Jumat, 18 Oktober 2013

HARTA KARUN



Oleh : dr.H.K.Suheimi


Akhirnya  Karun  dan hartanya dibenamkan ke dalam  tanah  ia 

terkubur  hidup-hidup, setelah Karun sampai pada puncak  kejayaan 

dan kekayaan. Demikian kaya dan demikian banyak hartanya sehingga 

dibutuhkan  banyak orang-orang kuat untuk mengangkat  kunci-kunci 

gudangnya. Di pnncak kejayaannya itu ia menepuk dada dan  menyom­

bong  bahwa semua yang di perokehnya itu adalah karena usaha  dan 

kemampuannya  sendiri. Lantas di pamerkannya  kekayaannya  dengan 

mengadakan  satu Pawai dan karnaval besar, diiringi  oleh  banyak 

pembantu-oembantunya dan iapun semakin sombong dan pongah.  Orang 

yang  menyaksikan  pawai itu  terheran-heran  dan  terkagum-kagum 

menyaksikan  kehebatan,  kejayaan dan  kekayaan  Karun,  sehingga 

banyak di antara penonton di sepanjang jalan yang di lalui  Karun 

berdecak  kagum :"Oh betapa beruntungnya Karun,  betapa  hebatnya 

dia dan betapa banyaknya harta kekayaannya". Dan banyak  diantara 

mereka  yang  ingin pula seandainya mereka  bisa  bernasib  mujur 

seperti Karun. 

    


 
Namun di saat seperti itu pulalah Tuhan meperlihatkan  kebe­

saran  dan  kekuasaan_Nya dan menghukum Karun  yang  sombong  dan 

pongah  dengan membenamkan Karun berikut hartanya kedalam  Tanah. 

Dan orang-orang yang tadinya terkagum-kagum akan kekayaan  Karun, 

kemabali  insaf  dan sadar , ternyata Karun  dan  Hartanya  tidak 

kekal,  kekayaan yang hanya sekejap berakhir dengan sesuatu  yang 

tragis, kehancuran dan kemusnahan. Namun sampai hari ini  dimana-
 
ð73 Šmana  orang tetap mencari dan menggali dimana harta karun  terku­

burnya. 

    


 
Karun  sebetulnya adalah anak mamak Nabi Musa dan dia  hidup 

di  zaman Nabi Musa di Mesir di negeri Kan'an. Dia  pintar,  tapi 

licik.   Semula dia berjuang bersama nabi musa  dan  pengikutnya, 

tapi dalam perjalanan hidupmya Karung membelot, ia berbalik arah, 

ia  berpihak pada Fir'aun. Dalam pemerintahan Raja Tir'aun  Karun 

diangkat jadi Gubernur di Mesir selatan. Disana ada tambang emas, 

dan  Karun memiliki beberapa tambang emas, sehingga  dia  menjadi 

orang  yang  terkaya, demikian kayanya, untuk  mengangkat  kunci-

kunci gudangnya saja dibutuhkan banyak tenaga orang-orang kuat.

    


 
Kisah  tentang Karun ini dapat kita baca dalam Surat  28  Al 

Qashash  ayat 76,78,79,80,81 dan 82. Secara  keseluruhan  baiklah 

kita tuliskan arti dari ayat- ayat yang tersebut diatas:

    


 
" Sesusungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi ia berlaku 

aniaya  terhadap mereka. Dan Kami menganugerahkan kepadanya  per­

bendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat di pikul oleh 

sejumlah orang yang kuat-kuat. (ingatlah) ketika kaumnya  berkata 

kepadanya  :"Janganlah  kamu terlalu bangga,  sesungguhnya  Allah 

tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri".

    


 
Karun  berkata :" Sesungguhnya aku hanya di beri harta  itu, 

karena  ilmu  yang ada padaku" Dan apakah  ia  tidak  mengetahui, 

bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat  sebelumnya  

yang lebih kuat dari padanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? 

Dan  tidaklah perlu kepada orang-orang  yang berdosa itu  tentang 

dosa-dosa mereka.

    


 
Maka  keluarlah  Karun kepada  Kaumnya  dalam  kemegahannya. 

Berkatalah orang-orang  yang menghendaki kehidupan dunia.  "Moga-
ð73[1] 
 
ð73[1] Šmoga  kiranya  kita mempunyai seperti apa yang telah  di  berikan 

kepada Karun, sesungguhnya dia mempunyai peruntungan yang besar".

    


 
Berkatalah  orang-orang yang dianugerahi ilmu.  :"Kecelakaan 

yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi  orang-

orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh  pahala 

itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".

    


 
Maka  Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya kedalam  bumi, 

dan tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongna  terhadap 

azab  Allah.  Dan tiadalah ia termasuk  orang-orang  (yang  dapat 

membela dirinya.

    


 
Dan  jadilah orang-orang kemarin  mencita-citakan  kedudukan 

Karun  itu,  berkata :"Aduhai benarlah Allah   melapangkan  rezki 

bagi  siapa  yang Dia kehendaki dari hamba-hamba_Nya dan  menyem­

pitkannya.  Kalau Allah tidak menimpahkan karunia_Nya  atas  kita 

tentulah  Dia  telah membenamkan kita  (pula).  Aduhai  benarlah, 

tidak beruntung orang -orang yang mengingkari nikmat Allah".

    


 
Namun diantara serentetan ayat yang berbicara mengenai Karun 

justru  terselip  sebuah ayat yaitu ayat 77 yang  tidak  menyebut 

soal Karun. Kenapa ? untuk itu marilah kita baca ayat 77 surat Al 

Qashash  yang merupakan selingan dari kisah Karun  :"Dan  carilah 

pada  apa  yang  telah di anugerahkan  Allah  kepadamu  Kebaikkan 

kampung akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu  dari 

(kenilmatan)  duniamu  dan berbuat baiklah  (Kepada  orang  lain) 

sebagimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah  kamu 

berbuat kerusakkan di muka bumi. Karena sesungguhnya Allah  tidak 

menyukai orang-orang yang membuat kerusakkan.

    


 
Terungkap dalam ayat ini  kita mencari bekal untuk kehidupan 

akhirat,  tapi jangan melupakan kenikmatan hidup di dunia.  Senag  
ð73[1] 
 
ð73[1] Šdi  dunia dan senang di akhirat. Dan inilah doa sapu  jagat  yang 

sering kita panjatkan. Yaitu kiranya Tuhan melimpahkan pada  kita 

kesennagan hidup di dunia dan kesenangan hidup akhirat, serta  di 

jauhi dari siksaan api neraka.

    


 
Jalan  ke  akhirat  adalah dengan  selalu  mendekatkan  diri 

kepada  Allah.  Untuk itu saya teringat pesan guru  saya  sewaktu 

mengajar  saya.  Beliau berkata, dalam sebuah hadis  Qudsi  Tuhan 

berfirman  :"Aku sakit engkau tak menjengukKu, Aku  lapar  engkau 

tak memberiKu makan. Aku haus engkau tak memberiKu minum".

    


 
Bagaimana Tuhan yang maha perkasa, yang MAha Kaya  berfirman 

bahwa  Dia sakit, Dia lapar dan Dia haus?. LAlu guru saya  mener­

angkan,  bahwa Allah itu bersama orang=orang  sakit,  orang=orang 

lapar dan orang-orang haus. DAn siapa yang mendekat dan  menolong 

oranbg dalam kesakitan, kelaparan dan kehausan berarti dia sedang 

mendekat dan menolong Tuhannya.

    


 
Benar  apa  yang di katakan guru saya ini.  Memang  mendekat 

kepada  Tuhan dapat melalui Shalat, pusa, Zakat dan  NAik  HAjji, 

namun membantu orang yang dalam kesakitan, kelaparan dan kehausan 

adalah satu cara yang lebih cepat sampai dan mendekat kepada_Nya. 

Ibarat  jalan, cara ini merupakan jalaon Tol yang bebas  hambatan 

dalam mendekatkan kita dengan Allah. Semoga kita terkelompok pada 

golongan hamba_Nya yang selalu mendekatkan diri pada_Nya...amin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar