Kamis, 17 Oktober 2013

GORESAN-GORESAN LUKA

Oleh K.Suheimi


Satu kisah yang menarik saya dengar dari Radio Classy FM yang di tulis oleh Yanti dan di bacakan Adi. Suara Adi yang lembut itu menyentuh dan menggugah. Nurani saya tergugah, Rasa tergugah itu pulalah  yang ingin saya tuliskan untuk pembaca agar juga ikut tergugah.
Ceritranya sederhana, dan ceritra seperti ini saya suka, berkisah tentang hubungan ayah dan anak. Sebagai seorang ayah tentu saya tergugah. Ingin kisah ini juga ingin saya sampaikan pada pembaca saya, selamat membaca
Jam sudah menunjukkan angka sebelas ketika Herry duduk merebahkan diri di ruang tengah , tentu saja istri dan anaknya… Annisa sudah tertidur lelap.

Tapi … pintu kamar anaknya masih terbuka , Herry tertegun saat berdiri di depan pintu kamar Annisa. Annisa tertidur di meja belajarnya , ditangan kanannya masih memegang pinsil dan sepertinya dia menulis sesuatu di buku tulisnya dan ada segelas kopi.

Hmmm… tumben anak ini minum kopi"pikir Herry , lalu ia mengangkat tubuh kecil itu ketempat tidur. Lalu membereskan meja belajarnya yang berantakan , tapi sebelum menutup buku tulisnya… Herry melihat apa yang ditulis Annisa , dan tertegun sejenak saat membaca tulisan2nya , karena ternyata semuanya cerita tentang dirinya.

Sampai akhirnya ia membaca 3 lembaran terakhir yang sangat menyentuh hati nya . Di lembaran pertama Annisa menulis "Hari ini ayah tidak jadi menemaniku ke toko buku , mungkin ayah tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Aku mengerti dengan kesibukanmu ayah…."

Herry jadi ingat beberapa minggu yang lalu Annisa mengajaknya ke toko buku , tapi tidak bisa memenuhi keinginannya. Dan di lembaran terakhir annisa menulis  "Hari ini dan untuk kesekian kalinya ayah tidak bisa menemaniku , tadi aku mengajak ayah ke pasar malam padahal ini kan hari terakhir ada pasar malam di komplekku , dan aku udah janji sama pak Mamat kalau aku akan membeli boneka yang ditawarkan tadi sore saat pak Mamat lewat depan rumahku , aku katakan pada pak Mamat kalau aku akan pergi bersama ayah ke pasar malam dan aku akan membeli boneka pak Mamat.

Karena ayah masih belum pulang pasti pak Mamat sudah menjualnya, Pak Mamat maafkan Annisa yah… . Besok pagi akan Annisa tunggu di depan
rumah , dan minta maaf pada pak Mamat kalau Annisa tidak bisa pergi ke pasar malam. Kali ini Annisa yang akan duluan meminta maaf , biasanya kan pak Mamat selalu minta maaf kalau sudah melihatku di depan rumah menanti majalah yang kupesan.

Dia selalu bilang "maaf yah neng pak Mamat  terlambat" , padahal menurutku pak Mamat nggak terlambat hanya aku yang terlalu cepat menunggunya.”

Tanpa disadari … Tulisan demi tulisan yang dibaca oleh Herry … membuat air matanya mengalir , “

“Annisa anakku sayang … maafkan ayah , ternyata kau punya hati emas. Aku memang tidak pernah minta maaf pada Annisa atas janji2 yang tidak pernah kupenuhi padanya. Dan aku selalu menganggapnya dia sudah melupakannya begitu melihatnya dipagi hari wajahnya begitu cerah , dan selalu tersenyum . Dan ternyata kamu masih mengingatnya dalam tulisan2 itu.

” Ah…  entah sudah berapa banyak goresan rasa kecewa yang ada dihatimu , andai kau tidak memaafkan ayah. Annisa , ayah akan menunggumu sampai terbangun untuk meminta maafmu” Batin herry dengan penuh penyesalan.


Classy people , terkadang kita malu atau enggan hanya untuk sekedar mengatakan kata "maaf" , dan membiarkannya menjadi goresan2 luka yang membekas di hati. Atau mungkin kita sering beranggapan bahwa mereka akan melupakannya setelah beberapa hari , kalau seandainya anda juga
pernah melakukan hal yang sama , tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf pada orang yang pernah anda kecewakan.,

Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema'afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS. 9:66)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar