Oleh: K Suheimi
Lelaki
tua itu hanya tukang becak. Penghasilannya setiap hari tidak menentu. Dia
miskin. Miskin membuat gampang sakit. Sakit membuat yang miskin semakin miskin.
Maka, kian sempurnalah lingkaran kemiskinan selama ini: Kemiskinan akan selalu
melahirkan kemiskinan, dan dengan kecepatan yang mencengangkan
Eman terpapah-papah
mendayung becanya. Umurnya yang sudah 45 tahun sebetul tak begitu kuat
mendayung beca barang yang bermuatan sarat dengan barang –barang dagangan, tiap
hari dia harus jemput antarkan barang dagangan pedagang=-pedagang di pasar
alai. Dengan keringat bercucuran dikayuhnya beca itu dengan beca itu pula
dikayuhnya kehidupan yang semakin berat. Badan semakin tua, tapi beban semakin
berat. Disapunya keringat yang menetes membasahi kelopak mata jatuh membasahi
pipinya, bersamaan dengan itu air matanya meleleh satu demi satu tanpa bisa dihentikan.
Tak pernah dia
meneteskan air mata bersama tetesan peluh ini, tapi hari ini dia tak tahan
lagi. Istrinya sudah dua hari dirumah bidan Afrida, tapi anak tak kuinung
lahir. Sudah dicarinya obat salusuh, telah dibacakan do”a dan do”a namun sang bayi tak mau menonggolkan
kepalanya. Seperti keringat yang membasahi tubuhnya begitu pula istrinya sudah
bersimbah peluh menahan sakit, memcoba mengedan dan mengedan lagi namun jabang
bayi sepertinya bertahan tak mau lahir.
Entah kenapa dulu
istrinya ini mudah saja melahirkan
diantarkan pagi siang sudah lahir.
Sudah empat anaknya lahirnya
biasa-biasa dan mudah saja. Tapi entah kenapa yang satu ini sudah dua hari
belum juga tampak tanda-tanda akan bisa lahir. Bidan afrida angkat tangan,
anaknya terlalu besar katanya hampir putus asa. Eman memohon “tolonglah Buk
Bidan” ,,,,, Ya jalan satu-satunya harus di operasi. Sambil meneteskan air mata
eman memelas, dari pagi saya manarik becak
baru dapat 15 ribu katanya
sambil merogoh saku mengeluarkan penghasilannya hari ini.
Bidan Afridapun tak bisa berbuat apa-apa.
disadarinya anak yang ke lima terlalu besar dan tenaga ibu itu telah terkuras
habis. Bidan afrida menelepon Rumah sakit Bersalin Bunda kalau-kalau
mau menolong orang miskin. Kebetulan saya yang ngangkat telepon itu. Saya pesan bawa segera bawa , kita akan
tolong jangan lihat dan tanya uangnya.
Hari itu saya
toreskan pisau di perut ibu itu, dia berdoa. Dengan suara lirih “Ya Allah
Mudahkanlah opeerasi ini, selamatkan diriku dan anakku , serta semua orang yang
menolongku”. Bisikan lembut itu sampai ketelinga saya dan sayapun tergetar,
dada saya bergocang. Bayi yang lahir hari itu memang besar beratnya 4,6 kg
sehat dan besar. Ada sesuatu yang menyelinap didalam hati ini. Oh saya bisa
menolong orang yang sangat membutuhkan. Sesuatu rasa merangkak dan menyelinap
ke lubuk sanubari, Oh orang orang seperti inilah yang harus segera di tolong.
Selesai operasi Eman menyalami saya, setetes air matanya jatuh,
dan dalam mata yang berlinang itu
ditariknya nafas dalam-dalam terima
kasih pak dokter. Terenyuh hati saya. Saya sampaikan pada semua team
penolong mereka terharu.
Memang kita harus
tolong dan selamat eman dan orang –orang yang senasib dengan nya. Kehidupan
sekarang banyak menghempaskan orang kegaris di bawah kemiskinan.
Memang kami tak
dapat uang , tapi ada seuatu dibalik itu,
Ketenangan hati, kedamain jiwa dan ketentraman perasaan. Oh lega, bahagia
kami rasakan ketika dapat menyelematkan istru Eman dan anaknya.
Diciumnya tangan
saya sekali lagi sebelum dia pulang, saya pandang dan saya tatap anak-anaknya
yang 5 orang. sambil pergi mereka
melambaikan tangan. terima kasih terima
kassih..
Kenangan itu
kembali terbayang hari ini. Dan saya
sampaikan ke semua bidan. Kalau
ada mereka yang tak mampu dan minta surat miskin ke lurah, kami di Rumah Sakit Bunda
bersedia menolongnya..
Kemiskinan
sekarang mendera rakyat Indonesia, tak
sedikit hidupnya yang jadi papa, terlunta. Sementara kehidupan semakin
mencekik, semua harga pada naik. Dalam keadaan demikian pengangguran semakin
banyak, dengan apa mereka bisa kita selamatkan dan kita tolong?.
Hanya dengan
kemampuan yang ada dan dengan apa yang bisa kita harus tolong dan kita harus
selamatkan.
Saya pesan ke
semua karyawan di rumah sakit Bunda
walaupun dia miskin , jangan bedakan
dengan orang yang nginap di VIP.
Rasakan nikmatnya dalam menolong orang yang tak mampu
"Irhammu fil
ardh yarhamkuim fis samak" Kasihanilah yang di Bumi, maka yang dilangit
akan mengasihimu. Lapangkanlah kamu akan di lapangkan, mudahkanlah kamu akan di
mudahkan, pesan Rasul. Rasakanlah nikmatnya dalam memberi
setiap hari kta
mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat kita
bahagia tatkala melihat orang lain bahagia dan hari ini …kita tak tahu apa ada
orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan
kebahagiaan dengan memberi."
Ketika ada
orang kaya mendengarkan hal itu,
menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun
dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Untuk itu ingin
saya petikkan sebuah firman sucinya
dalam Al Qur'an
Muhammad itu
tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa
orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. 3:144)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar