Rabu, 09 Oktober 2013

UMUR DI BAWAH 12 TAHUN



Oleh : Dr.H.K.Suheimi


      Di  Rumah  Sakit dr.M.Jamil dan di Rumah  Sakit-Rumah  Sakit manapun di papan pengumumannya terpampang "Dilarang membawa anak-anak  di  bawah umur 12 Tahun". Pengumumuan  itu  telah  demikian terbiasanya saya lihat, tapi tidak saya perhatikan, karena  kerumah  Sakit manapun saya pergi tak pernah saya di  hambat,  karena saya dokter. Paling-paling kalau di hambat juga maka saya  lihatkan  kartun  identitas, sehingga saya bebas  keluar  masuk  Rumah Sakit setiap saat, tidak peduli siang atau malam. tidak  mengenal waktu, begitu waktu saya di Jakarta ataupun di Bandung. Tapi saya terkesan  dengan pengalaman di Rumah Sakit Achmad Muchtar  di  B. Tinggi. Sebetulnya saya dapat tugas di Rumah Sakit ini di  bagian Kebidanan  dan penyakit Kandungan, tapi karena masih baru,  tidak banyak  petugasnya yang saya kenal dan juga tidak banyak  petugas yang  mengenal saya termasuk Satpam penjaga pintu  gerbang.  Satu kali saya masuk ke Rumah Sakit tersebut sambil membawa anak  saya yang bungsu, karena dia lagi libur dan ingin melihat tempat kerja saya  di B.Tinggi. Karena sayang anak, keinginannya  itupun  saya penuhi,  pikiran saya tentu semua orang di Rumah  Sakit  B.Tinggi itu  sudah  kenal  dengan saya, tapi saya salah  duga.  Di  pintu gerbang saya bersama anak di hambat dan di tahan, lalu di  tanyai oleh Satpam. Setelah saya coba jelaskan bahwa saya adalah petugas dan dokter di bagian kandungan Rumah Sakit ini, bekerja  menolong pasien-pasien disini. Barulah saya diizinkannya masuk, tapi  anak saya harus tinggal di luar, karena peraturan di Rumah Sakit  ini, "Anak-anak  di  bawah umur 12 tahun Tak boleh masuk".  Baru  saya tersentak,  memang peraturan itu sudah lama saya tahu,  bahwa  di larang  membawa anak kecil masuk ke Rumah Sakit, tapi saya  lupa. Hanya  karena anak saya itu kepingon tahu dimana ayahnya  bekerja dan  kebetulan dia sedang libur sekolah lalu ingin pergi  bersama papanya. Dan saya betul-betul lupa akan peraturan itu. Ingin saya suruh dia kembali, tapi dengan apa dia pulang, sedangkan rumahnya jauh  di Padang. Kalau saya pulang kembali bersamanya ke  Padang, padahal saya sudah payah-payah datang ke B.Tinggi, dan di Bangsal kebidanan  pekerjaan sudah menunggu. Saya perhatikan Satpam  yang dua orang itu, mereka tampaknya tegas, karena menjalankan peraturan,  kalau  dilanggar nanti dia pula yang kena  marah.  
      Saya  di  hadadapkan pada kondisi serba  salah.  Kalau  saya paksakan membawa anak masuk ke rumah Sakit berarti saya menyalahi peraturan  yang telah di sepakati bersama, kalau saya suruh  anak itu  pulang,  dia  tentu tidak bisa sendirian  pergi  ke  Padang, karena masih kecil. Kalau saya kembali bersamanya ke Padang tentu pekerjaan  di B. Tinggi terbengkalai. Lalu saya cari  akal,  saya katakan  anak saya ini hanya di bawa ke Bagian kebidanan,  disana kan  juga ada bayi-bayi  dan sayapun mambana ke pada  pak  satpam agar diizinkan sekali ini. Sayapun tak berniat lagi membawa  anak kecil ke Rumah Sakit. Dengan demikian barulah Satpam  mengizinkan
kami  masuk,  tapi jelas saya lihat wajah Satpam   itu  cemberut, tampak bahwa dia tidak senang dengan saya. Dan sayapun  mengerti, Satpam itu sedang bertugas dan dia berpegang pada peraturan.
      Saya  memang  salah, tapi saya lupa  dengan  peraturan  itu, sedangkan anak sudah terbawa. Anak ini saya suruh duduk di  kamar kerja saya di bagian kebidanan, lalu saya pergi menolong  seorang ibu,  yang  datang dari Pasaman, karena anaknya sudah  3  hari  3 malam tidak bisa lahir,. dukun dan bidan telah menolongnya habis-habisan di Pasaman. Karena sudah 3 hari 3 malam ketuban pecah dan ibu mengedan, baunyapun sudah tidak karuan lagi, Dengan mengerahkan  segenap ilmu dan segenap tenaga; Alhamdulillah anak dan  ibu dapat di selamatkan, cuma sebagian air ketuban yang berbau sangat busuk  melekat ke baju yang saya pakai. Waktu saya kembali  kekamar,  anak saya berciloteh, papa baunya seperti  bangkai,  sangat busuk,  katanya sambil menutup hidung. "Beginilah pekerjaan  papa sehari-hari  bergelimang dengan bau busuk, tapi ada nilai  ibadah di  dalamnya  nak",  jawab saya  sambil  mengkhotbahinya.  Memang
kebiasaan saya memberi nasehat anak-anak, sesuai dengan apa  yang di lihat, yang di rasakannya kemudian di suntikkan  sedikit-sedikit ajaran Al_Qur'an. Anak kecil itupun mengerti bahwa  pekerjaan papanya tidak mudah dan tidak senang-senag saja. Sewaktu masuk ke Rumah  Sakit  di  tegur oleh  Satpam, dan  mereka  bermasam  muka melihat saya membawa anak. Didalam bangsal Rumah Sakit bergelimag dengan air Ketuban busuk, seperti bau timbalang ayam (telur  yang busuk  karena tidak menetas). Tapi saya bahagia, karena  ibu  dan
anak dapat diselamatkan
      Ketika  akan pulang saya lewati kembali tempat Satpam,  Lalu mereka  saya  sapa,   saya anggukkan  kepala  padanya, Satpam pun itupun  tersenyum, antara kami telah terjalin persahabatan.  Sekarang  setiap saya masuk ke RS Achmad Muchtar, sudah  punya  teman ialah Pak Satpam.
      Memang  kerja Satpam itu benar, melarang anak di bawah  umur 12  tahun  untuk tidak dibawa masuk berkunjung  ke  Rumah  Sakit. Bukan karena anak usia di bawah 12 tahun itu suka mengacau,  suka berlari  kesana dan kemari, suka mengganggu pertugas yang  sedang bekerja, bukan pula karena anak-anak kecil itu suka menangis  dan mendadak. Tidak, bukan karena semua itu, tapi anak kecil di larang masuk  Rumah  Sakit, untuk melindungi agar anak  tersebut  jangan sampai  tertular oleh penyakit. Karena yang namanya Rumah  Sakit, banyak dan tertumpuk penyakit di sana, termasuk penyakit-penyakit yang bisa menular. Antara lain sakit kuning (hepatitis), Typhoid, muntaber,  TBC  dan banyak lagi  penyakit-penyakit  sejenis  yang mudah  menular.  Sedangkan anak-anak, kebanyakkan  daya  tahannya belum  sempurna  terbentuk, maka mereka mudah di  tulari.  Untuk itulah  anak-anak dan bayi-bayi di himbau dan di seru  agar  pada mereka  dilakukan Immunisasi agar mereka punya daya tahan,  punya kekebalan, immum terhadap beberapa penyakit. Semboyan kita selalu
"Preventive is better Than curative", pencegahan jauh lebih  baik dari pada pengobatan.
      Yang sering saya saksikan adalah, ibu-ibu yang habis melahirkan, dengan se enaknya membiarkan bayinya di cium-cium dan  dipegang-pegang oleh sembarang orang. Padahal tak sedikit  diantara orang-orang itu yang menderita batuk-batuk dan  penyakit-penyakit yang  dapat menularkan. Pada hal di tempat bayi itu  lahir,  bayi itu  di jaga benar, jangan bersintuhan dan  bersinggungan  dengan pasien lain, di buat jarak yang sejauh-jauhnya dengan  penderita-penderita penyakit lain, dan tidak boleh bayi itu di tempatkan di bekas  orang menderita penyakit kuning atau penyakit Typhus  misaknya. Maka di pilihlah satu tempat yang jauh terpisah untuk ibu-ibu yang melahirkan bayi, dan semua pakaian, peralatan dan tempat tidurnya  betul-betul  dipisahkan jauh dari  penderita  dan pasen-pasien  lainnya.  Semakin jauh mereka terpisah,  semakin  sedikit kemungkinan  mereka  tertular.
      Tetapi apa yang sering terjadi, ialah, sewaktu mereka keluar dari  Rumah  Sakit, sesampai di rumah diadakanlah  selamatan  dan pesta  yang  bermacam-macam. Yang namanya pesta  atau  selamatan, semua  orang di undang datang dan semua orang menyalami dan  menciumi  si bayi. Padahal kita tahu, semua  tahu,  burung-burungpun tahu,  kalau  ada di satu rumah kena Flu atau  batuk-batuk,  maka seisi rumahpun akan mudah mengalami penyakit yang sama.
      Kepada kita di minta hati-hati dan waspada terhadap  kemungkinan-kemungkinan  yang  akan terjadi,  malah  kita  berjaga-jaga jangan  sampai karena kelalaian menyebabkan bayi, anak-anak  yang sangat kita sayangi tertular oleh ber bagai-bagai penyakit.  Lalu saya  teringat  akan papan yang terpampang di  setiapRumah  Sakit "Tidak  di  benarkan membawa anak-anak di bawah usia  12  tahun". Tuhanpun  menyuruh kita agar selalu hati-hati menjaga diri,  menjauhi  segala macam sumber penyakit, apakah itu penyakit  Jasmani ataupun  penyakit  Rohani. Dan sebagai penyembuh  dari  bermacam-macam penyakit, kita dianjurkan agar kembali dan minta tolong kepada_Nya.  Karena Dialah yang mendatangkan penyakit dan Dia  pula yang  menyediakan obatnya. Apabila kamu sakit, maka  Dialah  yang akan  menyembuhkan.  Untuk itu saya teringat akan  sebuah  Firman suci_Nya  dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 67 :"Hai  manusia  sesungguhnya  telah  datang  kepadamu pelajaran  dari  Tuhanmu  dan penyembuh  bagi  penyakit (yang berada) dalam dada  dan  petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman".

B. Tinggi 15 Februari 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar