Oleh : Dr.H.K.Suheimi
Allahuakbar
9 X
Takbir dan Tahmid berkumandang melepas Ramadhan yang telah
menempa
dan mengasah jiwa kita
dan kita menyambut 1 syawal
dengan kelahiran pribadi muslim dengan segala atributnya yang
indah. Dengan takbir dan tahmid kita
lepaskan bulan kesembilan
Hijriah dengan takbir dan tahmid pula kita sambut
kelahiran itu,
Sebagaimana dulu pada saat kelahiran kita
setelah sembilan
bulan dalam kandungan ibu, kita pun disambut
dengan takbir, azan
dan qamat di telinga kanan dan kiri , sebagai rasa syukur
dan
pengakuan
akan kebesaran Allah swt. Dahulu kita lahir
tanpa
membawa dosa, kinipun demikian setelah
berpuasa dengan iman dan
ihklas , seperti saat dilahirkan ibu.
Id berarti kembali. Fithr atau fitrah
berarti kesucian ,
agama yang benar atau asal kejadian .
Apabila kita duduk terme
nung seorang diri, pikiran melayang,
Disaat kesibukkan hidup
atau keharuan hati telah teratasi
terdengaralah suara nurani
mengajak
berdialog mendekat atau
menyatu dengan sesuatu yang
mutlak, ialah Allah , mengantar kita
untuk menyadari betapa
lemahnya
manusia dihadapan Nya dan betapa kuasa dan perkasa Dia
Yang Maha Agung itu. Suara yang kita
dengar itu adalah suara
lahiriah . Setiap orang memiliki fitrah
itu , karena terbawa
serta olehnya sejak lahir walau sering kali, karena
kesibukkan
dan dosa ia terabaikan sehingga suaranya
demikian lemah tidak
terdengar lagi . Suara fitrah itulah yang di
kumandangkan pada
hari lebaran
Allahu akbar alahu
akbar . Bila kalimat itu
benar-benar tertancap di dalam jiwa
akan hilanglah segala ke
tergantungan kepada unsur-unsur lain kecuali kepada Allah sema
ta. Tiada tempat bergantung dan tiada tempat
menitipkan harapan,
tiada tempat mengabdi kecuali kepadaNya
semata . Tiada ada lagi
rasa takut
yang menghantui dan mencekam tiada pula rasa sedih
yang akan mengindap dan mencekam.
Cobalah beridul fitri cobalah kembali kepada fitrah ,
rasakan kebesaran dan kekuasaan Allah. Sadari kelemahan dan
kebutuhan anda di hadapanNya . Maka ketika
itu kita akan merasa
berani walau sendirian, aman walaupun tanpa
kawan, dan bahagia
walau hampa tangan . Orang-orang beriman
merasa tentram jiwa
mereka karena mengingat Allah , begitu pesan kitab suci
Dengan beridul fitri dalam arti
kembali kepada kesucian,
jiwa kita kembali sebagaimana keadaannya sebelum di nodai dosa ,
prasangka buruk dendam kesumat, dengki, culas dan
khianat. Dengan
kesucian jiwa kita akan memandang segala sesuatu
dengan pandangan
positif. Kita selalu berusaha mencari yang baik yang benar dan
yang indah. Mencari yang indah melahirkan seni. Mencari yang
baik akan melahirkan etika , mencari
yang benar menghasilkan
ilmu . Beridul fiti pada hakekatnya
mengantar kita menjadi
seniman, budiman
dan ilmuwan
Kalau idul fitri di fahami sebagai kembali kepada agama
yang benar , ini menuntut insan yang
merayakannya menjalin
keserasian hubungan karena keserasian tersebut
adalah tanda
keberagaman yang benar, agama menuntut
keserasian hubungan .
Makna tersebut juga menuntut lahirnya
upaya menasehati dan
tenggang rasa sehingga setiap yang beridul fitri harus sadar
bahwa
masing-masing dapat melakukan
kesalahan dan dari kesadar
annya ini ia bersedia menerima nasehat , serta
memohon maaf.
Dari sini lahir kesungguhan melakukan
shilaturrahim. Shilat
berarti menyambung
dan menghimpun. Ini berarti hanya
yang putus
dan terserak
yang di tuju oleh shilat itu. sedangkan rahim pada
mulanya berarti kasih sayang ,
kemudian berkembang sehingga
berarti pula kandungan- karena anak yang di
kandung selalu menda
patkan curahan kasih sayang . Bukan
bersilatur rahim namanya
orang
yang membalas kunjungan atau
pemberian, yang bersilatur
rahim adalah
yang menyambung apa yang pernah putus
Kata maaf asalnya
berarti "Menghapus" karena yang memaafkan
menghapus bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah memaafkan
nama
nya
apabila masih tersisa bekas-bekas di dalam hati apalagi
bila masih ada dendam membara
Cobalah beridul fitri dalam makna ini kita
akan merasakan
ketenangan hidup dan kebahagiaan yang tiada
taranya , sehingga
dapat mengantar anda meneteskan air mata keharuan
cinta yang tak
terbendung
Ber idul fitri dalam arti kembali ke asal kejadian mengan
tarkan kita akan kesadaran bahwa manusia
adalah mahkluk rohani
dan jasmani bahwa mereka semua adalah ber asal
dari satu kejadian
dan kesemuanya menghimpun satu umat . Karena
itu setiap manusia
di wajibkan memikirkan kesejahteraan orang
lain bahkan di wajib
kan
bermurah hati kepada semua wujud
Allahu akbar 3 X
Perintah Tuhan pada manusia adalah
seperti yang tertera
dalam sebuah FirmanNya. "Katakan
ya Muhammad, hanya satu saja
perintahKu pada kamu sekalian, hendaklah
Kamu berdiri seorang-
seorang atau berdua-dua menyembahku
dan kamu berfikir" Dalam
perintah ini tertera bahwa perintahNya yang
satu ialah berzikir
dan berfikir. Begitupun dalam ayat yang
pertama diturunkan itu
adalah perintah untuk mengingat Allah atau
berzikir dan berfikir.
Maka Zikir dan berfikir adalah perintah
Tuhan yang pertama pada
manusia.
„
„
Terlihat bahwa orang yang berkualitas
adalah orang yang
zikir dan berfikir. Orang yang berfikir ini juga
di suruh berfi
kir dengan menghitung laba rugi.
"Hisab dan hitunglah dirimu
sebelum datang hari
perhitungan". Marilah kita coba membuat
neraca, apakah selama ini kita
beruntung atau merugi. Jangan
ð73 Šsampai, "dihitung dagangan berlaba, rupanya pokok yang termakan"
ð73 Šsampai, "dihitung dagangan berlaba, rupanya pokok yang termakan"
„
„
Karena orang yang rugi adalah
orang-orang yang waktunya
berlalu, tapi keimanannya tidak bertambah. Ialah
0rang-oang yang
waktunya berlalu tapi amalnya tidak bertambah;
Ialah orang-orang
yang waktunya berlalu, tapi kebenarannya tidak bertambah.
Ialah
orang-orang yang waktunya berlalu tapi kesabarannya tak bertam
bah. Sebetulnya bulan Ramdahan adalah bulan yang memberi peluang
untuk menambah pahala, pahala hanya dapat di
jemput dengan amal,
amal di bulan puasa dinilai dan diberi penghargaan
sangat tinggi,
maka tiap detik waktu dalam bulan Ramadhan adalah
waktu dan detik
yang sangat berharga, maka tak ada alasan di bulan
Ramadhan boleh
menunda-nunda pekerjaan, berpuasa
bukanlah berarti kita ke
hilangan etos kerja. Jadi disamping
pekerjaan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang
tak boleh di tinggalkan harus
ditambah dengan pekerjaan ekstra dan pekerjaan
tambahan lain yang
akan menambah nilai dan
kualitasnya sebagai manusia. Banyak
rangkaian amalan yang justru dianjurkan
dalam bulan puasa, ada
nilai
tambah dangan nilai tambah amalan, maka rangkaian amalan
inilah yang secara beruntun membimbing dan membawa
kearah perole
han pahala yang banyak, makanya amal
dan kerja telah dimulai
sejak mulai sahur, subuh pagi... dst, setiap
detik adalah detik
yang harus di pertanggung jawabkan. Makanya
siang dan malam di
bulan Ramadhan adalah ada amal tambahan,
seperti juga ibadahnya
bertambah dengan shalat Tarwih,
tadarus, berzakat dll. Dengan
demikian kita raih pahala, dan orang
yang paling banyak dapat
meraih pahala dialah yang di sebut
Pahlawan. Karena Pahlawan
adalah mereka yang banyak memperoleh
pahala. Pahlawan berasal
kata dari pahala.
„
„
Puasa, imsak, menahan dan mengendalikan diri,
pengendalian
yang datang dari dalam diri sendiri. Memang
mudah mengendalikan
orang lain, memberi perintah, menyuruh
dan memberi instruksi,
tapi betapa sukarnya memerintah dan
mengendalikan diri sendiri
dan mengerjakan apa yang di suruh kan
pada orang lain supaya
dikerjakan oleh diri sendiri lebih dulu.
„
„
Di bulan Ramadhan dianjurkan memulai usaha
berangkat dari
mesjid, dan melekatkan hati di Mesjid.
karena mesjid di zaman
Rasul bukan hanya untuk shalat saja, tapi
juga untuk amal-amal
nyata yang lain. Dan ada satu hadis
Rasul yang berkesan ialah
:"Di akhirat kelak. Disaat tidak ada
perlindungan, disaat tidak
kemana lagi untuk mencari perlindugan, maka yang
masih di lindun
gi dan dapat perlindungan adalah pemuda yang
hatinya terkait di
Mesjid", tentu bukan berarti
tidur-tiduran didalam mesjid, tapi
adalah bekerja, menuntut ilmu akhirat
dan ilmu duniawi serta
menghasilkan kerja
yang bermanfaat dan berguna untuk meningkat
kan kemampuan diri dan untuk lingkuangannya,
sehingga pemuda ini
lahir sebagai manusia yang bermanfaat dan
berkualitas tinggi.
„
„
Puasa bertujuan meningkatkan iman, meningkatkan
amal, menja
di orang yang lebih berguna, menjadi orang yang
berkualitas yaitu
menjadI orang yang taqwa, karena disisi
Tuhan, tinggi rendahnya
seseorang itu tergantung dari ke takwaan serta
pengabdianya
untuk sesama dan untuk Tuhannya. Manusia yang
berkualitas adalah
manusia
yang bermanfaat bagi sesamanya.
„
„
Sebetulnya tidak ada alasan didalam bulan puasa
boleh meun
da-nunda pekerjaan dan bermalas-malasan,
membuang-buang hari dan
membuang-buang umur, merintang-rintang puasa.
Peluang dan kesem
ð73 Špatan yang terbuka luas di bulan ini adalah untuk dimanfaatkan
ð73 Špatan yang terbuka luas di bulan ini adalah untuk dimanfaatkan
dan di perhitungkan sebaik-baiknya. Siapa yang
berpuasa di bulan
Ramadhan dengan penuh ke imanan dan
penuh perhitungan akan di
ampuni dosa-dosanya yang lalu. Jangan sampai
yang di perolehnya
hanya sekadar haus dan lapar.
„
„
Orang yang rugi adalah
orang-orang yang waktu-waktunya
berlalu, tapi kebenanarannya tidak bertambah.
Seharusnya kebenar
an itu sebanding dengan umur, makin bertambah umur
makin bertam
bah kebenaran, namun masih ada kita lihat,
makin bertambah umur
makin membenarkan semua cara, tidak bisa
membedakan halal atau
haram, sama saja baginya yang yang
benar dan yang salah. Asal
tujuannya tercapai, semua di halalkan. Seharusnya
semakin tinggi
kedudukan seseorang semakin bertambah kebenaran
yang di anutnya,
tapi masih terlihat orang yang berkedudukkan
tinggi melecehkan
nilai-nilai kebenaran.
„
„
Orang yang rugi adalah orang=orang yang
waktunya berlalu,
tapi keasabarannya tak bertambah, karena tak
sedikit pula terja
di, semakin tua semakin pemarah, semakin
nyinyir, suka mencari-
cari kesalahn orang lain, berfikiran
negatif, dan berprasangka,
sehingga kalau di ukur banyak yang menderita
tekanan darah ting
gi. Mudah tersinggung, pembantu tidak hormat
dan tidak menjong
kok, dia tersinggung, kurang bawahan
melapor di hardik dan di
maki. Di bulan Puasa yang seharusnya bisa
mengendalikan diri dan
lebih sabar, tapi yang terjadi justru
sebaliknya. seakan-akan
puasa dijadikan alasan untuk dapat
membenarkan boleh marah ,
boleh menunda pekerjaan dan boleh bermalas=malas.
Agaknya penda
pat dan cara yang demikian adalah keliru.
„
„
Orang yang rugi adalah orang yang
menipu dan orang yang
tertipu. Orang yang menipu juga rugi, salah
satu contoh menipu,
ialah sewaktu ada yang berikrar mengatakan
:"Inna Shalati Wanusu
ki, wa mahyaya, wamamatii, Lilahirabbil
'alamin". sesungguhnya
shalatku, ibadahku hidupku dan matiku hanya
semata-mata karena
Allah seru sekalian alam. Tentu dia dikatakan
menipu kalau semua
itu tidak di amalkannya. Maka banyak para ulama
menganjurkan do'a
iftitah yang di baca itu di ganti dengan
"Allahumma bait, baini
wa baina dst" Ya Allah jauhkanlah antara
diriku dan kesalahanku,
sebagaimana Engkau menjauhkan Timur dan Barat
dst....".
„
„
Orang yang merugi adalah mereka yang
berpusa, tapi yang di
perolehnya hanya sekedar lapar dan dahaga. Ini
dapat di ukur dan
dilihat dari perangainya sesudah bulan
puasa, apakah sama saja
perangai dan tingkah lakunya, sebelum dan sesudah
bulan Ramadhan.
Ramdhan baginya berlalu begitu saja,
tanpa merubah sikap dan
perangainya.
„
„
Kita berharap kiranya bulan puasa ini dapat
merubah nafsu
amarah dan nafsu lawwamah
menjadi nafsu mutmainah, sehingga
sewaktu menghadap Tuhan kelak, kita di
panggil dengan panggilan
:"Ya aiya tu hai nafsu mutmainnah..... Wahai
jiwa yang tenang dan
tentram, kembalilah kepada Tuhanmu
dalam keadaan Ridha dan di
Ridhai. Masuklah ke dalam golongan
hamba-hambaku dan masuklah
kedalam syorgaku.
Allahu akbar 3 X walilahilham
M a g e k 3
Maret 1995
ð73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar