Oleh : Dr.H.K.Suheimi
I.C.M.I atau Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia adalah
kumpulan orang-orang cerdik pandai yang ber agama
Islam. Orang
cerdik pandai ialah mereka yang mempunyai kelebihan ilmu
pengeta
huan.
Ilmu pengetahuan baru berarti kalau dia sudah diamalkan.
Salah
satu tanda orang itu berilmu dan ber pengetahuan, adalah,
didepan dan di
belakang namanya ada gelar-gelar. Sederetan gelar
yang di
sandang oleh seseorang, tidaklah berarti jika si penyan
dang
gelar itu tidak dapat mempergunakan dan memanfaatkan gelar
yang di
sandangnya itu.
Banyak
orang yang punya titel dan gelar ke sarjanaan, dia
punya potensi
yang tinggi, dia ingin menyalurkan dan memanfaatkan
gelar yang
dimilikinya, namun dia tidak menampak jalan dan tidak
tahu cara
bagaimana mengamalkan ilmu yang dimilikinya itu.
Di pihak lain,
sangat banyak ummat yang mendambakan ilmu dan
menatap
keatas, dan melihat para ilmuwan. Mereka berharap kiranya
orang-orang
ber ilmu dan ber pengetahuan dapat memberi bimbingan
dan membukakan
jalan. Memberikan contoh dan tauladan.
Tapi kelemahan
yang selama ini terlihat adalah banyak orang
yang
mengajarkan ilmu, sedangkan mereka tidak mau megerjakan ilmu
yang
diajarkanya itu. Berbeda apa yang di ucapkan dengan apa yang
di
kerjakannya.
Banyak orang
yang mengikat beban-beban berat, lalu memikul
kan
beban berat itu ke atas bahu orang lain, sedangkan dia sen
diri tidak mau
menyentuh beban yang berat itu.
„
„
Kelompok pertama ingin bertemu dengan kelompok ke dua,
tapi
ï73 Š
ï73 Š
mereka
tidak menampak satu jalan dan tidak melihat, tempatnya
dimana dan caranya bagaimana.
„
„
Lalu ada I.C.M.I yang agaknya dapat
menyalurkan keinginan
para
orang awam dan ke inginan para cendekiawan muslim. I.C.M.I
sebagai agen
penyalur, yang mempertemukan dua keinginan tadi.
„
„
Sebagai agen, I.C.M.I diminta lebih
jeli melirik dimana
potensi yang baik dan kemana potensi itu disalurkan.
„
„
Demikian tinggi harapan ummat ke
pada I.C.M.I, apakah
I.C.M.I dapat
menjawab tangtangan dan harapan ini ?.
„
„
Agaknya keberhasilan ke pengurusan I.C.M.I
ini, terletak
kepada
kemampuannya menyalurkan dua ke inginan diatas. Dan kemam
puannya
untuk bisa jadi panutan, yang akan dijadikan suri dan
tauladan bagi
ummat dimana dia berada.
Padang 29 Januari 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar