Kamis, 24 Oktober 2013

D O 'A A N A K


Oleh : Dr.H.K.Suheimi



Satu  hari di tahun 1979, saya menjemput Irham  kesekolahnya

di  TK Baiturrahmah. Disana sebelum sekolah usai,  sebelum  anak-

anak  pulang mereka berdoa. dari mulut kecilnya  terlafas  sebuah

do'a :"Allahumma firli waliwa lidaiya, warhamhuma, kama rabbayani

sagiirah"   "Ya  Allah";  kata Irham  sambil  memejamkan  matanya

"Ampunilah  dosa kami dan dosa dua ibu bapa kami, berilah  mereka

rahmat dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah  menyayangi

dan  mendidik  kami  dari kecil". Oh Irham  kecil,  rasanya  baru

kemarin dia terlahir, masih terbayang dan belum lepas dari  inga­

tan  betapa dia menangis berteriak dan mengoak pertama  menghirup

udara didunia. Tiba-tiba sekarang dia berdoa dan yang didoakannya

kedua  ibu  bapaknya. Saya tertegun dan saya  terenyuh,  doa  itu

terasa  sangat  syahdu di telinga saya dan  menyusup  ke  relung-

relung hati yang terdalam.
Banyak  dan sering saya mendengar do'a, tapi mendengar  do'a

yang terlafas dari bibir anak sendiri, sangat menusuk dan  menge­

tarkan  sukma. Saya tergetar dan saya tak bisa menahan  perasaan.

Dari  balik  jendela saya tatap raut wajahnya,  raut  wajah  yang

polos, raut wajah yang tak berdosa, raut wajah yang jernih,  raut

wajah yang lugu, raut wajah seorang bocah cilik,  dan dari  bibir

nya  terlafas  do'a yang menggetarkan kalbu. Tanpa  saya  sadari,

dari  balik jendela itu mata saya berkaca-kaca ndak sanggup  saya

menahan emosi dan perasaan. Begitu selesai dia berdo'a,  langsung

saya  peluk  dan saya cium, dari lubuk hati  yang  terdalam  saya

ucapkan  "Terima kasih anakku". Saya cium kedua pipinya dan  saya

bawa dia pulang. Dari matanya yang jernih dan hitam dan polos dia

menatap  saya lama-lama, kemudian dia tersenyum. Saya  tak  dapat

menafsirkan  apa  yang di senyumkannya. Lama  saya  tertegun  dan

tercenung merenung do'a yang sangat menusuk hati itu, sebuah do'a

dari  anak. Dia mendoakan keampuanan bagi orang taunya, dia  men­

doakan  agar orang tuanya di limpahi Rahmat dan kasih sayang.  Oh

adakah  do'a yang lebih hebat dari do'a ini. Do'a  yang  terlahir

dari  seorang anak TK masih ingusan dan belum bernoda  dan  belum

berdosa,  yang yang suci dan murni. Sewaktu dia tertidur di  pem­

baringan, saya tatap wajahnya yang polos suci, bersih, dan  dalam

lelap tidurnya itu, dia saya hampiri dan saya dekap dan saya cium 

sepuas-puas  hati, lalu, sekali lagi saya bisikkan ke  telinganya 

:"Terima kasih anakku"

   



 
Dan do'a itu tergiang kembali, tapi bukankah yang akan  saya 

peroleh itu adalah sekedar apa yang saya perbuat untuknya, bukan­

kah  yang  akan saya peroleh itu setimpal dengan  apa  yang  saya 

berikan  padanya?, sebagaimana do'anya. Ampuni  dan  beri  rahmat 

serta sayangi kedua orang tuaku, sebagaimana dia telah menyayangi 

dan mendidikku sewaktu kecil. 

   



 
Kata   sebagaimana  maksudnya adalah setimpal  atau  sepadan  
ð73[1] 
 
ð73[1] Šdengan  usaha saya mendidiknya. Maka tiap orang  tua  bertanggung 

jawab  untuk dirinya sendiri dalam mendidik dan membesarkan  anak 

nya.  Yaitu pendidkan yang memperkaya otak dan membangun  pribadi 

nya. 

   



 
Maka  dimata seorang ibu dan ayah, anak itu selalu  bagaikan 

bayi terus, walaupun umur anaknya itu sudah lanjut, karena selalu 

berada dalam pendidikannya, maka do'a ibu dan bapa walaupun sudah 

tua renta tetap  makbul, ketika ia mendoakan anaknya, karena  dia 

selalu  mendidik. 

   



 
Pendidikan  di sebut  Tarbiyah. Dalam tarbiyah  di  tanamkan 

inovasi  sesuatu  yang baru, sehingga anak selalu di  pacu  dalam 

mengenal  dan mempelajari hal-hal yang inovatif atau  yang  baru. 

Sebagaimana  sewaktu nabi di tanya :" Kalau nanti engkau tak  ada 

kepada  siapa  kami  bertanya?", jawab nabi  "Engkau  lebih  tahu 

terhadap  duniamu!",  berarti kita  punya  kesempatan  menggumuli 

dunia  kita, tak ada dogmatis yang mengatakan mencari  ilmu  stop 

dan  berhenti sampai sini. Kita harus belajar terus dan  tak  ada 

ketakutan  untuk  belajar terus. Andaikan kita bimbang  maka  ada 

sumber acuan yaitu Qur'an. Seperti "beterbanganlah engkau menero­

bos  berlapis=lapis  langit, tapi jangan terbang  tanpa  Sultan", 

tanpa  kekuatan atau bimbingan, bimbingan ini  adalah  pendidikan 

dan ilmu. 

   



 
Islam  tidak  sekadar anjuran dan larangan saja,  tapi  juga 

berisi  petunjuk untuk membuat pandangan kita lebih canggih  jauh 

ke depan. Islam bukan saja cocok dengan segala zaman, bahkan jauh 

lebih dahulu, mendahului zamannya. Banyak yang kita baca dalam Al 

Qur'an  pada  mulanya  belum meyakinkan,  tapi  kemudian  setelah 

berlalu sekian zaman, terbukti, bahwa Al Qur'anlah yang benar.
ð73 Š
   



 
Anjuran  untuk memperkaya dan mempercanggih  wawasan  selalu 

diajarkan  oleh  Islam. Modalnya bukan keangkuhan  tapi  keluasan 

minat.

   



 
Tak sedikit orang memperdalam sesuatu ilmu tapi dalam bidang 

yang  sempit,  sehingga mempersempit pandangannya  seperti  dalam 

terowongan  yang  sempit saja. Menaruh perhatian  pada  cakrawala 

yang  luas,  dan memperluas pandangan dan perluas  minat,  adalah 

anjuran-anjuran  dalam agama kita. Tidakkah kau fikir kan  setiap 

kali kamu melihat dan menyaksika sesuatu?.

   



 
Sedang  asyik-asyik  merenung kejadian alam  ini,  tiba-tiba 

anak  saya  dengan suara kecilnya berdoa :"Ya  Allah  tunjukkilah 

kami  jalan_Mu yang lurus dan yang benar. Jalan orang-orang  yang 

telah  Engkau  beri nikmat. Bukan jalan orang-orang  yang  Engkau 

murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat". Setiap  kali 

ia  berdoa,  setiap kali itu pula jantung  saya  bergetar,  entah 

kenapa  do'a anak jauh lebih berkesan dalam sanubari saya  diban­

dingkan  dengan do'a siapa saja. Dan do'a mereka pulah yang  saya 

dambakan  nanti  kelak, andainya nyawa ini  telah  berpisah  dari 

badan.  Dan  do'a yang sering di lafaskannya  adalah  :"Ya  Allah 

berilah  kami kesenangan di dunia dan kesenangan di  akhirat  dan 

jauhilah  kami  sekeluarga dari siksaan api  neraka".  Lalu  saya 

ucapkan Amiin..pelan-pelan, semoga Tuhan mengabulkannya.

   



 
Malam  ini  datang teleponnya dari Jakarta minta  di  kirimi 

uang untuk pembeli buku Hislogi, Biokimia, Ilmu Faal dan Anatomi. 

Saya  tahu  buku-buku itu tidak murah dan  uangpun  tidak  mudah, 

tidak semudah membubuhkan tanda tangan. Karena memang ada bebera­

pa  orang  uang itu mudah baginya, dengan hanya  membubuhi  tanda 
 
ð73 Štangan  di  sana- sini, lalu uangpun mengalir bagaikan  air  bah. 

Tapi  bagi  saya untuk memperoleh uang harus  bekerja,  "Mangakeh 

baru  kamakan". Siang malam tak mengenal waktu dan  tak  mengenal 

lelah.  Disaat-saat  orang tertidur dengan nyeyaknya  saya  harus 

jaga,  resek panja, dengan baju yang bergelimang darah dan  tubuh 

yang  bermandikan keringat, dengan jantung yang  berdegup  dengan 

nafas yang terengah-engah saya harus berjuang menolong dan  beru­

saha menyelamat nyawa ibu dan anak dalam setiap proses kelahiran. 

Saya  harus membuka perut mengangkat tomor dan kanker yang  bersa 

rang  dalam  indung telur dan rahim seorang  ibu.  Hampir  setiap 

malam saya bekerja dan hampir setiap malam ada saja ibu-ibu  yang 

melahirkan,  saya ngak mengerti kenapa ibu-ibu sering  melahirkan 

malam  hari,  mungkin  karena di tanamnya waktu  malam,  maka  di 

tuainyapun  pada  waktu malam. Bukankah ada  pameo  yang  berkata 

siapa yang menanam dia yang menuai?.

   



 
Maka uang yang tidak sedikit untuk pembeli buku itupun  saya 

kirimkan,  dan ketika mengirim uang itu saya iringi dengan  do'a, 

semoga  buku-buku yang di belinya adalah buku-buku  yang  berman­

faat,  bermanfaat  untuk dirinya, dan bermanfaat  untuk  lingkun­

gannya  serta bermanfaat untuk masa depannya, sehingga dia  dapat 

menyumbangkan manfaat ilmu itu. Kiranya ilmu yang bermanfaat yang 

diajarkan akan mengalir nanti disaat semua pintu amal sudah ditu­

tup disaat nyawa telah lepas dari badan. Semoga diapun memberikan 

dan  mencurahkan ilmu yang bermanfaat ini kepada lingkungan  yang 

membutuhkannya.

   



 
Dan untuknya yang sedang dihantam gelombang perjuangan untuk 

mencapai cita-cita, saya panjatkan sebuah do'a. do'a seorang ayah 

untuk anaknya:
ð73 Š


Tuhanku,  Bentuklah  putraku menjadi manusia yang  cukup  berani. 

Untuk  menyadari  kelemahannya,  manakala dia  takut  dan  berani 

menghadapi dirinya.

Manusia  yang tetap teguh dalam kekalahan, tetapi  jujur,  rendah 

hati serta berbudi halus dalam kemenangan.

Bentuklah  putraku menjadi manusia yang cita-citanya  tak  pernah 

padam, dan sanggup mewujudkannya dalam tindakkan.

Putraku  insyaf  bahwa mengenal dirinya sendiri  adalah  landasan 

pengetahuan.

Tuhanku.  Aku  mohon supaya putra-putraku  jangan  berada  diatas 

jalan yang mudah dan lunak, tetapi tumbuh dan KAU pimpin di dalam 

desakkan dan tantangan.

Agar dia dapat berdiri kokoh di tengah badai.

Putra-putra yang dapat memimpin dirinya sendiri, sebelum  berhas­

rat memimpin orang lain.

Putra-putraku  yang sanggup memenangkan hari depan dan  tak  lupa 

untuk belajar dari masa lampau.

Dan  setelah semua ini menjadi miliknya, aku masih  mohon  supaya 

putra-putriku di beri perasaan jenaka, agar dia dapat bersungguh-

sungguh.

Karunialah mereka kerendahan hati.

Dan  bimbinglah  mereka  agar selalu ingat  akan  Engkau  sebagai 

sumber kesederhanaan dan keagungan yang sebenarnya.

Sebagai sumber kearifan dan kekuatan yang sebenarnya.

Dengan  demikian maka aku ayahnya, dapat memberanikan diri  untuk 

berbisik :"Bahwa hidupku tidak sia-sia".
 
ð73
Š

Tidak ada komentar:

Posting Komentar