Kamis, 17 Oktober 2013

H E B O H F O R M A L I N


Oleh : K Suheimi


Formalin jadi heboh, karena zat yang digunakan sebagai pengawet mayat ini di pakai orang untuk pengawet makanan. Saya sering menggunakan formalin ini untuk mengawetkan jaringan-jaringan tubuh manusia yang sudah   saya operasi. Ini perlu saya kerjakan untuk dikirm ke Laboratorium Patologi Anatomi, diperiksa apakah pada organ dan jaringan yang sudah  saya operasi ditemukan sel-sel ganas.
Setiap kali saya memasukkan formalin, setiap kali pula mata saya berair, bukan karena sedih tapi karena pedih dan perih, sampai-sampai hidung sayapun meleleh mengeluarkan air. Apalagi baunya ug menyengat menyebabkan saya tak tahan lama-lama.
Formalin ini digunakan untuk mensterilkan handscoen sarung tangan yang selalu saya pakai jika memriksa dan mengoperasi pasien. Kalau formalinnya banyak maka tangan jari-jari saya berkerut  seperti terendam air yang lama. Maka saya tak tahan terhadap formalin  apalagi kalau Tablet atau cairan formalinnya banyak.

Saya jadi terkejut  ketika Formalin yang digunakan untuk pengawet mayat waktu dilakukan kremasi, ternyata digunakan untuk mengawetkan makanan
Untuk itu saya coba cari-cari di internet dan saya mendapatkan keterangan sebagai berikut semoga bermanfaat bagi pembaca.

Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.

1. Bila terhirup
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batukbatuk.
Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

2. Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

3. Bila terkena mata Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatagatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.
Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

4. Bila tertelan
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Selain formalin, pemakaian insektisida pada pangan pun dilarang. Ini bisa terjadi ketika pengasin ikan memakai insektisida untuk mengusir lalat saat menjemur ikan asin. ini disebabkan pihak industri kecil belum mengetahui risiko bahan berbahaya itu pada kesehatan manusia.
Tetapi, bagi konsumen akan sulit untuk mengetahuinya karena memerlukan pemeriksaan laboratorium. Untuk itu, diingatkan masyarakat mencermati tampilan dari pangan misalnya, untuk bahan pangan yang warnanya mencolok, kita bisa mencurigai apakah pewarna tersebut aman atau tidak. Kemudian, pada bakso dan tahu yang tidak menggunakan mesin pengawet (lemari es), kendati tahu dan bakso bisa awet selama dua sampai tiga hari.
Secara kodrat, katanya, bahan pangan seperti daging maupun tahu dan bakso hanya tahan beberapa jam. Tetapi praktiknya, masyarakat justru melanggar kodrat tersebut dengan menambahkan berbagai bahan kimia berbahaya.
Yang perlu diketahui masyarakat, seandainya telah menyantap makanan yang diawetkan dengan senyawa berbahaya seperti formalin, boraks atau rhodamine B, tanda-tandanya adalah:
Akan muncul langsung setelah makan atau ada waktu antara 1-5 hari setelah makan, gejala-gejalanya antara lain dalam bentuk pusing-pusing, rasa mual, ingin muntah, diare berlendir mungkin bercampur dengan darah, kejang-kejang, timbul bercak-bercak pada kulit, serta diakhiri rasa sakit pada ginjal dengan tanda sakit pinggang. Kalau tanda-tanda klinis seperti itu sudah ada/terasa, secepatnya mereka yang menderita meminta bantuan dokter atau poliklinik. Jangan ditunggu sampai tanda-tanda tersebut terus meningkat, apalagi kalau sampai pingsan.
Walau misalnya, seseorang memakan formalin atau boraks atau rodamine B, dalam jangka waktu pendek tidak akan mengalami keracunan. Akan tetapi satu ketika, setelah kadar senyawa tersebut cukup banyak tertimbun dan melebihi ambang batas, pada saat itulah senyawa yang tertimbun pada tubuh akan berubah sifatnya menjadi "karsinogen" atau "karsinogenetik" yang antara lain dapat merangsang terjadinya kanker terutama kanker hati.
Dari segi inilah, barangkali seorang dokter ahli di bidang kanker menyatakan mengapa kasus kanker hati di Indonesia setiap tahun terus meningkat, disertai jumlah kematian yang juga terus bertambah. Salah satu sebabnya mungkin karena makanannya sudah tercampur senyawa berbahaya yang dapat menjadi racun terhadap tubuh pemakannya atau dapat memicu terjadinya penyakit berbahaya pembawa kematian. Seperti formalin dan senyawa lainnya yang digunakan sebagai pengawet, padahal senyawa tersebut umumnya karsinogen yang memiliki sifat karsinogenetik, antara lain dapat menimbulkan kanker, terutama kanker hati.
Lalu saya merenung dan khawatir setiap kali menyantap makanan, kalau makan  makanan yang diawetkan takut  tercemar oleh formalin, makan ayam takut flu burung,  Makan daging takut Antrax Makan ikan asin takut sudah  dicemari insektisida. Lalu mau makan apa?. Lalu saya teringat akan Danau maninjau, di danau ini ada rinuak, ada ikan bilih dan ada keramba. Berulang kali saya lihat ikan-ikan ini di bawa dalam keadaan hidup di pasar-pasar. Maka kalau kepasar saya berbelanja berusaha mencari ikan hidup. Segar dan jelas tak pakai zat pengawet. Gizinyapun sangat baik. Saya kira ini jadi peluang bisnis bagi peternak-peternak ikan  air deras dan kolam-kolam. Lalu saya teringat petuah guru ”semua bangkai haram, kecuali ikan”. Sekali lagi ikan adalah makanan yang terbaik dengan protein yang halus baik untuk ibu hamil dan perkembangan otak. Orang Jepang jadi pintar karena makan ikan.
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam Al Qur'an
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. 16:14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar