Jumat, 25 Oktober 2013

PERWATUSI


Oleh : Dr Hj Zurtias Suheimi

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah telah Kau hantar kami ketempat ini. Dan terima kasih telah kau hantar kami keusia ini. Kami sadari tak banyak orang mengenyam usia seperti kami ini. Hanya satu saja tujuan kami berkumpul disini agar manusia  yang memasuki usia rembang petang  mempunyai arti dalam hidupnya dan bermanfaat bagi sesamanya.
Sebelum  saya pergi ke pertemuan itu,   saya  menatap sebuah  pohon  kayu yang sudah tua, daunnya  tidak selebat  dulu lagi, rantingnya sudah banyak yang patah, pohonya telah dihingga­pi benalu, badai yang berhembus kemarin mematahkan dahannya. Tapi yang saya saksikan keinginan untuk bertahan dan hidup terus masih tampak pada pohon tua itu, karena masih saya lihat, di  sebagian rantingnya  masih tampak daun-daun baru, tunas-tunas baru.  Kalau di  sebatang  pohon masih tumbuh daun-daun baru  dan  tunas-tunas baru, pertanda pohon itu masih panjang umurnya , karena dia masih produktif menghasilkan tunas dan pucuk-pucuk baru.  Tapi  begitu dia tak bisa lagi menghasilkan tunas dan daun, maka sebentar lagi dia akan layu, terkulai dan mati.  manusiapun demikian, setiap hari dia harus  produk­tif,  harus bisa dan mampu menghasilkan sesuatu ”tunas baru”. Kalau dia  tidak mampu  lagi, maka hidupnyapun tidak akan lama . Dan seseorang dinilai dari produktifitasnya.

Orang yg tidak produktif di sindir oleh orang minang dengan pameo “adanya sama dengan tidaknya. Masuak indak mangganokkan, kalua indak manganjiakan. Bak antimun bungkuak, masuak karuang lai, masuak etongan tidak. Dari pada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah”

Lalu "Apa yang dapat kita lakukan di hari  tua dan  apa yang kita inginkan dilakukan orang lain untuk  kita  di hari  tua".  Tempat dan suasana yang bagaimna yang  di harapkan, agar  hari-hari tua diisi oleh hal-hal yang bermanfaat dan  tetap pruduktif.

Orang-Orang Tua  itu tidak mau dan tidak sudi, apabila diri mereka  dianggap jadi beban dan memberatkan orang lain. Mereka ingin ber produktif di  usia tua, dan di hari-hari yang tinggal sedikit itu,  disisa-sisa  hidup  ini  mereka ingin menunjukkan  kualitas  hidup  yang tinggi  dan  berbobot dan dapat berbakti serta mendekatkan  diri pada  Ilahi. sehingga hari-hari terakhir mereka adalah  hari-hari yang  penuh Rahmat dan disirami Berkat serta dapat curahan  Kasih dan sayang_Nya.

Sayapun  diusia seperti sekarang ini,"Gaekn,  tapi  mudo lah mpau" Usia muda sudah saya lewati dan lampaui, wlaupun  saya elum  mau di katakan Tua, tapi mau tidak mau, suka  tidak  suka Tua  itu akan saya tempuh. Maka di hari Tua  saya  membayangkan ingin  berada di suatu tempat, dimana berkumpul banyak  orang tua yang  lain. Malam kami akan berkumpul-kumpul, ada yang bergitar, ada yang ber biola lalu bersama-sama bernyanyi "Kemesraan ini jangan cepat berlalu", dengan  suara yang tentu sudah fals dan tidak semerdu dulu  lagi, tapi  bahagia dan senang. Sekali-sekali tentu ingin  di  kunjungi anak dan cucu, lalu bercengkrama dan berceritra, tentu  cucu-cucu
saya  ingin  di  dongengi, apalagi  kakeknya  senang mendongeng, dongeng kak kancil, dongeng putri salju atau seribu dongeng dapat di  ceritrakan  kembali. Betapa senangnya dalam  mendongeng  itu, melihat cucu tertidur dengan lelapnya sambil memimpikan  dongeng-dongeng yang di sampaikan ucenya. Oh masa tua , hari-hari  Tua yang penuh dengan keni'matan dan penuh rahmat, karena di hari itu saya  sudah pensiun dan ingin menikmati masa-masa pensiun  dengan penuh  ketenangan, penuh kedamaian dan penuh ketentraman.  Memang   untuk orang tua "Hati yang penuh kedamaian, fikiran yang penuh ketentraman  dan perasaan yang penuh ketenangan,  dan  hidup  yang penuh arti  sangat di dambakan. Dan semua  itu  bukan khayalan, semua itu dapat di raih dan di rencanakkan dari sekarang. Setiap pagi senam meregang otot, siang berproduksi. malam berdendang sayang. Dan sebelum tidur mendongeng dan momongi cucu.

Bukankah Orang yang berkualitas adalah  orang yang bermanfaat bagi sesamanya, ialah oarng yang bisa menghasil­kan  sesuatu di setiap saat dan setiap waktu. Kalau  tidak,  maka demi waktu  mereka akan jadi orang-orang yang merugi.

Untuk  itu  saya  teringat  sebuah  firman  suci_nya dalam Al_Qur'an surat  Al Israa' ayat 23-24 :
"Dan  Tuhanmu  telah memerintahkan supaya kamu  jangan  menyembah selain  Dia  dan  hendaklah kamu berbuat baik  pada  ibu  bapakmu dengan  sebaik-baiknya,  jika  salah  seorang  diantara  keduanya sampai  berumur  lanjut  dalam  pemeliharaanmu  maka  sekali-kali janganlah  kamu  mengatakan kepada keduanya  perkataan  "ah"  dan    jaganlah  kamu  membentak  mereka dan  ucapkanlah  kepada  mereka perkataan yang mulia.

Dan  rendahkanlah  dirimu  terhadap mereka  berdua dengan  penuh kesayangan  dan  ucapkanlah "Wahai  Tuhanku,  kasihanilah  mereka keduanya,  sebagaimana  mereka berdua telah  mendidik  aku  waktu kecil".

Bogor 19 Januari 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar