Banyak orang yang dimabuk cinta.
Hidup rasanya tak berarti tanpa cinta. Cinta adalah segala-galanya.
Betapa sunyi dan sepinya kalau tak di sentuh
cinta. Dengan cinta segalanya bisa di capai. Namun ada cinta buta, ada
cinta harta, ada cinta tetangga. cinta tak mengenal miskin dan
kaya. Lagu-lagu baru asyik didengar kalau ada senandung cinta. Cintamu
dan cintaku. Dimana-mana ada cinta. Dimana-mana terserak cinta.
Jika berbicara tentang cinta kita akan terpesona tak
habis-habisnya dan semakin cinta semakin asyik.
Namun bagaimana pula cinta
dalam Islam. Untuk itulah saya lama di depan komputer sambil mencari-cari dalam
ISNET atau Islam Internet. Sambil ber-isnet ria, disana saya
dapatkan cinta yang ditulis, dan tulisan itu saya kutib dan saya
selang selingi dengan apa yang ada dalam ingatan saya. Maka jadilah
tulisan ringan yang mudah-mudahan menambah wawasan. Rasulullah bersabda;
“hendaklah kalian mencintai Allah karena Dia memelihara kalian dengan nikmat-nikmatNya. Dan cintailah aku demi cintamu kepada
Allah. Dan cintailah
akhli rumahku demi cintamu kepadaku (H.R. At
Tirmidzi, Al Hakim dari ibnu Abbas).
Dia adalah cinta atas sebuah
konsekuensi, cinta yang muncul sebagai akibat syari'. Cinta yang berakar pada syahadah,
menguat pada tha'at, dan bermuara pada amal. Cinta yang realistis, cinta yang syarat
pembelaan, cinta yang muncul sebagai refleksi cinta kepada Allah
dan RasulNya.
Maka cinta kepada
Ahlulbait adalah cinta yang selaras dan berharmoni dengan endapan rasa
cinta mereka kepada Allah. Cinta kepada Ahlulbait
adalah salah satu dari sekian bukti cinta kepada Rasulullah,
dan seorang Muslim yang telah berikrar untuk beruswah kepada Rasulullah mestilah
mengadakan pembuktian cinta. Bila tidak maka kata cintanya
hanyalah kehampaan, absurd dan tanpa makna.
Dalam garis ini maka setiap
bukti cinta tak pernah akan memunculkan kontradiksi. Karena cinta adalah harmoni, tak ada cinta
yang berlebih dan mubadzir. Bahkan bagi seorang Muslim urutan cinta adalah
suatu kejelasan; Allah, RasulNya, dan orang-orang yang
beriman. Ahlulbait adalah orang-orang yang beriman, yang merupakan kerabat
Rasulullah SAW. Cinta dalam aqidah tak
akan pernah bertentangan, karena garis syari' hanya satu, cinta kepada
Allah. Dan semuanya diturunkan dari rasa
cinta ini.
Maka mestinya rasa cinta
kepada Ahlulbait tak akan pernah melebihi rasa cinta kepada
Rasulullah SAW, dan rasa cinta kepada Muhammad bin Abdullah
tak akan pernah melebihi rasa cinta kepada Allah SWT, Rabb,
Khalik dan Malik manusia.
Juga rasa cinta kepada Ahlulbait itu tidak akan pernah
berkontradiksi dengan rasa cinta kepada kaum beriman. Karena
wala (loyalitas) kaum beriman hanyalah kepada Allah, RasulNya dan
orang-orang beriman. Dan juga
karena hakekat cinta itu sendiri yang berpilar tauhid.
Inilah cinta umat Muhammad
SAW, cinta kepada ahlul bait Rasulnya, karena rasa cinta kepadanya. Dan mereka cinta kepada Muhammad
SAW, karena cinta mereka sangat dan sangat bersangatan kepada
Tuhanya. Inilah diinul Islam. Dia tegak di atas sendi-sendi aturan
“langit”, di atas nilai-nilai luhur, dan berkembang dalam basis
fitri kemanusiaan. Apalah
artinya hijrah kalau amanah dilanggar; apalah artinya persiapan
teliti untuk suatu perjuangan Islam kalau amanah diabaikan ?. Sesungguhnya Islam tegak
dan ditegakkan untuk dan melalui nilai-nilai luhur yang datang dari
Allah, bukan menegakkan kekuasaan untuk kekuasaan. Dan bukan pula meraih kekuasaan
dahulu baru menegakkan nilai-nilai samawi.
Sejak panji
risalah ini dikibarkan, maka nilai-nilai “langit” ditegakkan
di bumi dengan kekuasaan ataupun tidak. Karenanya dalam titik ini, menegakkan
amanah, menegakkan satu nilai islami dalam diri seorang
Muslim berarti menegakkan Islam dan memancarkan keharumannya.
Inilah agama yang lurus.
Islam adalah agama yang
mulia. Hanya dengan kemuliaan dia
ditegakkan dan untuk kemuliaan dia tegak. Hanya orang-orang yang berhati
mulia ikut dalam barisannya dan tidak untuk mereka yang munafiq. Maka dalam pemahaman aqidah ini kekuasaan
hanyalah alat bukan tujuan, perangkat kekuasaan dan politik adalah sarana bukan
ghoyyah.
Qiadah (kepemimpinan)
muncul dari tegaknya nilai-nilai islami dalam dada setiap
Muslim, dan nilai-nilai itu yang ingin ditegakkan dengan ataupun tanpa
kekuasaan dan perangkatnya.
Sesungguhnya qiadah itu akan muncul dengan sendirinya,
manakala kondisi Islami telah tercipta. Ibarat buah, manakala tepung sari sudah
menempel pada putik, secara alamiah sunatullah, buah akan muncul perlahan
tapi pasti. Inilah diinul
Islam dengan misi tunggal rahmattan lil alamiin.
Amanah yang diberikan Tuhan
pada manusia adalah karena cintanya Allah pada manusia itu sendiri.
Dalam cinta yang saling berkait ini, maka segala amanah yang
diamanahkan; Istri, anak, rumah, harta, ilmu, waktu
dan semuanya amanah itu dikerjakan dengan rasa penuh cinta
pada Tuhan.
Untuk itu ingin saya petikkan
sebuah Firman suciNya; “sesungguhnya Allah telah menawarkan amanah itu kepada
langit, bumi dan bebukitan, namun semuanya menolak untuk
menanggungnya karena khawatir mengkhianatinya, lalu dipikulah
amanah itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh” ( al-Ahzab: 72).
Cerita klasik Romeo dan Juliet yang mati
bunuh diri bersama hanya karena sebuah cinta, yang kemudian banyak ditiru oleh
remaja di dunia.
. Sebagai contoh seorang anak yang
dibesarkann dengan penuh kasih sayang (Acceptance) dan keakraban dalam
lingkungan keluarga, ia akan belajar hidup penuh dengan cinta dan bersahabat.
Berbeda dengan lingkungan yang penuh dengan celaan, hinaan, permusuhan, yang
hanya akan menghasilkan manusia-manusia dengan pribadi labil dan kurang
bermoral.
Yang ada di hati mereka adalah rasa kasih
dan sayang dengan niat untuk menolong orang lain agar pembeli dekat dengan
keluarga yang dicintainya
“Berilah nafkah di jalan Allah, dan janganlah terjun dalam
kehancuran oleh tangan-tanganmu sendiri. Berubuatlah kebaikan. Sungguh, Allah
cinta orang yang berbuat kebaikan.”
Q.S 2 Surat Al
Baqarah (sapi betina) ayat 195
Bercita-citalah
besar, berpikirlah maju, anda tidak diciptakan untuk menjdi orang kalah, tetapi
and diciptakan sebagia Wakil Allah di muka bumi untuk memberikan kemajuan dan
kesejahteraan. Setiap langkah yang anda buat di muka bumi ini haruslah suatu
langkah kemenagnan. Ingat, Allah SWT berada sedekat dengan urat nadi kita, Dia
tidak ingin anda jatuh. Dia ingin anda berhasil. Dia mendanmpingi anda, dengan
suara hati-Nya. Apabila anda jatuh, sadarlah, berarti masih banyak ilmu Allah
yang belum anda ketahui. Pelajari kesalahan tersebut, cari jawaban megnapa
jatuh. Ambil jurus kedua dan bangkit lagi. Allah yang Agung menunggu kemenangan
anda. Dia begitu mencintai anda.
Selama ini banyak sekali kekeliruan
pemahaman tentang arti kepemimpinan. Pada umumnya orang melihat pemimpin adalah
sebuah kedudukan atau sebuah posisi semata. Akibatnya banyak orang yang
mengejar untuk menjadi seorang pemimpin dengan menghalalkan berbagai cara dalam
mencpaia tujuan tersebut. Mulai dari membeli kedudukan dengan uang, menjilat
atas, menyikut pesaing atau teman, atau cara-cara lain demi mengejar posisi
pemimpin. Akibatnya, hal tersebut melahikran pemimpin yang tidak dicintai,
tidak disegani, tidak dita’ati, dan bahkan dibenci. Pemimpin ini akan
mempergunakan kekuasannya untuk mengarahkan, memperalat, ataupun menguasai
orang lain, supaya orang lain mengikutinya. Umumnya jenis pemimpin seperti ini
suka menekan.
Anda bisa mencintai orang latn tanpa
memimpin mereka, tetapi anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai
mereka. Pernyataan ini, dapat meluksikan bahwa seorang pemimpin harus mampu
berhubungan secara baik dengan orang lain, dengan cara mencintai mereka.
Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja. Tangga
ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati
maka akibatnya orang lain tidak akan mendukung anda, karena mereka tidak
akan menyukai anda.
Nabi
Muhammad SAW telah melalui tangga ini untuk menjadi seorang pemimpin yang
dicintai. Beliau juga adalah seorang yang sangat jujur, sehingga dijuluki ‘Al
Amin’ atau orang yang sangat dipercaya.
Saya
akan memberi contoh lain tentang penampilannya sehari-hari: Bila ada orang yang
mengajaknya berbicara, ia mendengar dengan hati-hati sekali, tanpa menoleh
kepada orang lain. Tidak hanya mendengarkan kepada yang mengajaknya berbicara,
bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya. Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak
mendengarkan. Bila berbicara selalu bersungguh-sungguh, tetapi sungguh pun
begitu, ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan bersendan gurau, dan yang
dikatakannya selalu yang sebenarnya. Kadang ia tertawa sampai terlihat
gerahamnya – semula itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada – dan
menghargai orang lain. Bijaksana ia, murah hati, dan mudah bergaul.
Dia tidak hanya sebagai pemimpin
yang dicintai, dipercaya, dan pembimbing,, tetapi juga seorang pemimpin yang
sangat pemberani.
Di akhir perang Badar yang sangat
danhsayat itu, beliau berpesan kepada sahabatnya, sebuah pesan yang sangat
terkenal; “Kita baru saja menghadapi peperangan yang berat, dan peperangan yang
sangat berat sesungguhnya adalah perang melawan hawa nafsu.” Dan perang inilah
yang kita hadapi sekarang, yaitu perang melawan diri sendiri.
Saat ini memang ada pimpinan yang
sudah dicintai, dipercaya, dan juga pembimbign yang baik, tetapi umumnya
penaruhnya berhenti pada suatu masa saja, apabila terbukti atau dirasakan tidak
sesuai lagi dengan suara hati nurani manusia. Ketika suara hati merasakan ada
hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai, maka manusia yang telah dikaruniai
hati sebagai ‘radar’ oleh Tuhan, akan mampu mendetksi hal tersebut. Sifat
ajaran Nbi Muhammad SAW dalam intelektualdan spiritual. Prisipnya adalah
mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan keberhasilan.
Metode ilmiah demikian ini adalah yang terbaik yang pernah ada di muka bumi,
khususnya di bidang kepemimpinan dan akhlak, yang mampu memberikan kemerdekaan
berpikir dan tidak menentang kehendak hati nurani yang bebas, tidak ada unsur
pemaksaan yang menekan perasaan.
Semua terasa begitu sesuai dengan suara
hati, dan cocok dengan martabat kehormatan manusia. Sangat menjunjung tinggi
hati dan pikiran manusia, sekaligus membersihkan belenggu yang senantiasa
membuat orang menjadi buta. Dialah sebenarnya guru dari kecerdasan emosi atau
EQ, yang saat ini dan baru saja diakui lebih penting dari IQ, atau kecerdasan
otak
Tentang kepemimpinan, bahwa ia mulai
berjuang dari bawah sekali, sikapnya yang penuh kasih dan sayang itu, membuat
dirinya begitu dicintai banyak orang. Integritas dan kejujurannya yang tinggi
menjadikan dirinya begitu dipercaya sehingga ia mendapat julukan “Al Amin”.
Perjuangannya yang begitu konsisten telah menjadikan dirinya memiliki begitu
banyak pengikut, disamping ajarannya yang sangat sesuai dengan suara hati
manusia. Bimbingannya telah menciptakan begitu banyak pemimpin-pemimpin kaliber
dunia.
… Sungguh,
Allah cinta orang yang taubat, dan cinta orang yang bersuci diri.
Q.S.
2 Surat Al Baqarah (Sapi Betina) ayat 222
Seorang hamba
akan mendekatkan diri kepada-Ku, hingga Aku mencintainya, dan bila Aku
mencintainya, menjadilah pendengaran-Ku yang digunakannya untuk mendengar,
penglihatan-Ku yang digunakannya untuk melihat, tangan Ku yang digunakannya
untuk bertindak, sert kaki-Ku yang digunakannya untuk berjalan.
-
Hadits Qudsi
Dijadikan indah nampaknya bagi manusia
kecintaan kepada apa yng diinginkan wanita-wanita, putera-puera, emas dan perak
yang bertumpuk-tumpuk, dan kuda-kuda diselar tanda piliha, binatang ternak dan
tanah ladang. Itulah harta benda hidup di dunia. Tetapi Allah, pada-Nyalah
seindah-indah tempat kembali.
-Q.S.
3 Surat Ali Imran (Keluarga Imran) ayat 14
Wahai jiwa yang tenang …. Wahai
belahan jiwa. Kembalilah engkau kepada-Nya dengan jiwa yang penuh kedamaian. Ia
sangat mencintaimu. Ia sangat merindukanmu bagai buluh perindu …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar