Kamis, 24 Oktober 2013

KOKOK LENGGEK



Oleh : Dr.H.K.Suheimi


Kemarin  sore saya dapat hadiah ayam kokok  berlenggek  yang

diantarkan oleh Junaidi, suami pasien yang baru saja  melahirkan.

Entah karena luapan kegembiraannya, entah karena rasa  syukurnya,

sampai-sampai ayam kesayangannya dan satu-satunya ayam jago  yang

ada  di  rumahnya di hadiahkan untuk saya. Saya  berterima  kasih

sekali,  atas penghargaan dan pemberiannya itu. Ayam ini  didapat

nya  dari  solok selatan, sewaktu dia  bertugas  disitu,  didekat

Sirukam.  Memang di daerah solok Selatan, Sirukam dan  sekitarnya

saja  yang tercatat sebagai tempat adanya ayam kokok lenggek.  Di

desa  manapun di Indonesia ini tak ada di temui ayam kokok  leng­

gek. Saya perhatikan ayam itu, sama seperti ayam-ayam jantan yang

lainnya. Bulunya merah, ekornya hitam, ranggahnya mencuat  keatas

dan  menantang,  dadanya  busung, kakinya  hitam  terkesan  lebih

halus. Gerakkannya gesik, lebih liar dari ayam-ayam jantan  lain.

Tampaknya kepingin lepas dan kepingin lari, gerakkannya gesit dan

lincah seperti ayam rimba. Memang ayam ini adalah hasil  perkawi­

nan ayam rimba dan ayam kampung. Didaerah solok Selatan, terkenal

sebagai tempat yang banyak ayam rimbanya, dengan bulu yang  meng­

kilat dan ekornya yang panjang terjulai dan tergerai.

Sekilas saya lihat ayam ini tak banyak berbeda dengan  ayam-

ayam  lainnya. Tapi tadi pagi, waktu saya tersentak  dari  tidur,

terdengarlah  kokok  ayam yang bertingkah, panjang dan  di  ujung

kokoknya  itu terdengar lagi kokok-kokok yang  berlenggek-lenggek

seakan-akan   terputus-putus suaranya. Suara yang  terputus-putus

menimbulkan bunyi yang berlenggek-lenggek inilah yang menyebabkan

dia lain dari yang lainnya, ada sesuatu yang berbeda. Saya terke­

sima  mendengar alunan kokoknya. Kata yang memberi ayam itu,  ada

ayam  itu yang kokoknya berlenggek 5,7,9 kadang-kadang  ada  yang

sampai  11. Tapi saya dengar kokok ayam yang di berinya itu  baru

lenggek 3, mungkin makin lama makin banyak lenggeknya, tergantung

pada  latihan dan makanan yang di berikan. Semakin  banyak  leng­

geknya  semakin mahal harga ayam itu, dan tidak jarang  ayam-ayam

ini di bawa orang ke Jakarta dan disana di jual dengan harga yang

mahal.  Saya tidak tahu tentang ayam, tapi saya senang  mendengar

kokoknya.  Di  kepakkanya sayapnya dan di  busungkannya  dadanya,

lalu  dia  berkokok dan kokoknya itu  berlenggek-lenggek.  Karena

lenggeknya  itu pulalah harganya jadi berlipat ganda, jauh  lebih

mahal  dari ayam sembelihan dan jauh lebih mahal  dari  ayam-ayam

jantan, karena suaranya lebih nyaring, lebih panjang, berlenggek-

lenggek, tentu lebih merdu.

Lalu saya merenung, ayam ini di cari orang sampai-sampai  ke

pelosok-pelosok  solok selatan ke Sirukam. Dimana  terdengar  ko­

koknya orang berebutan mencarinya, lalu di bawa dengan pesawat ke

tanah  seberang,  lalu di perebutkan. lalu  harganyapun  melonjak

jadi mahal, padahal kalau di lihat sekilas dia cuma seperti ayam-

ayam  biasa. Dia jadi mahal dan berharga karena punya  kelebihan,

dia punya ke ahlian, dia punya sesuatu yang tidak di punyai  ayam

lain.

Hidup  inipun  bagaikan ayam, harganya akan murah  bila  dia

sebagai ayam-ayam biasa saja. Tapi dia akan dicari, di  tinggikan

dan  di  hargai, bila dia mempunyai  kelebihan,  keahlian,  dapat

mengerjakan  apa-apa yang tak bisa di kerjakan oleh orang  keban­

yakkan.  Manusia akan segan pada orang yang mempunyai satu  keah­

lian, dan keahlian bisa di peroleh dengan ke sungguhan dan  lati­

han. Kesungguhan dan latihan terpancar dari lubuk hati dan  niat.

Dia akan di dahulukan selangkah dan akan di tinggikan seranting.

Untuk mencapai lebih dari orang lain sedikit itulah diperlu­

kan usaha keras dan kerja yang sungguh-sungguh. Tentu waktu  yang

di gunakan juga harus lebih dari manusia-manusia lainnya.  Disaat

orang lain telah letih, dia masih kuat bekerja, disaat orang lain

mengantuk,  dia  dia sedang giat-giatnya berusaha.  Disaat  orang

lain tertidur, dia terjaga, dia bekerja, dia berusaha, dia berfi­

kir  dan dia berzikir. Enak memang disaat semua  tertidur  dengan

lelapnya  kita  terjaga  dan terbangun,  membangunkan  jiwa  yang

tertidur, membangun semangat yang mulai layu dan memikirkan  apa-

apa  yang  selama ini tak terfikirkan. Yang terbaik  saatnya  itu

ialah  tengah malam, disunyi dan sepi. Maka Tuhanpun  menjanjikan

pada  orang-orang  itu,  yang terbangun di  waktu  tengah  malam,

mengingat  Tuhannya,  lalu melakukan Shalat  Tahjud.  Baginya  di

sediakan  tempat  yang tinggi dan tempat yang  terpunyi  "Makaman

Mahmuda". Sebagai yang di ungkapkan dalam surat Al Israa' ayat 79

:"Dan  pada  sebagian malam hari ber  sembahyang  Tahjudlah  kamu

sebagai  suatu  ibadah tambahan  bagimu;  mudah-mudahan  Tuhan-mu

mengangkat kamu ke tempat yang terpuji".

Orang-orang  yang terpuji dan orang-orang yang di  tinggikan

adalah  orang-orang  yang beriman dan berilmu,  orang-orang  yang

zikir  dan  berfikir, seperti kita baca akan  janji  Tuhan  dalam

Surat Al Mujaadilah ayat 11;' Allah akan meninggikan  oarng-orang

yang beriman diantaramu dan orang-orang yang di beri Ilmu  penge­

tahuan beberapa derajat

Dan  Janji_Nya senatiasa benar, semoga kita termasuk  orang-

orang yang di tinggikan dan menempati tempat yang terpuji.  Lebih 

sedikit dari yang lain karena kita punya keahlian, kita punya  ke 

khususan, disaat orang tidur kita terbangun, disaat orang terkan­

tuk  kita  bekerja, sehingga  kokoknya  jadi  berlenggek-lenggek, 

harganya mahal, sebutannya tinggi. Amin.....amin......amin.







P a d a n g   7 April 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar