Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Saya tersentak terbangun dari tidur lelap.
Nyenyak sekali
tidur saya saat itu, tidur yang sangat
nyenyak itu terusik oleh
sebuah daun yang terbang melayang ke
pipi. Saya tersentak dan
saya terkejut lalu terjaga. Anak saya Irsyad
tertawa-tawa karena
dialah yang melemparkan daun kayu untuk
membangunkan saya. Teman-
teman yang lainpun ikut terkekeh.
"Dengkur bapak hampir sama
kerasnya dengan suara air sungai. Dari tadi kami
perhatikan bapak
tidur sangat nyenyak ". Kata buyung; melihat saya terkejut ter
bangun, di tepi sungai diatas sebuah batu besar
yang licin. Semua
batu ditempat itu licin dan sangat besar. Oh
betapa nyenyaknya
tidur tadi. Betapa tidak , Ditengah hutan lebat,
di bawah pohon,
di tepi aliran sungai. Mendengar gemericik air,
merasakan tiupan
semilir angin di dedaunan, mendengar kicauan
burung dan menikmati
uir-uir rimba yang bernyanyi, semua itu
menyebabkan saya terlena
tertidur
dengan lelapnya. Apalagi tadi baru saja kami selesai
berolah raga yang meletihkan. Bermula
dari GOR H Agus Salim,
selesai olah raga Aerobik, lalu Armijn Raymon dan
Sulaiman saleh
punya ide untuk pergi ke Lubuk Tempurung di
"Tampat Guo" belim
bing kecamatan kuranji.
Mulai dari kepala bandar kami selusuri jalan setapak menuju
"tampat guo", dimana orang sering melaksanakan
"kaul"nya di bawah
pohon Beringin yang besar dan rimbun. Dari sana kami daki
bukit
selama 30 menit perjalanan, lalu sampai ke lubuk
tempurung, Lubuk
yang benar-benar seperti tempurung.
Banyak lubuk-lubuk yang
pernah saya kunjungi. Lubuk Paraku, lubuk
minturun,lubuk puti,
lubuk bonta, lubuk mata kucing, lubuk
Selasih, lubuk begalung ,
lubuk alung, lubuk Basung dan pincuran
lubuk. Namun lubuk yang
satu ini lubuk tempurung bukan main,
membikin saya berdecah
kagum. Air terjun yang tercurah deras
membentuk sebuah lekuk
seperti tempurung, dia bergaung dan bagaikan Goa,
Dalam lengkung
itulah terdapat lubuk yang biru, dalam, dengan
air yang sangat
bening dan jernih. Menyaksikan tempat yang
demikian indahnya kami
tak tahan. Segera membuka baju dan
berhamburan kedalam lubuk
itu. Adalah Irsyad yang pertama mencemplungkan
dirinya ke dalam
lubuk diikuti, Amin Leo, Ayub, nasrul,
piyan, Buyung, Armijn
Raymon dan Sulaiman Saleh. Sedangkan
Ucu dan Elmaneti menjaga
pakain di pinggir, takut kalau-kalau
pakaian ini di curi oleh
bidadari. Karena kalau bidadari yang mandi,
Malin Deman mencuri
pakaian, tapi jika Malin Deman yang mandi,
tentu Bidadari pula
yang akan mencuri pakaian. Ternyata
Sulaiman ingkar janji dia
ndak kuat berenang dan ndak tahan
berendam, dia keluar. Dia
bertugas menunggu pakaian sambil mengintip,
jika ada bidadari
yang datang mencuri, dia di tugaskan
untuk menangkap bidadari
itu.
Saya selami
lubuk itu , ternyata didasarnya ada pemandangan
yang sangat bagus, bagaikan kawah
gunung yang di hiasai oleh
aneka batu yang berubah-rubah warna nya. Berulang kali saya
menyelam, sambil melatih kemampuan dan daya tahan
paru-paru. Dari
kecil memang saya suka menyelaman dan
bertanding, siapa yang
paling tahan nafas dan paru-parunya.
Dan dengan menyelam pula
saya tembus curahan air terjun yang deras, karena
dari bawah air
yang dalam ini hempasan dan terpaan Air terjun tak
begitu terasa.
Masuklah saya ke balik Air terjun,
dari balik ini saya seakan
terkurung oleh gemuruhnya air terjun. Saya nikmati
betapa enaknya
di kurung oleh air terjun.
„
„
Kemudian kami naik ke pinggir
tempurung dari sana, enak
terjun. Dulu saya senang terjun loncat
indah, tapi kini badan
sudah gemuk. Saya coba menghayunkan
badan tinggi-tinggi lalu
terjun kepala, dengan tangan di kembangkan ,
dengan gaya terbang
saya terjun, dengan jurus Elang menyambar ayam.
Tapi karena sudah
tua dan badan sudah gemuk, manuever loncat indah yang saya laku
kan justru mengundang ke lucuan,
teman-teman tergelak ketawa
karena kucu menyaksikan orang gemuk bergaya
loncat indah. Kami
terkekeh-kekeh. Ah berenang yang
sangat mengasyikkan di Lubuk
tempurung.
„
„
Kemudian semua teman mulai mendaki menyelusuri
dinding batu
yang terjal di samping air terjun. Sayapun
tak mau ketinggalan,
tapi saya tak biasa mendaki di batu
yang licin dan tak punya
peggangan. Karena takut saya memanjat tebing itu
dengan hati-hati
sekali. Tapi karena terlalu hati-hati, justru
terpicak batu licin
berair serta berlumut, tak ayal lagi saya
terluncur, saya tergu
ling-guling jatuh, teman-teman berteriak.
"Hati-hati kata Armijn
Raymon. Bagaimana mau hati-hati orang sudah
jatuh. Dibatu licin
itu saya coba menggapai, namun tak satupun
tempat berpenegang.
Saya takut, ngeri pasti luka-luka atau patah.
Untunglah jatunya
langsung masuk sungai sehinggat tubuh ini selamat.
Andaikan saya
jatuh terhempas ke atas batu yang mengaga di bawah tentu
saya
sudah luka-luka atau patah-patah.
Teman-teman berteriak kecema
san. "Ada yang patah atau luka".
kata Sulaiman Saleh. Untunglah
Tuhan masih melindungi, saya hanya terbanting ke
sungai.
„
„
Kami tak putus semangat. Memanjat terus di
lakukan, Ternyata
pemandangan yang lebih indah dan asyik, justru
diatas dan di hulu
lubuk tempurung. Lubuk=lubuk kecil yang indah berwarna, hijau
dan merah, karena dedaunan dan bunga yang
yang larut dalam air
yang bening dan jernih itu.
„
„
Karena sudah letih memanjat . Terjatuh
dan terguling di
tebing yang terjal, ditambah dengan suasana
yang sangat nyaman,
asri dengan semilir angin di deaunan, diikuti
desah air sungai di
celah batu-batu besar, di tengah hutan
lebat itu, menyebabkan
saya terlena dalam tidur yang nyenyak.
Ternyata tidur nyenyak
tidak hanya di atas Alga Sring bed, tapi diatas
batu tanpa kasur
dan bantal , juga sangat enak.
Sehingga saya baru terbangun,
ketika Irsyad anak saya yang bungsu melempari saya
dengan dedau
nan. Dia terkekeh dan teman-temanpun tertawa
terbahak-bahak.
ð73
ð73
Š
„
„
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang,
kami harus pulang,
dengan kenangan yang tak kunjung hilang dari
ingatan. Bahwa lubuk
tempurung, bukanlah sembarang lubuk, dia telah
mengalahkan lubuk-
lubuk yang lain. Dari dalam lubuk hati yang
terdalam saya kagum
dan bersyukur pada Alllah, karena di lubuk itu
terbayang tangan-
tangan dan tanda kebesaran Allah dalam
ciptaannya ini. "Allahu
Akbar, Maha Besar Engkau Ya Allah yang telah
menciptakan tempat
yang se Indah ini" Di satu hari saya
akan kembali dan saya akan
terjun dan berenang lagi, seperti nikmatnya
hari ini. Minggu 10
Februari 1996.
„
„
Untuk semua itu saya panjatkan puji Syukur padanya
dan saya
teringat akan sebuah Firman
sucinya dalam Al-Qur'an surat
Al_Baqarah Ayat 74:
"Kemudian hatimu telah menjadi keras
seperti batu, malah lebih
keras (dari pada batu). Padahal diantara
batu-batu itu, sungguh
ada yang mengalir sungai-sungai, ada yang
terbelah-belah, maka
memancurlah air, dan ada pula yang
turun karena takut kepada
Allah. Dan Allah tiada lalai dari
perbuatan-perbuatan yang kamu
lakukan".
P a d a n g
10 Februari 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar