Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Hari ini 31
Januari 1994 saya dapat kesempatan belajar Golf
di
lembah hijau diatas sebuah bukit indah berbunga di
kawasan
puncak Ciloto.
Enak memang belajar Golf, diawali petunjuk tentang
bermacam-macam
stick tongkat pemukul yang setiap jenisnya mem
punyai tujuan
dan fungsi tersendiri. Kemudian latihan memukul di
tempat
tertentu. Bagi pemula disuruh memukul 100 bola. Setelah
diberi
teori tentang tongkat dan kiat memukul dan mengarahkan
kemana bola
yang akan dituju. Lalu dianjurkan untuk memakai
sarung
tangan, kalau tidak tangan
jadi mudah lecet jari-jari
terkelupas.
Apalagi untuk saya dianjurkan sekali pakai sarung
tangan,
karena jari-jari dan tangan saya sangat di perlukan dan
digunakan
untuk menolong persalinan dan operasi.
„
„
Belajar main Golf memakan waktu yang agak lama
juga, saya
belajar memukul bola kecil di lapangan Golf di
Lembah Hijau di
puncak Ciloto ber jam-jam. Lalu saya berciloteh
:"Rupanya makin
tua umur makin kecil bolanya yang di mainkan,
ketika kecil saya
suka
main bola basket yang besar bolanya, kemudian beralih jadi
main bola
kaki, lalu main voley makin kecil juga bolanya kemudian
main
tenis, bertambah kecil juga bolanya, sekarang di
lembah
hijau saya
main golf, bolanya semakin kecil, jangan-jangan kalau
sudah
tua nanti saya main kelereng yang bolanya
betul-betul
kecil,
entahlah orang tua-tua mungkin suka memainkan bola yang
kecil-kecil".
„
„
Badan
terasa enak dan segar, maklum di atas bukit dengan
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] Šhamparan rumput yang hijau, pernafassan terasa lega. "Jangan
memukul
bola golf dalam keadaan tergesa dan terburu-buru". Kata
pelatih
"Kalau fikiran sedang kacau atau sedang stress dan ter
buru-buru maka
pukulan jadi jelek ndak tentu kemana arahnya, dan
bolapun
melenceng tak menentu". "Bermain Golf butuh kesabaran dan
pengendalian
diri yang tinggi", jelas pelatih
„
„
Dalam Golf, konon seorang pemain adalah penciptanya
sendiri.
Dan juga
perusaknya sendiri. Ini adalah pertandingan oleh diri
sendiri
dan sementara itu juga melawan diri sendiri. Tak ada
kambing
hitam yang bisa disalahkan. Rusak dan jeleknya pukulan
banyak
ditentukan dari dalam diri sendiri. Apa yang bergejolak
dalam diri
akan kentara waktu memukul bola.
„
„
Seorang
pe golf tidak menang dan lebih penting lagi adalah
tidak kalah,
karena sukses atau karena kegagalan
orang lain.
„
„
Ke
terpusatan pada diri sendiri, itulah yang umumnya tak
terlihat
oleh para penantang ketika seorang atlit bertanding.
Memang
ada lawan, tapi pada akhirnya lawan terutama ada dalam
diri sendiri
„
„
Barangkali
itulah yang dilupakan, bahwa berperang atau
bertanding
mengalahkan orang lain adalah sukar, tapi lebih sukar
lagi
berperang bertanding melawan diri sendiri. Kebesaran
dan
keperkasaan
seorang atlit justru terlihat dalam diri seorang yang
mampu
mengendalikan dirinya, kemampuannya ber perang
dengan
dirinya
sendiri. Jika seorang atlit punya problem dalam dirinya
jangan
harap dia bisa jadi juara. Lalu saya teringat akan pesan
Rasul
sewaktu kembali dari suatu perperangan besar yang telah
menjatuhkan
banyak korban yaitu perang Uhud :"Kita baru kembali
dari
perang kecil untuk menempuh perang yang jauh lebih besar".
ð73[1]
ð73[1]
ð73[1] ŠPara sahabat bertanya:"Apakah ada peprangan yang lebih besar dari
perang
Uhud ini Ya rasulullah?" "Ada" Jawab Rasulullah
:"Ialah
perang melawan diri sendiri".
„
„
Memang
kita rasakan bahwa berperang melawan diri sendiri
jauh
lebih berat. Dan atlit yang sukses adalah atlit yang telah
mampu
mengendalikan dirinya. Di lembah hijau saya diajar mengen
dlikan diri
dan bertindak lebih sabar. Cuma ongkos untuk belajar
Golf dan
peralatan Golf itu yang mahal. Memang ini permaian orang
berduit,
kalau saya sering-sering main golf tentu habis forat
saya,
mengingat sekali main harus mengeluarkan dana sekian. Lalu
saya
fikir-fikir, mungkin saya belum bisa masuk dalam permainan
kelas ini.
„
„
Kemudian di
Lemabh Hijau di puncak ciloto saya teringat akan
Padang
hijau di B.Tinggi, dimana saya bersama teman-teman pergi
berburu
, mendaki menurun bukit, masuk keluar lembah, menyusuri
dan menyelusup
kedalam semak dan hutan belukar berburu
babi. Dan
setelah
dapat buruan betapa lezatnya makan bersama di
puncak
bukit. dan
ternyata Padang hijau lebih hijau di bandingkan lembah
hijau.
Ternyata Padang hijau medannya jauh lebih berat. Ternyata
di
Padang hijau badan bermandikan keringat dan nafas lebih ter
senggal-senggal
mendaki pendakian yang terjal. Kalau kesehatan
yang di capai
mungkin akan sama. Tapi di padang hijau saya dapat
bersenda
gurau, ketawaria dengan seluruh lapisan
masyarakat,
sedangkan
di lembah hijau saya terpencil sendirian, tak banyak
teman
yang bisa diajak ngomong. Dan yang lebih nyata
perbe
daannya,
setelah sehari penuh saya di Padang hijau,
ternyata
tidak banyak
mengeluarkan duit, sedangkan beberapa jam di lembah
hijau,
uang saya banyak terkuras.
ð73 Š
ð73 Š
„
„
Makanya hari ini 31 Januari 1994 saya tercenung
di puncak
lembah hijau, dan lamunan jauh melamun ke
kampung halaman di
Padang Hijau di belakang Hotel B.Tinggi View. Dalam
renungan itu
di tempat yang hijau saya teringat bahwa di syorga
konon warna
yang menonjol adalah warna hijau untuk itu
marilah kita simak
akan sebuah
firman suci_Nya dalam A'_Qur'an surat Ar
Rahman ayat
64 :"Kedua
syorga itu (Kelihatan) hijau tua warnanya".
„
„
Dan dalam
surat AL_Kahfi ayat 31 :"Mereka itulah orang-orang
yang
bagimereka syorga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya
dalam
syorga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan
mereka
memakai
pakaian hijau dari sutera halus dan suteratebal sedang
merekaduduk
bersandar diatas dipan-dipan yang indah.
Itulah
pahalayang sebaik-baiknya
dan tempat istirahat yang indah".
Lembah Hijau
Ciloto 31 Januari 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar