Selasa, 22 Oktober 2013

KLIMAKTERIUM DAN MENOPUASE

Dr.H.K.Suheimi

Pengertian  mengenai  klimakterium,  menopause  dan   senium 

berbeda-beda.

    



 
Klimakterium berasal dari bahasa Yunani yang berarti  tangga 

merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.

Menopause  adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid  terak­

hir.  Bagian sebelum menopause di sebut pra menopause dan  bagian 

sesudah menopause di sebut pascamenopause.

    



 
Senium adalah masa sesudah menopause, ketika telah  tercapai 

ke  seimbangan  baru dalam kehidupan wanita, sehingga  tidak  ada 

lagi gangguan vegetatif maupun psikis.

    



 
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan  suatu 

masa  peralihan  yang  normal, yang  berlangsung  beberapa  tahun 

sesudah  menopause. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun  sebelum 

menopause dan berakhir kira-kira 6 tahun sesudah menopause.

    



 
Klimakterium  di  sebabkan oleh kurang  bereaksinya  ovarium 

terhadap rangsangan hormon gonado tropin. Hal ini disebabkan oleh 

karena  ovarium menjadi tua dan ovarium lebih dulu tua dari  alat 

tubuh  lainnya,  sehingga akan  menimbulkan  gangguan  vegetatif, 

psikis  dan organis.

ð73
Š Gangguan neurovegetativ (vasomotorik-hipersimpatikotoni)

Seperti  gejolak  panas ("hot flushes"),  keringat  banyak,  rasa 

kedinginan,  sakit  kepala, desing dalam telinga,  tekanan  darah     

yang  berubah-rubah,  berdebar-debar, susah  bernapas,  jari-jari 

atrofi, gangguan usus (meteorismus).

    



 
Mengapa  semakin tua kulit semakin keriput dan kendur ?  Ini 

pun  ada kaitannya dengan hormon estrogen. Salah satu  tugas  pen  

ting hormon estrogen adalah memproduksi selapisan lemak persis di 

bawah kulit yang membantu kelembutan dan kehalusan kulit  wanita. 

Estrogen  juga  memasok  jaringan kulit  dengan  berbagai  minyak 

pelembab  dan kolagen yang membuat kulit tampak segar dan  mulus. 

Makin tambah usia, makin sedikit produksi estrogen dan  berkurang 

pula  elastisitas  dan kehalusan kulit. Tampaknya yang  satu  ini 

merupakan proses alamiah yang sulit kita elakan. 

    



 
Ketika memasuki masa menopause, wanita mengalami  penyusutan 

estrogen  secara  tiba-tiba.  Kelenjar  pituiter  yang  merasakan 

perubahan  ini  segera  mengeluarkan beberapa  hormon  lain  yang 

merangsang  ovarium  yang membuat wanita merasakan  jalaran  rasa 

panas di wajah, dikenal dengan dengan hot flushes. Karena  estro­

gen mengontrol bentuk kelenturan vagina, ketiadaannya menyebabkan 

kekeringan  vagina.  Kurangnya  estrogen  juga  dikaitkan  dengan 

penyakit rapuh tulang atau osteoporosis.

    



 
Karena peranannya yang penting dalam kehidupan wanita,  para 

ahli  sudah mulai memikirkan untuk menerapkan pemberian  estrogen 

pada  pasien  yang kekurangan. Maka terapi  penggantian  estrogen 

atau  estrogen replacement teraphy (ERT) mulai populer tahun  60-

an.  Kalau  anak gadisnya tidak kunjung mendapat haid  pada  usia 

tertentu  atau  haidnya tiba-tiba terhenti,  dilakukan  ERT  ini.  
ð73[1] 

ð73[1] ŠNamun  sejak tahun 70-an, ERT dikaitkan dengan kanker  rahim  se­

hingga  terapi inipun ditinggalkan. Kini, sudah ada bentuk  peng­

gantian  hormon  estrogen yang lebih aman  yang  ditambah  dengan 

progestin tanpa membawa risiko kanker.

    



 
Pertanyaan  yang  sering muncul juga  adalah  kaitan  antara 

histeroktomi  dengan  cepatnya wanita menjadi tua.  Hal  tersebut 

berkaitan  dengan hormon estrogen. Hormon ini  berfungsi  menjaga 

ketebalan jaringan dinding vagina sehingga hubungan seksual tidak 

terasa  menyakitkan.  Juga berperan  dalam  membangkitkan  gairah 

seksual wanita.

    



 
Selain  itu,  yang  juga penting bagi  wanita  adalah  bahwa 

hormon  itu  menjaga kulit agar tidak cepat keriput  dan  tulang-

tulang tidak rapuh. Karena itulah hal ini menjelaskan  sekaligus, 

mengapa  wanita akan lebih cepat tua. Tidak lain  karena  setelah 

menopause,  produksi  estrogenya berhenti. Terutama  bagi  mereka 

yang indung telurnya (yang memproduksi hormon) turut terangkat. 

    



 
Tanpa  estrogen wanita mengalami mati haid  atau  menopause. 

Karena  itu bila wanita yang menjalani histeroktomi  masih  dalam 

usia muda, biasanya dokter akan meninggalkan indung telurnya agar 

produksi  estrogenya jalan terus. Satu indung telur  sudah  cukup  

untuk melakukan tugas-tugas yang menyangkut masalah kewanitaan.

    



 
Dalam  keadaan  di  mana dokter  terpaksa  mengangkat  kedua 

indung  telur,  wanita dapat memperoleh  estrogen  sintetis  dari 

luar.  Estrogen  dari luar ini sama saktinya dengan  yang  dibuat 

oleh  indung telur di dalam tubuh. Bedanya yang dibuat  di  dalam 

tubuh  gratis. Nah, yang di luar harus dibeli dengan  harga  yang 

tidak murah.

    



 
Estrogen  memang  berperan dalam organ seks,  selain  hormon  
ð73[1] 

ð73[1] Štestosteron yang juga dihasilkan oleh indung telur. Hormon terse­

but  misalnya  akan membantu seseorang untuk  merasa  terangsang. 

Dengan  kata  lain meningkatkan libido. Meskipun  demikian  orang 

dapat juga terangsang melalui indera. Misalnya melalui  pengliha­

tan, pendengaran, bau-bauan dan khayalan. Estrogen bukanlah satu-

satunya  faktor  yang membuat orang  terangsang  secara  seksual. 

Kebugaran  tubuh, makanan bergizi serta tidur yang  cukup,  turut 

berperan dalam kesehatan seksual.

    



 
Sedangkan  pada wanita yang memasuki masa mati  haid  (meno­

pause), dapat terjadi perdarahan haid yang memanjang,  perdarahan 

yang amat sedikit, perdarahan bercak yang lalu diikuti terhentin­

ya  haid. Keadaan itu berkaitan dengan fungsi poros  hipotalamus-

hipofisis  dan ovarium. Juga karena menurunnya  fungsi  alat-alat 

genitalia. Penurunan fungsi ini dapat menimbulkan penyakit kanker 

yang  berkaitan dengan hormon-hormon reproduksi atau karena  pen­

garuh infeksi kronik maupun virus tertentu.

    



 
Menopause hanya memiliki sedikit kadar estrogen.  Akibatnya, 

selaput  lendir  vagina menipis, keasaman (pH) tinggi  dan  flora 

yang normal menghuni vagina pun berubah. Keadaan yang tak mengun­

tungkan  itu membuat dinding vagina jadi rentan  terhadap  perlu­

kaan  dan  memudahkan  terjadinya  infeksi  (vaginitis  atropik). 

Mungkin  oleh  sebab  itulah ada ajaran  tertentu  yang  melarang 

hubungan  senggama  pada waktu haid. Pada  wanita  yang  memasuki 

menopause,  keadaan  ini menimbulkan kekeringan  vagina  sehingga 

senggama terasa menyiksa.

    



 
Gangguan  psikik, mudah tersinggung, depresi,  lekas  lelah, 

semangat berkurang, susah tidur.


ð73 Š
Gangguan organik

   . infark miokard = gangguan sirkulasi

   . atero sklerosis (sclerosis koroner) = Hiperkolesterolemia

   . osteoporosis = gangguan resorbsi kalsium

   . adipositas = gangguan metabolisme KH, F

   .  kolpitis,  uretrosistitis, disuria,  dispareunia  =  atrofi 

     epitel vulva, vagina, dan kandung kemih

   . arteritis = E menekan autoimun

   .  endokrinium  =  hipertiriosis,  defeminisasi,   virilisasi, 

     gangguan libido


   Sekunder

   . timbul konflik dalam keluarga, di tempat kerja


Diagnose sindroma klimakterik

* Umur dan gejala-gejala yang timbul

* FSH dan LH (FSH= 10-20x ) (LH= 5-10x ), E, rendah

* Kalsium, kolesterol

* Rontgen tulang lumbal I

* Sitologi ("pap smear")

* Biopsi endometrium

Penatalaksanaan sindroma klimakterik

* Sedativa, psikofarmaka

* Psikoterapi

* Balneoterapi (diet)

* Hormonal

Sindroma klimakterik terjadi akibat kekurangan E = maka  pengoba­

tan tepat adalah pemberian Estrogen=E
 
ð73[1]
 
ð73[1] Š
Persyaratan sebelum mulai pemberian E(minimal yang harus diperik­

sa)

 . Bagaimana tekanan darah 

 . Lakukan pemeriksaan sitologi ("pap smear")

 . Apakah uterus membesar

 . Apakah terdapat varices berat di ekstremitas bagian bawah

 . Apakah terdapat obesitas

 . Bagaimana fungsi kelenjar tiroid (BMR)

 .  Periksa:  Hb, total kolesterol,  HDL,  trigliserid,  kalsium,       

   fungsi hati

Pemberian Estrogen

 .  Mulailah  selalu dengan E lemah (estriol)  dan  dengan  dosis 

   rendah yang efektif

 . Pemberian secara siklik

 . Diusahakan kombinasi dengan Progesteron

 . Perlu pengawasan ketat (setiap 6-12 bulan)

 . Bila terjadi perdarahan atipik perlu D&C

 . Keluhan nyeri dada, hipertensi, hiperlipidemia dan DM,  konsul 

   dulu ke Penyakit Dalam



Yang perlu diketahui

 .  Tidak semua masalah/keluhan dapat dihilangkan hanya dengan  E 

   saja

 .  Pelajari dulu, faktor-faktor apa saja yang dapat  menimbulkan 

   keluhan. Apakah faktor psikis? sosio budaya atau kekurangan E?

 . Atasilah sesuai dengan faktor penyebab


 
ð73
ŠEfek samping pemberian hormonal (E atau P) dan cara mengatasinya. 

Tidak perlu takut terhadap efek samping E, asal selama pengobatan 

diberikan pula P.

Hal-hal  yang dapat timbul selama pengobatan :              

 . Perdarahan bercak: Biasanya dosis E rendah, maka naikan  dosis 

   dengan  memberikan 0,5 tablet lagi, atau dosis P tinggi,  maka 

   kurangi dosis P. 

 . Perdarahan banyak ("atipik")

   Perlu  dilakukan  dilatasi dan  kuretase  untuk  menyingkirkan 

   keganasan.

   Bila hasil PA: hiperplasia adenomatosa, maka lanjutkan  pengo­

   batan  dengan P saja (sesuai protokol Subbagian  Endokrinologi 

   Reproduksi).

   Tetapi mengingat 10-12% menjadi ganas, maka lebih baik  diper­

   timbangkan untuk histerektomi.

   Perdarahan/hiperplasia  biasanya  dihubungkan dengan  dosis  E 

   yang tinggi.

   Cara yang mudah untuk mengetahui apakah dosis E yang diberikan 

   tinggi :

    



 
. Bila pada pemberian E+P terjadi perdarahan, berarti  dosis 

       Estrogen terlalu tinggi.

    



 
. Bila tidak terjadi perdarahan: dosis Estrogen yang diberi­

       kan telah benar.

 . Mual

   Disebabkan  dosis E yang tinggi (pada  pemakaian  etinilestra­

   diol).

   Kurangi  dosisnya,  atau berikan setelah makan.  Bila  keluhan 

   tetap: dicoba berikan pervaginam berupa jelli (absobsi  kurang  
ð73[1] 

ð73[1] Šbaik). 

 . Sakit kepala ("migren"), nyeri payudara, leukorea, peningkatan 

   berat badan.

   Disebabkan  oleh  dosis Estrogen yang  tinggi,  kurangi  dosis 

Estrogen.  Bila keluhan masih tetap ada, coba E lemah  (Estriol). 

Keluhan tidak hilang, maka stop pemberian E. Coba berikan  perva­

ginam jelli.

 . Pruritus berat: hentikan pemberian Estrogen



Kontra indikasi pemberian E

 . Tromboemboli, menderita penyakit lever, cholelitiasis

 . Dubin Johnson/Rotor sindrom= gangguan sekresi bilirubin konju­

   gasi

 . Riwayat ikterus dalam kehamilan

 .  Ca  endometrium,  Ca mammae,  riwayat  gangguan  penglihatan, 

   anemia berat

 . Varises berat, trombophlebitis

 . Penyakit ginjal



Faktor risiko (anamnesis)

 . Adipositas, DM, hipertensi, anovulasi (gangguan siklus  haid), 

   infertilitas, perokok, alkoholism, hiperlipidemia.

Follow-up

Setiap  tahun:  Tensi, payudara,  pemeriksaan  ginekologik  ("pap 

smear"), kadar kolesterol, trigliserid, kalsium. Setiap 3 tahun/5 

tahun= Mamogragfi.



 
ð73[1]
 
ð73[1] Š
Berapa lama pengobatan diberikan

 .   Bila   keluhan   tidak  hilang,   setelah   beberapa   bulan

   pengobatan/dosis dinaikkan hentikan pengobatan segera.

 . Bila keluhan timbul lagi, setelah pengobatan dihentikan dilan­

   jutkan lagi pengobatan.

 .  Paling  lama  8-10  tahun  (bila  perlu  bisa  sampai   30-40 

tahun).

Pengobatan tambahan

Hampir semua pasien dengan sindroma klimakterik kehilangan kalsi­

um  (osteoporosis),  terjadi  hiperkolesterolemia   (meningkatnya 

kejadian  infark miokard), serta memiliki resiko  terjadi  kanker 

endometrium/payudara.

Pencegahan

Intake  kalsium 1000-1500 mg/hari (1 liter  susu/hari),  mencegah 

peningkatan  berat  badan  dengan olah raga  (jalan  kira-kira  2 

mil/hari), kontrol rutin setahun sekali ("pap smear"),  pemberian 

Estrogen.

Pemberian Estrogen beberapa tahun menurunkan kejadian fraktur 50-

60%, mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler 40-50%.

Pemberian E dimulai pada masa perimenopause.

     V V !
KESIMPULAN

    



 
Telah disampaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh  wanita 

dalam usia klimakterium dengan segala liku-likunya. Dan  pengoba­

tan  dengan  memakai estrogen vit D dan kalsium.  Dan  penelitian 

terakhir menunjukkan keberhasilan Therapi dengan calcitriol  pada 

osteo  porosis post menopause menunjukkan hasil yang  baik  dalam 

mengurangi angka kejadian fraktur vertebra.

ð73 Š


Tidak ada komentar:

Posting Komentar