Jumat, 11 Oktober 2013

B E C A K


Oleh: K Suheimi

Lelaki tua itu hanya tukang becak. Penghasilannya setiap hari tidak menentu. Dia miskin. Miskin membuat gampang sakit. Sakit membuat yang miskin semakin miskin. Maka, kian sempurnalah lingkaran kemiskinan selama ini: Kemiskinan akan selalu melahirkan kemiskinan, dan dengan kecepatan yang mencengangkan

Eman terpapah-papah mendayung becanya. Umurnya yang sudah 45 tahun sebetul tak begitu kuat mendayung beca barang yang bermuatan sarat dengan barang –barang dagangan, tiap hari dia harus jemput antarkan barang dagangan pedagang=-pedagang di pasar alai. Dengan keringat bercucuran dikayuhnya beca itu dengan beca itu pula dikayuhnya kehidupan yang semakin berat. Badan semakin tua, tapi beban semakin berat. Disapunya keringat yang menetes membasahi kelopak mata jatuh membasahi pipinya, bersamaan dengan itu air matanya meleleh satu demi satu  tanpa bisa dihentikan.  
Tak pernah dia meneteskan air mata bersama tetesan peluh ini, tapi hari ini dia tak tahan lagi. Istrinya sudah dua hari dirumah bidan Afrida, tapi anak tak kuinung lahir. Sudah dicarinya obat salusuh, telah dibacakan do”a dan do”a   namun sang bayi tak mau menonggolkan kepalanya. Seperti keringat yang membasahi tubuhnya begitu pula istrinya sudah bersimbah peluh menahan sakit, memcoba mengedan dan mengedan lagi namun jabang bayi sepertinya bertahan tak mau lahir.
Entah kenapa dulu istrinya ini mudah saja melahirkan   diantarkan pagi siang sudah lahir.  Sudah empat anaknya  lahirnya biasa-biasa dan mudah saja. Tapi entah kenapa yang satu ini sudah dua hari belum juga tampak tanda-tanda akan bisa lahir. Bidan afrida angkat tangan, anaknya terlalu besar katanya hampir putus asa. Eman memohon “tolonglah Buk Bidan” ,,,,, Ya jalan satu-satunya harus di operasi. Sambil meneteskan air mata eman memelas, dari pagi saya manarik becak  baru dapat 15 ribu   katanya sambil merogoh saku mengeluarkan penghasilannya hari ini.
 Bidan Afridapun tak bisa berbuat apa-apa. disadarinya anak yang ke lima terlalu besar dan tenaga ibu itu telah terkuras habis. Bidan afrida menelepon Rumah sakit Bersalin Bunda   kalau-kalau mau menolong orang miskin. Kebetulan saya yang ngangkat telepon itu.  Saya pesan bawa segera bawa , kita akan tolong  jangan lihat dan tanya uangnya.
Hari itu saya toreskan pisau di perut ibu itu, dia berdoa. Dengan suara lirih “Ya Allah Mudahkanlah opeerasi ini, selamatkan diriku dan anakku , serta semua orang yang menolongku”. Bisikan lembut itu sampai ketelinga saya dan sayapun tergetar, dada saya bergocang. Bayi yang lahir hari itu memang besar beratnya 4,6 kg sehat dan besar. Ada sesuatu yang menyelinap didalam hati ini. Oh saya bisa menolong orang yang sangat membutuhkan. Sesuatu rasa merangkak dan menyelinap ke lubuk sanubari, Oh orang orang seperti inilah yang harus segera di tolong. 
Selesai operasi  Eman menyalami saya, setetes air matanya jatuh, dan dalam mata yang berlinang itu  ditariknya nafas dalam-dalam  terima kasih pak dokter. Terenyuh hati saya. Saya sampaikan pada semua team penolong  mereka terharu.
Memang kita harus tolong dan selamat eman dan orang –orang yang senasib dengan nya. Kehidupan sekarang banyak menghempaskan orang kegaris di bawah kemiskinan.
Memang kami tak dapat uang , tapi ada seuatu dibalik itu,  Ketenangan hati, kedamain jiwa dan ketentraman perasaan. Oh lega, bahagia kami rasakan ketika dapat menyelematkan istru Eman dan anaknya.
Diciumnya tangan saya sekali lagi sebelum dia pulang, saya pandang dan saya tatap anak-anaknya yang 5 orang.  sambil pergi mereka melambaikan tangan. terima kasih  terima kassih..
Kenangan itu kembali terbayang hari ini.  Dan saya sampaikan ke semua bidan.         Kalau ada mereka yang tak mampu dan minta surat miskin ke lurah, kami di Rumah Sakit Bunda bersedia menolongnya..

Kemiskinan sekarang mendera  rakyat Indonesia, tak sedikit hidupnya yang jadi papa, terlunta. Sementara kehidupan semakin mencekik, semua harga pada naik. Dalam keadaan demikian pengangguran semakin banyak, dengan apa mereka bisa kita selamatkan dan kita tolong?.
Hanya dengan kemampuan yang ada dan dengan apa yang bisa kita harus tolong dan kita harus selamatkan.
Saya pesan ke semua karyawan di rumah sakit Bunda  walaupun dia miskin , jangan bedakan  dengan orang yang nginap di VIP.  Rasakan nikmatnya dalam menolong orang yang tak mampu
"Irhammu fil ardh yarhamkuim fis samak" Kasihanilah yang di Bumi, maka yang dilangit akan mengasihimu. Lapangkanlah kamu akan di lapangkan, mudahkanlah kamu akan di mudahkan, pesan Rasul. Rasakanlah nikmatnya dalam memberi
setiap hari kta mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat kita bahagia tatkala melihat orang lain bahagia dan hari ini …kita tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."
Ketika ada orang  kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah firman sucinya  dalam Al Qur'an
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. 3:144)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar