Oleh : Dr Hj Zurtias Suheimi
Alhamdulillah,
terima kasih ya Allah telah Kau hantar kami ketempat ini. Dan terima kasih
telah kau hantar kami keusia ini. Kami sadari tak banyak orang mengenyam usia
seperti kami ini. Hanya satu saja tujuan kami berkumpul disini agar
manusia yang memasuki usia rembang
petang mempunyai arti dalam hidupnya dan
bermanfaat bagi sesamanya.
Sebelum
saya pergi ke pertemuan itu,
saya menatap sebuah pohon kayu yang sudah tua,
daunnya tidak selebat dulu lagi, rantingnya sudah banyak yang
patah, pohonya telah dihinggapi benalu, badai yang berhembus kemarin mematahkan
dahannya. Tapi yang saya saksikan keinginan untuk bertahan dan hidup terus
masih tampak pada pohon tua itu, karena masih saya lihat, di sebagian
rantingnya masih tampak daun-daun baru, tunas-tunas baru. Kalau di
sebatang pohon masih tumbuh daun-daun baru dan
tunas-tunas baru, pertanda pohon itu masih panjang umurnya , karena dia
masih produktif menghasilkan tunas dan pucuk-pucuk baru. Tapi
begitu dia tak bisa lagi menghasilkan tunas dan daun, maka sebentar lagi dia
akan layu, terkulai dan mati. manusiapun demikian, setiap hari dia harus
produktif, harus bisa dan mampu menghasilkan sesuatu ”tunas baru”.
Kalau dia tidak mampu lagi, maka hidupnyapun tidak akan lama . Dan seseorang dinilai dari produktifitasnya.
Orang
yg tidak produktif di sindir oleh orang minang dengan pameo “adanya sama dengan
tidaknya. Masuak indak mangganokkan, kalua indak manganjiakan. Bak antimun
bungkuak, masuak karuang lai, masuak etongan tidak. Dari pada hidup bercermin
bangkai, lebih baik mati berkalang tanah”
Lalu "Apa yang dapat kita lakukan di hari tua dan apa yang kita
inginkan dilakukan orang lain untuk kita di hari tua".
Tempat dan suasana yang bagaimna yang di harapkan, agar
hari-hari tua diisi oleh hal-hal yang bermanfaat dan tetap pruduktif.
Orang-Orang
Tua itu tidak mau dan tidak sudi, apabila diri mereka dianggap jadi
beban dan memberatkan orang lain. Mereka ingin ber produktif di usia tua,
dan di hari-hari yang tinggal sedikit itu, disisa-sisa hidup
ini mereka ingin menunjukkan kualitas hidup yang
tinggi dan berbobot dan dapat berbakti serta mendekatkan diri
pada Ilahi. sehingga hari-hari terakhir mereka adalah hari-hari
yang penuh Rahmat dan disirami Berkat serta dapat curahan Kasih dan
sayang_Nya.
Sayapun
diusia seperti sekarang ini,"Gaekn, tapi mudo lah mpau"
Usia muda sudah saya lewati dan lampaui, wlaupun saya elum mau di
katakan Tua, tapi mau tidak mau, suka tidak suka Tua itu akan saya
tempuh. Maka di hari Tua saya membayangkan ingin berada di
suatu tempat, dimana berkumpul banyak orang tua yang lain. Malam kami akan berkumpul-kumpul, ada yang bergitar, ada yang ber biola lalu
bersama-sama bernyanyi "Kemesraan ini jangan cepat berlalu", dengan
suara yang tentu sudah fals dan tidak semerdu dulu lagi, tapi
bahagia dan senang. Sekali-sekali tentu ingin di kunjungi anak dan cucu, lalu bercengkrama dan berceritra, tentu cucu-cucu
saya
ingin di dongengi, apalagi kakeknya senang mendongeng,
dongeng kak kancil, dongeng putri salju atau seribu dongeng dapat di
ceritrakan kembali. Betapa senangnya dalam mendongeng
itu, melihat cucu tertidur dengan lelapnya sambil memimpikan
dongeng-dongeng yang di sampaikan ucenya. Oh masa tua ,
hari-hari Tua yang penuh dengan keni'matan dan penuh rahmat, karena di
hari itu saya sudah pensiun dan ingin menikmati masa-masa pensiun
dengan penuh ketenangan, penuh kedamaian dan penuh ketentraman.
Memang untuk orang tua "Hati yang penuh
kedamaian, fikiran yang penuh ketentraman dan perasaan yang penuh
ketenangan, dan hidup yang penuh arti sangat di
dambakan. Dan semua itu bukan khayalan, semua itu dapat di raih dan
di rencanakkan dari sekarang. Setiap pagi senam meregang otot, siang
berproduksi. malam berdendang sayang. Dan sebelum tidur mendongeng dan momongi
cucu.
Bukankah
Orang yang berkualitas adalah orang yang bermanfaat bagi sesamanya, ialah
oarng yang bisa menghasilkan sesuatu di setiap saat dan setiap waktu. Kalau tidak,
maka demi waktu mereka akan jadi
orang-orang yang merugi.
Untuk
itu saya teringat sebuah firman suci_nya
dalam Al_Qur'an surat Al
Israa' ayat 23-24 :
"Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika
salah seorang diantara keduanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan jaganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku,
kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil".
Bogor
19 Januari 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar