalan sering datangnya terlambat dan tidak maunya pasangan berterus terang pada pasangannya yang lain.. Terbersit keinginan dalam hati ini agar semua penggemar saya juga ikut merasakan  apa yang saya rasakan sewaktu membaca kisah ini, begini kisahnya
 Seorang pria dan seorang gadis bertemu di sebuah pesta, di gadis tampil luar biasa cantik, banyak laki-laki mencoba untuk mengejarnya. Sipria sebaliknya tampil biasa saja dan tidak ada yang memperhatikannya. Tetapi setelah pesta usai, dia memberanikan sekedar mengajak sigadis untuk mencari minuman hangat, sigadis agak terkejut, tapi dengan kesopanan pria itu akhirnya ia mau diajak pergi. Mereka berdua akhirnya duduk disebuah coffe shoap, sipria sangat gugup dan tidak berkata apapun . sigadis yang merasa ketegangan itu kemudian iapun berkata, tidakkah lebih baik kita pulang saja. Tiba-tiba pria itu berkata untuk pertama kalinya sambil melambai pada pelayan. Bisa minta garam untuk kopi saya. Semua orang yang mendengar memandang aneh kearah pria tersebut. Sipria jelas wajahnya berubah merah, tapi tetap saja ia memasukan garam tersebut kedalam kopinya dan dengan tenang ia meminumnya.
Sigadis dengan penasaran bertanya, kenapa kamu bisa punya hobi seperti ini.  Sipria menjawab ketika saya kecil saya tinggal didaerah pantai dekat laut. Saya suka bermain dilaut saya dapat merasakan air laut, asin dan sedikit menggigit sama seperti kopi asin ini. Dan ketika saya minum kopi ini saya selalu ingat masa anak-anak saya, ingat kampung halaman saya sangat rindu kampung halaman saya, saya rindu orang tua saya yang masih tinggal disana. Begitu usai mata sipria mulai berkaca-kaca, dan sigadis tersentuh dengan ucapan si pria tulus dihadapannya.
Bila seorang pria dapat bercerita rindu akan kampung halamannya pasti pria itu mencitai rumahnya, peduli akan rumahnya dan punya tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian sigadis juga mulai bercerita, bercerita juga tentang kampung halamannya nan jauh disana termasuk masa kecil dan keluarganya.
Suasana kaku langsung berubah menjadi perbincangan yang hangat. Juga menjadi awal yang indah dalam cerita mereka berdua, mereka akhirnya berpacaran. Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya cerita cinta, merekapun menikah dan setiap saat membuat kopi untuk suaminya ia selalu membubuhkan garam didalamnya bukan gula, karena ia tahu itulah yang disukai suaminya.
Setelah empat puluh tahun berlalu si pria meninggal dunia dan meninggalkan sebuah surat, dan siistri membaca surat tersebut. Sayangku yang tercinta mohon maafkan aku, maafkanlah seumur hidupku adalah dusta belaka, meski adalah sebuah bohongan belaka yang aku katakan padamu tentang kopi asin, kamu ingatkan pertama kali kita jalan bersama. Saya sangat gugup waktu itu sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah garam. Sulit sekali bagi saya untuk mengubahnya karna kamu merasa pasti tidak nyaman, jadi saya teruskan saja. Saya tidak menyangka hal itu menjadi awal dari komunikasi kita awal keakraban kita dan mata cinta kita. Saya mencoba berkata jujur selama ini untuk menjelaskannya pada mu tapi saya takut saya tidak pernah berbohon sekalipun, sekarang saya sekarat saya tidak takut apa-apa lagi,jadi saya katakan kepadamu yang sejujurnya saya tidak suka kopi asin. Betul-betul aneh dan sungguh tidak enak tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku selama denganmu. Dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu, memilikimu adalah sebuah yang besar dalam hidupku, bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.
Setelah membaca isi surat itu air mata si istri membuat surat itu menjadi basah, kemudian hari bila ada seseorang bertanya kepadanya, apa rasanya minum kopi pakai garam. Si istri pasti jawab rasanya sangat manis dengan senyuman dan dua titik air mata dipipinya

Saya tulis yang saya dengar dan saya baca kembali. Betapa kasih sayang antara seorang suami pada istrinya  yang tak mau menyakiti perasaannya, walaupun kopi asin itu sangat pahit dan sebenarnya dia tak suka. Lalu saya teringat akan sebuah ayatnya  Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam Al Qur'an
Katakanlah:"Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi". Katakanlah:"Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. (QS. 6:12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar