Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Saya ndak tahu kenapa namanya Es Mambo, mungkin karena
warna
warninya bermacam-macam, bagaikan mambo, entahlah,
tapi hampir
semua orang menyebutnya dengan Es Mambo. Yang saya tahu Es Mambo
ini dulu
namanya Es Balang Torpedo, karena waktu kecil ketika
duduk kelas 4
Sekolah Rakyat saya adalah salah seorang penjaja Es
Balang
Torpedo. Setiap hari saya jojokan dan saya
teriakkan
"Belilah
es balang Torpedo, dimakan ciek duo taraso". Memang bagi
siapa yang
makan Es Balang torpedo akan menikmati 2 rasa, karena
masing-masing
es itu 2 warna dan 2 rasa. Ada kacang hijau dengan
durian.
Ada lemon dengan pokat dan bermacam-macam lagi rasanya.
Begitulah masa
kecil saya isi dengan berjualan Es Balang torpedo.
Sewaktu
pulang sekolah saya pergi ke Aur Tajungkang B.Tinggi,
disana
ada Fabrik Es. Saya tenteng 2 buah termos yang
berisi
kira-kira
30-40 buah Es Balang Torpedo. Saya selusuri jenjang 40,
terus ke
kebun binatang, berputar ke bawah jam gadang, kemudian
terus ke
Benteng dan Panorama. Dimana banyak anak-anak berkumpul,
disana pulalah
saya berteriak-teriak menjojokan "Es balang torpe
do, dimakan
ciek, duo taraso". Disaat
kita menikmati rasa kacang
hijau, juga
pada saat yang sama kita bisa menikmati rasa durian.
Kadang-kadang
Es ini saya benamkan dalam minyak masak, minyak
yang
melekat pada es itu akan membeku, dan betapa lezatnya
es
balang torpedo
yang di liputi minyak manis, seperti memakan lemak
yang sudah membeku
dan sekaligus terasa durian dan kacang hijau.
Saat
cuaca baik dan udara panas biasanya sampai sore semua
es yang ada dalam dua termos itupun habis terjual,
tapi sering
juga
kadang-kadang yang habis terjual hanya satu termos,
dan
sisanya
dikembalikan lagi ke fabrik, untunglah si empunya fabrik
itu baik
hati, berapapun es yang di pulangkan atau ada es yang
sompeng
atau rusak sewaktu orang memilih, tetap saja dia
mau
menerima dan
mengitung dengan penuh.
„
„
Satu kali
seorang teman saya, sama-sama penjaja es, sewaktu
mendaki
jenjang 40, tergelincir dan terjatuh, termos esnya ter
hempas dan
pecah. Dari luar tampaknya termosnya masih utuh, tapi
didalamnya
kacanya hancur lebur berkeping dan berderai bercampur
dengan
es-es yang rusak. Dia cemas, takut dan khawatir,
tapi
untunglah
toke yang punya fabrik es itu, bijaksana dan penuh pe
ngertian.
Memang termos yang pecah itu harus di ganti cuma cara
penggantiannya
boleh di cicil dari pengasilan setiap hari di
potong sekian
persen. Jadi bagi yang bersalah dan di timpa kema
langan
tidak begitu berat mengangsurnya dan tidak dia tidak di
PHK
kan dan tidak
diberhentikan dan tidak perlu kehilangan
pekerjaan.
Kelonggaran yang di berikan oleh si empunya fabrik
sangat
melegakan kami yang mejajakan esnya.
„
„
Hari ini
saya teringat akan bos atau si empunya fabrik es,
dia telah
mebina kami dan dia tidak memarahi kami sewaktu bersa
lah, dia
mencarikan jalan yang tepat, termosnya yang pecah tetap
di ganti, tapi
yang mengganti tidak merasakan sebagai beban yang
berat, bahkan
mereka makin bergiat dan berusaha untuk secepatnya
dapat
melunasi utang dan kewajibannya. Sikap-sikap mau menerima
semua es
yang tidak laku dan rusak, mau menerima termos yang
pecah
dan menggantinya dengan termos yang baru dengan menambah
kewajiban
baru. Sikap-sikap seperti itulah yang di perlihatkan
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Šoleh induk semang, yang menyebabkan anak buah dan kami yang
kecil-kecil
ini merasa terlindung dan merasa tertolong dalam
memikul beban.
„
„
Saya
jenjeng juga kedua termos itu, saya teriakkan juga es
balang
torpedo, saya lirik terus dimana anak-anak pada mengumpul,
saya
saksikan betapa nimatnya mereka menjilat-jilat es
yang
sekali jilat
terasa dua. Apalagi kalau es itu sebelum di makan di
benamkan
dulu kedalam minyak, minyak itu akan membeku
terasa
seperti keju
dan lemak. Ah masa kecil yang indah. Indah bagi yang
memakan
Es dan indah pula bagi si penjojo es. Saya kenang masa
kecil
itu. Es dengan segala rahmat dan nimat_Nya. Es
dengan
segala
ke sukacitaannya, dan saya ingat akan
sebuah Firman
suci_Nya tentang Es yang dikirimnya dan
di jatuhkannya dari
langit
pada orang-orang yang di kehendakinya dalam
Al_Qur'an
surat An
Nuur ayat 43 :" Tidakkah kamu melihat bahwa Allah
me
ngarak
awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya,
kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu
hujan
keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan
(butiran-butiran)
Es dari langit. (Yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan
awan seperti)
gunung-gunung, maka di timpakan_Nya (butiran-butir
an) es itu
kepada siapa yang di kehendaki_Nya dan di palingkannya
dari siapa
yang di kehendaki_Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-
hampir
menghilangkan peng lihatan.
Pa d a n g 27
Januari 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar