Jumat, 18 Oktober 2013

SEPUCUK SURAT DARI ISTANA


Oleh:Dr.H.K.Suheimi


  Hari ini saya menerima sepucuk surat dari Istana. Surat  itu

pendek, ringkas, tapi punya makna yang dalam. Berulang kali surat

itu  saya  baca, sehingga hafal semua isinya,  begitupun   dimana

letak  titik  dan komanya. Saya gembira  bercampur  haru,  karena

seumur  hidup baru kali inilah dapat sepucuk surat  dari  Istana.

Diantara  kalimatnya  itu adalah. Buku berjudul  "PELITA  HIDUP",

sudah  diterima oleh Bapak Presiden Soeharto dalam keadaan  baik.

Oh betapa senangnya hati saya ini. Buku karangan saya yang perta­

ma, sudah diterima oleh bapak Presiden dalam keadaan baik.

Sudah  lama saya ber agak-agak menerbitkan sebuah buku,  akhirnya

agak-agak  saya itu menjadi kenyataan dengan terbitnya akhir  Mai

yang lalu sebuah buku yang saya beri judul "PELITA HIDUP".  Tadi­

nya  saya baru beri nama "SULUAH HIDUP", tapi untuk bisa di  baca

secara  nasional,  maka  kata-kata  "SULUAH"  saya  ganti  dengan

"PELITA". Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang  saya

cintai  dan saya kagumi. Maka pertama-tama sekali buku  itu  saya

kirimkan  untuk Pak Harto, sebagai pribadi yang saya hormati  dan

saya  kagumi. Dan tidak saya sangka-sangka, ternyata buku itu  di

terima dalam keadaan baik oleh bapak Presiden. Saya lebih terharu

lagi pada kalimat berikutnya terbaca. Atas kiriman buku  tersebut

Bapak Presiden Soeharto telah berkenan menyampaikan ucapan terima

kasih.  Oh, bapak Presiden yang demikian sibuk, masih  meluangkan

sedikit  waktunya  dan  memperlihatkan  respeknya  kepada  rakyat

kecil. Saya salut, saya terharu dan saya kagum. Bersama ini  saya

sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang

sedalam-dalamnya, atas ber kenannya bapak Presiden ini.

  Lain perasaan sewaktu menerima surat dari Istana, ada sesua­

tu yang ndak bisa diungkapkan, bahagia terasa dihati,  kesejukkan

terasa  didada. Saya panjatkan syukur atas nikmat yang  telah  di

limpahkan-Nya. Waktu itu pulalah saya terkenang akan sebuah surat

lagi,  surat  yang datang dari atas sana, yang di  turunkan  pada

hamba-Nya  nabi besar Muhammad s.a.w. Surat yang  akhir-ahir  ini

sering  sekali  saya baca dan ingin saya  dalami.  Dalam  membaca

surat demi surat dalam Al-Gur'an itu, ada sesuat yang mendesak di

hati  ini. Terasa hati yang penuh ke damaian, fikiran yang  penuh

dengan  ke tentraman dan perasaan yang penuh  dengan  ketenangan.

Memang salah satu syarat untuk bisa berbahagia adalah, hati  yang

damai, fikiran yang tentram dan perasaan yang tenang. Ini  selalu

saya  dapatkan  setiap kali saya  membuka  lembaran-lembaran  Al-

Gur'an itu. Sebagaimana hari ini saya juga asyik,  membalik-balik

setiap halamannya.

  Timbulnya ke inginan saya membaca Al-gur'an itu adalah, pada

hari pelantikkan saya menjadi Dokter. Sewaktu saya di sumpah  dan

di serahkan Ijazah dokter, dan bersamaan dengan penyerahan Ijazah

itu  juga diberikan sebuah Tafsir Al-Gur'an. Saya  pegang  Ijazah

dokter dengan tangan kiri dan saya pegang Al-Gur'an dengan tangan

kanan.  Se  akan-akan Guru saya memerintahkan,  perdalamlah  ilmu

kedokteran dan perdalam serta gali pulalah ilmu AL-Gur'an.  Sejak

saat  itulah,  saya mulai menggali dan memperdalam  serta  senang

membaca Al-Gur'an berikut tafsirnya.

  Saya  perhatikan  setiap membaca Al-Gur'an,  ada  kedamaian,

ketentraman dan ketenangan. Jiwa yang tadinya resah dan  gelisah,

penyakit  yang tadinya keluh kesah, menjadi sirna dengan  membuka

lembaran-lembaran Al-Gur'an.

  Menerima  sepucuk  surat dari Istana, hati saya  bukan  main

senangnya, apalagi mendapat surat dari atas sana, yang jelas  ada

jaminan.  Setiap kali kita membacanya, disediakan pahala.  Setiap

kali  kita menelaahnya, didalamnya ada petunjuk,  didalamnya  ada

pembeda,  yang dapat membedakan antara yang baik dan yang  buruk.

Disaat  kita  kesepian,  disaat hati sedang  gundah  dan  gulana,

disaat  kita  sendirian, tiada teman tempat  mengadu,  mengadulah

kepadanya.  Disaat  kita resah dan gelisah dalam  mencari  sebuah

jawab, bertanya pada langit, tanya pada ombak, tanya pada karang,

semua  diam semua bisu. Tapi tanyalah pada Al-Gur'an, disana  ada

jawabnya.

  Sering disaat pikiran buntu "pangana tatumbuak",  kehilangan

pegangan, tidak tentu arah  dan tujuan. Disaat-saat yang demikian

cobalah  buka surat dari atas sana, cobalah kembang dan baca  Al-

Gur'an, disana ada jalan. Disana akan dibukan rahasia besar  yang

terlindung  yang selama ini kita tak tahu. Datanglah  kepada-Nya,

kadukanlah  persoalan pada-Nya. Bukankah Dia satu-satunya  tempat

kita  berdoa  dan tempat kita mengadu?. Ya  Allah,  pada-Mu  kami

menyembah dan hanya pada-Mu kami minta pertolongan.

  Hati yang gundah dan gulana, resah dan gelisah akan dibikin­

nya  tenang dan tentram penuh kedamaian. Al Gur'an, dialah  pena­

war, dialah petunjuk dan dialah penyembuh. Sebagai tertera  dalam

Firman  suci-Nya dalam surat Yunus ayat 57:"Hai manusia.  Sesung­

guhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh

bagi  penyakit-penyakit  (yang berada) dalam  dada  dan  petunjuk

serta rahmat bagi orang-orang yang berimanan".    


Padang 7-6-92

Tidak ada komentar:

Posting Komentar