Jumat, 18 Oktober 2013

J A N T U N G K U


Oleh : Dr.H.K.Suheimi

  Malam  itu saya susah tidur, mata sukar di  pejamkan.  Balik

kiri,  balik akan, namun mata tidak jua mau terpicing.  Makin  di

picingkan  makin nyalang dia. Resah dan gelisah ngak tahu  apakah

gerangan  sebabnya,  pokoknya susah, miring kiri,  miring  kanan,

setiap kali jam berdenting selalu kedengaran. Jantung ini  berde­

bar  dengan sangat cepat, payah saya menenangkannya,  saya  bujuk

dengan  bermacam cara, namun jantung itu tidak  mau,  denyutannya

bukanya  berkurang tapi bertambah menggetar. Demikian  keras  de- 

nyutnya  seperti jelas terdengar di telinga, dan  demikian  keras

debarannya,  sehingga tangan yang di tempelkan didada  terangkat-

angkat.  Saya  raba nadi, terasa keras dan cepat.  Denyutan  pada

jantung  itu  juga menimbulkan denyutan  pada  kepala,  kepalanya

nyut-nyutan, terasa berat dan sakit. Saya coba menentramkan  diri

dengan berbagai cara, saya coba tentramkan jantung ini, namun dia

tetap juga bergetar kencang.

  Waktu  itulah saya mulai merenung. Jantungku  yang  terletak

didalam dada ini, kok tidak patuh, tidak mau menurut  kehendakku?

Berarti  saya tak kuasa mengendalikan jantung, tak sanggup  meme-

rintah jantung. Padahal selama ini saya selalu berkata; ini dada­

ku,  ini  jantungku. Kalau memang jantung itu  saya  yang  punya,

tentu dia akan patuh dan tunduk pada  perintah yang saya berikan.

Tapi  nyatanya jantung itu tidak tunduk dan dia tidak patuh  akan

apa  yang saya mau. Waktu itulah saya berfikir, kalu begitu  jan­

tung  ini, bukan jantungku. Memang dia terletak dalam  dada  ini,

tapi  dia bukan milikku. Ada sesuatu yang lebih tinggi yang  jadi

pemiliknya.  Dada dan tubuh ini hanyalah sebagai tempat  titipan,

jantung  itu  di titip dan ditompangkan pada saya  untuk  dijaga.

Setelah dijaga dan dipelihara kemudiandiminta pertanggung  jawab­

nya terhadap pemeliharaan itu.

  Menyadari  bahwa ada pemilik yang lebih tinggi,  yang  lebih

perkasa dan yang lebih kuasa, maka malam itu kembali jantung  itu

saya serahkan kepada-Nya, saya minta tolong pada-Nya untuk menen­

tramkan kembali. Lalu saya teringat sebuah firman suci-Nya  dalam

surat  Al  Ma'aarij  ayat 19  sampai  22:\B"Sesungguhnya  manusia

diciptakan  bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia di  timpa

kesusahan  ia berkeluh kesah. Dan apabilaia mendapat kebaikan  ia

amat kikir. Kecuali oarng yang mengerjakan Shalat"

  Teringat  akan ayat itu, seakan Tuhan  membimbing,  serahkan

jantung itu dan serahkan kembali diri itu kepada Allah. Kegelisa­

han dan semua keluh kesah itu akan hilang bila dilakukan  Shalat.

Di  malam itu, saya turun dari tempat tidur, lalu pergi ke  kamar

mandi, berudhu', lalu melaksanakan Shalat dengan khusuknya  dalam

bentuk penyerahan kepada-Nya. Pada-Nya kita mengadu dan  pada_Nya

jua  kita minta tolong. Alhamdulillah, perasaan jadi  tenang  dan

fikiran jadi tentram, akhirnya saya tertidur dengan nyenyaknya.


Jantung  yang terletak didalam dada kita saja, tidak  berhak

kita  mengatakan kita yang punya. Jantung yang kita  bawa  kesana

kemari  tak  bisa  kita mengatakan ini  jantungku  ,ini  milikku.

Terbukti sewaktu jantung itu berdenyut dengan cepat, tak berhasil

saya  menyuruhnya  tenang, begitupun kalau jantung  itu  berhenti

berdenyut, tak mampu kita untuk menyuruhnya berdenyut lagi.

  Nah kalau jantung yang didada saja kita tak berhak  mengata­

kan,  bahwa dia milik kita, apalagi yang di luar dada. Maka  kita

lebih-lebih  tak berhak lagi, berkata "Ini bajuku,  ini  Rumahku,

Ini mobilku dan itu gunungku, itu pulauku dan itu lautku.

  Manusia  bukan diberi hak untuk memiliki, tapi  hanyalah  di

beri  hak pakai dan hak pinjam. Untuk kelak dapat  mempertanggung

jawabkan setiap yang di pakai dan yang di pinjamnya itu.  Diminta

pertanggung  jawab  tentang  apa-apa yang  telah  di  kerjakannya

terhadap  barang pinjaman itu. Untuk itu patut kita simak  sebuah

firman  suci-Nya dalam surat Al Hadiid ayat  1,2,3:"Semua  yang

berada di langit dan  yang berada dibumi bertasbih kepada  Allah.

Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kepunyaan-Nyalah  kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan  dan

mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dialah  yang awal dan Yang Akhir Yang Zahir dan Yang Bathin.  Dan

Dia mengetahui segala sesuatu.



  Kalau kita kehilangan sesuatu harta, atau di timpa oleh satu

musibah,  atau ada seseorang kirabat kita berpulang ke  rahmatul­

lah,  hendaklah  kita  ingat  dan  baca  sural  Al  Bagarah  ayat

156:'\BOrang-orang yang apabila di timpa mushibah, mereka  mengu­

capkan:"Sesungguhnya  kami adalah milik Allah  dan  kepada-Nyalah

kami kembali"

  Kalimat ini dinamakan kalimat "istirjaa" (pernyatan  kembali

kepada  Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa musibah  dan

marabahaya baik besar maupun kecil.


P a d a n g   20 Maret 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar